1 hari pun berlalu, Veliona akhirnya tersadar dari pingsannya, ia pun kebingungan saat terbangun.
"Dimana ini?..." Ucapnya lemas.
"Hei, Veliona udah sadar" Ucap Raft memanggil teman temannya.
Yuuiki dan yang lainnya pun datang menghampiri Veliona.
"Veliona!... Kamu baik baik saja?!.." Tanya Yuuiki.
"Aku baik baik aja.. Zen dimana?" Tanya Veliona.
Semuanya pun seketika terdiam dan Rara pun mengajak Veliona untuk ke ruangan sebelah.
Veliona hanya mengikuti teman temannya yang pergi ke ruangan sebelah dan ternyata Zen masih tertidur dengan luka luka yang tidak kunjung sembuh.
"Dia udah ga ada lagi" Ucap Rio yang membuat semuanya terdiam.
Yuuiki berusaha untuk memperbaiki suasana dengan mencari orang yang dapat menyembuhkan luka luka Zen.
"Sudah tenang aja.. Kita hanya perlu mencari orang yang bisa menyembuhkannya bukan??" Ucap Yuuiki.
"Tapi dari semalam, sudah banyak perawat dari akademi yang mencoba untuk menyembuhkannya tapi ga ada satu pun yang berhasil" Jawab Raft.
Suasana pun tak kunjung membaik dan malah semakin buruk.
...-Disisi lain-...
"Sakit... Gelap, dan terasa sangat sepi.. Apa aku mati untuk yang ke dua kalinya?.." Bingung Zen.
Zen melihat cahaya merah terang, ia pun berusah bangkit dan menghampirinya. Saat Zen sudah bangkit Zen pun mendengar suara aneh dari cahaya merah tersebut, ia pun berjalan ke cahaya merah tersebut.
Saat ia sampai di cahaya merah tersebut, cahaya merah itu pun menciptakan sebuah tulisan.
"Apa kau sudah ingin mati? Atau kau masih ingin melanjutkan hidupmu?"
Zen pun menjadi kebingungan dan hanya menjawab pertanyaan tersebut.
"Tentu saja aku belum mau mati." Ucap Zen.
Zen yang penasaran bertanya kepada cahaya merah tersebut.
"Kamu siapa?" Tanya Zen.
...-Disisi lain-...
Veliona pun meminta teman temanya untuk meninggalkannya sendirian di ruangan tersebut bersama Zen.
dan mereka mengabulkan permintaan Veliona jika itu dapat membuat Veliona senang.
Sebelum mereka melangkah keluar ruangan Zen, tiba tiba sedikit bergerak.
"Zen!.." Veliona~
Yang lainya pun terkejut melihat Zen sedikit bereaksi dan mereka semua langsung menghampiri Zen, luka luka di tubuh Zen tiba tiba menutup dengan sendirinya.
"Lihat lukanya!" Ucap Rio.
Mereka semua seketika sangat terkejut melihat seluruh luka di tubuh zen yang mulai sembuh dengan sendirinya.
"Agh.." Zen~
"Zen!!" Teriak mereka semua.
"Hah??.. Apa yang terjadi?... Dimana ini?..." Ucap Zen lemas.
"Kamu baik baik aja?" Tanya Veliona.
"Sepertinya aku baik baik saja, tetapi aku lupa apa yang terjadi" Ucap Zen.
"Dimana ini?" Tanya Zen.
"Di ruang perawatan akademi" Jawab Rio.
"Begitukah..." Zen perlahan bangun dari tidurnya dan duduk saat Zen terbangun Veliona pun langsung memeluk Zen dengan erat.
"Eh? Kenapa Veliona?" Tanya Zen kebingungan.
Veliona pun tidak menjawab pertanyaan Zen dan hanya diam.
"Sudah sudah..." Ucap Zen sambil mengelus kepala Veliona.
"Zen kamu baik baik aja?" Tanya Ayani.
"Ah, aku baik baik aja sensei.." Jawab Zen.
"Dia bukan sensei, kemarin dia hanya menyamar." Ucap Rara.
"Eh?" Ucapan Rara pun membuat Zen menjadi kebingungan dan Yuuiki pun menceritakan kejadiannya.
"Begitu..." Ucap Zen karena telah mengerti situasinya.
"Namaku Ayani salam kenal Zen" Ucap Ayani.
"Iya salam kenal" Ucap balas Zen.
Mereka pun mengobrol tentang kejadian yang semalam terjadi.
...-Time skip-...
Mereka semua pun keluar ruangan Zen karena ada urusan masing masing dan hanya tersisa Veliona sendiri.
"Veliona?.. Kamu baik baik saja? Ucap Zen kebingungan karena Veliona hanya terdiam dari tadi.
Tiba tiba Veliona pun mengucapkan sesuatu dengan pelan "Jangan.." Ucapnya.
"Jangan?" Zen pun kebingungan apa yang Veliona maksudkan.
"Jangan tinggalin aku sendirian lagi.." Jelas Veliona sedikit menangis.
