Kesombongan tono

.

.

.

💕 HAPPY READING 💕

Prraaanggg....

Piring dibanting begitu saja oleh Rudi, dia tidak suka dinda mengungkit soal apapun yang berhubungan dengan uang.

" Cuma segitu saja bangga !! Kamu kira aku tidak bisa membeli makanan seperti ini, kalau begini ceritanya lebih baik besok - besok jangan ada lagi makan malam keluarga seperti ini. Benar - benar memalukan, baru juga bisa membeli makanan seperti ini sudah bangga, perhitungan , dasar adik tidak tahu diri !! " Seru rudi dengan amarah nya.

Semua pasang mata menatap kearah rudi yang sedang memarahi dinda. Satria sebagai suami dan sebagai lelaki yang punya tanggung jawab menjaga dinda tidak terima dengan sikap rudi yang membentak dinda dengan kasar. Satria juga tidak tinggal diam, dia menjawab perkataan rudi namun dia bicara dengan lembut dan sopan.

" Mas rudi sudah jangan diperpanjang lagi. Tolong bicaralah dengan baik tanpa harus menggunakan emosi, dinda ini juga adik nya mas rudi." Ucap satria mencoba menghentikan amarah rudi.

" Heehhh... Siapa kamu ngatur - ngatur aku ? Kamu disini itu tidak ada hak untuk bicara, kamu bukan siapa-siapa..Aku tidak sudi menganggapmu adik ipar. Cuma pedagang cendol saja bangga. " Cibir rudi semakin melebar kemana - mana.

Pak karim masih menjadi penonton keributan antara anak dan menantunya. Dia sudah hafal betul dengan karakter anak - anak dan menantunya.

" Satria sudahlah kamu jangan ikut campur, ini urusan antara adik dan kakak. Kami sebagai kakak hanya ingin menasehati dinda agar dia tidak kurangajar dan sombong. Sombong kalau suaminya orang kaya atau direktur sih tidak masalah,ini sombong tapi suaminya hanya pedagang cendol " Ucap reno ikut berbicara.

Semua orang yang ada di meja makan ikut tertawa dengan lantang kecuali pak karim dan beni. Beni suami rena memang tidak banyak bicara dan jarang mau ikut campur dengam urusan para iparnya.

" Sudah diam ! Jika kalian mau terus ribut lebih baik kalian keluar dari rumah bapak. Disini kita itu untuk makan bukan untuk ribut, rudi reno !! Duduk !!" Ucap pak karim yang akhirnya membuka suara.

" Ini semua gara - gara dinda pak. Dia sombong, hanya soal makanan sampah ini saja dia mengungkit " Seru rudi kesal.

" Jika kamu menganggap makanan ini sampah lebih baik kamu tidak usah ikut makan. " Seru pak karim bijak.

" Bapak tidak bisa seperti itu dong. Bagaimanapun rudi ini anak kita, tidak boleh asal bapak usir begitu. Sudah rudi, sekarang lebih baik makan dan jangan perdulikab ucapan bapakmu" Ucap ibu rahayu membela rudi.

Merekapun melanjutkan makan malam yang sempat tertunda karena sebuah keributan. Selesai makan malam,mereka semua berkumpul di ruang tamu untuk berbincang - bincang santai. Kali ini sarah dan sinta yang harus mencuci piring dan peralatan makan yang kotor. Rena membuatkan teh dan kopi untuk teman mereka mengobrol.

Biasa nya pekerjaan itu sudah menjadi tigas dinda seorang diri dan tak jarang satria juga membantunya. Namun berkat pak karim akhirnya dinda terbenas dari tugas itu.

Saat mereka sedang mengobrol tiba - tiba ada suara mobil masuk di pekarangan rumah pak karim. Ibu rahayu dan rena sudah tahu siapa yang datang, tamu itu memang sengaja mereka yang mengundang.

" Assaamualaikum " Seru seseorang dari luar rumah.

" Waalaikumsalam " Jawab semuanya serempak. Kini rena, sinta dan sarah sudah ikut bergabung dan duduk disamping suaminya masing - masing.

