BERTEMU MAMA

# yuk kita baca lagi lanjutan kisahnya......

Tuan Samyokgie tidak mempermasalahkan Vionita pergi dari rumahnya yang besar seperti istana itu. Bahkan kalau mau tidak usah kembali lagi. Tidak apa-apa. Karena dia sudah merencanakan untuk menceraikan istrinya itu. Jadi kebetulan kalau wanita itu pergi sebelum dia mengajukan gugat cerai ke PA.

Tetapi lain halnya dengan Cytra. Gadis itu telah membuat Tuan Besar kelimpungan. Ketika mengetahui bahwa gadis yang telah mengikat hatinya itu tidak ada di kamarnya lagi, sontak dunia ini rasanya mau runtuh. Gelora asmaranya makin menggebu untuk segera menemukan gadis itu kembali.

Saking jengkelnya tidak ada orang rumah yang tahu gadis itu hilang, meja makan digebrak keras-keras. Sampai barang-barang yang ada di atasnya berlompatan. Pintu kamar ditendang sampai jebol. Pembantunya Si Inah yang berada di dekatnya langsung ngacir ke belakang.

Perempuan lugu itu minta kepada teman-teman seprofesi tidak ke depan dulu. Jika tak ingin terkena amarah Tuan Samyokgie

"Ada apa, In Tuan Sam," tanya Mbok Yem di dapur.

"HUS! Diam!...tidak usah berisik," jawab Inah terus menyibukan diri bekerja.

"Sinaaah...!!" suara Tuan Samyokgie terdengar berteriak lagi.

Inah melemparkan lagi alat dapur yang sudah ia pegang tadi.

Perempuan itu tergopoh-gopoh lari lagi ke dalam rumah. Mbok Yem yang masih kebingungan ikut diseret mengikutinya menghadap Tuan Besar.

"Bagus...! Bawa kesini semuanya. Badrun mana...Badruuuun," suara Tuan Besar yang seperti geledek itu memanggil tukang kebun yang merangkap tukang bersih-bersih di dalam rumah.

"Kalian tahu tidak ada orang dari kamar itu keluar dan pergi menghilang," Samyokgie menunjuk ke arah kamar tamu yang sudah kosong mlompong tanpa penghuni kepada tiga pembantunya itu.

"Ti...ti..tidak, Tuan," jawab Inah walaupun ia kurang faham yang dimaksud Tuan Besar.

Sedangkan Mbok Yem cuma celingukan seperti ayam dijepret karet. Apalagi Badrun yang bergabung paling akhir. Dia hanya menunduk sambil membayangkan siapa yang dimaksud oleh Tuan besar. CEWEK atau Cowok !!

"Tidak tahu bagaimana! Kalian kan yang selalu tinggal di rumah. Jangan berbohong. Bisa saya hukum kalian semua. Ayo bicara yang tahu siapa?!" Samyokgie semakin marah.

"Bar...ba...barangkali Mbak Mimin tahu, Tuan," kata Inah terbata-bata.

Samyokgie ingat ketika membawa pulang Cytra ke rumahnya saat itu orang yang kali pertama membukakan pintu adalah Mbak Mimin, pembantu rumah juga. Pasti dia tahu!

"Mana Mimin...panggil dia cepaaat!" Tuan Samyokgie menggebrak meja lagi. Tidak tahu apakah telapak tangannya yang lebar itu sakit atau tidak.

"Tet...ta..tapi Mbak Mimin ndak berangkat tuan. Katanya suaminya mau kawin lagi," jawab Inah.

BRAAKK !!

"Siapa yang tanya suami Mimin. Mau kawin lagi sampai lima kali bukan urusanku," Samyokgie makin senewen.

"Maaf tuan...."

"Telpon dia! Suruh berangkat sekarang! Kalian brengsek semua bekerja!"

Tuan Samyokgie berdiri dengan mata mendelik. Ketiga pembantunya itu diusir pergi memanggil Mbak Mimin dengan kakinya. Benar-benar sudah senewen. Sontak mereka pun terjungkal karena kaget lalu lari ke arah masing-masing.

"Suruh Mimin kesini kalau sudah datang. Cepaaat....!!."

"Ya Tuan...," serempak ketiga pembantunya itu menjawab.

DEERRR

Terdengar suara pintu dipukul oleh tangan Samyokgie yang kuat itu.

\*\*

Di sebuah rumah kecil yang berdempetan satu dengan lainnya, terlihat dua orang wanita sedang bersitegang. Suara bicara mereka tertahan-tahan. Karena takut terdengar tetangga samping rumah yang cuma dibatasi papan tripleks.

"Mama harus kembali ke rumah besar. Disini tidak sehat untuk perkembangan hidup, Mama," kata wanita yang lebih muda.

"Tidak Mama tidak akan kembali ke rumah lelaki setan itu," ucap wanita yang lebih tua.

"Kenapa, Ma? Apa pun alasannya Mama bersalah meninggalkan suami tanpa izin," wanita yang lebih muda ngotot.

"Biar saja Mama dianggap salah. Biar saja Tuan Samyokgie yang jahat itu menceraikan, Mama," jawab wanita yang bernama Vionita itu.

Kelihatan sekali dia yakin bahwa sikapnya lari dari rumah besar seperti istana itu sudah tepat. Daripada bertahan makan hati terus sampai mati.

"Mama memang susah diberi saran. Dulu andaikata Mama nurut tidak menikah dengannya pasti tidak akan terjadi masalah seperti ini," keluh wanita lebih muda yang bernama Cytra.

"Ini rumah Mama. Hasil jerih payah bekerja sekian tahun. Mama lebih senang tinggal disini. Daripada di rumah orang kaya raya tapi makan hati," berkata begitu mimik Vionita berubah menjadi sedih kembali.

Waktu Cytra datang beberapa jam yang lalu Vionita memeluknya dengan menangis berat. Mereka berpelukan saling melepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu.

Cytra pun ikut menangis. Ia teringat insiden di hotel Ritz. Dan tidak mungkin kekhilafan dirinya itu ia ceritakan. Apalagi Vionita sedang bersedih. Mamanya harus ia hibur. Daripada dibebani lagi persoalan pribadi dirinya itu.

"Sudahlah, Ma. Tidak perlu kita sesali apa yang sudah terjadi. Kita syukuri saja apa yang sekarang ada," ucap Cytra menenangkan Vionita yang masih kelihatan emosional.

"Mama memang bersyukur. Akhirnya bisa bersama kembali dengan kamu. Coba kalau Mama masih tinggal dengan Tuan Besar. Pasti kamu dan Mama akan terpisah terus. Karena kamu tidak mau tinggal dengan Tuan yang galak itu..."

#Flasback lagi ya...

Setelah Tuan Samyokgie masuk ke kamarnya sendiri pada dini hari itu (sepulang dari Diskotik Rainbow bersama Cytra), Mbak Mimin berjalan mengikuti Cytra masuk ke kamar.

"Mbak Mimin disuruh pergi Tuan kok malah kesini," Cytra mencegah.

"Sebentar, Non. Saya cuma ngabarin Mama Vionita sudah pergi dari rumah ini. Kenapa Non Cytra malah kesini?" Tanya Mbak Mimin.

"Saya tidak tahu, Mbak. Terus Mama pergi kamana?"

"Katanya mau pulang. Tidak tahu pulang kemana."

Cytra mengira-ngira tidak mungkin Mamanya pulang ke Jawa. Karena sudah bertekad tidak akan pulang ke desa jika belum sukses di Jakarta. Perjuangan Mama sangat keras sejak hijrah ke Ibu Kota.

Tetapi ketika hidupnya makin baik dengan diperistri oleh sang konglomerat, dia tidak bisa menikmatinya sama sekali. Hidupnya justru jatuh terpuruk.

Setelah menyampaikan informasi itu Mbak Mimin buru-buru keluar dari kamar Cytra. Gadis itu pun mengikutinya dari belakang. Dan berbisik kepada Mbak Mimin untuk membukakan pintu depan.

Mimin tidak bertanya lagi karena sudah tahu apa maksud Cytra. Dia buka pintu kembali dan Cytra keluar. Untung Tuan Jahat yang bodoh itu telah menyerahkan kunci mobilnya kembali.

Maka dini hari itu Cytra meninggalkan rumah Tuan Samyokgie yang mungkin sudah terkelap tidur. Tujuannya tidak kemana-mana kecuali ke rumah Mamanya.

#Sudah ya Flasbacknya

.....lanjut lagi ke cerita selanjutnya.....

Pembicaraan Vionita dan Cytra berhenti mendadak pagi itu. Karena terdengar suara mesin sepeda motor yang mendekati teras depan tempat tinggal mereka.

"Siapa, Ma?" tanya Cytra cemas. 'Jangan-jangan Tuan Samyokgie menyusulnya dengan naik sepeda motor'.

Vionita tidak menjawab. Dia melangkah ke depan rumah. Kesempatan itu digunakan Cytra masuk ke dapur untuk bersiap-siap lari kalau yang datang Tuan yang jahat itu.

Beberapa saat Vionita bicara dengan orang yang baru datang di teras depan. Setelah itu terdengar suara mesin sepeda motor meninggalkan rumah itu.

"Siapa, Ma?" Tanya Cytra yang keluar dari tempat persembunyiannya.

"Kamu kok kelihatan ketakutan dan bersembunyi ada orang datang. Ada apa?" Tanya Vionita curiga.

"Tidak kok, Ma. Cytra cuma buang air kecil tadi di kamar mandi," kata Cytra beralasan. Padahal dia memang takut sekali kalau yang datang tadi adalah Tuan Samyokgie.

"Benar kamu tidak sedang punya masalah?" Tanya Vionita.

"Ada sih, Ma. Tapi biasa masalah di tempat pekerjaan," Cytra akhirnya katakan satu dari sejumlah masalah yang sedang meruweti pikirannya.

"Pasti kamu sedang ribut sama bosmu," tebak Vionita.

"Betul, Ma. Saya tidak akan bekerja lagi disana."

"Saya kan sudah bilang dari dulu. Kamu belum saatnya terjun di tempat umum seperti itu. Terus bagaimana Brandon. Dia mencarimu disuruh bekerja lagi?"

"Iya, Ma. Saya kira yang datang tadi Brandon."

"Brandon tidak tahu tempat tinggal ini. Walaupun Mama kenal dia."

"Kalau Tuan Samyokgie, Ma?"

"Apalagi dia. Komglomerat seperti dia mana mungkin mau keluyuran di tempat kotor seperti ini."

"Jadi siapa tadi, Ma, yang datang?" Tanya Cytra khawatir.

"Teman Mama di Hard Diskotik. Mama akan bekerja lagi disana."

Cytra tertegun dengan semangat Mamanya itu. Dia sendiri rasanya sudah tak bersemangat lagi bekerja di diskotik sebagai penyanyi...

Bersambung ke bab 6.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!