Datang ke perusahaan

.

.

.

💕💕💕💕💕💕💕

" Rud , kamu dipanggil keruangan menejer " Ucap teman sekantor rudi.

Rudi hanya mengangguk dan pergi menuju ruangan menejer pemasaran yang tak lain dan tak bukan adalah Tono. Dengan percaya dirinya rudi masuk keruangan tono tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Bapak memanggil saya ?" Tanya rudi yang sudah duduk di kursi seberang tono.

" Mas rudi jangan formal begitu dong. Aku jadi tidak enak loh, panggil Tono saja tidak perlu embel - embel pak. Lagipula disini hanya ada kita berdua kok, oh iya kenapa aku baru tahu kalau mas rudi ini kakaknya dinda. Kalau tahu dari dulu pasti aku akan meminta bantuan mas rudi untuk mendekati dinda." Ucap tono dengan percaya diri tinggi, padahal belum tentu dinda mau sama dia.

" Kalau itu beres nanti aku bantu kamu untuk mendapatkan dinda. Lagipula suami dinda itu tidak bisa membahagiakan dinda, biasalah pedagang cendol cuma bisa mengumpulkan uang recehan. " Ucap rudi memandang rendah pekerjaan satria.

Tono memang sengaja memanggil rudi untuk dimintai tolong agar dirinya bisa dekat dengan dinda. Apalagi sekarang tono sudah menjabat sebagai menejer dan mempunyai banyak uang sudah pasti dinda akan semakin tergila - gila dengannya. Pemikiran yang sangat dangkal sekali Tono.

" Jika mas bisa membuat aku dan dinda dekat bahkan sampai menikah aku akan memberi imbalan yang cukup besar untuk mas. Mau mas rudi, mas reno ataupun mbak rena masing - masing akan aku berikan uang 50 juta. Dan satu lagi, aku tahu mas rudi memakai uang perusahaan 200 juta. Mas tenang saja aku tidak akan membocorkan masalah ini jika mas bisa bekerjasama dengan ku " Ucap Tono tersenyum licik.

Deg..

Rudi tertegun dan kaget mendengar pernyataan dari tono. Ternyata tono tahu soal uang yang dia gelapkan, uang itu saat ini sudah dia belikan mobil.

" Kamu tahu soal itu ?" Tanya rudi gugup.

" Awalnya aku tidak tahu. Karena dibagian pemasaran ada yang tidak beres dengan keuangan, aku mencari tahu soal masalah itu dan ternyata sumber nya dari mas rudi. Kamu tenang saja mas aku tidak akan membuka masalah ini karena sebentar lagi kita akan menjadi keluarga " Jawab tono dengan jelas.

" Terimakasih tono. Uang itu aku gunakan untuk membeli mobil , kamu tahu sendiri gajiku sebagai staff pemasarab tidaklah besar apalagi gaya hidup istriku yang seperti orang kaya , jadi terpaksa aku melakukan hal ini. Dan soal aliran dana jika aku bisa melakukannya kenapa kamu tidak bisa" Seru rudi sambil memainkan alis nya.

Tono tahu maksud rudi, tanpa rudi mengajarinya dia sudah melakukannya. Namun tidak mau memberitahu rudi , tono cukup cerdik menyimpan bangkainya sehingga rudi tidak bisa mengelabuhinya jika suatu saat nanti terjadi masalah dengan keuangan di perusahaan.

" Aku tidak mau, aku mau yang lurus - lurus saja mas. Apalagi aku ini masih baru menjabat menejer , yang ada mereka nanti akan curiga dengan ku.." Ucap tono beralasan.

" Itu sih terserah kamu. Oh iya apa ada lagi yang ingin kamu sampaikan ? Kalau tidak ada aku mau balik bekerja , karena hari ini pekerjaanku sangat banyak mungkin juga sampai lembur. Oh iya semalam bapak masuk rumah sakit, untuk mengambil hatinya lebih baik kamu jenguk bapak. Siapa tahu bapak juga ikut setuju untuk menikahkan kamu dengan dinda, soal satria itu mudah , sekali tepuk dia pasti sudah ketakutan " Ucap rudi memberitahu jika pak karim dirawat dirumah sakit.

