Pulang cepat

💕

💕

HAPPY READING

Hari ini satria pulang cepat karena dagangannya sudah habis. Melihat suaminya sudah pulang membuat dinda penasaran, karena tidak biasanya satria pulang cepat. Dinda mengira jika sang suami sakit sehingga memutuskan pulang.

" Mas kok sudah pulang ? Mas tidak apa - apa kan ?" Tanya dinda khawatir dengan satria.

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, satria justru diam membisu. Dia hanya heran melihat tingakah istrinya.

" Mas kok diam sih ?" Tanya dinda.

" Mas tidak apa - apa Din. Justru mas yang heran kenapa kamu khawatir seperti itu. Mas pulang lebih awal karena tadi saat di sekolah ada rapat guru dan mereka membeli es cendol menggunakan cup sebanyak 25 jadi dagangan mas cepat habis dan mas bisa pulang lebih awal" Ucap satri sembari membereskan peralatan dagangnya.

" Ohh begitu. Alhamdulillah ya mas " Seru dinda lalu ikut membawa masuk toples - toples yang sudah kosong kedapur untuk di cuci dan akan dipakai lagi besok. Dinda sangat memperhatikan kebersihan peralatan dagang yang digunakan suaminya.

" Ini penghasilan hari ini Din" Ucap satria sambil memberikan uang penghasilan dagang hari ini kepada anisa.

Setiap hari satria memang menyerahkan uang hasil dagangannya kepada dinda. Dia tidak pernah mengambil sedikitpun, dia mempercayakan penghasilannya kepada Dinda. Dengan mengulas senyum menawan dinda menerima uang yang diulurkan oleh suaminya.

" Alhamdulillah hari ini dapat 200 ribu mas. Ini yang 50 dinda tabung, yang 150 buat belanja bahan untuk dagang besok sama untuk beli sayuran untuk besok. " Ucap dinda penuh rasa syukur.

Dinda akan kepasar besok pagi - pagi buta, sekitar jam 5 selesai subuh. Dinda harus rela belanja setiap hari karena dia tidak punya kulkas untuk menyimpan bahan-bahan untuk membuat es cendol. Cendol dia beli setiap hari, cincau pun beli setiap hari. Dinda sedang menabung untuk membeli kulkas agar dia juga bisa membuat es batu sendiri.

" Mas bagaimana kalau cendol kita buat sendiri ? Kita hanya tinggal beli bahannya. Lagi pula bikin cendol gampang dan mudah, tidak memakan waktu lama. Kalau cincau dan roti jon nya kita tetap beli di pasar.

" Nanti kamu capek Din ? Mas tidak mau kamu capek terus sakit, sudah tidak apa - apa kita beli saja ya. Kalau memang nanti kita sudah bisa beli kulkas kita bisa belanja 2 hari sekali, cincau dan cendol bisa awet sampai 3 hari lebih kalau di kulkas. " Ucap satria menolak secara halus ide dinda.

" Iya mas. Ya sudah mas mau makan atau mau mandi dulu ? Sebentar lagi masuk waktu sholat mas " Ucap dinda.

" Mas istrihat dulu saja ya Din , tadi mas siang sudah makan bekal yang kamu bawakan. Masak iya baru jam segini mas mau makan lagi. Nanti kalau sudah adzan ashar kamu bangunkan mas saja " Ucap satria.

" Oh iya baru juga jam 3 kurang kenapa aku menawari mas makan dan mandi ? Hehee... Aku lupa mas, karena sudah terbiasa mas pulang saat selepas ashar. Ya sudah mas istirahat saja dulu, nanti kalau sudah masuk waktu azhar dinda bangunin." Ucap dinda.

Satria mengangguk lalu masuk ke kamar, sedangkan dinda sibuk mencuci peralatan yang digunakan dagang oleh suaminya. Dia sangat bersyuku karena hari ini suaminya memberinya uang 200 ribu, uang yang cukup banyak. Karena biasanya satria hanya membawa pulang uang dibawah 100 ribu. Itupun masih harus untuk modal beli bahan - bahan es dan untuk beli sayuran.

Setiap jualan satria memang tidak membawa banyak karena terhalang modal dan dia juga hanya berjualan dilingkungan sekolah dan jika anak sekolah sudah bubar dia akan berkeliling. Tak jarang satria pulang dengan membawa dagangannya yang masih banyak.

