Saat sadar dari pingsannya Zen pun seketika kebingungan karena ia berada di suatu tempat yang tidak ia kenali.
"Dimana ini??" Bingung Zen.
Zen pun membalikan badannya dan melihat sebuah menara yang sangat besar dan tinggi. Karena penasaran, ia memutuskan untuk berkeliling melihat area sekitar. Setelah lama berkeliling, Zen menyadari sesuatu. Ia seperti sudah pernah berada di tempat ini sebelumnya. Ia pun langsung berlari ke dalam hutan yang lebat dan tidak di sangka ia pun menemukan rumahnya. Zen pun langsung berlari ke rumahnya dan membuka pintu.
"Ayah!? ibu!?.." Teriak Zen memanggil kedua orang tuanya. Tetapi yang di lihatnya adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Zen melihat seorang iblis yang sedang mencabik cabik kedua orang tuanya.
"Oi!! Apa yang kau lakukan!?!" Zen pun langsung berlari mendekati iblis tersebut. Energi yang sangat besar pun keluar dari tubuh Zen, aura kemarahannya yang amat besar bercampur dengan energi tersebut.
...-Disisi lain-...
Yuuiki dan Veliona yang telah selesai membersihkan ruangan Zen dan memasak makanan untuk makan siang pun pergi ke kamar Zen. Sesampainya di kamar Zen, Mereka pun terkejut dan senang melihat Zen yang sedikit bereaksi.
...-Disisi lain-...
"C'A sword" Pedang berwarna hitam gelap dan memancarkan aura kemarahan yang amat besar muncul di tangan Zen. Saat itu juga Zen mendengar suara detakan jantung dan mendadak penglihatannya menjadi gelap.
"Dug dug!" Suara detak jantung Zen pun terdengar jelas olehnya bersamaan dengan ia yang berpindah ke tempat yang sangat gelap.
"Dimana ini?!" Bingung Zen.
Tiba tiba muncul rantai yang dengan cepat mengikat Zen dan membuat Zen sangat kesakitan.
"Aghh!!! Ahhh!!!!!" Teriak Zen sangat kesakitan.
...-Disisi lain-...
Rantai tersebut tidak hanya mengikat Zen dari alam bawah sadarnya, di dunia nyata juga rantai tersebut mengikat Zen dengan sangat kuat.
"Aghh!!! Ahhh!!!!!" Teriak Zen yang sangat kesakitan akibat rantai tersebut.
Yuuiki dan Veliona yang panik melihat Zen terikat oleh rantai pun berusaha untuk membangunkannya.
"Zen bangun!!!” Teriak Veliona dan Yuuiki.
Beberapa saat kemudian rantai rantai yang mengikat Zen pun mulai memudar dan menghilang tetapi Zen tidak kunjung sadar.
...-Time skip-...
Sore telah tiba. Yuuiki pun berusaha mengajak Veliona untuk menenangkan diri mereka dengan cara mandi bersama di pemandian umum.
"Veliona sudah sore, Zen juga tidak kunjung bangun, sebaiknya kita mandi dulu.. Mau ke pemandian umum barsama?" Ajak Yuuiki.
"Jika kamu mau pergi ke sana, aku akan ikut.” Jawab Veliona.
"Baiklah ayo..” Yuuiki dan Veliona pun pergi ke pemandian umum.
Saat mereka berjalan ke pemandian mereka pun melihat seseorang yang sedang duduk dan membersihkan pedangnya.
Yuuiki tiba tiba berhenti karena melihat pedang yang di pegang oleh pemuda tersebut yang bernama Vins
"Pedang apa ini?" Tanya Yuuiki.
"Ini pedang Linux" Jawab Vins sambil mengelap pedang panjang berwarna putih dengan ujung yang lancip dan sangat tajam.
"Kelihatanya tajam sekali" Ucap Veliona.
"Iya, aku sudah sering merawatnya dengan baik..aku membersihkannya setiap saat agar lebih tajam dari pada pedang biasa, mau melihat sedikit ketajamannya?" Vins pun memotong pohon kecil yang ada di sebelahnya dengan gerakan lambat.