Zen kebingungan kenapa Veliona menangis untuknya, beberapa saat kemudian pun Zen sadar bahwa Veliona sedikit tertarik dengannya, sama dengan dirinya yang sedikit tertarik dengan Veliona.
"Baiklah.." Ucap Zen.
Veliona melepas pelukannya perlahan.
"Janji ya?" Tanya Veliona.
"Iya janji" Ucap Zen sambil mengusap air mata Veliona.
Veliona sedikit merasa baikan dan ia pun berterima kasih kepada Zen.
"Terima kasih Zen.." Ucapnya.
"Terima kasih buat apa??" Jawab Zen kebingungan.
"Karena telah menyelamatkan nyawa kami semua" Jelas Veliona.
"Kalau tidak ada kamu waktu itu, kami semua pasti sudah tidak ada" Ucap Veliona.
Zen mengelus kepala Veliona dan mengucapkan "Aku pasti akan melindungi teman temanku apapun yang terjadi"
Veliona pun menundukkan kepalanya kebawah dan tersenyum.
Zen pun menjadi bingung kenapa Veliona tersenyum.
"Aku mau pergi ke tempat yang lainya, kamu jangan kemana mana, istirahat aja" Ucap Veliona sambil tersenyum melihat Zen.
Veliona langsung pergi keluar ruangan. Di luar ruangan Veliona pun menangis karena mengingat sesuatu.
(Ingatan masa lalu)
"Aku pasti akan melindungi kalian semua" Ucap seorang laki laki.
Veliona pun menangis saat mengingat kata kata itu.
"Huh... Aku tidak tau apa yang terjadi, tetapi aku hidup kembali" Ucap Zen dalam hatinya.
...-Kejadian sebelum hidup kembali-...
Cahaya merah tersebut terus berkomunikasi dengan Zen sampai Cahaya merah tersebut menyuruh Zen untuk memasuki sebuah pintu tepat di belakang Zen.
Zen kebingungan karena tiba tiba ada pintu di belakangnya dan terlebih lagi Cahaya merah tersebut menyuruh Zen untuk masuk ke dalam pintu tersebut. Zen yang penasaran pun berjalan menuju pintu tersebut dan memasukinya dan tiba tiba ia hidup kembali..
"Hadeh... Apakah aku sudah boleh pulang??" Ucap Zen dalam hatinya.
"Baiklah aku akan ke asrama saja" Ucap Zen sambil bangun perlahan dari tempat tidurnya, tetapi saat ia bangun perlahan ia pun merasa aneh, kenapa ia tidak merasakan sakit, padahal kata teman temannya ia sebelumnya terluka parah dan Zen baru menyadari bahwa ia tidak memiliki luka sedikitpun. Zen pun berjalan keluar dari ruangan menuju asramanya sambil berfikir bagaimana ia bisa kembali hidup hanya dengan melewati sebuah pintu yang di arahkan oleh cahaya merah waktu itu.
...-Time skip-...
Zen pun sampai di ruangannya.
"Aku tidak mengerti sama sekali" Ucap Zen.
"Ngantuk sekali... Hoam..." Zen pun berjalan ke kamarnya dan tiduran di kasurnya.
Zen masih kebingungan dengan Cahaya merah yang menghidupkannya kembali, dan kenapa Cahaya merah itu membantunya, Zen yang terus berfikir pun mulai lelah dan tiba tiba ia tertidur.
...-Disisi lain-...
Veliona yang kembali ke ruang perawatan dan melihat Zen sudah tidak ada pun mencoba mencarinya di asrama.Saat Veliona sampai di asrama, Veliona pun berjalan ke ruangan Zen dan kemudian ia mengetuk pintunya.
(Knock knock)
Veliona yang terus mengetuk pintu tidak mendapatkan jawaban sama sekali, Veliona pun membuka pintunya dan memasuki ruangan Zen.
Veliona mulai mencari Zen di ruang tamu tetapi ia tidak menemukan Zen, ia pun mencoba untuk mencari Zen di dapur tetapi tetap tidak menemukannya, saat Veliona ingin keluar dari ruangan Zen, ia pun mengingat ada satu ruangan yang belum ia periksa, yaitu kamar Zen.
Veliona pun mengecek kamar Zen dan ternyata Zen tertidur di kasurnya.
"Dia selalu saja menghilang tiba tiba.." Ucap Veliona sedikit kesal.
"Kamarnya berserakan sekali" Ngeluh Veliona.
Veliona pun memutuskan untuk membersihkan dan merapikan kamar Zen.
Veliona yang sedang membersihkan kamar Zen pun sedikit mengingat masa lalunya.
...-Ingatan sekilas-...
"Aku pasti akan melindungi kalian semua" Ucap Seorang Ayah.
"Ayah!" Teriak seorang kakak Laki laki.
"Ayah jangan tinggalkan kami!!!" Teriak Veliona sambil menggendong seorang adik perempuan.
Sosok laki laki tersebut pun meninggalkan Ketiga anaknya di sebuah desa, laki laki tersebut pun berlari dari desa secepat mungkin. Ternyata laki laki tersebut sedang di kejar oleh 3 Iblis.
