Pak karim sakit

.

.

.

[ Semua data yang kamu minta sudah aku kirim lewat email. Kamu pasti akan terkejut melihatnya, siap - siap saja bermain dengan para iparmu boss ] Ucap indra lewat sambungan telepon

[ Ok.. Terimakasih. Satu lagi tolong kamu cari tahu tentang menejer baru di bagian pemasaran, yang bernama Tono Gunawan ] Ucap satria.

[ Banyak sekali kasus yang kamu selidiki boss. Tapi baiklah serahkan semuanya kepada ku , besok kamu akan menerima laporannya. ]

Klik...

Sambungan telepon langsung diputus secara sepihak oleh indra sang assisten kurangajar itu.. Namun satria tidak pernah marah, namun hanya menggerutu saja.

" Kenapa mas ?" Tanya dinda sambil meletakkan kopi hitam kesukaan suaminya.

" Tidak apa - apa din, ini hanya soal pekerjaan di kantor. Terimakasih untuk kopi nya istriku sayang" Ucap satria lalu menyeruput kopi hitam yang masih mengepul.

" Hati-hati masih panas mas " Seru dinda mengingatkan.

Aauuoowww...

Tiba - tiba satria menjerit sambil meletakkan kopi di atas meja. Dia mengusap bibirnya yang kepanasan, baru saja diingatkan dinda sudah terjadi beneran.

" Lagian kopi panas main di hajar saja " Ucap dinda sambil terkekeh.

" Lupa din " Jawab satria singkat.

Tok Tok Tok

" Dinda... Din, dinda !! " Teriak orang dari luar rumah

Dinda bangkit dan membuka pintu , ternyata pak tarno yang mengetuk pintu tidak beraturan. Hampir saja dinda memarahinya .

" Ada apa pak ?" Tanya dinda.

" Itu din, pak karim... Pak karim pinsan disawah. Sekarang sudah kami bawa kepuskesmas, tadi sudah kerumah tapi rumah bapakmu kosong." Ucap pak tarjo dengan nafas yang tersengal - sengal.

Hahhh...

Bapak pingsan ?

Dinda sangat terkejut mendengar bapaknya pingsan, dinda tidak banyak bertanya lagi. Dia langsung mengajak satria untuk melihat keadaan pak karim dipuskesmas. Padahal satria ingin berjualan namun digagalkannya karena bapak mertuanya lebih penting.

" Bagaimana keadaan bapak saya dokter ?" tanya dinda saat sudah berada dipuskesmas.

" Pak karim harus dibawa kerumah sakit karena disini peralatannya tidak lengkap sehingga tidak bisa memastikan sakitnya pak karim. Tapi dilihat dari gejalanya sepertinya pak karim terkena serangan jantung. Bahaya tidaknya bisa diperiksa secara intensif dirumah sakit, soalnya disini hanya puskesmas kecil. " Ucap dokter menjelaskan.

Jantung ?

Dinda menangis saat dokter mengatakan kemumgkinan sakit jantung. Dinda sampai lupa menghubungi ibu dan kakak - kakaknya.

" Din, sudah jangan menangis. Sekarang lebih baik kita bawa bapak kerumah sakit yang lebih besar, kasihan bapak jika kita terus begini. Masalah biaya kamu jangan khawatir, semua itu menjadi urusanku. " Ucap satria .

" Iya mas, terimakasih. Tapi aku belum menghubungi ibu dan kakak ku. Mereka harus tahu jika bapak sakit. Mas kok bapak belum sadar ya, bapak tidak apa - apa kan mas ?" Tanya dinda dalam tangisnya .

" Insya allah bapak tidak apa-apa. Sekarang kita berangkat kerumah sakit, mas sudah meminta ambulan untuk mengantarkan ke rumah sakit. Nanti diperjalanan kita hubungi ibu dan yang lainnya." Ucap satria dengan lembut.

Dinda mengangguk, pak karim kini sudah dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Perjalanan kerumah sakit lumayam jauh. Sekitar 40 menit baru bisa sampai rumah sakit.

[ Assalmualaikum bu... Ibu dimana ?] Tanya dinda lewat sambungan telepon.

[ Ibu baru saja pulang arisan, kenapa din ? ] Tanya ibu rahayu.