Dikamarnya satria tidak bisa memejamkan matanya, dia memekirkan betapa kerasnya kehidupan yang sudah dia jalani selama 5 tahun ini. Sebelum menikah dengan dinda satria memang sudah menjalani kerasnya kehidupan sebagai warga yang kurang mampu selama 3 tahun, dan kini sudah 2 tahun dia menikah dengan dinda. Sudah genap 5 tahun dia hidup dari jauhnya hiruk pikuk kota.

" tiga bulan lagi masa itu akan habis dan aku harus kembali kekehidupanku semula. Tapi bagaimana dengan dinda ? Apa dia akan marah jika tahu siapa aku yang sesungguhnya. ?" Tanya satria pada dirinya sendiri.

" Loh mas kok belum tidur, tadi katanya mau istrirahat. Aku kira mas tidur" Seru dinda yang masuk kamar sambil membawa pakaian yang baru dia angkat dari jemuran.

" Iya din. Mas hanya sedang menghayal, bagaimana jika tiba - tiba kita punya banyak uang. Tinggal dirumah mewah dan punya mobil mewah, kita hidup bahagia bersama sampai menua bersama. " Ucap satria sedikit mengulik jati dirinya.

" Aamiin. Tapi kalau menghayal jangan tinggi - tinggi ya mas. Nanti kalau jatuh kan sakit dan aku pasti yang akan tertawa. Hidup sederhana begini aku sudah senang mas, tapi jika memang allah menghendaki kita berlebih rezeki ya tidak masalah " Ucap dinda sambil melipat pakaian dan menyusunnya di keranjang baju.

Setiap baru di angkat jemuran dinda memang selalu melipat pakaiannya langsung agar tidak kusut. Dinda jarang menyetrika,demi mengirit pengeluaran token listrik. Hanya pakaian yang untuk bepergian dan kondangan saja yang akan dinda setrika.

" Iya nis. Nasib orang tidak ada yang tahu dinda " Jawab satria sambil menatap langit - langit kamarnya.

Obrolan mereka terhenti karena ada ketukan pintu dari depan. Dengan segera dinda menuju pintu depan dan melihat siapa yang datang. Ternyata Gibran dan Tiara anak dari rena. Mereka memang sering datang kerumah dinda untuk bermain dan sekalian meminta makan.

" Tante aku lapar " Ucap gibran bocah 5 tahun itu dengan wajah sedihnya. Sedangkan Tiara bocah berusia 7 tahun itu hanya menunduk. Mungkin dia malu karena keseringan minta makan sama dinda. Karena hanya dirumah dinda mereka sering diberi makan, karena kerumah rudi dan reno pun tidak mungkin selain para istri yang jarang masak jarak rumahnya pun cukup jauh. Rena memang masih tinggal satu lingkungan dengan dinda , rumahnya sekitar 200 meter dari rumah dinda.

" Ya sudah yuk masuk, tapi tante hanya masak sayur tumis kangkung sama tempe goreng. Kenapa kalian tidak mencoba minta dirumah nenek, disana pasti ada ikan atau ayam " Ucap dinda ingin tahu kenapa dua ponakannya itu tidak mau meminta makan dirumah neneknya.

" Tadi sudah kerumah nenek tapi nenek belum masak tante, dan kami disuruh minta kerumah tante. Dirumahku tidak ada makanan karena mama pergi dan Ayah masih kerja." Ucap tiara jujur. Bocah 7 tahun itu memang tidak pernah berbohong kepada dinda.

Hhuuuffff

Terdengar helaan nafas dinda cukup panjang. Sudah paham dengan watak kakak perempuannya itu, selalu pergi jalan - jalan bersama teman - temannya yang gaya sok sosialita dan bisanya hanya menghambur - hamburkan uang tapi tidak ingat dengan anak - anaknya.

" Loh ada tiara sama gibran " Ucap satria pura - pura tidak tahu padahal tadi dia sudah menyimak semua pembicaraan dinda dengan kedua bocah yang ada dihadapannya itu.

" Om satlia sudah pulang ?" Tanya gibran bocah 5 tahun yang belum jelas mengucapkan huruf R.

" Iya, om satria pulang cepat. Kalian mau makan ya? Sudah sana ambil saja di meja dapur, ingat jangan berebut dan berdoa dulu sebelum makan " Ucap satri dengan lembut.

" Iya om terimakasih " Jawab tiara dan gibran bersamaan.

Mereka berlari kedapur untuk mengambil makana, apapun yang dimasak oleh dinda pasti mereka akan memakannya dengan lahap. Jika tiara dan gibran datang , satria dan dinda selalu mengajarkan tentang etika dan sopan santun kepada mereka. Jadi secara tidak langsung mereka sudah mendidik keponakannya itu, jadi tiara dan gibran tumbuh menjadi anak yang sopan.

