Dinda mulai curiga

.

.

.

HAPPY READING

" Cendol , cendol... Es cendolnya pak buk. Dijamin pakai gula aren asli. Cendol , cendol !" Seru satria menjajakan cendolnya secara keliling.

Hari ini hari minggu sehingga satria tidak berjualan di sekolahan , dia berjualan secara keliling dan berangkat sekitar jam 8 pagi. Jika hari libur atau hari minggu satria berkeliling agak jauh atau didesa sebelah.

" Mas beli cendol " Ucap ibu-ibu sambil menggendong anaknya.

Satria tersenyum dan mengangguk lalu menghampiri ibu - ibu yang memanggilnya tadi. Satria berhenti tepat di depan rumah pembelinya.

" Mau beli berapa bu?" Tanya satria ramah dan sopan.

" Minta 10 ribu jadiin 3 bungkus boleh tidak mas ?" Tanya ibu itu dengan ragu.

" Boleh bu " Jawab satria sopan.

" Alhamdulillah terimakasih ya mas " Jawab ibu itu dengan penuh syukur.

Satria hanya mengangguk ramah, dia mulai meracik es cendol dan membungkusnya menggunakan plastik. Satria memang tidak mematok harga, bahkan tak jarang saat di sekolahan anak-anak membeli dengan harga 1000 rupiah.

Belum selesai membungkus pesanan ibu yang tadi sudah datang 2 ibu - ibu lagi yang ingin membeli es cendol satria. Mereka memang sudah berlangganan dengan satria, dan mereka tahu jadwal satria keliling di daerah itu.

" Mas satria saya minta harga lima ribuan 4 bungkus ya mas. " Ucap ibu Siti dengan ramah.

" Saya 2 bungkus saja mas, kebetulan suami saya sedang tidak dirumah jadi untuk saya dan anak saya saja " Ucap ibu mila ikut memesan dua bungkus es cendol.

" Iya ibu- ibu, sabar ya saya buatkan punya ibu yang ini dulu " Ucap satria dengan ramah dan sopan.

" Mas satria ini tampan loh, tapi mau ya kerja panas - panasan jualan es cendol begini. Tidak takut hitam mas ?" Tanya ibu mila sambil terkekeh.

" Mau bagaimana lagi buk, saya tidak punya keahlian lain selain jualan es cendol " Ucap satria dengan tangan tetap bekerja membungkus es cendol.

" Iya mas kerja apa saja yang penting halal dan tidak merugikan orang " Tambah ibu siti dan diangguki oleh ibu mila.

" Iya bu " Jawab satria sopan.

Tiga bungkus es cendol sudah selesai dan satria memberikannya kepada ibu-ibu yang tadi menggendong anaknya. Satria beralih membungkuskan untuk ibu siti dan dilanjut untuk ibu mila. Saat sedang membungkuskan untuk ibu mila tiba - tiba satria dikagetkan dengan seseorang yang memanggilnya dengan lantang.

" Satriaaa !! Hari minggu begini kamu masih saja jualan ? Makanya kerja itu kantoran jadi minggu bisa libur, kasihan banget sih kamu cuma bisa ngumpulin uang recehan. Hahahaaa " Seru rudi dengan tawa mengejek.

Bahkan rudi bicara dari dalam mobilnya, mobil yang selalu dia banggakan . Padahal jabatan di kantor hanya karyawan biasa tapi bisa membeli mobil dengan harga yang cukup mahal, bukan satria tidak tahu kecurangan yang dilakukan rudi. Pada saatnya nanti semua akan mendapat balasannya.

" Iya mas,maklum saya cuma tukang cendol. Hanya bisa mengumpulkan recehan saja, beda sama mas rudi yang kerja kantoran. Tapi saya heran mas ini bisa beli mobil ratusan juta uang darimana ya ? padahal mas juga hanya karyawan biasa ?" Tanya satria sedikit mengulik rudi.

" Hai... Kamu jangan asal bicara ya. Biarpun karyawan biasa gajiku itu besar. Mungkin hasil jualan mu satu tahun baru menjadi gajiku selama sebulan, jadi wajar kalau aku bisa beli mobil seharga 200 juta. Kenapa kamu bicara seperti itu ? Kamu iri ? Huhh samapai kiamat pun kamu tidak bisa beli mobil seperti ini. Oh iya jangan lupa uang 100 juta itu kamu kembalikan kepada tukang sewanya. Atau mungkin yang kemarin itu memang uang palsu. " Ucap rudi dengan sombong.

" Sudahlah mas jangan di tanggepi lagi orang miskin itu. Biarkan dia berjualan saja, ayok kita pergi nanti keburu pada datang yang lainnya. " Ucap istri rudi.

Akhirnya mobil rudi pergi menjauh, Satria sendiri hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sombong sang kakak iparnya itu. Dia melanjutkan membungkus cendol untuk ibu mila.

" Itu orang memang sombong banget mas , mas satria kenal toh sama orang tadi ?" Tanya ibu mila.

" Dia kakak ipar saya bu. Yah memang begitu watak kakak ipar saya bu, maklum dia pegawai kantoran beda sama saya yang hanya tukang cendol keliling." Ucap satria sambil tersenyum ramah.

" Oh kakak iparnya to mas. ?. Kalau aku punya ipar seperti itu sudah aku cabein itu mulutnya, sombongnya tidak karuan. Biarpun hanya pedagang cendol yang penting usaha milik sendiri ya mas dan tidak bergantung kepada orang lain." Seru ibu siti ikut menimpali.

