Malam Pertama

Kaina sudah lebih tenang dari sebelumnya, namun mata gadis cantik itu enggan untuk terlelap. Bahkan jarum jam sudah menujukan pukul 2 dini hari.

Ia masih terjaga dengan pikiran yang menerawang. Mengingat setiap detik, bagaimana orang begitu jahat kepadanya. Membully dan bertindak sesuka hati, menindas dan juga menghujat dirinya seolah tidak menganggap ia juga seorang manusia.

Sebab, tidak ada satu orang pun yang tau jika ia juga salah satu anak dari pemilik saham di kampus dimana ia tengah menuntut ilmu.

Sementara Haikal sudah terlelap di atas ranjang single yang berada di sebelah brankar Kaina.

Beberapa alat masih terpasang di tubuh gadis itu. Memastikan jika kondisinya tetap stabil dan tidak terjadi masalah nantinya.

Bunda, aku rindu!. Batin Kaina mencoba untuk memejamkan matanya.

Karena terlalu lelah dan kondisi yang tidak baik, Kaina terlelap dan sayup-sayup ia merasakan sebuah usapan lembut yang terasa begitu nyata.

Ia seperti merasakan sentuhan yang penuh kasih sayang dan sudah ia rindukan sejak lama.

"Bunda," ucap Kaina tersenyum dalam tidurnya.

Sementara Haikal juga ikut tersenyum tipis melihat Kaina yang mengigau ketika tertidur. Ia baru mengetahui jika Sisca adalah ibu sambungnya.

Hidup seperti apa yang kau alami gadis kecil? Bahkan tidak ada riwayat pengobatan apapun yang di dapatkan oleh Along. Apa kau menahan sakit itu sendiri atau memang tidak ada yang mengetahuinya?. Batin Haikal sambil mengusap kepala Kaina dengan lembut.

Ia memang keras, tapi ia masih memiliki hati ketika melihat orang lain dalam keadaan seperti ini, apalagi gadis ini adalah istrinya.

Entah seperti apa hubungan kita kedepannya. Yang jelas semua ini akan terasa rumit dan akan sulit untuk dijelaskan. Batinnya.

Dengan tubuh yang sedikit lebih segar dari sebelumnya, Haikal melihat laporan yang di kirim oleh Along tentang Kaina.

Beberapa kali ia merasa kesal, sebab membaca begitu banyak kesulitan yang di dapat oleh sang istri, bahkan di kampus dimana orang tuanya cukup berkuasa.

Dia memang tuan putri yang terabaikan! Gadis yang malang!. Batin Haikal.

Ia kembali beristirahat karena kepalanya yang terasa berdenyut. Hanya helaan nafas yang terdengar berat sebelum pria tampan itu terlelap.

"Hiks, jangan! Ayah, tolong aku! Hiks, tidak, jangan!" Ucap Kaina mengigau sambil menangis.

Ia terlihat begitu gelisah dalam tidurnya. Bahkan Kaina sampai menangis tersedu sambil memanggil sang ibunda.

Haikal terbangun dan langsung melihat keadaan Kaina yang sudah terisak dalam tidurnya.

"Gadis kecil, bangunlah! Hei gadis, bangunlah!" ucap Haikal menepuk pelan pipi sang istri. Sungguh ia melupakan nama gadis ini.

Kaina segera membuka mata dengan nafas yang memburu. Jantungnya terasa sakit dan juga sesak.

Tanpa sadar ia menggenggam tangan Haikal dan membuat mereka saling bertatapan. Kaina enggan untuk melepaskan genggam itu, karena sungguh ia merasa takut saat ini.

"Apa kau bermimpi buruk?" tanya Haikal mengernyit.

Kaina hanya mengangguk dan berusaha untuk mengendalikan diri semampu yang ia bisa.

Entah dorongan dari mana, Haikal memeluk Kaina dan menenangkan gadis itu. Mereka hanya terdiam, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ya Tuhan, ini sangat nyaman dan aku merasa begitu aman dalam pelukan ini. Batin Kaina.

Hingga rasa sakit itu berkurang dan Kaina bisa mengendalikan dirinya. Namun ia merasa enggan untuk melepaskan pelukan itu.

"Apa sudah tenang?" Tanya Haikal.

Kaina hanya mengangguk, bahkan tanpa sadar tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

Tidak ingin terlena, Kaina mengurai pelukan mereka dan menunduk.