" Baiklah nanti sepulang dari kantor aku mau kerumah sakit. Terimakasih atas infonya mas rudi. " Seru tono .

Rudi mengangguk lalu bangkit dan keluar dari ruangan tono menuju meja kerjanya. Disana pekerjaannya sudah menantinya.

" Kenapa kamu dipanggil pak menejer ?" Tanya teman kantor rudi.

" Biasa ada laporan yang dia tanyakan " Jawab rudi berbohong.

" Oh...." Jawab teman rudi hanya berohria.

Saat jam makan siang satria datang keperusahaan untuk menemui indra. Meskipun sudah dibebaskan dari masa hukuman nya , satria belum 100 % mengambil alih kepenimpinan perusahaan. Dia tetap mau menyelesaikan hukumannya yang tinggal 2 bulan lagi.

" Kamu akhirnya kembali keperusahaan ini bos. Bagaimana hidup diluaran sana ? Apa istrimu sudah tahu siapa kamu yang sesungguhnya ?" Tanya indra beruntun.

" Dia sudah tahu tapi dia mau aku tetap merahasiakan siapa diriku yang sebenarnya. Dia tidak mau para saudaranya akan menjilat ludah mereka sendiri , apalagi kedua kakak nya bekerja disini juga. Suami mbak rena juga bekerja disini tapi selama ini dia sama tidak pernah menghinaku. Dia pendiam dan memang jarang bicara ," Ucap satria menjelaskan.

Indra sudah tahu semua siapa- siapa saja yang di bicarakan oleh satri, dua diantaranya masuk dalam penyelidikan indra. Siapa lagi kalau bukan Tono dan Rudi, untuk reno belum diketemukan bukti - bukti kecurangan diperusahaan.

" Kapan kamu bawa dinda menemui nenek ? " Tanya indra .

" Nanti tunggu mertua ku keluar dari rumah sakit, karena dinda masih disibukkan dengan bapak. Anak - anaknya tidak ada yang mau bergantian menunggu bapak dirumah sakit. Ya sudah aku pulang dulu , karena kamu tak kunjung memberikan berkas -berkas yang harus aku tanda tangani. " Ucap satria.

Indra lupa jika kedatangan satria dia yang meminta untuk menandatangani berkas - berkas kerjsama yang harus satria langsung yang menandatangani. Biasanya mereka bertemu disuatu tempat saat satria sedang berjualan, tapi kali ini satria diminta datang langsung keperusahaan.

" Ini tuan satria " Ucap indra sambil meletakkan berkas diatas meja.

Tidak menunggu lama, satria langsung menandatangi berkas - berkas itu tanpa membacanya terlebih dahulu . Dia sudah percaya penuh dengan Indra , indra sudah 8 tahun bekerja dengannya, tepatnya bekerja semenjak perusahaan masih dipegang nenek satria. Sudah 3 tahun ini nenek satria memilih istirahat dan menyerahkan perusahaan sama satria, berhubung satria masih menjalani hukuman jadi perusahaan di percayakan kepada indra. Jika memang indra mau berkhianat sudah dari dulu dia membawa lari uang perusahaan.

" Tidak kamu baca dulu " Tanya indra.

" Tidak perlu, aku percaya sama kamu. Tidak mungkin kamu merugikan perusahaanku " Jawab satria dengan mudahnya.

" Padahal di kertas - kertas itu sudah aku selipkan berkas pencairan dana sebanyak 10 milyar yang akan masuk ke rekeningku sendiri. Baguslah kalau tidak kamu periksa, akhirnya saldo tabungan ku akan bertambah. Hahaaaa " Ucap indra tertawa lepas.

Plakkkk

Satria langsung memukul mulut indra menggunakan berkas yang baru saja dia tanda tangani. Dia tahu jika indra hanya bercanda, tapi dia tidak suka dengan tertawanya indra yang berlebihan.

