Cerita satria

.

.

.

Pov. Dinda

Jam 12 malam aku terbangun, aku memang biasa bangun malam untuk sholat malam. Namun kali ini aku bangun bukan karena ingin sholat, karena aku lagi libur sholat. Aku bangun karena ingin mengambil air minum, kerongkonganku terasa gatal dan kering mungkin efek cuaca yang memang akhir - akhir ini sangat panas. Malam pun terasa panas dan gerah.

Saat aku bangun aku lihat disampingku tidak ada mas satria. Jika dia sholat pasti ada di dalam kamar, karena rumah ini tidak ada tempat khusus untuk sholat. Kami biasa sholat di dalam kamar.

Aku turun mencari keberadaan mas satria, ternyata mas satria ada di ruang tamu. Pelan - pelan aku menghampiri mas satria, namun aku terkejut saat didepan mas satria ada sebuah laptop yang sedang menyala dan jari - jari mas satria memainkannya dengan lihai. Sejak kapan mas satria mempunyai barang elektronik semahal itu. Aku pun kembali mendekat untuk menyapa mas satria namun tiba - tiba ponsel mas satria berdering.

[ Hallo Indra ! apa kamu sudah mengumpulkan semua data yang aku minta ]

Suara mas satria terdengar sangat tegas, bahkan aku tidak menyangka jika suami ku bisa bicara setegas itu. Aku tidak tahu dia menghubungi siapa yang aku tahu orang itu bernama indra, itupun karena mas satria tadi memanggilnya indra.

[ Baiklah,besok kamu temui aku ditempat biasa. Aku belum bisa masuk kantor karena nenek masih menghukum ku. Tapi soal perusahaan aku selalu memantaunya dari jauh. Jangan lupa laporkan apa saja yang terjadi di perusahaan ]

Perusahaan ? Mas satria bicara soal perusahaan ? Aku semakin curiga jika suamiku ini merahasiakan sesuatu dari ku. Aku menikah sudah dua tahun dengan mas satria tapi apa benar dia merahasiakan sesuatu dari ku.

" Mas satria " Aku memanggil mas satria dari belakang.

Mas satria langsung mencari sumber suara dan menatapku dengan gugup. Kalau seperti ini aku yakin jika mas satria benar - benar menyembunyikan sesuatu. Aku ingin tahu hal apa yang dia sembunyikan.

" Dinda ? Emm... Kamu sudah lama disitu ?" Tanya mas satria gugup.

" Sudah lumayan lama, sebelum kamu menerima telepon tadi aku sudah ada di belakang mu mas. Maaf, bukan aku mau menguping pembicaraan mu mas. Tapi aku ini istrimu dan aku berhak tahu apa yang sedang kamu sembunyikan dariku. " Ucapku memgintimidasi mas satria.

Apapun yang disembunyikan oleh suamiku aku harus tahu, karena sebagai seorang istri aku berhak tahu. Jika dia tidak mau memberitahu ku berarti dia memang tidak menganggapku ada.

" Kenapa diam mas ?" Tanyaku dengan wajah serius.

" Aku akan menceritakan sesuatu kepadamu tapi mas mohon kamu jangan marah dan jangan memotong ceritaku sampai aku selesai bercerita." Ucap mas satria akhirnya ingin bercerita.

" Aku tidak akan marah jika mas memang jujur " Jawab ku singkat.

Huuuffffftt

Terdengar mas satria membuang nafas dengan panjang, seperti nya rahasia yang selama ini dia sembunyikan benar - benar serius.

" Selama ini kamu mengenalku dengan nama Satria Perkasa W, Apa kamu tahu kepanjangan huruf W dibelakang namaku ?" Tanya mas satria.

Aku hanya menggelengkan kepalaku secara perlahan, karena aku memang tidak tahu apa arti atau kepanjagan huruf W dibelakang mas satria.

" Huruf W dibelakang namaku adalah nama keluarga besar ku , Wardoyo. Aku adalah Satria Perkasa Wardoyo pemilik perusahaan STR GROUP tempat kedua kakakmu dan ipar mu bekerja. " Ucapan mas satria berhasil membuat jantungku seakan berhenti berdetak.

Aku apa sedang bermimpi ? Suamiku ternyata pemilik STR Group, perusahaan besar yang bergerak dibidang ekspor impor itu. Tapi kenapa selama ini mas satria menutup jati dirinya bahkan hidup serba kekurangan.

" Mas serius ?" Tanya ku memastikan.

