Rencana beli kulkas

.

.

.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Pak karim malu melihat ketamakan anak-anaknya, nyata uang 100 juta itu bukan miliknya tetapi minta dibagi rata. Dimana jalan fikiran Rudi, Reno dan Rena. Apalagi ibu rahayu juga ikut mengiyakan usul dari rena. Uang 100 juta sudah ada didepan mata, mereka tidak tahu darimana satria mendapatkan uang itu bagi mereka sekarang yang terpenting uang itu dibagi rata.

" Tidak !! Ini uang satria jadi dia yang lebih berhak, kalian tidak berhak menikmati uang itu. Dasar tamak, rakus ! Dan satu lagi mulai besok satria dan dinda bapak minta untuk tinggal dirumah ini, bagaimanapun ini sudah menjadi rumahnya dinda bahkan surat rumah ini sudah atas nama dinda." Ucap pak karim membuat ketiga anaknya terkejut dan saling pandang.

Mereka bertiga tidak rela jika dinda dapat bagian rumah , menurut mereka itu tidak adil sehingga mereka meminta rumah itu dijual dan dibagi secara adil.

" Tidak bisa begitu dong pak. Enak banget dinda dapat rumah, sedangkan kita tidak dapat apa - apa. Kalau begini caranya lebih baik rumah ini dijual dan hasilnya kita bagi rata. Nah kalau beginikan adil pak" Ucap rudi nemawakili saudaranya.

Ketiga saudara dinda memang tamak dan rakus, apalagi semenjak dinda menikah dengan satria. Ketiga saudaranya menentang dan kini menjauh dari dinda. Menurut mereka satria orang miskin dan akan menyusahkan , atau hanya ingin menumpang hidup kepada adiknya. Makanya mereka menginginkan dinda menikah dengan pria kaya agar hidup dinda terjamin dan warisan bagian dinda bisa mereka nikmati.

" Aku setuju dengan kak Rudi pak " Seru reno ikut menambahi.

" Aku juga " Rena ikut berbicara.

Sedangkan ibu rahayu masih bingung harus mendukung yang mana. Karena pada dasarnya anak - anaknya sudah mempunyai bagiannya sendiri - sendiri. Sedangkan rumah dari awal sudah milik anisa.

Brakkkk...

Pak karim memukul meja cukup kuat sehingga menimbulkan suara yang keras.

" Kenapa kalian meributkan soal haknya dinda ? Apa kalian lupa jika kaliam itu sudah mendapat bagian kalian masing - masing. Semua mendapatkan yang sama 150 juta. Jika soal harta saja kalian berebut ! Kemarin kemana tanggung jawab kalian untuk membantu bapak bayar hutang, bahkan hari ini justru satria yang membantu bapak. Jadi anak itu sedikit berguna kenapa sih ? Jangan berebut soal harta terus. " Seru pak karim marah.

" Heleh... Bapak itu juga hutang bohongan. Lagipula memang satria yang bilang sama saya untuk tidak memberikan uang 25 juta itu. Katanya biar dia saja yang membayarkannya, aku sih oke - oke saja lagi pula memang sayang uang ku jika digunakan bayar hutang." Ucap rudi tersenyum sinis sambil melirik satria.

" Atau jangan - jangan ini memang rencana bapak dan satria. Dan uang 100 juta itu sebenarnya uangnya bapak, kalian berpura - pura. Agar kami bisa menghargai satria karena bisa membayarkan hutang bapak. Oh... Ternyata rencana kalian kami cium juga pak. Mau sampai kiamatpun tukang cendol seperti dia tidak akan bisa punya uang sebanyak itu pak, atau jangan - jangan uang itu memang sengaja bapak pinjam untuk melancarkan sandiwara ini.." Ucap reno membuat pak karim semakin tersulut emosi.

Plakk Plaak

Dua tamparan mendarat sempurna di pipi rudi dan reno, baru kali ini seumur hidupnya pak karim main tangan dengan menampar anak - anaknya.

" Bapak !!" Teriak ibu rahayu tidak terima anak nya di tampar hanya karena membela satria si menantu miskin.

" Demi menantu miskin ini bapak memukul rudi dan reno ?. Ingat pak mereka ini anak kita darah daging bapak, sedangkan satria itu adalah orang luar dia bukan siapa - siapa kita pak. Hanya kebetulan saja dia menikah dengan dinda, yang pastinya hanya untuk menumpang hidup." Ucap ibu rahayu memandang sinis satria.

" Satria bukannya kita sudah punya perjanjian ? Jadi sekarang kamu aku pecat jadi ipar.Karena uang itu bukan uang kamu, pasti kamu takut jika aku akan memecatmu jadi ipar sehingga kamu dan bapak merencanakan ini semua. Dasar pria dungu dan miskin " Seru rudi terus menghina satria.

