"Baiklah pertarungan yang akan di adakan besok itu pertarungan 1 lawan 1 sensei sangat ingin melihat kemampuan kalian semua!.." Ujar Ista sensei dengan semangat.
"Baiklah hari ini sensei ada urusan.. Sensei tinggal ya, gunakan lah waktu yang tersisa dengan bijak.." Ujar Ista Sensei sambil meninggalkan kelas.
"Baik sensei" Jawab serentak semua murid.
Beberapa saat kemudian setelah Ista Sensei keluar dari kelas, Zen pun berjalan menuju pintu keluar kelas, tetapi saat ia berjalan ia di bicarakan oleh murid murid lainya.
"Hei lihat itu"
"Dia sama sekali tidak menghormati kita"
"Cih, anak miskin lebih baik menjadi budak! bagaimana bisa akademi menerimanya begitu saja"
Tetapi Zen tidak memperdulikannya tiba tiba Rio pun berdiri dari bangkunya dan menghalangi jalan Zen.
"Mau kemana kau?" Tanya Rio.
"Aku hanya ingin keluar" Jawab Zen.
"Kau seharusnya ga bertindak seenaknya!" Ucap Rio sedikit kasar.
"Tapi sensei bilang, manfaatkan waktu yang tersisa dengan bijak, aku hanya ingin berkeliling ke luar dan mengenal tempat tempat yang ada di akademi, kenapa tidak boleh?" Tanya Zen.
Rio pun terdiam.
"Minggir aku mau lewat" Ucap Zen dengan tenang
"Hah!? Apa!!?" Rio pun marah karena ucapan Zen, padahal Zen tidak bermaksud membuatnya marah.
"Oi oi dia membuat Rio marah" Bisik para murid.
Suasana pun menjadi panas.
"Aku bilang minggir aku mau lewat" Zen pun masih mengucapkan kalimat yang sama dengan nada yang datar. Tetapi Rio yang selalu membandingkan kedudukan, ia tidak suka jika Zen berbicara seenaknya dan tidak nurut dengan kemauannya.
"Lancang bicara kau!!" Seru Rio yang sudah sangat emosi.
"C'Sword" Rio pun berniat menebas Zen, tetapi Yuuiki pun menghentikan pertengkaran mereka berdua.
"Berhenti kalian berdua!"
"Jika kalian mau bertarung, bertarung lah besok. Jangan membuat keributan!!" Ucap Yuuiki.
"Cih." Rio pun memberi jalan untuk Zen.
Zen melewatinya tanpa merasa bersalah, ia pun membuka pintu dan keluar dari kelas.
"Aku ingin berkeliling akademi.. Di kelas membosankan sekali.." Gumam Zen, tiba tiba ada yang menarik bajunya dari belakang.
Zen pun melihat ke belakang ternyata yang menarik bajunya adalah Yuuiki, seorang Perempuan yang membantunya barusan.
"Nama kamu siapa?" Tanya Yuuiki.
"Namaku Zen, kenapa?" Ucap Zen.
"Eh tidak, nama ku Yuuiki panggil aja Yuu / Yui. Salam kenal.." Jelas Yuuiki.
"Oh iya salam kenal.." Ujar Zen.
"Kamu mau kemana?" Tanya Yuuiki.
"Aku hanya ingin mengelilingi akademi, di kelas sangat membosankan, aku juga tidak memiliki satupun teman" Jawab Zen.
"Eh benarkah? Kalau gitu kamu mau kalau aku jadi teman kamu??" Tanya Yuuiki.
"Aku sih ga keberatan, emang kamu yakin? Aku hanya seorang anak dari keluarga sederhana" Jelas Zen.
"Iya gapapa kok, aku hanya ingin berteman dengan orang baik, entah itu keluarga miskin atau bangsawan.. Selagi baik aku ingin berteman dengan mereka" Jelas Yuuiki.
"Baiklah kalau begitu.." Ujar Zen.
"Kamu mau keliling akademi kan? Aku temanin ya?" Tanya Yuuiki.
"Boleh aja, aku juga ga tau jalan.." Jawab Zen.
"Baiklah ayo.." Mereka berdua pun pergi ke luar dan Yuuiki memberi tau kan berbagai tempat yang ada di akademi, seperti kantin,ruang latihan, ruang pertarungan, tempat
osis,tempat berbelanja serta tempat pemandian umum.
...-Time skip-...
Mereka berdua sudah berkeliling cukup lama dan memutuskan untuk duduk di sebuah taman yang ada di akademi.
"Hah lelah sekali.. Makasih ya udah menemani aku, jadi aku tau tempat tempat yang ada di akademi ini." Ucap Zen sedikit tersenyum.
"Iya sama sama" Ujar Yuuiki sambil tersenyum.
Tiba tiba seorang perempuan lari ke tempat mereka berdua sambil memanggil Yuuiki.
"Yuuiki!.." Teriaknya dari kejauhan.
"Eh Rara.., kamu kenapa Ra?" Tanya Yuuiki.
"Tentu saja aku mencarimu, kamu kemana saja, tadi katanya keluar kelas sebentar. Aku udah nungguin dari tadi" Ucap Rara sedikit kesal.
