Struk pembelian

.

.

.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Hari terus berganti dan bulan pun sudah berganti, kini masa hukuman satria tinggal satu bulan lagi. Dia sudah tidak sabar ingin membungkam mulut - mulut para orang yang sudah menghinanya terutama kedua kakak iparnya.

" Din, nanti sore ikut mas menemui nenek. Mas sudah mengatur waktu yang tepat untuk pertemuan kali ini , mas minta kamu nanti bisa mengambil hati nenek. Nenek orangnya memang tegas dan dia kalau bicara suka tidak terkontrol. Tapi dia orangnya baik jadi kamu jangan takut. " Ucap satria memberitahu dinda jika siang ini dia ada pertemuan dengan nenek.

Deg.

Jantung dinda seakan berhenti berdetak saat suaminya mengatakan ingin membawanya bertemu dengan nenek. Nenek satria adalah orang terkaya di kotanya bahkan perusahaan STR Group nenek suaminyalah yang mendirikannya.

" Tapi mas aku takut jika nenek mas tidak setuju dengan pernikahan yang sudah kita jalani ini. " Ucap dinda takut.

" Sssst.... Tidak perlu takut. Nenek tidak pernah memandang orang dari segi materi. Karena nenek juga terlahir bukan dari kalangan orang kaya. Dia justru lebih parah dari kehidupan kita ini, nenek dulu pernah menjadi pemulung dan buruh cuci juga. Jadi jangan pernah takut jika nenek memandang orang dari segi materi " Ucap satria menyakinkan dinda.

Dinda mengangguk setelah mendengar penjelasan daei suaminya.

" Jadi hari ini mas tidak jualan ?" Tanya dinda .

" Tidak din. Sepertinya mulai hari ini mas tidak berjualan lagi, gerobaknya akan mas berikan kepada pak marno. Dia kemarin sudah mas tawarkan untuk meneruskan jualan es cendol ini dan alhamdulillah dia mau din. Tidak apa-apakan kalau mas tidak berjualan lagi.?" Tanya satria sambil tersenyum meminta persetujuan sang istri.

" Tidak apa - apa dong mas, sekarang uang suamiku kan sudah kembali banyak. Jadi tidak masalah meskipun satu tahun tidak bekerja. Heheee " Ucap dinda sambil terkekeh.

Dinda hanya bercanda, dia tidak seperti wanita matre diluaran sana yang memanfaatkan uang suami nya untuk membeli barang - barang mewah dan branded. Dinda tidak mau dicap wanita yang hanya memanfaatkan uang suaminya.

" Bercanda loh mas " Ucap dinda lagi.

" Kalaupun serius tidak masalah loh sayang ku, uang ku adalah uang mu juga. Apapun yang kamu inginkan mulai sekarang akan mas kabulkan. Sekarang sebut saja kamu mau apa ? Jika kamu diam saja mas akan menyuruh asisten mas untuk mengirim barang - barang mewah untuk mu. " Ucap satria sedikit mengancam.

Jika tidak diancam seperti itu sudah pasti dinda tidak akan meminta sesuatu. Satria sudah hafal benar dengan karakter istrinya. Wanita cantik, lembut, sederhana dan tidak banyak menuntut.

" Jangan mas ! Emm... Aku mau minta di sewakan tempat untuk buka usaha. " Ucap dinda akhirnya memberitahu apa yang dia minta.

" Oh... Mas lupa, dari dulu kamu ingin mempunyai usaha dibidang kuliner. Baiklah mas akan siapkan semuanya dalam seminggu semuanya akan beres dan tempat itu akan bisa langsung beroperasi. " Ucap satria mengabulkan permintaan istri tercintanya dengan senang hati.

" Terimskasih mas " Seru dinda lalu memeluk satria dengan erat.

Satria berjanji mulai saat ini dia akan membahagiakan istrinya, selama dua tahun ini dinda sudah setia mendampingi satria dalam suka maupu duka tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan saat mereka hanya makan dengan ikan asinpun dinda tidak mengeluh justru dialah yang menguatkan satria untuk selalu sabar dan tetap semangat.

" Mas aku kerumah bapak dulu ya mengantar obat yang semalam mas belikan. Aku lupa belum mengantarkannya, yang dirumah obat bapak habis sampai siang ini saja. " Ucap dinda izin kerumah orang tuanya.