"Maaf karena saya sudah lancang memeluk anda, Tuan!" ucap Kaina lirih.

Haikal mengangguk dan menatap pergerakan Kaina dengan wajah datarnya.

Kaina kembali berbaring dengan mata yang masih terbuka. Haikal mengamati dan menganalisa apa yang terjadi dan apa yang dialami oleh gadis ini.

"Tidurlah! Jangan sakit terlalu lama, saya tidak memiliki banyak waktu untuk berada di sini," ucap Haikal.

Kaina tersenyum tipis. "Saya sudah tidak mengantuk lagi, Tuan," ucapnya.

"Mimpi apa barusan?" Tanya Haikal penasaran.

"Mimpi bertemu dengan bunda. Tapi selalu saja ada orang jahat yang menghalangi," ucap Kaina lirih.

"Istirahatlah, masih ada waktu dua jam lagi sebelum matahari terbit," ucap Haikal.

"Tidak, Tuan. Nanti saya akan kembali bermimpi bahkan lebih parah lagi. Mohon jangan paksa, Saya!" ucap Kaina lirih.

Haikal mengangguk, matanya masih mengantuk dan kembali tidur di atas ranjang.

Hingga pagi menjelang, Kaina masih terjaga dan enggan untuk terlelap. Sebab, jika ia kembali tertidur, maka mimpi buruk lain akan datang tanpa bisa ia cegah.

Ia menatap Haikal yang masih terlelap. Wajah tampan yang terlihat garang, namun tadi ia bisa merasakan kehangatan dari pria tampan itu.

Tuan, jika boleh saya meminta, saya hanya ingin menikah satu kali seumur hidup. Dengan atau tanpa kontrak pernikahan, saya akan berusaha untuk menerima anda, walaupun belum tentu anda bisa menerima saya. Batin Kaina.

Pintu terbuka, Rasya datang sambil tersenyum kearah Kaina.

"Hai, apa sudah bangun? Atau kamu tidak tidur semalaman?" Tanya Rasya memeriksa keadaan Kaina.

"Saya sudah tidur dokter, hanya saja sudah terbiasa bangun lebih awal. Jadi susah untuk kembali tidur," ucap Kaina lirih.

"Beneran tidur tadi malam?" tanya Rasya dengan wajah garangnya.

"I-iya, Dokter," ucap Kaina takut.

"Apa kamu tidak pernah berobat sebelumnya?" tanya Rasya.

Kaina menggeleng. "Bahkan Ayah tidak tau kalau aku sering sakit," ucapnya lirih.

"Apa kamu tidak tau kalau jantungmu lemah?" tanya Rasya mengernyit.

"Tidak, Dokter. Kalau sudah kelelahan, dadaku terasa sakit dan juga lemas. Tapi aku jarang merasa sakit, Dokter," ucap Kaina.

"Terus kalau kambuh, gimana cara kamu mengatasinya?" tanya Rasya menggeleng tidak percaya.

"Hanya berusaha untuk tetap bernafas dan sadar, Dokter. Kalau terlalu sakit, aku meminum paracetamol," ucap Kaina.

"Hanya itu?" tanya Rasya.

Kaina mengangguk tanpa berani menatap dokter tampan yang ada di hadapannya.

"Besok, kalau terasa sakit jangan didiamkan seperti biasa. Katakan kepada Haikal atau telfon saya saja," ucap Rasya tersenyum.

Kaina mengangguk dan tersenyum, namun ia masih tidak ingin menatap pria tampan yang ada di sampingnya.

Tanpa disadari, Haikal sudah terbangun dan mendengar apa yang tengah mereka bicarakan.

Kenapa dia berbicara begitu banyak dengan Rasya? Sementara denganku? Ah, sudahlah!. Batin Haikal kesal.

"Ini ada obat untuk dimakan setelah sarapan nanti. Jangan lupa meminumnya!" ucap Rasya mengusap kepala Kaina dengan lembut.

Gadis itu terdiam dengan wajah yang merona. Ia semakin tidak berani menatap dokter tampan itu, takut jika sang suami melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Rasya.

"Terima kasih, dokter," ucap Kaina lirih.

Rasya berpamitan untuk memeriksa pasien yang lain. Kaina hanya berani menatap punggung Dokter tampan itu sambil tersenyum manis.