"Eh maaf aku kelupaan" Ucap Yuuiki.
"Perkenalkan namanya Zen" Ucap Yuuiki memperkenalkan Zen kepada Rara
"Namaku Zen salam kenal" Sapa Zen.
"Eh.. Salam kenal"
"Yuuiki ayo kita pergi, kita masih ada urusan" Ucap Rara.
"Eh oke.. Maaf Zen aku pergi dulu ya" Ujar Yuuiki.
"Iya makasih ya" Ucap Zen.
"Baiklah sampai nanti" Ucap Yuuiki sambil melambaikan tangannya meninggalkan Zen.
...-Time skip-...
(Lonceng sore berbunyi)
"Eh sekarang sudah jam 17:00. Aku baru sadar.. Dari tadi aku ngapain aja sampai bisa kelupaan"
"Sebaiknya aku akan pergi mandi di pemandian umum saja" Gumam Zen.
Zen pun pergi mandi di pemandian
Beberapa menit kemudian Zen pun keluar dari pemandian dan kembali menuju asramanya.
"Hm malam ini aku akan makan apa ya??"
"Aku akan masak apa ya?.. Hmmm" Zen pun bingung memikirkan makanan apa yang akan dia makan nanti.
Saat Zen berjalan Zen pun melihat Veliona yang sedang membuka pintu kamarnya.
"Kamar Veliona nomor 15? Ternyata aku bersebelahan dengannya" Gumam Zen.
Sebelum Veliona masuk, Veliona sempat melirik Zen yang sedang melihatnya.
Sekilas, mereka pun bertatap mata dari kejauhan.
"Dia menatapku!?.." Panik Zen, Ia pun langsung menundukkan kepalanya.
Veliona sedikit tersenyum melihat Zen yang bertingkah aneh dan ia pun memasuki kamarnya.
Zen pun membuka pintu dan langsung memasuki kamarnya.
"Huh untung saja"
"Baiklah.. Aku akan mulai memasak!" Semangat Zen.
...-30 menit kemudian-...
Zen pun hanya memasak nasi goreng dikarenakan ia tidak berpengalaman dalam hal memasak.
"Baiklah,selamat makan!.." Sebelum Zen memakan makanannya, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Iya sebentar" Sahut Zen sambil berjalan menuju pintu, saat Zen membuka pintu, ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah Veliona.
"Ada apa??" Tanya Zen kebingungan.
Veliona memberikan sebuah tempat bekal dan mengatakan.
"Ini masakan ku, aku sengaja masak sedikit lebih karena kamu sepertinya tidak terlalu pandai dalam memasak" Ucap Veliona.
"Bagaimana kamu tau kalau aku tidak terlalu pandai memasak?" Bingung Zen.
"Aku hanya menebaknya" Ucapnya dengan wajah datar.
Zen pun sedikit kesal kepada dirinya sendiri yang mudah di tipu, sebelum Zen mengambil makanan yang di berikan Veliona, ia pun kembali bertanya kepada Veliona "Beneran kamu masakin buat aku? Yakin?" Tanya Zen.
"Iya ambil saja ini" Ucap Veliona sambil memberikan makanannya kepada Zen. Zen pun mengambilnya.
"Makasih banyak ya.." Ucap Zen sambil menundukkan kepalanya dan mengambil makanan yang di berikan Veliona.
Veliona menunduk dan sedikit tersenyum lalu ia kembali ke kamarnya.
"Dia tersenyum?. Dia memberikan makanannya ke aku tanpa alasan!? Apakah ada racunnya?!" Gumam Zen sedikit panik di dalam hatinya.
Zen pun kembali ke meja makan dan membuka tempat bekalnya. Ternyata isi makanannya itu sayuran dan daging rusa.
"Beneran nih!? Dari mana dia dapat daging rusa? Apakah dia membelinya? Pastinya mahal" Gumam Zen.
Zen pun mulai menyicipi masakannya dan seketika terdiam.
"Enak!! Apa apaan ini!? Rasanya enak sekali!" Zen dengan lahap memakan semua makanannya.
...-15 menit kemudian-...
"Hah kenyang nya... Aku jadi mengantuk sekarang"
"Sebaiknya aku tidur, sudah malam juga." Ucap Zen sambil berjalan ke kamarnya.
"Kamarku juga cukup bagus ternyata.. Walau tidak begitu luas." Ucap Zen sambil mematikan lampu kamarnya dan berbaring di kasurnya yang cukup empuk.
...-Time skip-...
Keesokan paginya akhirnya pun di adakan pertandingan oleh Ista sensei.
Zen mendapat giliran untuk melawan Rio pada pertandingan kedua.
Pertandingan pertama.
Veliona melawan seorang murid di mulai.
"Ini dia yang sensei tunggu tunggu!.." Ucap Ista sensei dengan sangat penasaran akan kemampuan Veliona.
"C'Sword" Murid tersebut pun langsung bergerak ke arah Veliona.