" Iya bu. Ini cendolnya bu.." Ucap satria sambil memberikan cendol pesanan ibu mila dan ibu siti.

Setelah menerima uang dari ibu siti dan ibu mila , satria melanjutkan berkeliling menjajakan es cendolnya. Matahari semakin meninggi dan cukup terik, panas-panas memang lebih cocok minum es cendol. Alhamdulillah es cendol satria habis tak tersisa, tepat jam setengah 3 dia sudah sampai rumah. Sampai detik ini satria masih menggunakan gerobak dorong, padahal dinda sudah meminta untuk menggantinya menggunakan sepeda dorong agar satria tidak terlalu capek saat berkeliling.

***********

" Mas , tadi aku sudah beli kulkas sama kipas angin. Uangnya masih sisa banyak mas, bagaimana kalau kita beli motor mas. Soalnya motor kita juga sudah sering macet dan keluar masuk bengkel. " Ucap dinda.

Motor satria memang hanya motor butut dengan suara yang cukup bising. Bahkan hampir setiap minggu motor itu masuk bengkel.

" Iya din, tidak apa - apa beli motor. Kalau mau beli mobilpun mas ada uangnya kok din. Bila perlu sekarang juga kita ke showroom cari mobil " Ucap satria tersenyum.

Mobil ?

Dinda bingung menanggapi ucapan satria. Kenapa satria bilang beli mobil pun bisa. Bahkan ucapan satria seperti serius tidak ada raut wajah bercanda. Dinda mulai curiga dengan suaminya, darimana suaminya mempunyai uang untuk beli mobil.

* Jika mas satria cuma pedagang es cendol ? masak iya dia punya tabungan 100 juta, kok aku tidak percaya ya. Tapi mas satria bilang itu uang tabungannya * Gumam dinda dalam batinnya.

" Mas punya uang untuk beli mobil ?" Tanya dinda.

" Ehh... Emm... Anu din, mas hanya asal bicara saja kok. " Jawab satria gugup.

Belum saatnya satria memberitahu siapa dirinya yang sebenarnya. Jika saatnya sudah tepat nanti dia pasti akan memberitahu satria.

Dreet... Dreett... Drettt

Ponsel dalam kantong celana satria terus bergetar, satria langsung mengambilnya dan mengangkat nya tepat di hadapan dinda.

Dinda melongo melihat ponsel satria, ponsel satria bukan ponsel jadul yang selama ini dipakai satria. Kali ini ponsel keluaran terbaru dengan harga yang masih puluhan juta. Dinda semakin curiga dengan suaminya, sebab suaminya sekarang royal dan memakai barang mahal.

" Baik besok saya akan kesana " Jawab satria langsung mematikan sambungan teleponnya.

Dia tidak sadar jika ponsel yang diagunakan adalah ponsel yang dia rahasiakan. Ponsel itu dia beli seminggu yang lalu, karena ponsel yang lama dia pakai jatuh dan pecah saay berjualan. Dan ponsel jadulnya ada di kantong celana sebelah kiri.

" Ponsel mas baru ? Ini ponsel mahal loh mas ?" Seru dinda..Meskipun dia tidak punya ponsel yang mahal tapi dia tahu ponsel yang saat ini dipakai oleh suaminya adalah ponsel mahal seperti ponsel yang dipakai para sultan seperti di Televisi.

" Emm... Iya din " Jawab satria akhirnya berkata jujur jika itu memang ponselnya.

" Mas ini mahal bangetloh mas, jika dibelikan motor sudah bisa dapat 3 motor yang baru mas. Mas tolong jujur sebenarnya mas dapat uang darimana ?. Mas tidak mencurikan ?. Mas tidak ikut jualan barang haram kan ?" Tanya dinda penuh selidik.

" Insya allah apa yang mas miliki dan mas dapatkan ini semua halal din. Percaua sama mas din. Mas tidak mungkin menafkahi kamu dengan uang haram. Suatu saat nanti kamu pasti akan tahu, tapi justru mas yang takut. Takut jika kamu yang akan meninggalkan mas. " Ucap satria sambil mengenggam tangan dinda.

Satria takut jika suatu hari dinda tahu siapa dirinya yang sebenarnya dinda akan meninggalkannya karena dinda merasa jika satria sudah membohonginya. Padahal dia tidak bermaksud untuk membohonginha, tetapi ada sesuatu yang memang satria rahasiakan sehingga dia mau hidup menjadi pria biasa

" Apa yang ada mas rahasiakan dari dinda ?" Tanya dinda dengan serius.

" Suatu saat kamu akan tahu..Sekarang lebih baik kita tidur karena sudah larut malam. " Ucap satria yang kini sudah berbaring di atas kasur.

Dinda hanya melirik suaminya , dia yakin jika ada sesuatu yang dirahasiakan suaminya. Namun dinda tidak mau bertanya terlalu dalam, dia membiarkan suaminya untuk berbicara atau membukanya sendiri tanpa adanya paksaan. Dinda ikut berbaring di samping satria, seperti biasa satria akan memeluk dinda dengan hangat. Setiap malam dinda akan tidur dalam pelukan satria.

********

RATE BINTANG 5 NYA DULU YUK KAK.

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA HADIAHNYA AGAR AUTHOR SEMANGAT UP NYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Jemmy Mangkey

Jemmy Mangkey

💥💥🙏🙏🙏

2024-05-01

0

queensya laura

queensya laura

mantap

2024-04-05

1

Firman Firman

Firman Firman

seru ni lanjut 💪💪

2024-02-03

4

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!