Meskipun dekat dinda tetap harus izin dengan orang tuanya dan dia tidak akan pergi jika suaminya tidak mengizinkan.

" Iya pergi saja, mas menunggu pak marno katanya hari ini akan datang mengambil gerobak sekalian mau belajar bikin es cendol yang enak" Ucap satria.

Dinda mengangguk lalu dia masuk kekamar mengambil obat yang semalam dibelikan oleh satria. Semenjak habis operasi pak karim memang hanya dirumah saja, sudah tidak menggarap sawah lagi. Lagipula sawah yang digarappun bukan milik pribadi melainkan milik tetangga dengan sistem bagi hasil. Dan untuk kebutuhan obat dan kontrol rumah sakit semua ditanggung satria. Ketiga saudaranya sama sekali tidak mau membantu. Begitupun dengan para ipar - iparnya , hanya beni yang mempunyai sedikit rasa perduli. Beni perna0h memberikan dinda uang 2 juta untuk membantu membeli obat pak karim, namun dinda menolaknya karens dia tidak mau sang kakak alias rena salah paham.

" Ada mbak rena sama mbak sinta juga ?" Seru dinda saat masuk kerumah orang tuanya sudah ada rena dsn sinta duduk di ruang tamu.

" Iya dong memangnya kamu jam segini baru datang menjenguk bapak ! Bapak itu sakit tapi kamu tidak perduli, padahal rumah paling dekat." Seru rena sinis.

" Loh , bapak tidak sakit dia memang harus banyak istriahat. Tahu sendiri kondisi bapak seperti apa dan bukan berarti bapak sakit. Lagipula selama bapak dirumah sakit sampai dirumah aku dan mas satria yang mengurusnya. Biaya rumah sakit juga suamiku yang menanggungnya,biaya obat juga suamiku. Lihat nih aku datang kesini membawakan obat untuk bapak. Jangan anggap aku ini tidak perduli, selama sebulan ini aku dan mas satria loh yang mengurus bapak sampai semua biaya nya dan aku lakukan semua itu ikhlas, sebagai tanda bakti kami kepada bapak. Lantas apa yang sudah kalian lakukan? Hahhh ..! " Tanya dinda dengan geram.

Dia tidak habis fikir dengan kelakuan kakak dan para iparnya itu. Bisanya menganggap dinda tidak perduli dengan orang tuanya.

" Biaya rumah sakit dari hutang saja bangga. Apalagi cuma obat harga paling tidak sampai 100 ribu." Ucap sinta istri rudi.

" Biarpun hutang yang penting tidak merepotkan kalian dan tidak minta kalian yang membayarnya. Kamu bilang 100 ribu ? Oke kalau kalian mau tahu , ini struk pembelian obat tadi malam masih aku simpan " Ucap dinda sambil mengulurkan struk pembelian obat. Beruntung tadi malam struk itu tertinggal dalam plastik obat dan dinda mengambilnya dan menyimpan dalam dompetnya.

Dinda sendiri selama sebulan ini tidak tahu berapa harga obat yang tiap minggu dibelikan suaminya untuk bapaknya. Baru tadi malam dinda tahu nominal yang dikeluarkan satria setiap minggunya. Ternyata satria memberikan obat dengan harga yang cukup mahal.

" Sembilan juta lima ratus ? " Seru rena dan sinta bersamaan.

Iya, sekitar 9,5 juta yang tiap minggu satria keluarkan untuk membeli obat yang hanya 5 macam itu. Rena dan sinta terkejut dengan harga obat yang dikonsumsi oleh pak karim.

" Ini pasti bohong. Ini struk punya orang terus kamu pungut dan kamu tunjukan kepada kami. Dasar licik kamu dinda " Seru sita tidak percaya dengan struk yang diberikan oleh dinda.

" Kalau kalian tidak percaya kalian bisa periksa saja ini obat - obatan yang ada di dalam plastik ini dan cocokan sama struk yang kalian pegang. Oh iya bukannya mbak sinta bilang lulusan kesehatan pasti tahu dong dengan obat - obat ini" Ucap dinda tersenyum sinis.

Dia sudah tahu jika sinta memang pernah kuliah dibidang kesehatan namun berhenti hanya sampai semester dua saja itupun berhenti tanpa kabar, alias keluar begitu saja tanpa membayar uang kuliahnya di semester 1 dan 2. Semester dua saja hanya diikuti selama 1 bulan saja.