********

TOLONG RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK

LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️

Terpopuler

Comments

Teuku Khaidir

Teuku Khaidir

lihat alur ceritanya dl seru ga

2024-04-18

2

Qiqi

Qiqi

Dr segi alur bagus nih ceritanya

2024-05-08

0

Ayi Hadi

Ayi Hadi

lanjuuuut

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Acara keluarga
2 Pulang cepat
3 Jodoh untuk dinda
4 Soal hutang
5 Uang 100 juta
6 Rencana beli kulkas
7 Dinda mulai curiga
8 Cerita satria
9 Keluarga yang aneh
10 Kesombongan tono
11 Pak karim sakit
12 Datang ke perusahaan
13 Struk pembelian
14 Kerumah Nenek
15 Restoran untuk dinda
16 Soal mobil
17 Usaha baru dinda
18 Pindah rumah
19 Tiga usaha dinda
20 Pemilik butik dan salon
21 Tiga tikus kecil
22 Pemilik cafe
23 Babak pertama dimulai
24 Pak direktur
25 Keputusan satria
26 Dua saudara senasib
27 Kedatangan sarah dan sinta
28 Kembali bekerja
29 Mencoba untuk protes
30 Renovasi rumah
31 Masih soal renovasi rumah
32 Teringat orang tua
33 Pelajaran kecil
34 Dipecat lagi
35 Keluarga rudi diusir
36 Siapa dia ?
37 Permintaan orang tua
38 Semakin berkuasa
39 Satria tahu semuanya
40 Rumah untuk keluarga
41 Kerumah orang tua
42 Dua ipar yang sombong
43 Kecurigaan satria
44 Menjenguk satria
45 Pinjam modal usaha
46 Syarat dari nenek
47 Balasan satria
48 Keluarga tidak terima
49 Penjelasan satria
50 Rasa iri para saudara
51 Sarah dan Sinta ribut
52 Rena dan temannya
53 Meminta uang dinda
54 Dua boss tampan
55 Berkunjung kepanti
56 Cerita Cahaya
57 Penagih hutang
58 Kuliah dinda
59 Kerjasama berhasil
60 Semua karena satria dan dinda
61 Sinta yang boros
62 Permintaan Hana
63 Jangan menyalahkan dinda
64 Cerita Dinda
65 Ancaman Satria
66 Bahan makanan
67 Keputusan Satria
68 Wanita asing yang aneh
69 Ke kantor suami
70 Pesan dari Lisa
71 Keributan di Cafe
72 Rena yang salah paham
73 Mengenang masa sulit
74 Berita yang menghebohkan
75 Satu masalah selesai
76 Kekhawatiran Rena
77 Rena Dan Lisa
78 Dia istri Satria
79 Kabar kehamilan Dinda
80 Kepergian Rudi
81 Surat dari Rudi
82 Sinta pulang
83 Keputasan Hana
84 Pemecatan Lisa
85 Menumpang makan
86 Ternyata Hana tahu semuanya
87 Ingin menikahi Hana
88 Masa hukuman
89 Kelakuan Sinta
90 Rencana Satria dan Hana
91 Anak cerdas
92 Laporan Satria
93 Nasib Badar
94 Sinta kebingungan
95 Reno tidak tahu malu
96 Cendol gratis
97 Perdebatan Reno dan Sarah
98 Hakim bebas
99 Sinta tahu soal Hana
100 Penjelasan Satria
101 Rena mulai baik
102 Ide dari Hakim
103 Saudara tidak tahu malu
104 Perkara makanan
105 Kerjasama Sarah dan Sinta
106 Mengenal Hakim
107 Reno diusir sarah
108 Pekerjaan untuk Reno
109 Pekerjaan Sarah
110 Memilih buku usaha
111 Membohongi Sinta
112 Titipan Dinda
113 Surat hutang
114 Toko mulai buka
115 Datang kekampus bikin heboh
116 Buah kesabaran
117 Dua wanita Hakim
118 Mengenal Cahaya
119 Datang ke toko
120 Mendekati Cahaya
121 Reno pemilik toko
122 Aku punya calon istri
123 Rencana melamar cahaya
124 Diterima Cahaya
125 Sarah mendorong Dinda
126 Lahir lebih cepat
127 Menghadapi Sarah
128 Kemana Sarah
129 Belum boleh pulang
130 Masalalu Indra
131 Raja Perkasa Wardoyo
132 Kekantor polisi
133 Ternyata dipenjara
134 Hari bahagia
