Pak donal, menyandarkan tubuhnya yang masih lemas di sandaran tempat tidur dengan napas yang masih tersengal-sengal.
"Apa ya maksud dari mimpi ini, dan apa tujuan dari perkataan larasati, yang katanya aku memelihara ular dan soal kecelakaan yang menimpahnya,"?.
"Apa benar, kalau larasati kecelakaan karena ada yang senggaja. Tapi siapa? Dan kenapa aku gak tau ha... Jadi pusing, lagian aku juga sudah meminta leo untuk menyelidiki ratna semoga ada hasil yang tak mengecewakan. "
"Atau aku juga menyuruhnya untuk menyelidiki kembali kematian larasati..? Iya sepertinya aku harus lakukan, biar aku pastiin apa arti dari mimpi ini."
" Karena kelihatan sekali tadi dari raut wajah laras dia benar-benar marah."
******
Di tempat lain, dalan pesawat pribadi, ada dua sejoli yang tegah menikmati perjalanan ke kota A.
Yang satunya adem ayam, bersandar di dada bindang sang pujaan hati. Dengan dengkuran halus keluar dari mulutnya, dan satunya lagi tak henti-hentinya memerhatikan gadis cantik yang ada di sampingnya itu dengan senyum tipis di bibirnya,
"Kamu tidur aja manis dan cantik bangat, membuat ku makin gak ingin jauh darimu. Janji ya sama aku, kalau kamu gak bakal pergi lagi dariku." guman devan. Tapi masih bisa di degar oleh bujang lapuk di belakang, siapa lagi kalau bukan dimas,
" Olah bos bos.. Ngerti napa perasaanku ini yang gak punya pasangan, gak usa mesra juga bos ." ujar dimas merutuki bosnya.
Perjalanan delapan jam, bagi yang gak punya pasangan seperti dimas, itu hal yang sangat membosankan, dan melelakan tapi bagi pasangan yang lagi mabuk cinta seperti devan dan alin delapan jam itu perjalanan yang menyenangkan.
Dan akhirnya mereka sampai juga di kota A ternyata sudah jam satu siang, mereka turun dari pesawat. dan langusang ke loby bandara, ternyata mobil jemputan devan sudah datang.
Dimas dengan sigap memasukan koper dan barang bawaan ke dalam mobil dan juga membukakan pintu untuk bos dan nonanya, sang sopir langsung hidupkan mesin mobil dan langsung menjalankanya ke rumah".
"Den kita langsung pulang aja atau mampir kemana dulu"? Tanya sang sopir
"Oh, langsung aja pak, pulang ke rumah oya, pak ada papa sama mama di rumah gak". Tanya devan
" Iy den nyonya dan Tuan ada di rumah, katanya si nungguin den pulang". Jawab pak supir
" Sayang kamu dah lapar belum, apa kita makan dulu baru ke rumah, atau makan di rumah aja. "? Tanya devan karena takut alin sudah lapar ala lagi jam satu udah lewat makan siang, emang si mereka tadi makan di pesawat tapi takut lapar lagi.
" Gak deh sayang, sampai rumah aja, lagian tadi kan kita sudah makan juga di pesawat jadi aku masih kenyang".Jawab alin jujur.
" Gak sampai satu jam mereka tiba di rumah yang gerbangnya menjulang tinggi kalau di lihat dari luar kayak istana karena hari masih siang jadi jalanan gak macet makanya mereka cepat nyampe rumah."
Satpam yang ada di gerbang dengan sigap membukakan gerbangnya dan mobil masuk kedalam, humm akhrinya nyampe juga...
Lantas sang sopir matikan mesin mobilnya, dan keluar dari mobil, di ikuti dimas tapi devan belum keluar karena devan masih membisikan sesutu ke telinga, hal alin membuat alin terkeke karena geli setelah itu devan turun dari mobil tapi alin tetap di dalam.
" Mas tolong bawa barang ini ke dalam dan jangan bicara apa pun tentang alin ke mama".
"Siap bos". jawab degan sigap
Devan dengan gaganya melangkah masuk kedalam rumah di ikuti dimas dari belakang dengan koper di tangan,
" Hay anak mama sudah nyampe".sapa bu Astasari
"Hay ma pa". Jawab devan dengan senyum manisnya.
" Humm ada apa ini senyum sendiri" tanya bu asta dengan selidiki.
"Ma pa, devan ada hadia istimewa, untuk mama sama papa, tapi hadianya berat bangat, jadi devan mau mama dengan papa bantuin devan angkat". Ucapt devan cengegesan.
" Ha hadia apa sampai gak bisa angakat nak," pak devinsan diam aja sekarang ikut angkat bicara.
Tapi yang di tanya, mala memasang senyum manis, karena pak devinsen dan ibu asta gak dapat jawaban dari devan.
