Kaina hanya menunduk ketika berhadapn dengan laki-laki gagah dengan badan kekar dan tinggi, tengah menatap dirinya dengan lekat.
"Wanita seperti apa yang dia berikan kepadaku?" bentak Haikal kepada Along.
"Maaf, Tuan Muda. Dia memang putri pertama dari laki-laki itu," ucap Along.
Kaina hanya menggenggam erat ujung baju yang tengah ia pakai. Walaupun sudah biasa mendapat bentakan, namun ia tidak kuat jika harus mendengar teriakan orang lain kepadanya.
"Wanita seperti dia, apa yang bisa aku banggakan? Kau jangan bermain-main, Long! Ini hanya membuang waktuku!" ucap Haikal berteriak.
Pria tampan itu menatap Kaina dengan lekat. Ia berdecak melihat penampilan gadis itu.
"Lihatlah, penampilannya saja tidak mencerminkan seorang Nona keluarga terpandang. Pakaian pelayanan dirumah lebih bagus dari apa yang dia kenakan saat ini," ucap Haikal menggeleng.
Kaina hanya memejamkan mata, wajahnya berangsur pucat mengingat perkataan dari sang ayah semalam.
Apa yang harus aku lakukan? Apa tuan muda ini akan membatalkan perjanjian itu dengan ayah?. Batin Kaina.
"Bawalah dia keluar, katakan pada pria tua itu, aku tidak jadi menanam modal di perusahaannya!" ucap Haikal tegas.
Glek!
Kaina tercekat, matanya melotot mendengar ucapan dari pria tampan itu. Namun ia tidak tau harus berbuat apa.
Genangan air mata mulai terlihat di pelupuk matanya. Bayangan kebencian semakin tergambar jelas, begitu juga dengan amarah sang ayah yang akan meledak dengan sangat.
Aku harus apa? Wajah seperti ini, bukan salahku, jika aku terlahir jelek. Bunda, aku takut!. Batin Kaina mulai gemetaran.
"Tuan, maaf jika saya lancang. Tapi sebaiknya Tuan memang memilih gadis ini, dari pada memilih adiknya!" ucap Along berbisik.
Haikal menatap tajam kearah Asisten pribadinya. "Untung-untung hiburan kalau anda sedang berada di rumah, Tuan!" Sambung Along.
Haikal menarik kerah kemeja pria tampan itu. "Awas saja kalau dia menyusahkanku!" ucapnya mengancam.
Ia berjalan mendekat kearah Kaina yang sudah terlihat ketakutan. Ia mengernyit bingung melihat respon gadis yang ada di hadapannya.
Kenapa dia seperti itu? Apa dia ketakutan? Bukankah aku belum mengatakan apapun?. Batin Haikal menggeleng.
"Hei, kau!" Panggil Pria tampan itu dengan sedikit membentak.
Kaina terlonjak kaget dan semakin menundukkan pandangannya. Haikal semakin mengernyit, dan tersenyum penuh rencana yang tiba-tiba saja tersusun dalam pikirannya.
"Apa yang kau bisa, gadis kecil?" tanya Haikal.
"Sa-saya, saya bisa melakukan pekerjaan rumah, sa-saya juga bisa menyiapkan perlengkapan tuan," ucap Kaina terbata-bata sambil menahan tangisnya.
"Kau belum apa-apa sudah menangis, bagaimana nanti malam pertama? Ketika aku merenggut keperawananmu. Itupun jika kau masih perawan. Kau tau rasanya seperti di gigit harimau!" ucap Haikal menakuti.
Kaina terdiam tanpa menanggapi perkataan dari calon suaminya. Terdengar helaan nafas yang terasa berat keluar dari mulut Haikal.
Pria tampan itu berjalan menuju meja kerjanya, ia mengambil sebuah map yang sudah ia persiapkan sedari kemari.
"Tanda tangani surat kotrak itu. Mulai detik ini kau sudah menjadi milikku. Baca dan pahami apa isi kontrak yang sudah tertulis di sana," ucap Haikal.
Dengan tangan yang bergetar, Kaina mengambil map itu dan membacanya dengan seksama. Begitu banyak isi poin yang harus ia penuhi selama menjadi istri dari tuan muda ini.
Sepuluh lembar, berisikan begitu banyak poin perjanjian yang tidak ada satupun terlihat menguntungkan untuk gadis cantik itu.
Semua poin hanya menegaskan bahwa apapun yang terjadi, tuan muda harus dipatuhi dan tidak boleh membantah.
Kaina hanya menghela nafas yang terasa berat. Tidak ada pilihan selain menandatangani kontrak pernikahan itu.
"Apa kau bisu?" tanya Haikal mengernyit, melihat Kaina tidak melayangkan satupun pertanyaan.
Gadis cantik itu menggeleng namun tidak mengeluarkan suaranya.
"Kenapa kau tidak berbicara sedari tadi?" tanya Haikal.
"Maaf," cicit Kaina dengan suara lembutnya.