" Sakit bosss " Seru candra sambil memegang mulutnya yang berdenyut.

" Makanya kalau tertawa itu tidak usah berlebihan begitu. Seperti tidak pernah diajarkan sopan santun " Ucap satria.

" Cieee... Yang sudah punya sopan santun, padahal dulu dia paling urakan dan paling sombong. Sudah sombong , boros , bodoh pula. Heheee...banyak tu yang manfaatin uang mu tapi itu dulu " Seru indra kembali tertawa.

Penyesalan terbesar satria adalah kebodohannya , dulu dia benar - benar bodoh. Dia tidak bisa membedakan mana teman yang tulus dan mana yang modus. Dulu teman - temannya mendekatinya hanya karena mau dengan uang satria saja. Liburan, belanja, makan dan ke club malam semua itu menggunakan uang satria. Tak jarang dalam sehari dia menghabiskan uang 100 juta. Bahkan sampai sekarang temannya yang berhutang belum dikembalikan.

" Jangan mengingatkanku sama masalalu. Sudah aku mau pulang, tidak perlu kamu antar. Aku bisa pulang sendiri." Ucap satria lalu bangkit dan keluar ruangan indra.

Tidak ada orang atau karyawan yang tahu jika satria adalah pemilik perusahaan STR Group karena dia belum pernah memimpin perusahaan secara langsung. Sehingga saat dia melewati beberapa karyawan pandangan mata karyawan terlihat sangat aneh, karena satria hanya mengenakan pakaian sederhana.

" Hehhh... Ngapain kamu disini ?" Tanya reno saat melihat satria yang baru saja keluar dari pintu lift.

" Mas reno. Emm... Aku ada perlu sama teman ku yang bekerja disini.

" Oh mau cari hutangan ? Makanya jangan sok mau membiayai rumah sakit bapak segala, mana ruang VIP dasar miskin ya miskin saja. Kalau seperti ini kamu sendirikan yang repot. " Cibir rendra dengan memandang sinis satria.

Satria mengepalkan tangannya , menghina boleh saja asal tahu tempatnya. Satria juga punya harga diri, kali ini reno menghina satria diperusahaan satria bahkan banyak karyawan yang memandang kearah mereka karena memang sudah jam makan siang sehingga karyawan banyak yang mau keluar dan melewati lantai bawah.

" Kamu boleh menghinaku tapi tolong tahu tempat dan situasi " Ucap satria.

" Heleh... Masih punya malu juga kamu ?" Tanya reno mincibir.

" Bukan hanya aku yang malu tapi kamu dan saudaramu yang akan malu. Karena mereka akan tahu jika aku ini saudara ipar kalian, dan saudara iparmu ini datang kesini untuk menemui temannya karena mencari hutangan untuk membayar biaya rumah sakit bapak mertuanya. Apa tidak malu tuh, dua anaknya karyawan tetap disini dan menantunya juga karyawan diperusahaan ini tapi biaya rumah sakit saja tukang cendol ini yang harus menanggungnya. Teruskan saja menghina agar karyawan disini tahu jika kalian itu pelit dan kikir sama orang tua. " Ucap satri dengan pandangan yang sulit diartikan.

Reno langsung diam seribu bahasa, dia melirik kekanan dan mekiri banyak karyawan yang memandang kearah mereka. Reno berharap mereka tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh satria. Jika mereka mendengar sudah pasti, rudi reno dan beni akan malu.

" Sekarang cepat pergi " Ucap reno sedikit berbisik.

" Tanpa kamu usirpun aku akan pergi " Ucap satria.

Satria pergi meninggalkan gedung perusahaan STR Group, reno memandang kepergian satria sampai tubuh satria tak terlihat lagi.

**********

RATE BINTANG 5 NYA DULU YUK KAK.

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

lanjut

2024-02-03

2

Nida Kalapati

Nida Kalapati

ceo sabar.

2024-01-13

0

Drs. Mardelis Mardelis

Drs. Mardelis Mardelis

hinaan yang terlalu

2024-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!