(Chapter 4) I Love You

Tak terasa sudah 2 minggu aku dan mereka bertegur sapa lewat dumay. Karena sering ngobrol lewat chat kita jadi semakin akrab, walaupun belum pernah bertemu secara langsung.

Sampai aku mulai gak nyaman saat kak Gilang selalu mengirim foto boneka dengan bentuk hati di tengahnya bertuliskan I Love You.

Ya! mungkin ini hal yang wajar dan biasa saja, karena terjadi di sosial media. Dan boneka itupun dalam bentuk foto bukan asli.

Tapi bagiku yang pertama kali merasakan itu, berhasil membuatku takut dan gak nyaman.

Aku juga selalu menghindar dan menolak setiap ada pria yang mencoba mendekat. Baik saat SMP ataupun sekarang, saat SMA.

Walaupun aku gak tau maksud mereka, tapi aku cuma gak mau memberi mereka harapan jika salah satu dari mereka memiliki perasaan khusus.

Dan alasan terkuatku, tentu saja karena insiden 7 tahun lalu yang masih membelenggu, dan begitu pekat dalam ingatan.

Sesegera mungkin aku langsung menanyakan niat kak Gilang di balik foto itu, ya mungkin saja hanya sekedar foto dan gak ada arti apa-apa.

Tapi gak ada salahnya, kan? aku hanya ingin memastikan dan melepaskan rasa gak nyaman di hatiku, itu saja!

“Kenapa Kak Gilang selalu kirim foto boneka beruang? terus di tengah-tengahnya ada bentuk hati bertuliskan I Love You.”

📱“Gak ada apa-apa.”

“Hah! gak ada apa-apa? kalau begitu berhenti mengirimkannya,” batinku menggerutu.

📱“Kalo kamu gak suka, mau aku kirim yang beneran gak?”

Tawarannya berhasil membuatku terlonjak kaget. Mataku terbelalak, mulutku menganga dan kedua alisku terangkat.

Aku langsung menjawab tawarannya dengan hati-hati, walau masih abu-abu. Tapi sebisa mungkin jangan sampai melukainya.

“Terimakasih, Kak. Tapi maaf, sebaiknya gak usah.”

Aku yang masih mencoba untuk mengetik lagi, memberi alasan atas penolakanku tanpa menyinggung perasaannya.

Aku memang gak begitu suka dengan boneka, walau pernah terpikat sebentar dengan benda berbulu dan imut itu.

Seketika terpampang balasannya yang membuatku tercengang, dan aku menghapus semua pesan yang tinggal kirim.

📱“Apa karena Nathan?”

Belum sempat aku membalas, pesan itu sudah tertimpa oleh pesan baru yang ia kirim.

📱“Kamu suka ya sama Nathan? kalo misalnya kamu kenal aku duluan, apa kamu juga bakal suka sama aku?”

Pernyataannya sontak membuatku jadi gelagapan, untung saja kita hanya bertukar kata lewat ponsel. Jika tidak, habis sudah riwayatku dan gak akan bisa berdalih.

“Meski aku kenalnya Kak Gilang duluan, gak akan ada yang berubah. Karena kak Nathan dan Kak Gilang, kan 2 orang yang berbeda.”

Batinku cemas, “Semoga kata-kataku gak menyinggung perasaannya.”

📱“Gitu ya?”

“Iya, Kak, maaf.”

📱“Aku kasih tahu sama kamu ya, jangan sampai kamu suka dia nanti kamu yang sakit.”

Aku gak faham maksud dia apa, dan lagi perasaanku juga masih abu-abu. Aku langsung mempertegas hubunganku dengannya kepada kak Gilang.

“Nggak kok! aku gak suka sama dia, dan cuman anggap teman aja, sama kayak Kak Gilang.”

Awalnya aku memang berpikir seperti itu. Tapi siapa sangka, ternyata aku beneran sudah jatuh cinta padanya.

“Tapi maksudnya kak Gilang apa, ya?” itulah yang selalu terlintas dan terngiang-ngiang dalam pikiranku, secara aku hanya mengenalnya secara virtual.

Aku yang masih penasaran dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi tidak berlaku untuk pernyataan kak Gilang, yang melarangku untuk tidak menyukai kak Nathan.

Karena sekarang aku sedang berada di mode cuek. Sifatku yang satu ini membuatku jadi gak begitu peduli, dan gak ambil pusing memikirkan kata-katanya.

Atau mungkin itu hanyalah sebuah nasihat untukku. Entahlah, aku sendiri benar-benar gak tau. Ditambah, aku juga gak punya pengalaman soal hati, dan baru kali ini aku memilik perasaan yang dalam untuk lawan jenis.

Tiga hari kemudian, sifat cuek itu di kalahkan oleh rasa penasaranku yang begitu tinggi, dan menanyakan langsung pada orang yang bersangkutan.

Dan dia hanya menjawab, ’Mungkin itu karena dia suka sama kamu.’

Membaca pesannya aku menghela nafas kesal, batinku menggerutu.

