Bab 15

Mendapat pertanyaan yang membuat Andini justru tertawa, hingga banyak karyawan yang mencibirnya karena berani menertawakan bos tampan mereka.

"Cemburu? no baby....." Andini segera berjalan menuju jalan raya. Ucapannya membuat Raihan terperangah. Tetapi Andika yang berada di sampingnya justru di buat bingung dengan adiknya yang malah terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

"Andini! loe mau kemana?"

"Gue tunggu di bawah jembatan layang." Seru Andin, dia malas jika ada yang melihatnya masuk mobil si bos dan bikin gosip sana sini.

"Ini kunci mobilnya pak," ucap scurity yang sudah mengambil mobil Nicko dari parkiran.

"Makasih pak."

"Ya udah balik sana, gue masih nunggu bumil kasian anak orang pulang sendirian. Mana makin gede itu perut, anaknya kira-kira mirip bapaknya apa mirip gue ya!" Andika melirik Erna yang sedang berjalan dengan Tara di sampingnya yang membantu membawakan tas.

"Hati-hati bini orang itu, ya udah gue balik, keburu adek loe ngoceh." Raihan melangkah masuk ke mobilnya.

"Adek gue bini loe ya!" ceplos Andika yang langsung mendapat pelototan dari Raihan.

Raihan segera melajukan mobilnya dengan pandangan liar menyusuri sepanjang jalan yang tak jauh dari perusahaan miliknya. Hingga matanya tertuju pada wanita yang sedang berdiri di bawah jembatan penyeberangan dengan bersedekap dada. Penampilan yang kelewat sexy jelas membuat mata liar pengendara lain melirik senang.

Andini segera masuk, ketika melihat mobil Rai sudah berada di depannya.

"Lain kali jangan nunggu di situ, penampilan kamu menggoda iman orang. Bakal bahaya nantinya."

"Iya." Jawab Andini malas, dia memasang safety belt di tubuhnya. "Jalan kak! aku udah kepengen mandi. Gerah..."

"Hhmmm..."

Sepanjang perjalanan hanya hening yang mewarnai, tak ada di antara mereka yang membuka obrolan. Hingga mobil masuk ke halaman rumah, Indah segera keluar dan masuk ke dalam tanpa menunggu Rai.

"Ck...."

Raihan ikut keluar dan mengekor di belakang Andin, cukup sabar walaupun kesal. Andini masuk kamar langsung terduduk di sofa dan melepas high heel yang ia pakai.

"Capeknya..." keluh Andini dengan memijat kaki jenjangnya yang terbuka memamerkan paha.

"Besok lagi jangan pakai rok model itu, di sana tempat kerja bukan pamer aurat! kamu buat mata pria tak fokus bekerja!"

"Termasuk kakak?" tanya Andini dengan wajah polos kemudian beranjak untuk segera masuk kamar mandi.

"Iya termasuk aku, karena aku nggak suka tubuhmu di perhatikan orang banyak." Raihan mencekal lengan Andin hingga tubuhnya berbalik dan menubruk dada bidang Rai.

"Tapi kamu suka melihat tubuh wanita lain kan? Kakak itu atasan tapi bekerja seperti di tempat karaokean, harus banget kerja sambil ditempelin wanita begituan?" tantang Andini.

Raihan tak menyangka jika Andini masih saja membahas tentang kejadian tadi pagi yang membuat harga dirinya anjlok di depan istrinya sendiri.

"Itu nggak seperti yang kamu lihat! tanya yang lain jika kamu tidak percaya!"

"Tapi kamu menikmatinya bukan? jangan munafik kak Rai! dengan kamu diam ketika tubuhnya menempel bahkan kancing dada atas terbuka membuatmu leluasa melihat isinya? lalu apa salahnya dengan penampilanku toh aku diam dan tak lenjeh seperti dia!"

Raihan tersenyum tipis mendengar penuturan dari Andini yang mengisyaratkan kecemburuan. "Cemburu?" Raihan menarik pinggul Andini hingga perempuan itu memberontak.

"Lepas kak! siapa yang cemburu, aku hanya mencontohkan ucapanmu yang tak sesuai dengan sikapmu. Kalo tak ingin sesuatu yang kamu punya di lirik yang lain jangan pernah melirik punya orang lain. Mungkin kakak kena bat.... mmppfff."

Raihan membungkam mulut Andini dengan bibirnya, sungguh tak bisa dibiarkan begitu saja. Akan semakin kemana-mana ucapannya jika tak segera di hentikan.

Andini yang mendapatkan serangan secara tiba-tiba terus meronta hingga Raihan yang gemas menggigit bibir bawah Andini membuat mulut wanita itu terbuka. Memperdalam dan menyapu semua yang ada di sana dengan gerakan lincah tetapi begitu lembut di rasa. Andini pun akhirnya diam tak lagi memberontak hingga tangannya mencengkram kerah kemeja sang suami saat nafasnya mulai sesak.

Raihan melepaskan ciuman tersebut, menatap wajah merona Andini yang sedang mengatur nafas. Kesal karena telah kalah tentu membuat Andini segera mendorong Rai hingga terhuyung ke belakang.

"Nggak perlu cium-cium aku!"

"Kamu yang minta."

"Kapan aku minta?"