" Mas rudi .. Jangan pernah menghina dan merendahkan suamiku ! Asal kalian tahu wahai kakak ku yang terhormat, biarpun suamiku ini miskin tapi dia kaya hati dan dia tidak pernah menyusahkan orang tua. Selama kami menikah sepeserpun kami tidak meminta bantuan kepada orang tua , tidak seperti kalian !! Kurang uang, kurang beras selalu datang kerumah orang tua, ngaku kaya tapi miskin !" Ucap dinda tidak tahan lagi menahan amarahnya.

Jangan menyalahkan dinda yang berani melawan para kakaknya. Itu semua dia lakukan untuk membela suaminya yang selalu dihina dan direndahkan oleh para saudaranya, selama ini dinda dan satria terlalu diam dan mengalah namun hari ini dinda tidak bisa lagi menahan emosinya.

" Dasar adik bodoh !! Hidup miskin kok bangga " Seru rena ikut berkomentar.

" Din, sudah jangan buang - buang tenaga. Lebih baik sekarang kita pulang dan sudahi perdebatan ini. " Ucap satria mengajak dinda pulang.

" Tapi mas, mereka sudah keterlaluan. Kenapa sih mas kamu tidak pernah mau melawan mereka atau membantah. Kalau dibiarkan begini mereka bisa melunjak mas, mereka akan seenaknya terus.

" Sana pergi dan jangan lupa bawa uang pinjaman itu. Atau memang uang itu punya bapak, jika benar begitu uang itu harus dibagi jangan seenaknya kamu menguasai yang bukan hak kamu. " Seru rudi dengan ketus.

Pak karim dibuat malu oleh tingkah ketiga anaknya, masih saja mikirin soal uang yang bukan haknya.

" Sepeserpun tidak ada uang bapak disitu. Satria kamu bawa uang itu pulang, bapak minta maaf sudah merepotkanmu." Ucap pak karim dari hati yang paling dalam.

" Baik pak. Aku dan dinda akan pulang dan uang ini saya bawa lagi. " Seru satria.

Tanpa menunggu lama satria dan dinda pergi meninggalkan rumah pak karim dengan hati yang masih dongkol dan dindapun masih menggerutu.

" Maaf kan kelakuan kakak - kakak ku ya mas. Tapi aku mau tahu , mas pinjam dimana uang 100 juta itu. Ini uangkan tidak jadi di pakai bapak karena ternyata bapak tidak punya hutang, jadi lebih baik uang itu mas kembalikan lagi." Ucap dinda.

" Uang ini milik mas pribadi. Ini tabungan mas selama bertahun - tahun." Jawab satria membuat dinda terbelalak kaget. Ternyata uang itu milik suaminya sendiri.

Dinda dan satria sudah sampai dirumah dan uang 100 juta dalam kantong plastik itu kini sudah ada di atas meja. Tangan dinda gemetaran saat satria mengeluarkan uang 100 juta dalam gepokan 10 juta sebanyak 10 gepok.

" Benar ini uang mu mas ?" Tanya dinda lagi.

" Iya din ini uang kita, dengan uang ini kamu bisa belanja apa saja.." Ucap satria.

" Emm... Kita tabung saja mas karena aku tidak ingin beli apa-apa. Aku hanya ingin punya rumah sendiri mas sehingga tidak dihina oleh saudara ku " Ucap dinda penuh harap.

Satria memeluk dinda dengan mesra sambil mengusap kepala istrinya lembut. Disini bukan dinda yang beruntung menikah dengan satria, tapi satrialah yang beruntung menikahi wanita secantik dan sebaik dinda.

" Jika sudah saatnya nanti kita akan tinggal dirumah yang mewah dan megah. Dan kita akan mempunyai segalanya, sehingga kita tidak akan di remehkan dan dihina lagi oleh orang terutama para kakak mu itu. " Ucap satria penuh keyakinan.

" Aamiin " Seru dinda mengaminkan ucapan sang suaminya.

Selama berumah tangga dengan dinda , sekalipun satria dan dinda tidak merepotkan orang tuanya dan para kakak dinda. Makan dengan ikan asin atau garampun mereka sudah pernah. Sebagai pedagang es cendol tentunya tidak setiap hari laku, apalagi jika musim hujan. Pernah selama seminggu satria tidak punya uang terpaksa dinda dan satria makan hanya singkong rebus yang dia tanam di belakang rumah.

" Ini uang kamu simpan saja , kamukan punya rekening jadi besok kamu masukan kedalam rekening kamu saja ya Din. Kamu ambil sepuluh juta dan gunakan untuk membeli kulkas dan mesin cuci. Agar mencuci tidak kesusahan dan kulkas agar jualan mas lancar tidak beli es batu di tempat lain." Ucap satria.

" Iya mas. Beli kulkas saja dulu ya. Untuk mesin cuci tidak usah mas. " Ucap dinda.

Satria hanya mengangguk saja dan menyetujui apa yang sudah menjadi keputusan sang istri.

*********

RATE BINTANG 5 NYA DONG KAK.

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAH NYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Ryani

Ryani

bagi selembar dong Mas🤣

2024-04-14

1

Iis Iss

Iis Iss

Itulah istri sholehah, istri idaman...

2024-02-28

5

reza indrayana

reza indrayana

😥😥😥

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!