“Padahal dia cuma jawab begitu, tapi kenapa hati ku merasa gak suka kalo dia bilang ada cowok lain suka sama aku! terlebih lagi cowok itu adalah sepupunya.”

...***...

Lambat laun akupun melupakan kata-kata mereka. Hari-hariku seperti biasa, sebuah kegiatan yang gak ada spesial-spesialnya amat.

Tapi semenjak aku dan dia semakin akrab, membuatku terus menantikan hari esok. Dan tibalah hari dimana aku memberanikan diri mengungkapkan perasaanku lebih dulu.

Aku gak bisa seperti Sayyidatina Fathimatuzzahro, yang memendam cintanya untuk Sayyidina Ali. Bahkan, syaithon pun gak tahu kalo ada benih cinta tertanam dan tumbuh di hati dua insan yang paling mulia.

Ya! aku bukan Sayyidatina Fathimah maupun Sayyidatina Khodijah, karena yang akan aku lakukan adalah sebuah ungkapkan cinta tanpa perantara. Hanya bermodalkan aplikasi dan kuota untuk menyampaikannya.

Kini, pernyataan itu di mulai pada tanggal 5 januari, pagi ini. Walau jantungku berdegup kencang, aku mencoba memberanikan diriku.

Toh, jika aku ditoklak gak malu-malu banget, kan kita juga berjauhan. Dan kecil kemungkinan untuk bisa bertemu jika takdir gak turun tangan.

“Aku gak tahu kenapa setiap ada notif dari Kak Nathan hatiku selalu berdebar, dan tahu kalau itu Kakak. Dan saat aku lihat ternyata benar itu dari Kak Nathan.”

Hatiku berdebar lebih cepat, tanganku menjadi dingin, sepertinya semua syaraf dan darahku membeku.

Tanpa ragu, aku mengatakan semua isi hatiku yang sudah terpendam beberapa minggu lalu. Yang selalu aku tolak kehadirannya.

Aku melanjutkan kalimat inti yang belum sempat terkirim. Yang masih menggantung di kolom pesan.

Ingin rasanya aku urungkan niatku, tapi pesan yang terkirim beberapa detik lalu sudah terlanjur di lihat olehnya.

Melihatnya yang juga sedang mengetik, sebelum pesanku tertimpa oleh balasannya, aku langsung mengirim pesan yang tinggal aku kirim.

“Aku suka sama Kakak.”

Aku berhasil mengungkapkan perasaanku, dengan jantung berdegup lebih kencang, perasaanku kacau, hatiku mulai gelisah. Ungkapan cinta yang begitu ceroboh, pikirku.

Batinku menyesal, “Oh tidak! bukankah ini terlalu cepat? tapi aku juga gak bisa menarik kata-kataku yang sudah terlanjur terkirim dan sudah dilihat olehnya. Bagaimana ini ....”

Seketika jantungku terhenti, saat mata dan hatiku kompak membaca balasan pesan darinya.

📱“Kakak juga gitu.”

Aku terlonjak kaget, hatiku melakukan tarian balet, kedua bola mataku mengeluarkan sebutir mutia, ditambah pipi chubbyku seperti memakai perona.

Entahlah, aku ini benar-benar polos atau gimana, dengan yakin mengungkapkan perasaanku hanya karena sebuah notif yang menggetarkan hati. Dan siapa sangka, kalo perasaan itu terbalas juga olehnya.

Tak ada yang menyangka, bahkan tak pernah terbayangkan sedikitpun oleh kita. Bahwa itu adalah ... awal sebelum badai benar-benar menghantam kita, sampai menenggelamkanku.

Terpopuler

Comments

Imamah Nur

Imamah Nur

Apa tuh, dilecehkan kah?