Sedangkan anak rena, tiara dan gibran sedang menonton televisi. Rudi sudah mempunyai 1 anak perempuan berumur 15 tahun saat ini sedang duduk di bangku SMA kelas 1, sedangkan reno mempunyai anak laki - laki yang berusia 12 tahun saat ini kelas 6 SD.

" Ehh... Nak tono ?. Silahkan masuk nak , ibu kira kamu tidak jadi datang." Ucap ibu rahayu menyambut hangat kedatangan tono.

" Iya bu " Jawab tono sopan.

Tono masuk lalu menyalami semua orang yang ada diruangan itu. Tatapannya terlihat mengejek saat menyalami satria.

* Ngapain sih anak ini datang kerumah ?. Apa dia ada urusan dengan ibu, tapi urusan apa?* Gumam dinda.

Dinda memang mengenal tono karena tono dulu kakak kelasnya saat SMA dan tono pernah mengutarakan perasaannya kepada dinda dan dinda menolaknya.

" Kalian sudah kenalkan sama tono ?" Tanya ibu rahayu.

Dengan serempak anak - anak ibu rahayu mengangguk . Apalgi rudi dan reno memamg mengenal baik tono. Mereka kerja di perusahaan yang sama namun beda jabatan, tono sekarang sudah menjabat sebagai menejer sehingga rudi dan reno pun segan dengan tono meski usia mereka jauh berbeda.

" Satria ini itu tono, dia teman SMA nya dinda. Sekarang dia sudah sukses dengan menjadi seorang menejer diperusahaam besar. Dulu padahal ibu sangat berharap dinda bisa menikah dengan tono ehh tapi menikahnya sama kamu, dinda memang bodoh pilih suami lelaki kere " Ucap ibu rahayu sinis.

" Ibu ! Hargai satria sebagai suaminya dinda " Tegur pak karim.

" Heleh bapak ini dikit - dikit selalu membela satria. Bapak dikasih apasih sama menantu miskin bapak ini ? " Tanya ibu rahayu kesal.

" Sudah pak, tidak apa-apa. Lebih baik bapak istirahat saja " Ucap satria tidak mau memperpanjang masalah apalagi sekarang pak karim sering sakit - sakitan.

Pak karim mengangguk lalu dia meninggalkan perkumpulan yang sudah tidak sehat lagi. Benar kata satria lebih baik dia istirahat. Dia percaya dengan satria, satria menantu yang baik dan bisa membahagiakan dinda.

" Tono ini kopinya " Ucap rena meletakkan kopi untuk tono.

" Terimakasih mbak rena " Jawab tono sopan.

" Memangnya mas tono ini bekerja dimana ?" Tanya satria ingin tahu banyak tentang tono.

" Saya bekerja di STR Group, sudah 5 tahun saya bekerja disana. Dan sudah 3 bulan ini saya dipercaya menjadi menejer pemasaran, jabatan menejer itu gajinya besar loh. Sekitar 17- 25 juta , belum intensif dan bonusnya. Apa kamu mau bekerja disana juga, tapi sebagai OB.. Lumayan daripada keliling jualan cendol " Ucap tono dengan angkuhnya.

Satria dan dinda hanya tersenyum tipis, mereka belum tahu jika pemilik STR Group ada dihadapannya. Sekarang juga satria bisa mendepak mereka dari perusahaan dengan satu kali panggilan telepon. Tapi belum saatnya, satri ingin bermain - main dengan para tikus - tikus kecil perusahaanya.

" Terimakasih. Saya lebih senang menjadi tukang cendol " Ucap satria.

" Bodoh ! " Gumam tono pelan tapi masih bisa didengar oleh satria.

" Coba dulu kamu menikah dengan tono Din, pasti saat ini hidupmu sudah bahagia dan terjamin. Tidak akan merasakan yang namanya kesusahan uang." Ucap ibu rahayu benar-benar tidak menghargai satria sebagai menantunya.

" Kebahagiaan tidak di ukur dengan uang bu. Aku dan mas satria sudah hidup bahagia, meskipun hanya pedagang cendol mas satria sangat bertanggung jawab. Bahkan aku tidak pernah merepotkan orang tua dan tidak pernah meminta pinjaman uang sama ibu kan ? Tidak seperti yang bekerja kantoran tapi sering pinjam uang dan masih saja merepotkan " Ucap dinda menyindir kakak - kakanya.