"Bibirmu terus mengoceh minta di bungkam, maka jangan salahkan aku. Lagi itu halal untukku."

"Tapi rugi untukku, bibir kakak pasti bekas wanita tadi kan? Kakak pikir aku semurah itu bisa dengan seenaknya kakak nikmati bergantian?"

Raihan memijit pelipisnya, sungguh istrinya tak mengerti juga. Yang dia tau hanya yang dia lihat saja tanpa mau mendengarkan.

"Aku nggak seperti itu! kalo kamu nggak percaya bisa tanyakan pada Andika. Aku hanya akan menyentuh istriku bukan wanita lain!" tegas Raihan kemudian melangkah menuju kamar mandi, terlalu rumit berdebat dengan istrinya yang sulit di mengerti.

"Perasaan dulu nggak begini, adik yang penurut walaupun kadang suka ngeselin. Ini kenapa berubah jadi ngeyel banget abis gue unboxing."

Setelah mandi Raihan keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Melihat Andini duduk di atas sofa dan sedang sibuk dengan ponsel di tangannya. Masih dengan baju kantor ia cuek tanpa mau melihat padahal tau jika Rai memperhatikan.

Merasa tak ada pergerakan, dia segera beranjak dan melangkah menuju toilet dengan sedikit menyenggol lengan Rai. "Apa banget nggak pake apa-apa begitu, di kata aku akan tergoda kali." Andin masuk kamar mandi dengan sedikit membanting pintu.

"Masih ada 25 hari lagi dan gue harap tuh kecebongnya kak Rai nggak berkembang di perut gue! gue nggak mau terikat tanpa dasar apa-apa begini. Gue nggak cinta sama kak Rai...." Andini mengacak-acak rambutnya sendiri. Masuk ke bathtub dan memilih berendam di sana.

Malam ini mereka makan bersama, simbok memasak makanan yang juga sangat Andini sukai. Ntah tau dari mana sepertinya simbok memang jagonya.

Andini cuek saja tak melayani Rai, membuat simbok yang melihatnya hanya menahan senyum. Beliau sedikit-sedikit mulai paham dengan hubungan yang terjadi di antara keduanya. Apa lagi tadi Sifa sempat telpon simbok untuk memantau hubungan antara anak dan menantunya.

"Nambah non..."

"Non nan non nan.. simbok ikh, panggil Andin aja. Oke!"

"Iya Andin, cah ayu...nambah Yo. Enak to?" Simbok meletakkan segelas air putih hangat untuk Rai.

"Siap mbok, eh kok simbok tau sich. Ini makanan kesukaan aku loh mbok. Ayam goreng kremes, kremesannya gurih banget lagi mbok....mmmm.....suka!" Andin merem melek menikmati masakan simbok, membuat Rai gemas sendiri melihatnya.

"Makan bukan malah merem-melek begitu dek!" tangannya mengacak lembut pucuk rambut Andin.

"Berantakan kak! iseng dech..." ucapnya sambil merengut menggigit tulang ayam.

"Kalo Andin suka, nanti simbok bikinin lagi, ini kremesannya pakai rempah medok tenan makanya gurih. Kalo mau makan apa-apa bilang ya."

"Siap!" sahut Andin dengan gaya hormat dan itu cukup menghibur simbok dan Raihan.

Setelah makan dengan menghabiskan empat potong ayam kini Andini justru merasa lemas karena perutnya yang begah, saking enaknya sampe lupa ngatur pola makan. Tubuhnya dia sandarkan di kursi meja makan dengan tangan yang masih memegang tulang ayam.

"Makanya kalo makan kira-kira, nggak kuat bangun kan!" Raihan menggelengkan kepala melihat Andin yang sudah tak ada pergerakan, hanya bisa diam sambil mengatur nafas.

"Walah entek to...." ucap simbok yang baru saja datang dan ingin membereskan meja bekas makan. "Enak tenan to, mmmm besok bawa bekal aja ya kerjanya. Pie nduk?"

"Boleh mbok sama sayur toge ya mbok?" lirih Andini.

"Walah siap, biar subur to..."

"Apa sich mbok, lagi pengen aja. Kasih kucai ya mbok koboy nya jangan nanti jadi keong racun."

Simbok yang tak mengerti mengira Andini hanya melantur saja. Sedangkan Rai segera beranjak dari sana menuju kamar.

"Kak Rai mau kemana?"

Langkah Rai terhenti dan berbalik melirik Andin dengan posisi yang masih seperti semula. "Kenapa?"

"Tega nya...."

"Mau apa Andin?" tanyanya dengan sabar.

"Gendong....." kedua tangannya terulur ke atas.

Raihan menarik nafas dalam, kemudian sedikit merendah agar Andin bisa naik ke atas punggungnya.

"Let's go kak!"

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

memang harus sabar ngadepin Andin.... semangat mas Rai

2024-12-25

0

Tama Ngenana

Tama Ngenana

semoga ada kesempatan tuk bermesraan ya😂😂😂👍👍👍

2024-08-28

0

Yuliaya

Yuliaya

indah?

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Rintih Pernikahan
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 ISTRI KEDUA DOSENKU
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Baba 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 YOU'RE MINE ADIK NAKAL
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Rintih Pernikahan
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
ISTRI KEDUA DOSENKU
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Baba 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
YOU'RE MINE ADIK NAKAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!