"Bisa-bisanya kau tersenyum seperti itu kepada laki-laki lain di depanku," ucap Haikal ketus setelah pintu tertutup.

Kaina terkejut dan kembali menunduk. "Ma-maaf, Tuan," ucapnya lirih.

"Ck, kau baru dua hari saja sudah berani senyum-senyum seperti itu kepada laki-laki lain. Sementara denganku, kau seperti kucing yang takut dipukul," ucap Haikal kesal.

"Maaf, Tuan!" ucap Kaina semakin lirih.

"Saya bosan mendengar kata maafmu! Mulai dari sekarang, kau harus tersenyum dan tatap saya ketika berbicara!" ucap Haikal tegas.

"Baik, Tuan!" ucap Kaina mengangguk.

Haikal berjalan mendekat kearah gadis cantik itu. Ia duduk di tepi brankar dan mengangkat dagu Kaina agar gadis itu melihat kearahnya.

"Tadi kau bilang paham, tapi masih saja menunduk!" ucap Haikal dengan wajah dinginnya.

Kaina tersenyum manis hingga matanya menyipit. Haikal terdiam terpesona melihat betapa cantiknya sang istri, walaupun dalam keadaan pucat.

Tidak ingin terlena, ia segera melepaskan tangannya dan mengusap kepala Kaina seperti apa yang dilakukan oleh Rasya tadi.

"Jangan memancing emosiku! Patuh dan jangan membangkang!" ucap Haikal.

Kaina mengangguk dan tersenyum manis, menutupi rasa takut yang mulai menguasai dirinya.

Bahkan sedari kemarin pun, anda tidak pernah berbicara pelan kepada saya. Batin Kaina.

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

nada bicara dijaga dong tuan kaina punya trauma itu hurmm

2024-12-08

0

mama ayra

mama ayra

setelah kamu mengetahui pahitnya hidup kiana ...semoga kamu bisa bersikap lebih baik padanya haikal