Sekarang semua mata tertuju pada dimas yang dari tadi diam-diam bae mereka minta penjelasan dari dimas, namun yang di tanya juga sama hanya menaikan satu bahun.
Itu yang buat pak devin dengan bu asta bangkit berdiri dan menuju ke mobil dan betapa terkejutnya mereka mendapati alin di dalam mobil.
" Ya ampun anak nakal, kenpa gak bilang kalau ada calon mantu cantik mama disini.Bu". teriak bu asta langsung berhambur memeluk alin, dan menghujani dengan mencuiminnya.
Begitu juga dengan pak devin yang begitu bahagia karena akhirnya anaknya mendapatkan pasangan.
"Dasar anak nakal kenapa kamu mengurung mantu mama di dalam mobil ha. mau mama sumpai jadi toge"..
" Idiii anak ganteng ini mau di sumpai jadi toge pula.
" Lagian, bawa mantu mama bukannya langsung bawa kedalam mala kurung disini, yuk sayang masuk kedalam". bu asta ajak alin masuk kedalam dengan senyum tulus dari bibirnya.
Setelah semua sampai di dalam dan duduk, asisten membawa minuman dan celiman untuk bosnya.
" Sayang gimana kabar kamu, semua baik-baik saja kan. Trus apakah sudah ada rencana untuk kedepannya". Tanya bu asta.
" Iya ma rencana tiga bulan lagi kami tunangan dan setelah itu baru merencanakan pernikaha." ujar devan
". Loh kok lama bangat sayang, kenapa gak satu bulan lagi, karena satu bulan lagi perusahaan kita ulang tahun".
"Dan rencana mama, dengan papa mau adakan di anak cabang di negara B nah disitu juga nanti mama dengan papa, berencana memperkenalkan kamu nak ke publik." Jadi dimana kalau pas itu kamu melamar alin aja biar bisa mempercepat. Jawab pak devin dan dapat anggukan dari sang istri.
" Sebenarnya ada alasan kami tunagan tiga bulan lagi karena bersamaan dengan itu adek tirinya alin menikah." jawab devan menjelaskan.
*****
" Emang kenapa kalau manusia ular itu menikah,? lagian mereka bukan bagian lagi dari hidup anakku ini. Awas aja kalau mereka berani menyakitinya lagi akan aku habisi mereka. Jawab bu asta lugas itu membuat alin mata berkaca-kaca karena terharu.
" Ha kenapa sayang, kok kamu nangis? apa perkataan mama menyakitimu."? Tanya bu asta merasa bersalah.
" Gapapa tante, aku hanya terharu karena tante dengan om begitu baik sama aku". Mendegar alin memangil dengan sebutan tante dengan om, sigap bu asta melihat ke alin dan berkata. " Sayang mulai sekarang panggil mama dengan papa aja jangan panggil om dan tante".
Mendengar itu alin gugup tapi juga terharu" i iya tan.. Ew mama. " hal itu membuat seisi rumah pecah katawa.
"Jadi giman keputusan kalian nak apakah kalian ikuti saran papa atau ikuti saran kalian aja, ". Ujar pak devin
"Sepertinya kali ini kami ikut saran dari papa, aja aku lamar alin aja pas ulang tahun perusahaan kalau selesai baru rencana pernikah" atau dimana sayang menurutmu.
" karena alin melihat pertanyaan devan itu menuju untuknya alin lantas menjawab. " Aku ikuti aja sayang apapun sarannya semua terbaik tapi sebelumnya kita harus kasih tau bunda dulu.".
" Ha.. bunda emang kamu masih ada bunda sayang siapa"? tanya bu asta
" Iya ma, maaf seban belum cerita kalau ternyata alin adalah anak angkat dari tante Neska" jawaban degan membuat pak devon dan bu saya terkejut.
"Apa Jadi ini anak Media? Ya Tuhan kenapa selama ini aku hak tau, sudah kalau gigi soal media aku aja yang bicara sama dia." jawab bu asta
"Ok kalau gitu kita makan dulu, udah lapar nich dari tadi ngobrol trus jadi lupa makan. Ucap pak devin disambut senyum oleh yang lain.
" karena bibik sudah hidangkan semua makanan, akhirnya mereka semua makan dengan lahap dan diam hanya piring sendok aja yang berbunyi setelah selesai. Mereka kembali ke ruang keluarga dan gobrol sebentar.
" Bik bik.. "panggil bu asta
" Iya nyonya." sahut bik ira
" Bik sudah bersihkan kamar tamu"? Tanya bu Asta.
"Iya nyonya".
" Ok sayang, sekarang kamu bersihkan diri terus istirahat karena pasti udah capek, nak antar alin ke kamarnya dan kamu juga bersihkan diri untuk istirahat. Akhirnya mereka masuk ke kamar masing-masing dan bersihkan diri lalu istirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments