Mobil hitam besar itu melaju dengan gagahnya di atas aspal. Sangat bersaing dengan mobil lainnya. Budek yang berada di belakang setir lincah sekali membawanya menyusup dari satu mobil ke mobil lainnya yang sedang antre berjalan setelah lampu bangjo di daerah Kuningan menyala. Terlebih lagi ada pembangunan proyek pelebaran yang membuat jalan menyempit.
"Hati-hati, Dek. Tidak perlu buru-buru. Toh anak itu pasti sedang tidur siang bolong begini," kata Samyokgie.
Budek cuma mengangguk. Bosnya itu pasti ingin cepat bertemu dengan gadis bernama Cytra itu. Buktinya setelah menerima alamat dan nomor telepon dia langsung menyuruh Budek menuju ke alamat tersebut.
Setelah lepas dari kerumunan kendaraan, mobil hitam itu langsung tancap gas memburu gadis yang bayang-bayangnya sudah berada di ubun-ubun kakak seperguruannya itu.
Sementara itu di ruas jalan yang sama Cytra sedang menuju ke tempat kosnya setelah mengantar Vionita belanja di supermarket. Dengan hati-hati dia mengarahkan mobilnya ke jalan yang menuju ke tempat kost.
"Ayo agak dipercepat jalannya. Saya sudah ditunggu Bos di Ranbow nanti jam 2," kata Vionita.
"Ya, Ma. Ini jalanan padat sekali. Saya takut kalau nyrempet," ucap Cytra. Padahal dia masih memikirkan telpon dengan nomor asing ke Hp-nya.
#FLASBACK ON
Ketika sedang menunggu Vionita memilih barang-barang kebutuhan sehari-hari di supermarket, tiba-tiba Hp-nya berdering.
Tetapi ia putuskan sambungan telepon karena tidak muncul nama si penelpon. Berarti bukan teman atau orang yang ia kenal.
Beberapa kali telpon berdering dan Cytra memencet tombol tolak.
Karena penasaran akhirnya ketika telepon berdering lagi ia terima. Namun sungguh kaget suara yang terdengar dari seberang sana adalah Samyokgie.
*Senang sebenarnya Tuan Samyokgie menelponnya. Terbayang lagi wajah putih bersih dengan bekas kumis dan rambut jambangnya yang habis dicukur. Wajah orang yang dulu sangat ia segani dan takuti. Namun sejak insiden itu menjadi orang yang diam-diam menyusup dalam hatinya.*
Cytra hanya menjawab singkat telpon Tuan Samyokgie. Kemudian ia offkan Hp-nya.
Tak mungkin ia bicara lama dengan 'kekasih gelapnya' itu disaat ada Vionita di dekatnya.
Sambil menyetir menuju ke tempat kost ia terus memikirkan telepon tersebut:
Kenapa Samyokgie tahu nomor Hp-nya. Padahal belum pernah dia komunikasi lewat Hp. Lelaki itu memang sangat canggih membuat Cytra kini merasa diistimewakan.
*Sebelum kejadian itu Samyokgie adalah Papa tiri yang jarang sekali bertemu dengannya. Apalagi Vionita meminta Agar Cytra tetap tinggal di tempat kost. Tidak usah bergabung dengan Vionita di rumah besar seperti istana itu.
"Saya sendiri belum menyatu dengan rumah ini. Apalagi Tuan Samyokgie kelihatan tidak ikhlas menerima Mama" kata Vionita waktu itu.
Maka praktis Cytra bertemu dengan Tuan Samyokgie hanya pada saat pernikahan Vionita saja. Setelah itu sesekali saja Cytra berkunjung. Itu pun tidak efektif. Hanya sebentar. Karena Cytra ada perlu dengan Mamanya saja. Bukan dengan penghuni lainnya yang tidak ia kenal sebelumnya. Termasuk dengan Radita. Cytra bertemu dengan pemuda sopan itu bisa dihitung dengan jari.
#FLASBACK OF
Saking asyiknya membayangkan Tuan Samyokgie hampir saja Cytra celaka karena kurang konsentrasi. Sebuah kendaraan yang datang dari arah berlawanan tiba-tiba berada di depannya ketika Cytra berbelok je jalan kecil menuju ke tempat kost.
"Awas!!" Teriak Vionita.
Cytra kaget dan mengerem mendadak hingga Vionita terpental ke depan. Jidatnya menghantam dasboard sedikit. Untung tak begitu berat lukanya. Cuma memar kecil di bagian yang terbentur.
"Maaf, Ma. Cytra melamun tadi."
"Kamu mbok hati-hati kalau nyetir," keluh Vionita.
"Iya, Ma," ucap Cytra lalu menjalankan mobilnya kembali.
Tinggal sekitar 200 meter lagi Cytra sampai di tempat kosnya. Tetapi Mama Vionita tiba-tiba meminta Cytra menghentikan mobil di pinggir kiri.
"Ada apa, Ma?"
"Sebaiknya kita balik kanan saja. Barusan teman Mama WA. Sekarang saya sudah ditunggu bos di Hard Cafe," kata Vionita.
Cytra kemudian memutar mobilnya dengan tenang menghadap kearah sebaliknya. Ia tak keberatan. Tidak masalah tidak jadi ke tempat kosnya. Karena cuma untuk mengambil pakaian dan barang lainnya yang tak penting amat.
Sekalian membayar uang kost yang terakhir. Setelah itu ia akan tinggal bersama Mama untuk selamanya.
Sebenarnya Vionita bukan karena ada pesan WA dari temannya untuk segera menghadap bos. Tetapi karena melihat di depannya ada mobil hitam besar dengan nopol yang sangat ia kenali. Maka ia langsung memerintahkan Cytra untuk balik kanan.
Sementara itu di dalam mobil yang lain. Tuan Samyokgie sudah tidak sabar lagi ingin bertemu Cytra. Sudah rindu sekali ia ingin memeluk 'Prama Agustin'....????
Ya. Cytra di matanya bak istrinya yang pertama itu. Gelora asmara yang ia rasakan saat ini sama persis ketika ia jatuh cinta pertama dengan wanita yang kini telah tidur tenang di alam kubur itu.
"Lebih cepat sedikit, Dek! Mumpung dia belum bangun dan kabur lagi," ucap bos PT Prama Group itu.
Samyokgie disamping punya Hotel Ritz, dia memiliki sejumlah perusahaan lainnya yang tergabung dalam Prama Group. Budek tahu seluruh aset kekayaan Samyokgie tersebut diperoleh saat Prama Agustin masih ada. Wanita yang hebat itu memiliki insting yang tepat dalam berbisnis. Tidak ada satu pun usahanya yang tidak berkembang.
"Kamu turun dulu, Dek. Ketuk pintunya yang sopan. Kalau itu anak sudah muncul baru aku turun. Jadi dia tidak bisa kabur lagi."
Budek dengan sigap turun dari mobil. Kemudian menuju ke rumah yang di depan pagar ada tulisan: MENERIMA KOS PUTRI.
Budek ketuk pintu kayu bercat kuning gading itu. Kemudian muncul bapak-bapak tua dari dalam.
"Maaf, apakah Cytra ada, Pak," tanya Budek.
Lelaki tua yang rambut dan jenggotnya sudah putih semua itu menatap Budek dengan curiga.
(Budek memiliki tampang cukup seram. Dengan mengenakan jaket kulit hitam dan kaca mata gelap. Maka wajar saja jika pemilik rumah itu curiga memperhatikannya.)
"Cytra siapa yang anda maksudkan ?" Tanya orang tua itu galak.
"Cytra...dia bekerja di diskotik," jawab Budek lugas sesuai petunjuk bosnya.
"Apa?!. Disini tidak ada anak yang kos bekerja di diskotik! Disini Mahasiswi semuanya yang baik-baik," jelas pemilik rumah kost dengan wajah mengajak perang.
"Oh, Maaf, Pak. Barang kali saya salah. Saya mau tanya bos saya dulu."
"Tidak perlu!! Tidak ada Cytra yang bekerja di diskotik disini. Kalian pergi saja lebih baik. Sebelum saya telpon polisi!" kata pemilik rumah kos itu marah.
Budek setengah jengkel pergi. Kalau bukan orangtua sudah bereaksi tinju geledeknya.
'Saya ini orang baik-baik. Bukan bajingan. Sialan. Nasib punya wajah sangar'.
"Bagaimana, Dek?" Tanya Samyokgie setelah ia naik ke mobil kembali.
"Sepertinya tidak disini, Bang. Alamatnya mungkin salah," jawab Budek.
"Tidak salah. Ini alamatnya bener. Jalan dan nomor rumah juga bener. Malah cat rumahnya juga sama dengan yang ditunjukkan Rudiyan."
"Tapi tadi orang tua itu bilang tidak ada nama Cytra. Gadis yang kos di rumahnya tidak ada yang bekerja di diskotik. Semuanya gadis terpelajar. Mahasiswi."
"Kita tidak salah alamat. Cuma kurang tepat waktunya," ujar Samyokgie penuh percaya diri.
'Apakah Cytra kuliah? Kalau tidak kuliah tidak mungkin dia kostnya bareng dengan mahasiswi lainnya', pikir Samyokgie.
Ada perasaan bangga Samyokgie kepada anak tirinya itu. Karena ternyata Cytra gadis yang punya visi ke depan. Pantas saja tidak mudah dirayu olehnya. Dan insiden itu mungkin karena dia terpaksa. Atau tidak bisa menolak hasratnya karena melihat ketampanan Samyokgie.
'Walaaah Gie...Gie...Kenapa kamu GR begitu. Kayak anak muda saja' suara batin Samyokgie sendiri.
"Terus bagaimana kita selanjutnya, Bang?" Tanya Budek.
"Sudahlah. Kita tinggalkan saja tempat ini," perintah Samyokgie kemudian.
"Kemana lagi, Bang?"
"Sudah jalan saja ke depan!"
Mobil hitam itu kembali melaju dengan cepat. Melewati jalan raya yang padat kendaraan. Mata Samyokgie bergerak ke kanan ke kiri. Dia hafal dengan mobil Cytra. Instingnya mengatakan Cytra masih di jalanan dengan mobilnya.
Insting lelaki itu tajam. Cytra memang sedang mengendarai mobilnya di jalan raya. Tetapi sudah jauh berada dari mobil Tuan Samyokgie. Tidak mungkin lelaki itu akan menemukannya. Karena berbeda arah.
Vionita yang duduk di samping Cytra beberapa kali melihat ke belakang. Barangkali mobil Samyokgie mengejarnya. Ia terus mengarahkan Cytra agar melewati akses jalan menuju ke kantor Hard Cafe....
Bersambung ke bab 8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nichi Abie
Lanjut terus kak...sampai bab terakhir kak...👍👍👍
2022-12-01
0