Hiks, padahal aku sudah menjawab pertanyaannya tadi!. Batin Kaina
Haikal mengernyit mendengar suara Kaina yang begitu kecil. "Perkenalkaan dirimu!" ucapnya.
Kaina terdiam, dengan rasa takut ia mulai memperkenalkan diri.
"Sa-saya Kaina, Tuan," ucap Gadis kecil itu.
Haikal mengernyit. Kenapa gadis ini tidak berani menatap wajahku? Apa aku terlihat begitu menyeramkan?. Batinnya.
"Angkat kepalamu dan tatap saya!" ucap Haikal tegas.
Jantung kaina berdetak kencang, dengan berani ia menatap pria tampan yang tengah duduk dihadapannya.
Deg!
Wajah dingin dan sedikit sangar, tubuh yang tegap dan besar membuat Kaina merasa takut jika sewaktu ia membuat kesalahan dan memancing amarah laki-laki ini.
Ia langsung menunduk dan menggenggam tangannya sendiri. Haikal semakin bingung dengan reaksi Kaina.
Tanpa berbicara, ia berdiri dan masuk ke dalam kamar pribadi yang ada di dalam ruanga itu.
"Nona, saya harap anda tidak memancing emosi tuan muda, atau kami yang akan menjdi sasaran kemarahan beliau," ucap Along setelah pintu tertutup.
Kaina hanya mengangguk, ia berharap bisa keluar dari ruangan ini dengan segera.
Sementara di dalam ruangan pribadi CEO. Haikal menatap diri pada pantulan cermin.
"Apa aku terlihat menyeramkan?" ucapnya sembari bergaya.
"Baru kali ini ada perempuan yang tidak berani menatapku. Ah, Shiit!" ucapnya kesal.
Lihat saja, kau sendiri yang akan menatapku tanpa aku minta!. Batinnya.
Ia segera keluar dari ruangan itu dan melihat Kaina yang masih saja menunduk.
"Bukankah dia terlihat aneh? Apa aku yang terlihat menyeramkan?" ucap Haikal berbisik kepada Along.
"Sepertinya dia memang takut membuat kesalahan, Tuan. Dia juga pendiam dan bahkan tidak memiliki teman," ucap Along.
"Apa sudah ditandatangani perjanjiannya?" tanya Haikal.
"Su-sudah, Tuan," ucap Kaina lirih.
"Sudah tau kapan pernikahan ini akan berakhir?" tanya Haikal mengangkat dagu Kaina agar ia bisa melihat wajah lugu gadis itu.
Kaina mengangguk pelan, sambil memejamkan matanya.
"Buka matamu! Apa aku sejelek itu sehingga kau tidak ingin memandangku sedikit saja?" tanya Haikal geram.
"Ma-maaf, Tuan," ucap Kaina lirih dan perlahan membuka matanya.
Pandangan mereka terkunci, Terpesona dengan keindahan mata masing-masing.
Begitu tampan calon suamiku, namun sayang, hanya berstatus nikah kontrak. Batin Kaina.
Kenapa matanya begitu indah. Ah, Shiit! Apa yang aku pikirkan?. Batin Haikal.
"Pulang dan kemasi barang-barangmu! Jangan beritahu siapapun tentang pernikahan ini! Jika tidak, kita lihat saja apa yang akan saya lakukan kepada keluargamu!" ucap Haikal semakin mendekatkan wajahnya kepada Kaina.
Glek!.
Gadis cantik itu hanya mengangguk dengan air mata yang menggenang. Hingga Haikal melepaskan cengkraman nya.
"Ka-kalau begitu saya pamit dulu, Tuan! Permisi," ucapnya bergegas keluar dari ruangan.
"Hei, Kau berhenti! Siapa yang menyuruh kau keluar?" Bentak Haikal.
Kaina tidak lagi bisa menahan air mata. Ia berdiri di depan pintu dan enggan berbalik. Sebisa mungkin ia menahan tangis agar tidak terdengar oleh orang lain.
"Belum lagi ku menjadi istriku sudah berani lari seperti ini! Ingat, kontrak pernikahan sudah berlaku mulai hari ini!" ucap Haikal tegas.
Along mengambil inisiatif untuk segera mengajak Kaina keluar sebelum Haikal semakin kesal.
"Kami permisi terlebih dahulu, Tuan Muda!" Ucap Along mempersilahkan Kaina keluar terlebih dahulu.
Haikal hanya tersenyum tipis. Ia merasa mendapatkan permainan baru ketika berada di rumah nanti.
"Kita lihat saja kucing kecil! Aku akan membuat kau tersiksa bersamaku!" ucap Haikal tersenyum smirk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
seperti punya mainan baru yaa tuan tp jgn senang dulu takutnya tuan yg bucin duluan 🤭
2024-12-08
0
mama ayra
dan aki yakin kucing kecil nan imut itu akan membuatmu bucin tuan muda haikal
2023-03-10
1
mama ayra
walaupun tampan sekalipun tapi kalo garang dan pemarah jelaslah kaina takut padamu haikal
2023-03-10
0