135 Rencana Sinta
136 Memastikan kebebasan sarah
137 Ternyata istri Reno
138 Menemui Rahma dan Kandar
139 Rencana liburan
140 Joni ikut Sarah
141 Membawa Joni pergi
142 Syarat dari Sarah
143 Mendatangi Sarah
144 Sarah ketakutan
145 Akan tetap berlibur
146 Sarah sakit
147 Sampai di Jerman
148 Ingin meminta maaf
149 Hakim juga sakit
150 Sarah kabur
151 Liburan Satria dan Dinda
152 Nasehat Reno
153 Kepulangan Dinda dan Satria
154 Hidup Sarah
155 Sampai dirumah
156 Nasehat dari Satria
157 Bertemu tanpa sengaja
158 Dua mantan menantu
159 Permintaan maaf Sinta
160 Sinta dan Hakim berpisah
161 Positif garis dua
162 Dua wanita hamil bertemu
163 Perubahan Sinta
164 Datang kerumah Bayu
165 Hadiah untuk ibu
166 Hadiah yang berharga
167 Masih ada orang baik
168 Ajakan makan siang
169 Kejadian tidak terduga
170 Datang ke rumah Sinta
171 Garis dua lagi
172 Ke toko Sinta
173 Ajakan ke pesta
174 Datang ke pesta
175 Bertemu di Mall
176 Ungkapan hati
177 Drama roti bakar
178 Tempat wisata
179 Masalah masalalu
180 Undangan dari Sinta
181 Mencintai Ardi
182 Pernikahan Sinta dan Ardi
183 Mengakui suami orang
184 Sarah jadi malu
185 Permintaan maaf yang tulus
186 Menemui Kandar dan Rahma
187 Hasil pemeriksaan
188 Siapa wanita itu
189 Wanita masalalu
190 Cinta yang belum selesai
191 Satria jujur soal Melisa
192 Melisa malu
193 Dinda cemburu
194 Menjenguk Sarah
195 Belanja perlengkapan bayi
196 Cahaya melahirkan
197 Perusahaan cabang untuk Hakim
198 Keadaan Sarah
199 Menjenguk Sarah
200 Permintaan Sarah
201 Calon istri Hakim
202 Kepergian Sarah
203 Lamaran Hakim
204 Kangen jualan cendol
205 Bakso porsi jumbo
206 Keluarga bahagia
207 Sudah mulai sekolah
208 Makan siang di kantor
209 Bahagia semua ( Ending )
210 Extra bonus
211 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Acara keluarga
2
Pulang cepat
3
Jodoh untuk dinda
4
Soal hutang
5
Uang 100 juta
6
Rencana beli kulkas
7
Dinda mulai curiga
8
Cerita satria
9
Keluarga yang aneh
10
Kesombongan tono
11
Pak karim sakit
12
Datang ke perusahaan
13
Struk pembelian
14
Kerumah Nenek
15
Restoran untuk dinda
16
Soal mobil
17
Usaha baru dinda
18
Pindah rumah
19
Tiga usaha dinda
20
Pemilik butik dan salon
21
Tiga tikus kecil
22
Pemilik cafe
23
Babak pertama dimulai
24
Pak direktur
25
Keputusan satria
26
Dua saudara senasib
27
Kedatangan sarah dan sinta
28
Kembali bekerja
29
Mencoba untuk protes
30
Renovasi rumah
31
Masih soal renovasi rumah
32
Teringat orang tua
33
Pelajaran kecil
34
Dipecat lagi
35
Keluarga rudi diusir
36
Siapa dia ?
37
Permintaan orang tua
38
Semakin berkuasa
39
Satria tahu semuanya
40
Rumah untuk keluarga
41
Kerumah orang tua
42
Dua ipar yang sombong
43
Kecurigaan satria
44
Menjenguk satria
45
Pinjam modal usaha
46
Syarat dari nenek
47
Balasan satria
48
Keluarga tidak terima
49
Penjelasan satria
50
Rasa iri para saudara
51
Sarah dan Sinta ribut
52
Rena dan temannya
53
Meminta uang dinda
54
Dua boss tampan
55
Berkunjung kepanti
56
Cerita Cahaya
57
Penagih hutang
58
Kuliah dinda
59
Kerjasama berhasil
60
Semua karena satria dan dinda
61
Sinta yang boros
62
Permintaan Hana
63
Jangan menyalahkan dinda
64
Cerita Dinda
65
Ancaman Satria
66
Bahan makanan
67
Keputusan Satria
68
Wanita asing yang aneh
69