Veliona pun kesal mengingat tiga Iblis yang telah memburu Ayahnya, tidak hanya satu ingatan itu, Veliona juga dendam terhadap kakaknya.
...-Ingatan sekilas-...
"Ayah adalah orang yang bodoh!, seharusnya dia menerima tawaran untuk menjadi Iblis, dia pasti bisa menjadi sangat kuat!" Ucap kakak laki laki Veliona.
"Kakak! kenapa kamu melakukan ini?! kenapa kamu bergabung dengan Iblis?!" Teriak Veliona sambil menangis.
Laki laki tersebut pun menendang Veliona dan mengatakan "Tentu saja aku ingin menjadi kuat, abadi, dan tak terkalahkan, mending kau pergi saja dari hadapanku jangan pernah muncul lagi, aku tidak pernah menganggapmu sebagai adikku!"
(Di kamar Zen)
Veliona sedikit menangis dan mengucapkan "Aku pasti akan membunuhmu kakak!"
...-Time skip-...
"Hoam..." Zen pun terbangun dari tidurnya.
"Kenapa tubuhku berat sekali" Bingung Zen.
Zen pun terkaget karena Veliona tertidur tepat di atas tubuhnya.
"Situasi macam apa ini.. Hadeh.." Ucap Zen.
5 menit kemudian Veliona pun terbangun dari tidurnya.
"Hai Veliona, kamu baik baik aja?" Tanya Zen.
Veliona pun kebingungan dengan apa yang Zen maksud, beberapa saat kemudian ia pun tersadar. Selesai ia membereskan kamar Zen, ia pun baring di tubuh Zen hingga akhirnya ia ketiduran.
"Ma-maaf aku ketidurann!!..." Ucap Veliona tersipu malu.
"Pertama kali aku melihat nya berekspresi seperti ini" Ucap Zen dalam hatinya.
"Gapapa kok, aku juga baru bangun" Ucap Zen.
"Ka-kalau begitu aku akan memasakkan makan malam.. Tunggu ya"
Veliona yang sangat malu langsung keluar dari kamar Zen.
"Kenapa dengannya?" Bingung Zen.
Zen pun baru sadar bahwa ruangan kamarnya sudah menjadi bersih dan rapi.
"Wah.. dia sangat rajin sekali.. Kamarku saja jadi begini, apa lagi isi ruangan miliknya, pasti sangat bersih" Ucap Zen dalam hatinya.
...-30 menit kemudian-...
"Zen sudah siap!.." Teriak Veliona yang telah selesai menyiapkan makanan.
"Iya aku segera datang" Jawab Zen.
Zen pun pergi ke dapur dan makan bersama dengan Veliona, saat makan Zen pun bertanya kepada Veliona.
"Veliona apakah kamu memiliki adik perempuan?" Tanya Zen.
"Aku punya, kenapa??" Ucap Veliona.
"Aku bertemu dengan adikmu waktu itu di sebuah desa saat aku terpental jauh" Jelas Zen.
"Beneran?! Dia baik baik aja kan?!" Tanya Veliona.
"Iya dia baik baik aja" Jawab Zen.
"Syukurlah.." Ucap Veliona sangat bersyukur yang membuat Zen kebingungan.
"Emangnya kenapa?" Tanya Zen.
"Tidak ada apa apa kok.." Ucap Veliona sambil menggelengkan kepalanya.
Veliona pun kembali mengingat sesuatu.
...-Time skip-...
Zen pun kembali tiduran di kamarnya dan tiba tiba Veliona masuk.
"Zen.. apakah malam ini aku boleh tinggal di sini?..." Tanya Veliona.
"Eh?, tapi ruangan ku ga sebagus ruangan lainya loh, yakin?" Ucap Zen.
"Iya gapapa.." Jawab Veliona.
Veliona pun tidur di sebelah Zen yang membuat Zen menjadi gugup.
"Emang aku mengizinkannya tidur di sini, tetapi tidak satu kasur juga huh..." Ngeluh Zen dalam hatinya.
...-Disisi lain-...
...-Wilayah Iblis-...
"Keberadaan Yuro dan Badri sudah tidak di ketahui. Sepertinya ada yang berhasil membunuh mereka" Ucap seorang Iblis laki laki.
"Keberadaan Yuro dan Badri terakhir kali di akademi arsenal, dan mereka melawan seorang bocah misterius" Jelas Iblis tersebut.
Sosok Raja Iblis pun muncul dan hanya meneteskan darahnya ke permukaan yang langsung menciptakan sebuah lingkaran sihir. Dari lingkaran sihir tersebut, muncul Yuro dan Badri.
"Aku ingin mendapatkan penjelasan dari kalian. Siapa bocah yang berhasil membunuh kalian?" Tanya Raja Iblis tersebut.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Mamat Stone
masih nyimak
2023-09-16
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
.... Heh *Seringai* Seperti yang di harapkan dari Maou
2023-07-16
1
Nurul
Kata 'kemarin' diganti 'waktu itu' biar lebih pas
2023-05-09
1