2023-07-15

0

Imamah Nur

Imamah Nur

Memang teman dunia Maya sungguh melenakan 🤭

2023-07-15

0

💞 Lily Biru 💞

💞 Lily Biru 💞

harus ketemuan kalian ini woyyy

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 (Chapter 1) Jodoh Gak Akan Kemana
2 (Chapter 2) Saling Follback
3 (Chapter 3 ) Sebelum Menjadi Pelangi
4 (Chapter 4) I Love You
5 (Chapter 5) Mira
6 (Chapter 6) Salah Orang
7 (Chapter 7) Menjadi Pelangi
8 (Chapter 8) Nathan Palsu
9 (Chapter 9) Kabar Nathan
10 (Chapter 10) Doa di Sepertiga Malam
11 (Chapter 11) Kembali Menjadi Asing
12 (Chapter 12) Dibalik Esnya
13 (Chapter 13) Doa Mama Untukku
14 (Chapter 14) Kesalahpahaman di Pagi Hari
15 (Chapter 15) Bergosip
16 (Chapter 16) Surah Maryam
17 (Chapter 17) Sebuah Surat
18 (Chapter 18) Pesan Papa
19 (Chapter 19) Tamu
20 (Chapter 20) Firuz
21 (Chapter 21) Hari Kartini
22 (Chapter 22) Hari Kartini part ll
23 (Chapter 23) Pernyataan Cinta dan Pacar Pertama
24 (Chapter 24) Hati yang Sakit
25 (Chapter 25) Sebuah Voice Note
26 (Chapter 26) Ibarat Permen
27 (Chapter 27) Taman Bermain
28 (Chapter 28) Dilema Firuz
29 (Chapter 29) Kamu Masih Suka Ya?
30 (Chapter 30) Viona Cemburu
31 (Chapter 31) Beratnya Dosa Ghibah
32 (Chapter 32) Putus
33 (Chapter 33) Viona
34 (Chapter 34) Jangan Salahkan Hijabku
35 (Chapter 35) Telpon dari Cowok
36 Pengumuman New CS
37 (Chapter 36) Tertolak Lagi
38 (Chapter 37) Hapus Akun
39 (Chapter 38) Masih Cinta
40 (Chapter 39) Terulang Kembali
41 (Chapter 40) Syukron Ya Robb!
42 (Chapter 41) Pulang!
43 (Chapter 42) Putri
44 (Chapter 43) Elvina Jadi Mak Comblang?
45 (Chapter 44) Bertemu Kembali
46 (Chapter 45) Dilema
47 (Chapter 46) Doi nya Elvina?
48 (Chapter 47) Cerita yang Sama
49 (Chapter 48) Pertama Kalinya
50 (Chapter 49) Kabar Nathan 2
51 (Chapter 50) Usai
52 (Chapter 51) Adik Mansiku Berubah
53 (Chapter 52) Sebuah Nasehat
54 (Chapter 53) Tujuh Tahun Lalu
55 (Chapter 54) Pertemuan Pertama
56 (Chapter 55) Melupakan Wajah yang Kulihat Lima Tahun Lalu
57 (Chapter 56) CLBK?
58 (Chapter 57) Salah Faham lagi?
59 (Chapter 58) Elvina Cemburu
60 (Chapter 59) Fakta
61 (Chapter 60) Alasan Dibalik Sifat Pendiam nya Putri
62 (Chapter 61) Ungkapan
Episodes

Updated 62 Episodes

1
(Chapter 1) Jodoh Gak Akan Kemana
2
(Chapter 2) Saling Follback
3
(Chapter 3 ) Sebelum Menjadi Pelangi
4
(Chapter 4) I Love You
5
(Chapter 5) Mira
6
(Chapter 6) Salah Orang
7
(Chapter 7) Menjadi Pelangi
8
(Chapter 8) Nathan Palsu
9
(Chapter 9) Kabar Nathan
10
(Chapter 10) Doa di Sepertiga Malam
11
(Chapter 11) Kembali Menjadi Asing
12
(Chapter 12) Dibalik Esnya
13
(Chapter 13) Doa Mama Untukku
14
(Chapter 14) Kesalahpahaman di Pagi Hari
15
(Chapter 15) Bergosip
16
(Chapter 16) Surah Maryam
17
(Chapter 17) Sebuah Surat
18
(Chapter 18) Pesan Papa
19
(Chapter 19) Tamu
20
(Chapter 20) Firuz
21
(Chapter 21) Hari Kartini
22
(Chapter 22) Hari Kartini part ll
23
(Chapter 23) Pernyataan Cinta dan Pacar Pertama
24
(Chapter 24) Hati yang Sakit
25
(Chapter 25) Sebuah Voice Note
26
(Chapter 26) Ibarat Permen
27
(Chapter 27) Taman Bermain
28
(Chapter 28) Dilema Firuz
29
(Chapter 29) Kamu Masih Suka Ya?
30
(Chapter 30) Viona Cemburu
31
(Chapter 31) Beratnya Dosa Ghibah
32
(Chapter 32) Putus
33
(Chapter 33) Viona
34
(Chapter 34) Jangan Salahkan Hijabku
35
(Chapter 35) Telpon dari Cowok
36
Pengumuman New CS
37
(Chapter 36) Tertolak Lagi
38
(Chapter 37) Hapus Akun
39
(Chapter 38) Masih Cinta
40
(Chapter 39) Terulang Kembali
41
(Chapter 40) Syukron Ya Robb!
42
(Chapter 41) Pulang!
43
(Chapter 42) Putri
44
(Chapter 43) Elvina Jadi Mak Comblang?
45
(Chapter 44) Bertemu Kembali
46
(Chapter 45) Dilema
47
(Chapter 46) Doi nya Elvina?
48
(Chapter 47) Cerita yang Sama
49
(Chapter 48) Pertama Kalinya
50
(Chapter 49) Kabar Nathan 2
51
(Chapter 50) Usai
52
(Chapter 51) Adik Mansiku Berubah
53
(Chapter 52) Sebuah Nasehat
54
(Chapter 53) Tujuh Tahun Lalu
55
(Chapter 54) Pertemuan Pertama
56
(Chapter 55) Melupakan Wajah yang Kulihat Lima Tahun Lalu
57
(Chapter 56) CLBK?
58
(Chapter 57) Salah Faham lagi?
59
(Chapter 58) Elvina Cemburu
60
(Chapter 59) Fakta
61
(Chapter 60) Alasan Dibalik Sifat Pendiam nya Putri
62
(Chapter 61) Ungkapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!