[ Bu, bapak tadi pingsan saat disawah sekarang sedang dalam perjalanan kerumah sakit ]

[ Bapak pingsan ? Terus sekarang kamu bawa kerumah sakit ? Lancang kamu dinda , sehsrusnya kamu bicara dulu sama ibu atau sama kakakmu jangan memutuskan sendiri seperti ini. Kamu mau bayar pakai apa, biaya rumah sakit itu mahal dinda. Cukup kamu bawa kepuskesmas sudah sembuh ]

[ Ya Allah ibu... Ini nyawa bu ! Tadi bapak sudah ditangani di puskesmas tapi dokter puskesmas menyarankan agar bapak dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sampai sekarang bapak juga belum sadarkan diri bu, bahkan ini nafas saja dibantu oksigen ]

[ Ya sudah... Nanti ibu bicara sama kakak - kakakmu dulu. Sudah ibu mau menghubungi mereka dulu ]

Sambungan telepon terputus dan tatapan dinda tertuju kearah pak karim yang sampai sekarang belum juga sadarkan diri.

Setelah menempuh perjalanan 40 menit mobil ambulance sudah sampai didepan rumah sakit yang sangat besar. Kedatangan ambulance itu langsung disambut oleh beberapa dokter dan perawat. Mereka sigap membawa pak karim keruangan UGD.

" Kok dokternya sigap banget mas, seolah mereka tahu jika kita datang membawa pasien ?" Tanya dinda heran.

" Tadi mas sudah menghubungi pihak rumah sakit" Jawab satria.

" Jadi ini rumah sakit mas satria ?" Tanya dinda.

Satria hanya mengangguk dan tersenyum kepada dinda. Dinda sendiri hanya melongo, ternyata orang yang dia nikahi adalah seorang sultan dan benar-benar sultan. Dia mengira jika sultan hanya ada di dunia selebritis saja.

" Bagaimana keadaan mertua saya Fadli ?" Tanya satria tanpa ada embel - embel dokter.

" Bisa bicara keruangan saya ?" Tanya dokter fadli.

Dinda dan satria mengikuti dokter fadli, mereka masuk keruangan dokter fadli. Dokter fadli menceritakan keadaan pak karim, dinda semakin menangis saat mengetahui ayahnya harus melakukan operasi pemasangan ring.

" Jadi sakit jantung bapak sudah parah ?" Tanya dinda seolah tidak percaya dengan penjelasan dokter fadli.

" Iya Non, ayah anda sepertinya sudah lama mengidap sakit jantung namun beliau tidak pernah memeriksakannya dan tidak menjaga pola makan serta kesehatannya. " Ucapan dokter fadli ada benarnya.

Sebenarnya sudah beberapa bulan ini pak karim sering sakit - sakitan tetapi tidak mau berobat sama sekali karena dia berdalih jika hanya kecapean sehingga tidak perlu kedokter.

" Lakukan yang terbaik untuk mertua ku, aku percayakan perawatan mertuaku kepadamu." Ucap satria yakin.

" Saya dan tim dokter yang lainnya akan melakukan yang terbaik untuk pak karim. Sekarang Tuan urus berkas persetujuan operasi nya, agar operasi pak karim bisa segera dilakukan..Tapi menunggu keadaan pak karim stabil terlebih dahulu. " Ucap dokter fadli tetap hormat.

Padahal dokter fadli adalah sahabat satria , sahabat dari masa kecil satria sampai mereka lulus SMA. Mereka terpisah saat menempuh bangku kuliah.

Dinda dan satri sudah keluar dari ruangan dokter fadli dan kembali keruangan UGD namun pak karim sudah dipindahkan kekamar rawat inap VIP. Pak karim dirawat secara intensif untuk memulihkan kondisi tubuhnya terlebih dahulu baru akan di lakukan operasi pemasangan ring.

" Dinda !" Panggil rudi dan yang lainnya.

" Bagaimana keadaan bapak ?" Tanya rudi mewakili para rombongan.

" Bapak harus operasi pemasangan ring mas, dan sekarang bapak masih melakukan perawatan untuk menstabilkan keadaanya baru dalam 2 atau 3 hari ini akan dilakukan operasi " Ucap dinda menjelaskan.

Apa ?????