Ke kantor suami
70
Pesan dari Lisa
71
Keributan di Cafe
72
Rena yang salah paham
73
Mengenang masa sulit
74
Berita yang menghebohkan
75
Satu masalah selesai
76
Kekhawatiran Rena
77
Rena Dan Lisa
78
Dia istri Satria
79
Kabar kehamilan Dinda
80
Kepergian Rudi
81
Surat dari Rudi
82
Sinta pulang
83
Keputasan Hana
84
Pemecatan Lisa
85
Menumpang makan
86
Ternyata Hana tahu semuanya
87
Ingin menikahi Hana
88
Masa hukuman
89
Kelakuan Sinta
90
Rencana Satria dan Hana
91
Anak cerdas
92
Laporan Satria
93
Nasib Badar
94
Sinta kebingungan
95
Reno tidak tahu malu
96
Cendol gratis
97
Perdebatan Reno dan Sarah
98
Hakim bebas
99
Sinta tahu soal Hana
100
Penjelasan Satria
101
Rena mulai baik
102
Ide dari Hakim
103
Saudara tidak tahu malu
104
Perkara makanan
105
Kerjasama Sarah dan Sinta
106
Mengenal Hakim
107
Reno diusir sarah
108
Pekerjaan untuk Reno
109
Pekerjaan Sarah
110
Memilih buku usaha
111
Membohongi Sinta
112
Titipan Dinda
113
Surat hutang
114
Toko mulai buka
115
Datang kekampus bikin heboh
116
Buah kesabaran
117
Dua wanita Hakim
118
Mengenal Cahaya
119
Datang ke toko
120
Mendekati Cahaya
121
Reno pemilik toko
122
Aku punya calon istri
123
Rencana melamar cahaya
124
Diterima Cahaya
125
Sarah mendorong Dinda
126
Lahir lebih cepat
127
Menghadapi Sarah
128
Kemana Sarah
129
Belum boleh pulang
130
Masalalu Indra
131
Raja Perkasa Wardoyo
132
Kekantor polisi
133
Ternyata dipenjara
134
Hari bahagia
135
Rencana Sinta
136
Memastikan kebebasan sarah
137
Ternyata istri Reno
138
Menemui Rahma dan Kandar
139
Rencana liburan
140
Joni ikut Sarah
141
Membawa Joni pergi
142
Syarat dari Sarah
143
Mendatangi Sarah
144
Sarah ketakutan
145
Akan tetap berlibur
146
Sarah sakit
147
Sampai di Jerman
148
Ingin meminta maaf
149
Hakim juga sakit
150
Sarah kabur
151
Liburan Satria dan Dinda
152
Nasehat Reno
153
Kepulangan Dinda dan Satria
154
Hidup Sarah
155
Sampai dirumah
156
Nasehat dari Satria
157
Bertemu tanpa sengaja
158
Dua mantan menantu
159
Permintaan maaf Sinta
160
Sinta dan Hakim berpisah
161
Positif garis dua
162
Dua wanita hamil bertemu
163
Perubahan Sinta
164
Datang kerumah Bayu
165
Hadiah untuk ibu
166
Hadiah yang berharga
167
Masih ada orang baik
168
Ajakan makan siang
169
Kejadian tidak terduga
170
Datang ke rumah Sinta
171
Garis dua lagi
172
Ke toko Sinta
173
Ajakan ke pesta
174
Datang ke pesta
175
Bertemu di Mall
176
Ungkapan hati
177
Drama roti bakar
178
Tempat wisata
179
Masalah masalalu
180
Undangan dari Sinta
181
Mencintai Ardi
182
Pernikahan Sinta dan Ardi
183
Mengakui suami orang
184
Sarah jadi malu
185
Permintaan maaf yang tulus
186
Menemui Kandar dan Rahma
187
Hasil pemeriksaan
188
Siapa wanita itu
189
Wanita masalalu
190
Cinta yang belum selesai
191
Satria jujur soal Melisa
192
Melisa malu
193
Dinda cemburu
194
Menjenguk Sarah
195
Belanja perlengkapan bayi
196
Cahaya melahirkan
197
Perusahaan cabang untuk Hakim
198
Keadaan Sarah
199
Menjenguk Sarah
200
Permintaan Sarah
201
Calon istri Hakim
202
Kepergian Sarah
203
Lamaran Hakim
204
Kangen jualan cendol
205
Bakso porsi jumbo
206
Keluarga bahagia
207
Sudah mulai sekolah
208
Makan siang di kantor
209
Bahagia semua ( Ending )
210
Extra bonus
211
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!