" Tapi aku mana tahu soal obat beginian, karena ini bukan bidangku. Inikan obat sakit jantung ,sedangkan aku dulu ambil kuliah perawat." Ucap sinta gugup.

" Nah justru perawat itu biasanya dia malah lebih tahu,tapi kalau mbak saat kuliah bodoh dan berhenti di tengah jalan ya percuma, pasti tidak ada yang mbak tahu. " Ucap dinda penuh sindiran.

" Maksud kamu bicara seperti itu apa ? Kamu meragukan kemampuan ku ?" Tanya sinta lantang.

Dengan kasar sinta mengambil obat - obatan yang ada di tangan dinda lalu mencocokannya dengan struk pembelian. Dinda terus menatap kakak iparnya yang berpura - pura mengecek obat.

" Iya ren ini obat memang mahal. "Ucap sinta .

" Banyak juga hutang mereka mbak, untuk obatnya bapak saja dalam sebulan ini sudah 36 juta, belum biaya rumah sakit kemarin , belum biaya kontrolnya.. Kamu yakin bisa bayar hutang kamu din ?" Tanya rena dengan heran.

" Itu soal mudah, jika aku tidak bisa mengembailkan uang itu tinggal jual saja rumah ini. Lagipula sertifat rumah ini sudah aku jaminkan saat meminjam uang waktu itu. Ini rumahkan sudah hak ku, mbak rena dan yang lainnya masing - masing sudah bapak kasih hak kalian sebanyak 150 juta saat kalian awal menikah. Lagi pula hutangku tidak banyak kok cuma 200 juta saja dan itu untuk biaya bapak" Ucap dinda dengan santainya. Padahal apa yang dia ucapkan semuanya bohong.

Rumah orang tuanya ini memang sudah menjadi haknya dinda bahkan sertifikat sudah atas nama dinda. Seminggu yang lalu pak karim sudah memberikan sertifikat asli rumahnya kepada dinda, dia meminta dinda yang menyimpannya jangan sampai jatuh ketangan ibu atau ketiga kakaknya. Ketiga kakaknya ternyata mengincar sertifikat rumah. Sedangkan sertifikat yang ada dalam lemari ibu rahayu adalah sertifikat palsu yang masih atas nama ibu rahayu.

" Kurangajar ! Ini rumah bukan milikmu dasar dinda adik tidak tahu diri. " Teriak rena.

" Rena ini ada apa ?" Tanya ibu rahayu yang baru saja keluar dari kamar.

" Ini buk, dinda ternyata menjaminkan sertifikat rumah ini untuk mencari hutangan untuk biaya rumah sakit bapak." Ucap rena menujuk dinda.

Ibu rahayu langsung menatap dinda bengis,terlihat sekali kebencian diwajahnya. Padahal dinda itu juga anak kandungnya tetapi tidak tahu semenjak dinda menikah dengan satria, dia menjadi membencinya.

" Kamu menggadaikan sertifikat rumah ini din ? Dan hanya 200 juta, dasar bodoh !! Rumah dan tanah ini jika di jual bisa laku 350 juta dinda. Kalau kamu tidak bisa membayar hutang itu mau tinggal dimana bapak sama ibu." Ucap ibu rahayu.

Namun tiba-tiba ibu rahayu kembali masuk kamar dan mengacak - acak isi lemari mencari sesuatu yang sangat berharga, dia tersenyum saat menemukan apa yang dia cari.

" Dasar pembohong !! Ini apa sertifikat rumah masih ada di lemari ku. Awas kamu din sudah berani berbohong " Ucap ibu rahayu.

" Bercanda bu " Ucap dinda dengan santainya.

Dinda melangkah menuju kamar yang dulu menjadi kamarnya, diksmarnya itu pak karim sedang betistirahat. Pak karim memang meminta untuk tidur dikamar dinda karena kamar dinda ini letaknya di belakang jadi tidak berisik.

**********

TETAP DUKUNG KARYA - KARYA AUTHOR YA KAK .

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

KrisTie Lyiee

KrisTie Lyiee

tadi lima dan sekarang dua

2024-03-18

2

Firman Firman

Firman Firman

lanjut 💪

2024-02-03

3

Drs. Mardelis Mardelis

Drs. Mardelis Mardelis

lanjut

2024-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!