2023-03-10

0

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

naah am perempun yg lemut dikit laa haikal ,,

2023-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa
2 Bertemu
3 Pernikahan Sederhana
4 Pelukan Pertama
5 Malam Pertama
6 Mengandalkan Diri Sendiri
7 Masakan Pertama
8 Keberanian Kaina
9 Ibu Tiri
10 Bentakan Kaina
11 Drama Morning Kiss
12 Karena Sisca
13 Amarah dan Khawatir
14 Membenarkan
15 Memeluknya
16 Benar Mengancam
17 Memulai
18 Memanjakannya
19 Kebenaran
20 Bertemu Mertua
21 Membawanya Kembali
22 Menemui Tambatannya
23 Cintai Aku Kaina!
24 Baginda Maha Raja
25 Semi Bulan Madu
26 Aku Kalah!
27 Hingga Waktu Tiba
28 Murung
29 Menangislah, Sayang!
30 Membelanya
31 Haikal Mecum
32 Dia Kembali!
33 Apakah Harus Bertahan?
34 Ditolak?
35 Siapa Dia?
36 Mengungkapkan
37 Merasa Cemas
38 Kabar
39 Bertemu
40 Ditinggal Suami
41 Bertemu Ayah
42 Bisakah kita berteman?
43 Masalah Baru
44 Berusaha untuk melawan
45 Paniknya calon Ayah
46 Membereskan Filda
47 Asisten Baru
48 Tidak bisa menolak
49 Hari pertama
50 Mengaminkan
51 Mulai menerima
52 Kaina Mulai Bertingkah
53 Merajuk
54 Sudah saatnya
55 Kaina Kalap
56 Canggung
57 Tidak bisa menahan diri
58 Amarah Haikal
59 Membongkar kebusukannya!
60 Rindu yang teramat
61 Berkunjung
62 Harta Karun
63 Apa kamu bahagia, Nak?
64 Merasa bahagia
65 Mendambanya
66 Aku akan membahagiakannya!
67 Rencana Leo
68 Sudah saatnya
69 Selalu mendukungmu!
70 Apa Lagi, Mas?
71 Bertemu kembali
72 Jangan paksa aku, Mom!
73 Ikuti Rencanaku!
74 Apa keputusanku sudah benar?
75 Apakah aku pantas?
76 Diremehkan
77 Isu mulai mencuat
78 Merasa malu
79 Aku berhasil, Bunda!
80 Merasa tidak adil
81 Selena, tenanglah!
82 Rumor menyebar luas
83 Mengumumkan
84 Menyerahlah!
85 Terusir!
86 Adik Tiri Tersayang
87 Maafkan Aku, Kak!
88 HIV?
89 Mengamuk
90 Aku mencintaimu, Suamiku!
91 Tamu tak di undang
92 Mencari Jawaban
93 Ada Apa
94 Mulai Terusik.
95 Terdiam
96 mencari gara-gara
97 Kita Bersama
98 Melamarmu
99 Firasat
100 Siapa Dia?
101 Hadiah Pernikahan
102 Pernikahan
103 Ulah Selena
104 Mommy Merestui Kalian!
105 Ketegangan
106 Aku bukan dia
107 Ke mana Selena?
108 Kelahiran Baby Twins
109 Hanan dan Kean
110 Kedekatan
111 Welcome Home
112 Begitu telaten
113 Milikku
114 Dia kembali
115 Urus Sendiri Urusanmu
116 Pertikaian
117 Hal Serius
118 harus bertahan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Terpaksa
2
Bertemu
3
Pernikahan Sederhana
4
Pelukan Pertama
5
Malam Pertama
6
Mengandalkan Diri Sendiri
7
Masakan Pertama
8
Keberanian Kaina
9
Ibu Tiri
10
Bentakan Kaina
11
Drama Morning Kiss
12
Karena Sisca
13
Amarah dan Khawatir
14
Membenarkan
15
Memeluknya
16
Benar Mengancam
17
Memulai
18
Memanjakannya
19
Kebenaran
20
Bertemu Mertua
21
Membawanya Kembali
22
Menemui Tambatannya
23
Cintai Aku Kaina!
24
Baginda Maha Raja
25
Semi Bulan Madu
26
Aku Kalah!
27
Hingga Waktu Tiba
28
Murung
29
Menangislah, Sayang!
30
Membelanya
31
Haikal Mecum
32
Dia Kembali!
33
Apakah Harus Bertahan?
34
Ditolak?
35
Siapa Dia?
36
Mengungkapkan
37
Merasa Cemas
38
Kabar
39
Bertemu
40
Ditinggal Suami
41
Bertemu Ayah
42
Bisakah kita berteman?
43
Masalah Baru
44
Berusaha untuk melawan
45
Paniknya calon Ayah
46
Membereskan Filda
47
Asisten Baru
48
Tidak bisa menolak
49
Hari pertama
50
Mengaminkan
51
Mulai menerima
52
Kaina Mulai Bertingkah
53
Merajuk
54
Sudah saatnya
55
Kaina Kalap
56
Canggung
57
Tidak bisa menahan diri
58
Amarah Haikal
59
Membongkar kebusukannya!
60
Rindu yang teramat
61
Berkunjung
62
Harta Karun
63
Apa kamu bahagia, Nak?
64
Merasa bahagia
65
Mendambanya
66
Aku akan membahagiakannya!
67
Rencana Leo
68
Sudah saatnya
69
Selalu mendukungmu!
70
Apa Lagi, Mas?
71
Bertemu kembali
72
Jangan paksa aku, Mom!
73
Ikuti Rencanaku!
74
Apa keputusanku sudah benar?
75
Apakah aku pantas?
76
Diremehkan
77
Isu mulai mencuat
78
Merasa malu
79
Aku berhasil, Bunda!
80
Merasa tidak adil
81
Selena, tenanglah!
82
Rumor menyebar luas
83
Mengumumkan
84
Menyerahlah!
85
Terusir!
86
Adik Tiri Tersayang
87
Maafkan Aku, Kak!
88
HIV?
89
Mengamuk
90
Aku mencintaimu, Suamiku!
91
Tamu tak di undang
92
Mencari Jawaban
93
Ada Apa
94
Mulai Terusik.
95
Terdiam
96
mencari gara-gara
97
Kita Bersama
98
Melamarmu
99
Firasat
100
Siapa Dia?
101
Hadiah Pernikahan
102
Pernikahan
103
Ulah Selena
104
Mommy Merestui Kalian!
105
Ketegangan
106
Aku bukan dia
107
Ke mana Selena?
108
Kelahiran Baby Twins
109
Hanan dan Kean
110
Kedekatan
111
Welcome Home
112
Begitu telaten
113
Milikku
114
Dia kembali
115
Urus Sendiri Urusanmu
116
Pertikaian
117
Hal Serius
118
harus bertahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!