" Mas serius Din. Sudah 5 tahun ini mas memang hidup sebaga warga biasa, mas tidak diberikan fasilitas apapun oleh nenek. Mas seperti ini karena mas dihukum nenek, mas selama ini hanya menghambur - hamburkan uang perusahaan sampai perusahaan terancam bangkrut. Dan orang - orang yang mendekati mas hanya ingin dengan uang mas saja. Maka dari itu mas dihukum selama 5 tahun ini, dan tidak diperbolehkan membuka jati diri mas kepada siapapun tak terkecuali kamu dan keluarga kamu. Dan baru sebulan ini mas kembali diberikan fasilitas, kartu kredit dan semua ATM mas dikembalikan lagi. Dan mas mulai memantau perusahaan, mas harap kamu jangan membenci mas, karena mas tidak bermaksud membohongi kamu." Ucap mas satria menceritakan semuanya panjang lebar.

Aku tertegun mendengar penjelesan mas satria , ternyata suamiku adalah orang kaya. Aku tidak marah dengan mas satria, justru aku bangga karena mas satria sudah berjuang dan bertahan hidup dengan menjadi pedagang cendol. Seorang direktur menjadi pedagang cendol keliling.

" Aku tidak marah mas , justru aku bangga karena mas satria selama 5 tahun ini sudah menjadi pribadi yang baik. Bahkan selama 2 tahun pernikahan kita kamu kuat menghadapi hinaan keluarga ku." Ucap ku sambil memeluk mas satria.

" Terimakasih dinda, terimakasih. Hukumanku tinggal 2 bulan lagi, dan setelah hukuman itu selesai aku akan membawamu kerumah pribadiku. Nenek pasti sangat menyukaimu, meskipun kamu belum pernah bertemu nenek tapi aku yakin nenek sudah sering melihatmu. Diam - diam nenek selalu mengintai kehidupan kita. " Ucap mas satria membuat aku semakin tertegun.

" Mas aku ini hanya orang miskin, apa aku pantas bersanding dengan mu mas ? Aku takut nenek tidak menyukaiku " Ucapku merendah diri.

Mas satria menegakkan kepalaku lalu menganggkat dagu ku, dia memandangku dengan pandangan penuh kasih sayang lalu mencium bibir ku sekilas, aku tahu mas satria sengaja hanya mencium sekilas karena dia tahu aku sedang kedatangan tamu bulanan.

" Nenek pasti bisa menerimamu dengan baik seperti kamu bisa menerima ku apa adanya. Tolong rahasiakan semua ini dari yang lain dan keluargamu, suatu saat nanti mas sendiri yang akan membuka jati diri mas yang sebenarnya. " Ucap mas satria tetap mau merahasiakan siapa dirinya.

Aku setuju dengan mas satria, jika keluargaku tahu sudah pasti mereka akan menjilat ludahnya sendiri. Mereka akan merongrong mas satria . Aku tahu betul bagaimana tabiat ketiga saudaraku.

" Iya mas. " Jawab ku singkat.

" Sekarang kamu sudah tahu siapa mas kan ? Jadi kamu tidak curiga mas dapat uang darimana ? Kemarin - kemarin kamu mengira mas dapat uang dengan cara haram kan ? " Ucap mas satri sambil terkekeh.

" Maaf mas,aku kan tidak tahu. Aku hanya takut jika mas satria melakukan hal yang tidak baik. Tapi sekarang aku sudah tahu jika suamiku orang kaya, jadi aku bisa dong shopping beli apa saja yang aku inginkan." Ucap ku sambil tertawa padahal aku hanya bercanda saja. Tapi jika mas satria mengiyakan siapa takut.

Mas satri tertawa sambil mencubit hidungku yang mancung, boleh dong percaya diri mengatakan hidungku mancunng. Kenyataannya hidungku dan hidung mas satria sama - sama mancung.

" Boleh dong sayang ku. Apapun yang kamu minta dan kamu inginkan boleh kamu beli. Tapi tetap rahasiakan dulu siapa mas yang sebenarnya, biarkan saja mereka menerka - nerka mas dapat uang darimana " Ucap mas satria sambil mengusap pucuk kepala ku.

Aku mengangguk dengan bahagia, mulai besok aku akan menghabiskan uang suamiku. Aku akan membalas perlakuan para istri kakakku yang selalu mengatakan aku dekil dan baju - baju ku kumal.

" Aku akan membuat para istri kakak ku melongo melihat perubahan kita mas. Jujur aku memang dari dulu ingin membalas rasa sakit hatiku ini mas, bukan maksud untuk dendam tapi untuk membuktikan jika kita juga bisa hidup seperti mereka mas. " Ucapku menjelaskan agar mas satria tidak salah paham.

" Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan sayang. Sesekali mereka memang harus di beri pelajaran. Sudah sekarang kita tidur lagi yuk, sudah dini hari. Lihat sudah hampir jam 2 malam " Ucap mas satria sambil menujuk jam dinding yang menempel didinding.