Rudi, reno dan rena mengepalkan kedua tangannya, mereka tersinggung dengan perkataan dinda. Namun karena ada tono orang yang mereka segani akhirnya mereka bertiga meredam amarahnya.

" Ren, aku bawa anak - anak pulang ya. Kasihan gibran sudah mengantuk " Ucap beni memilih mengajak anak - anaknya pulang daripada harus ikut membahas hal yang tidak penting.

" Oh... Ya sudah tidak apa - apa mas " Jawab rena.

Beni mengajak kedua anaknya pulang dengan mengendarai motor, biar saja rena pulang dengan jalan kaki , lagi pula jarak rumah juga tidak terlalu jauh.

" Bahagia itu perlu uang dinda " Ucap sarah ikut bersuara.

" Bener itu din. Karena kesalon kita butuh duit, jalan butuh duit semua butuh duit dinda " Tambah sinta.

" Itu kalau mbak sarah dan mbak sinta tapi tidak dengan dinda. Buat apa bahagia dan bisa beli ini itu tapi uang hasil yang tidak jelas " Ucap dinda langsung membungkam mulut para iparnya.

" Maksud kamu apa din ?" Tanya reno.

Dinda hanya menganggkat kedua tangannya sambil mencebikkan bibirnya. Jujur reno, rudi dan tono tersinggung dengan perkataan dinda. Ucapan dinda itu dikit tapi tepat sasarannya.

" Satria ! Ibu minta kamu ceraikan dinda agar dinda bisa ibu nikahkan dengan tono, biar ibu bisa membanggakan tono sebagai menantu ibu" Ucapan ibu rahayu bagaikan sambaran petir bagi dinda dan satria.

Ibu rahayu sudah keterlalun, teganya dia meminta satria untuk menceraikan dinda agar dinda bisa mereka nikahkan dengan tono. Mereka hanya memandang orang dari segi harta kekayaannya saja.

" Ibu ! " Bentak dinda dengan lantang.

" Ibu tidak takut berdosa bicara seperti itu ? dinda tidak menyangka jika ibu mempunyai fikiran yang picik seperti itu. Ingat bu , sampai kapanpun aku dan mas satria tidak akan bercerai !! Lihat saja suatu saat kalian semua akan menyesal , termasuk kamu Tono !!" Bentak dinda dengan lantang.

" Kamu membentak ibumu dinda ? Dasar anak kurangajar kamu dinda ! Aku ibu yang sudah melahirkanmu tapi kamu bicara keras kepadaku. Ingat dinda jika surgamu itu ada pada ibumu ini. " Seru ibu rahayu.

" Maaf, dinda tidak bermaksud untuk menentang ibu..Tapi ibu benar - benar sudah kelewatan. Maaf, dinda dan mas satria tidak bisa ikut melanjutkan obrolan ini. Kami mau pulang,kami butuh istirahat karena besok mas satria harus jualan. " Ucap dinda bangkit dan menarik tangan satria meninggalkan perkumpulan orang - orang yang tidak waras itu.

Satria mengikuti langkah kaki dinda, dia tahu saat ini dinda sedang menahan tangisnya. Dinda tidak mau terlihat lemah dihadapan keluarganya sehingga dia menahan air matanya, dan saat sudah sampai rumah air mata itu tumpah bagaikan air hujan yang turun dengan derasnya.

******

RATE BINTANG 5 NYA YA KAK.

LIKE, KOMENTAR, VOTE , FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Tri Utari Agustina

Tri Utari Agustina

Mereka tidak tahu kalau Satria itu Direktur

2024-03-24

5

Dhe K

Dhe K

terimakasih thor utk cerita nya....
tapi kenapa rata rata tokohnya cuman etok etok misquin yaaaaaa....


kok hidup ku ndak etok etok tapi ajeg misquin thorrr 😭😭😭😭😭😭

2024-02-18

0

Firman Firman

Firman Firman

dasar seorang ibu yg bodoh ,, biasanya ibu itu lebih sayng ,,dn lebih besar perhatian dan kasih sayang nya kpda ank nya ini mlh mau ngejual ank nya demi harta 😡😡

2024-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!