"C'Schyte" Sebuah sabit yang besar pun muncul di hadapan Veliona, dan ia langsung mengambil sabitnya. Veliona pun mengangkat sabitnya ke atas dan mengayunkannya kebawah dengan kedua tangannya yang membuat lawannya menjadi sangat yakin dan meremehkan Veliona.
"Haha kamu ngantuk ya?!" Ucap murid tersebut dengan sombong.
Tiba tiba tanah arena pun terbelah serta membuat murid tersebut terpelanting jauh.
"Ahh!!"
Ista Sensei seketika kagum dengan kemampuam Veliona.
Tetapi tiba tiba suara speaker akademi pun berbunyi dan seorang ketua Osis berbicara.
"Mohon diharapkan seluruh siswa siswi segera berlindung kembali ke dalam kelasnya karena ada sebuah bencana yang membuat warga di hutan hancur semua. Seluruh murid harus kembali ke kelasnya agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan" Jelas ketua Osis melalui spiker.
"Yah baru mau bertanding" Ngeluh para murid.
Zen pun seketika terdiam.
"Harap tenang, mari kita kembali ke kelas.." Ucap sensei khawatir.
Tetapi Zen berlari keluar.
"Zen! Mau kemana?.." Teriak Ista Sensei.
Tetapi Zen tidak menjawabnya, Yuuiki dan Rara pun mengajukan diri untuk mengejarnya, Veliona ikut mengajukan diri untuk mengejar Zen dan Sensei mengizinkannya.
Setelah cukup lama berlari Zen pun akhirnya tiba di rumah yang sudah porak poranda.
Zen pun dengan panik membuka pintu rumahnya.
"Ayah!? Ibu!?" Zen melihat suatu hal yang sangat membuatnya terpukul.
Kedua orang tuanya telah tewas dengan banyak luka di tubuhnya.
Veliona, Yuuiki, dan Rara yang mengejarnya telah sampai dan betapa terkejutnya mereka saat melihat kedua orang tua Zen yang sudah meninggalkannya.
Yuuiki pun berusaha untuk menenangkan Zen.
Tetapi Zen langsung berjalan kembali ke akademi dengan rasa terpukul dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
Veliona pun sedikit cemas dengan keadaan Zen dan mereka pun kembali ke kelasnya.
...-Time skip-...
Sesampainya di kelas Ista sensei yang cemas pun bertanya kepada Zen.
"Zen kamu dari mana?" Tanya Ista sensei.
Zen pun hanya terdiam dan terus berjalan menuju bangkunya.
Yuuiki pun berbicara kepada Ista sensei dan menjelaskan kejadiannya.
Tetapi murid murid yang mendengar malah menghina keluarga Zen.
"Orang tuanya mati pasti karena mereka tidak kuat melawan monster yang menyerang"
"Apa lagi anaknya kalau ada di sana pasti dia juga akan mati" Ucap para murid.
Seketika suasana menjadi mencengkam
Aura kemarahan dan kebencian Zen yang sangat besar pun muncul
Zen pun mengangkat kepalanya
Mata kananya pun mengeluarkan darah, seketika membuat keadaan kelas menjadi sangat tertekan karena aura tekanan yang sangat besar dan kekuatan tidak masuk akal entah dari mana asalnya.
Mata Zen berubah menjadi merah pekat
Murid murid dan Ista sensei pun menjadi sangat ketakutan Walau Ista sensei memiliki pedang legenda dan kemampuan yang lebih, entah kenapa dia merasa tidak akan bisa melawannya.
"Perasaan apa ini!!?" Panik Veliona.
Veliona pun menyadari sesuatu, bahwa Zen yang berada di depannya bukanlah Zen yang biasanya.
...-Disisi lain-...
"Pemimpin, ada energi yang sangat kuat muncul" Ucap ketua Osis.
"Kenapa? Apa yang terjadi? Dimana lokasinya??" Tanya sang pemimpin akademi.
"Di kelas 1 pemimpin!" Ucap ketua Osis.
Zen pun seketika mengingat semua kejadian yang telah ia lalui bersama Ayah dan Ibunya, ia mengingat semua kata kata yang membuatnya selalu merasa hidup. Zen pun mengalami hal yang sama seperti kejadian yang ia alami di kehidupan sebelumnya Zen kembali mengingat kata kata Ibu dan Ayahnya.
"Zen"
"Zen.. Semangat ya.."
"Zen selamat datang.."
"Iya ibu juga udah menyiapkan air hangat"
"Laki laki itu tidak boleh menangis harus kuat"
Zen yang berada di dalam jurang kehampaan pun berusaha bangkit.
...-Disisi lain-...
Seketika langit menjadi gelap dan muncul aura kegelapan yang sangat kuat yang masuk kedalam tubuh Zen.
Zen yang mengamuk seketika pingsan. Tidak hanya Zen yang pingsan, semua murid bahkan Ista sensei pun ikut pingsan tanpa sebab.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Mamat Stone
🤔
2023-09-16
0
Nurul
satu kelas nahan kantuk berujung pingsan🤣🤣🤣
2023-05-08
1
NinaSan
sebagai anak yang baik tolong itu di kubur dulu napa
2023-03-23
1