Aku mengangguk lalu bangkit , begitupun mas satria. Dia mematikan laptop nya dan membawa masuk kekamar.

Pagi menjelang, kali ini mas satria tidak berjualan karena dia akan mengantarkan ku berbelanja. Hari ini mas satria berniat akan membelikanku perhiasan, karena menurut mas satria selama 2 tahun menikah mas satria tidak pernah memberikanku perhiasan. Hanya cincin nikah itupun sudah terjual untuk perbaikan gerobak mas satria.

" Mas beneran mau beliin aku perhiasan ?" Tanya ku mamastikan kembali.

" Iya dinda ku sayang. Nanti kita naik mobil saja ya, tadi mas sudah meminta sopir untuk menjemput mas. Hukuman mas tinggal 2 bulan lagi namun nenek sudah berbaik hati mengembalikan semua fasilitas yang mas punya. Nanti kalau orang tanya bilang saja kalau itu taksi online." Ucap mas satria.

" Ok suamiku " Aku mengacungkan jari jempolku dengan penuh semangat.

Saat kami hendak keluar rumah tiba - tiba ibu ani pemilik kontrakan datang menagih uang kontrakan. Aku lupa jika sudah 2 bulan ini kami tidak bayar kontrakan.

" Eh... Ibu Ani. Mau minta uang kontrakan ya bu ?" Tanyaku dengan ramah.

" Iya din , apakah uangnya sudah ada?. Maaf ibu bukannya mau menagih tapi memang butuh untuk bayaran sekolah si apri." ucap ibu ani.

Apri adalah anak ibu ani yang kini duduk di bangku SMA dia anak yang baik, pintar serta sopan. Jika bertemu dengan mas satria saat mas satria sedang berdagang dia selalu mengajak teman - temannya untuk melarisi dagangan mas satria.

" Alhamdulillah uangnya ada bu, masuk dulu bu saya ambilkan uangnya" Ucapku mengajak ibu ani masuk.

" Disini saja Din, kalian juga mau pergikan." Ibu ani berucap dengan sopan.

Aku hanya mengangguk dan masuk kekamar mengambilkan uang untuk membayar kontrakan. Mas satria memintaku untuk melebihkan uangnya agar bisa digunakan untuk membayar sekolah apri.

" Bu, maaf ya kami menunggak selama dua bulan " Ucap mas satria meminta maaf.

" Tidak apa - apa nak satria, ibu senang kalian mau tinggal di rumah ini. Dengan begitu rumah ini tidak akan rusak" Ibu ani bicara dengan sopan dan ramah.

" Bu, ini 1 juta untuk bayar sewa selama 2 bulan kemarin. Dan ini 1 jutq lagi sewa untuk dua bulan kedepan, mumpung kami ada rezeki jadi kami bayar sekarang. Dan ini 2 juta untuk membantu bayar sekolah Apri. Tolong diterima ya bu, kebetulan kami ada rezeki lebih. " Ucapku memberikan uang itu ditelapak tangan ibu ani.

Ibu ani terlihat kaget dan tidak percaya dengan uang yang aku berikan. Dia mencoba menolak tapi aku dan mas satria tetap memaksanya. Akhirnya ibu ani menerima uang pemberian kami dan ribuan doa baik ibu ani panjatkan untuk kami. Ibu ani memang orang baik, meskipun dia seorang janda dan hidupnya pas - pasan dia sering membantu kami. Dia tidak marah saat kami menunggak membayar kontrakan, padahal hanya kontrakan ini harapan satu-satunya. Ibu ani jika pagi berjualan nasi uduk dan soto di depan rumahnya.

Setelah ibu ani pulang aku dan mas satria akhirnya juga pergi. Mobil yang kami tunggu - tunggu akhirnya sampai di depan rumah ku. Banyak pasang mata yang melihat kearah kami, namun aku hanya cuek saja dan tidak memperdulikan tatapan para tetangga julit. Bahkan di tukang sayur yang biasa lewat ada mbak rena yang sedang berbelanja, alasannya saja belanja padahal cuma mau gosip. Mbak rena terus memandang kearah mobil yang kami naiki, samapai mobil menjauhpun dia masih tetap memandangi mobil ini.

*******

RATE BINTANG 5 NYA DULU KAK.

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Sugianto 9

Sugianto 9

mantap.. mudah²an mereka tegas membantai 3 ipar dan pasangannya. serta ibu mertuanya.

2024-05-04

0

Qiqi

Qiqi

memang org2 jukit harus ditindak secara cantik biar kapok

2024-05-08

0

Jemmy Mangkey

Jemmy Mangkey

🙏🙏🙏🙏😄

2024-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!