Rombongan itu kaget dengan serempak. Yang ada difikiran mereka saat ini adalah soal biaya. Operasi pemasangan ring itu tidaklak murah apalagi dirumah sakit besar seperti ini. Sedangkan pak karim tidak mempunyai kartu kesehatan, punya juga tidak bisa digunakan sampai kota.

" Kamu gila dinda ? Kita mau bayar pakai apa ?" Tanya reno dengan kesal.

" Kita bisa patungan, jika biaya habis 20 juta kita bagi 4 dan masing - masing 5 juta. Tadi aku tanya di administrasi biaya operasinya sekitar 20 juta belum biaya perawatan nya " Ucap dinda semakin membuat ketiga saudaranya melongo.

" Aku tidak mau !" Tolak rena dengam cepat.

" Rena , kok kamu bicara seperti itu sih nak. Bapak itu sedang sakit dan butuh biaya untuk operasi. Jadi kalian semua yang harus menanggung biaya rumah sakit bapak. Sawah juga belum waktunya panen " Ucap ibu rahayu.

" Rudi juga tidak bisa bu..Rudi harus bayar cicilan rumah . Belum biaya salonnya sinta " Ucap rudi menolak.

" Reno juga tidak bisa " Ketiga anaknya menolak untuk membantu biaya rumah sakit pak karim.

Satria heran dengan ketiga kakak iparnya disaat seperti ini tidak ada satupun yang mau perduli dengan orang tuanya. Mereka lebih mementingkan gaya hidup mereka daripada kesehatan orang tuanya. Dindapun mengepalkan kedua tangannya setelah mendengar jawaban dari ketiga kakaknya.

" Terus bagaimana biaya rumah sakitnya ?" Tanya ibu rahayu.

" Minta saja sama dinda dan satria karena mereka yang lancang membawa bapak kerumah sakit besar ini. " Ucap reno menunjuk satria dan dinda.

" Hanya rumah sakit ini yang jaraknya paling dekat, lagipula ini juga buat bapak orang tua kalian juga. " Ucap dinda.

Mendengar perdebatan yang tidak ada pangkal dan ujungnya, bahkan tidak ada penyelesaiannya. Akhirnya satriapun angkat bicara.

" Aku yang akan menanggung semua biaya bapak selama dirumah sakit ini. Dari biaya operasi, obat dan perawatan semua aku yang tanggung. Jadi kalian semua jangan berdebat lagi. Sebenarnya kalian ini bukannya tidak punya uang tapi kalian pelit, jaminan kesehatan dari perusahaan tempat kalian bekerja sebenarnya bisa digunakan untuk bapak. Karena kartu kesehatan itu juga berguna untuk orang tua kandung kalian. " Ucap satria.

" Jangan sok tahu kamu. ! Silahkan saja kamu tanggung semua biaya rumah sakit bapak lagipula memang kalian kan yang membawa bapak kerumah sakit ini. Ehh... kamu tahu darimana soal jaminan kesehatan perusahaan bisa untuk orang tua kandung juga padahal tidak setiap perusahaan punya kebijakan seperti itu..?" Tanya rudi penasaran karena adik iparnya yang miskin bisa tahu soal jaminan kesehatan di perusahaan tempat kerjanya.

" Karena aku yang membuat peraturan " Jawab satria dengan santai.

Hahahahaaaaa

Rudi dan rombongannya tertawa, mereka menertawakan kegilaan satria. Ya , mereka menganggap satria sudah gila.

" Dasar adik ipar gila ! Dinda , dinda kenapa kamu mau sama orang yang tidak waras ini..?" Tanya reno sambil tertawa.

*********

RATE BINTANG 5 NYA DULU KAK

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

kalian yg gila GK waras orang tua sakit mlh mikirin yg lain 😡dasar anak durhakim kalian yg ada diotak hanya harta,,sebagai seorang istri ibu Rahayu trlalu bego😡

2024-02-03

2

Ari Ani

Ari Ani

geram aku nengok kakak2nya Dinda😡

2024-01-19

0

Qorie Izraini

Qorie Izraini

pecat saja mereka semua satria
tunjuk kan siapa kamu sebenar ny
tapi....
setelah kejahatan mereka yerbukti
biar tau rasa tuch manusia sombong.
dan utk emak ny dinda, nyadar enggak tuch orang.
mana anak dan menantu yg berbakti
das mana yg tdk

2024-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!