(slash!)
Pohon tersebut pun terbelah dengan sangat rata dan rapi.
"Keren!.." Kagum Yuuiki.
"Menakjubkan.." Kagum Veliona dalam hatinya.
Vins pun tiba tiba mendapat sebuah sigyal dari suara peluit yang bertiup 1 kali panjang dan 1 kali pendek.
"Maaf aku ada urusan,. Aku izin pergi dulu, ada panggilan darurat" Ucap Vins langsung meninggalkan mereka berdua dan pergi entah kemana.
Veliona dan Yuuuiki pun melanjutkan perjalanan mereka ke pemandian.
...-Time skip-...
Zen pun akhirnya terbangun di kamarnya.
"Agh… Hah... Sakit sekali.." Ucap Zen.
"Apa yang terjadi?" Bingung Zen sembari melihat sekitarnya.
Saat Zen melihat sekitar, Ia pun sangat kaget melihat ruangannya yang awalnya berantakan menjadi sangat bersih.
"Siapa yang membersihkan kamarku??" Bingung Zen.
"Hausnya…" Zen pun bangun dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Saat Zen ke dapur Veliona dan Yuuiki pun kembali dari pemandian umum dan memasuki kamar Zen.
Zen yang mendengar suara pintu terbuka ia dengan segera menghabiskan minumannya dan mengecek siapa yang memasuki kamarnya. Saat ia melihat, ternyata yang memasuki kamarnya adalah Yuuiki dan Veliona.
"Oh hai Yuuiki, Veliona" Sapa Zen dengan ramah.
"Ah Zen kamu sudah sadar? Kamu baik baik saja?" Tanya Yuuiki.
"Ya aku sudah cukup baikan, terima kasih sudah merawatku.." Ujar Zen.
"Kekuatan mu sebagian besar sudah di segel jangan memaksakan diri untuk menggunakan terlalu banyak kekuatan mu" Ucap kesal Veliona sedikit marah kepada Zen.
"Maaf.." Ucap Zen sambil menundukkan kepalanya.
Veliona pun menenangkan dirinya.
“Sudah lupakan itu, selamat datang kembali Zen!...” Ucap Veliona sambil tersenyum bahagia.
Zen yang mendengarnya pun ikut tersenyum senang dan mengucapkan "Aku kembali" Ucap Zen.
Mereka pun makan malam bersama dan membicarakan tentang terbentuknya guild eternal fire yang di ciptakan oleh Yuuiki.
...-Time skip-...
Keesokan paginya Zen kembali berangkat ke kelasnya dan belajar seperti biasa.
...-Time skip-...
Saat lonceng kelas pertama berbunyi, Zen pun pergi ke tempat latihan untuk melihat lihat. Sesampainya di sana Zen melihat guild Eternal fire sedang berlatih, karena merasa bosan, Zen pun pergi ke tempat lain berniat mencari udara segar.
Sementara itu Rio pun berjalan mendekati Veliona yang sedang duduk sendirian.
"Hei Veliona kamu ga latihan sama sekali?" Tanya Rio.
Veliona hanya terdiam dan tidak mendengarkan ucapan Rio.
"Hei Veliona ayo lawan aku!" Ucap Rio dengan tegas.
"Maaf aku sedang tidak ingin di ganggu, bisakah kamu meninggalkan aku sendirian?" Ucap Veliona dengan nada datar.
"Kamu ga ngapa ngapain dari tadi, mending bertarung bersamaku!" Bentak Rio.
Ucapan Rio yang mulai kasar pun membuat Veliona menjadi kesal.
"C'Scythe” Veliona pun mengayunkan sabitnya dengan cepat dan brutal.
Serangan pertama Veliona berhasil di tangkis oleh Rio tetapi hal itu membuatnya terpental jauh
Veliona yang mengayunkan sabitnya secara brutal membuat tempat latihan sedikit terbelah belah karena tebasan angin dari sabitnya.
(Slash slash slash slash slash! slash!)
Rio yang kesakitan kerena terpental akibat serangan Veliona, Ia pun kembali bangun.
"Apa yang kau lak!.." Sebelum menyelesaikan ucapannya, Rio seketika terdiam melihat kemampuan Veliona yang sangat berbeda jauh dengannya.
Veliona pun berhenti mengayunkan sabitnya.
(Tek.. Tek.. Tekk...)
Suara langkah kaki pun terdengar di belakang Veliona, Seakan akan ada seseorang yang berjalan mendekatinya.
Veliona dengan reflek langsung mengayunkan sabitnya ke leher seseorang yang berada di belakangnya.
Ternyata seseorang yang berada di belakangnya adalah Zen.
"Zen?" Bingung Veliona karena Zen mendekatinya tanpa sebab.
Saat Veliona menurunkan sabitnya.
Tiba tiba Vins datang dan membelah tubuh Zen menjadi 2 bagian.
Veliona yang melihat kejadian tersebut di depan matanya pun merasa sangat marah.
"Apa yang kau lakukan??!” Ucap Veliona sambil mengangkat sabitnya berniat menebas Vins.
"Dia adalah monster perangkap yang akan membuat seseorang berteleportasi jauh dari sini jika bersentuhan langsung dengannya. Monster itu memiliki kemampuan untuk meniru seseorang sesuai dengan yang ia lihat dan dia inginkan""Jelas Vins yang membuat Veliona sedikit kebingungan.
Saat Veliona melihat tubuh Zen yang di belah Vins, Ia baru sadar kalau yang di belah Vins itu adalah monster sejenis goblin yang membawa tas hitam.
Goblin tersebut pun lenyap.
“Ada 2 monster seperti itu, sepertinya satu lagi sudah di bereskan oleh temanku"
...-Disisi lain-...
Zen yang sedang berkeliling akademi tiba tiba di datangi monster yang langsung memegangnya dan membawanya teleportasi jauh ke barat.
Zen pun tiba tiba terjatuh dari langit.
"Uwah!!!" Teriak Zen.
“Apa yang terjadi?!” Bingung Zen.
Zen pun menimpa monster yang ingin menyerang seorang Perempuan.
"Adu duh... Sakit.." Ucap Zen sedikit kesakitan.
Zen pun kaget karena ia menimpa monster yang seketika tewas dan Zen pun langsung bangun menjauhi para monster yang lainnya. Tiba tiba Perempuan tersebut pun memegang Zen.
"Apa apaan situasi ini?? hah…” Ngeluh Zen dalam hatinya.
“Kak.. Tolong selamatkan aku!...” Ucap Perempuan tersebut memohon kepada Zen.
“C’Sword” Zen pun langsung menyerang gerombolan monster yang berniat menyakiti Perempuan tersebut.
(Slash! Slash! Slash! Slash!)
...-Beberapa saat kemudian-...
Zen yang telah membereskan semua monster tersebut pun bertanya kepada anak perempuan tersebut "Jadi siapa dan kenapa kamu bisa di sini?"
"Namaku liana, aku sedang bermain dan tiba tiba aku di kejar monster. Biasanya kakakku selalu bermain bersama ku, tetapi dia sudah tidak bisa lagi bermain bersamaku" Jelasnya.
"Kenapa begitu?" Tanya Zen dengan sedikit penasaran dengan sosok kakak perempuan tersebut.
"Dia mulai sekolah di akademi" Ucap Liana.
"Oh… Kalau boleh tau, siapa namanya??" Tanya Zen.
"Veliona, itu nama kakak ku" Ucap Liana.
"Ternyata Veliona memiliki seorang adik perempuan.." Gumam Zen.
“Apa kakak mengenalnya??” Tanya Liana.
“Iya, kakakmu adalah temanku” Jawab Zen dengan sedikit senyuman.
Liana pun sedikit senang mengetahui bahwa kakaknya memiliki teman di akademi.
"Em, ini dimana ya?" Tanya Zen.
"Ini di desa, aku tinggal di sini" Jawab Liana.
"Kamu tau akademi di arah mana??" Tanya Zen kembali.
"Kaka pergi saja Ke arah timur sekitar 1.500km dari sini" Jelas Liana.
"Ah baiklah, makasih informasinya" Ucap Zen.
"Sebaiknya kamu kembali ke desa.. Agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan" Ucap Zen.
"Iya kak.. Aku akan kembali ke desa" Jawab Liana.
"Baiklah sampai jumpa.." Zen pun berlari ke arah timur dan meninggalkan Liana sendirian.
...-30 menit kemudian-...
"1.500km sangat jauh dan aku tidak memiliki persiapan apapun. Sepertinya aku sudah berjalan sekitar 200km. Hadeh masih jauh" Ucap Zen dalam hatinya.
Tiba tiba sebuah anak panah terbang kearah Zen dengan sangat cepat, Zen pun sadar, ia dengan refleknya berhasil menghindari serangan tersebut.
"Siapa disana!?" Tanya Zen.
Tiba tiba Seorang elf pun muncul tepat di hadapan Zen.
"Siapa kamu?" Tanya Zen.
"Seharusnya aku yang tanya begitu siapa kamu? Kenapa kamu bisa berada di sini?!” Tanya Elf tersebut.
"Aku Zen, murid dari Akademi Arsenal" Ucap Zen ngasal.
"Kenapa aku beri tau dia kalau aku murid Akademi Arsenal ya?" Bingung Zen terhadap dirinya sendiri yang asal bicara.
"Ah maaf.. Aku tidak tau itu” Ucap maaf Elf tersebut sambil menundukkan kepalanya.
“Eh??” Zen pun seketika menjadi kebingungan.
"Aku Elys dari bangsa Elf murid akademi Onyx" Jelasnya.
"Oh.. Salam kenal.." Ucap Zen.
"Kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Elys kebingunan.
"Aku juga tidak tau, aku tiba tiba berteleportasi dari akademi ke suatu desa yang tidak aku kenali" Ucap Zen dengan jujur.
"Hm sebaiknya kamu segera keluar dari tempat ini karena kami sedang latihan, nanti malah kamu yang di serang" Jelas Elys.
"Baiklah kalau begitu.." Zen tanpa basa basi langsung melanjutkan perjalananya kembali ke timur.
"Energinya sangat kecil, akan sangat berbahaya jika ada monster yang menghadangnya" Gumam Elys ragu dalam hati jika Zen dapat kembali sendirian dengan selamat.
Tiba tiba, teman Elys pun muncul dari atas pohon dan bertanya kepadanya.
"Elys ada apa?" Tanyanya.
"Aku izin ga latihan dulu.." Ucap Elys sembari meninggalkan temannya tersebut.
"Tunggu, mau kemana kamu?" Tanya nya, tetapi Elys tidak mendengarkannya dan sudah menghilang.
...-15 menit kemudian-...
"Cepat sekali dia, apa dia baik baik saja kemana perginya dia?" Bingung Elys.
Tiba tiba Elys melihat goblin yang sudah tewas dan Elys pun menghampirinya.
"Terlihat sayatan pedang. Sepertinya dia di sekitar sini" Elys pun melanjutkan perjalananya.
Elys pun terkaget melihat banyak tumpukan tubuh goblin, wolf, minotaur dan monster lainya yang sudah tewas.
"Banyak sekali apa yang terjadi??" Bingung Elys.
Beberapa saat kemudian, Elys melihat Zen yang terkapar pingsan serta banyak monster yang tewas di dekatnya.
Elys pun terkejut melihatnya.
"Siapa dia sebenarnya!?...” Bingung Elys.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
asgor
oioioi si MC itukan masih 8 tahun
2023-09-21
0
Mamat Stone
MCnya buat OP Thor
2023-09-16
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... *Menggelengkan kepala* MC MC, Kenapa kau membiarkannya menyegel kekuatanmu huh?
2023-07-16
1