pagi harinya masih sekitar pukul 8 pagi saat laksmi masih sibuk di dapur merapikan piring yang baru saja selesai di cuci pintu rumah sudah ada yang mengetuk mengucapkan salam.
took.... took.... took....
" assalamu'alaikum...... " ucap seorang lelaki tua sekitar usia 80 tahunan
" waalaikumsalam.. ya sebentar. " ucap laksmi membalas salam orang yang sedang ada di luar pintu.
" aji bukakan pintu dan minta tamu utuk duduk dahulu. " ucap laksmi pada aji yang membantu laksmi mengelap piring basah.
" iya bu... "
aji segera menuju ke pintu untuk membukakan pintu.
" kakek rupanya silahkan masuk kek ibu masih ada di dapur. " ucap aji sopan kemudian bersalaman.
" anak pintar.....
sudah semakin besar saja rupanya cucu kakek. " ucap orang tua itu yang di sebut kakek oleh aji.
" kakek ayo masuk dulu dan duduk aji aka panggil ibu. " ucap aji.
" ah ya ayo......
sudah temani saja kakek di sini biarkan ibumu menyelesaikan pekerjaan nya dahulu. " ucap si kakek pada aji.
aji pun setuju dan menuruti permintaan kakek itu aji duduk di pangkuan si kakek dan mulai membahas beberapa hal sampai laksmi keluar dari arah dapur.
" eh ada abah guru maaf abah laksmi masih membereskan barang di dapur. " ucap laksmi yang baru saja keluar dari dapur.
" aji ayo turun aji sudah besar kasian kakek nanti berat. " ucap laksmi kembali meminta aji yang sedang di pangku oleh si kakek.
" iya tak apa......
duduk saja biarkan aji duduk di sini kakek kangen sekali dengan aji. " ucap si kakek.
laksmi pun duduk seperti yang di minta oleh abah guru. abah guru ini merupakan guru dari mendiang suaminya trisna. lebih tepatnya guru kebatinan, dulu trisna belajar dan sekaligus membantu abah guru dalam bidang kebatinan.
" apa kabar laksmi, maaf abah baru bisa ke sini sejak kepergian trisna. " ucap abah dengan raut wajah tampak sedih ketika mengingat trisna.
" laksmi baik abah.
lalu bagai mana dengan kabar abah laksmi dengar abah ke kota beberapa hari ini. " balas laksmi menjawab kemudian bertanya.
" syukurlah jika kalian baik baik saja sungguh abah di kota tidak tenang memikirkan keadaan kalian berdua. tapi hari ini abah sudah lebih tenang.
abah juga baik nah ini oleh oleh yang abah bawa dari kota. " ucap abah menyerahkan sebuah bingkisan pada laksmi.
" terimakasih abah, laksmi Terima.... maaf sudah merepotkan abah. " ucap laksmi sopan.
" sudah jangan di pikirkan abah sudah menganggap kalian bagian dari keluarga abah jadi tidak perlu sungkan. " jelas abah.
" iya abah. " jawab laksmi.
mereka terus mengobrol cukup lama laksmi juga menyuguhkan makan pada abah walau ada penolakan tapi pada akhirnya dengan sedikit paksaan abah mau makan. baru setelah makan dan mengobrol sedikit abah kembali ke rumahnya.
sore hari kini laksmi bersama aji sedang pergi ke warung untuk melengkapi kebutuhan dapur yang sudah tidak ada.
" aji ibu mau ke warung. aji mau di rumah atau ikut ibu. " ucap laksmi bertanya.
" aji ikut saja bu. " balas aji.
" ya sudah ayo.... ibu mau jalan sekarang. "
sekitar 5 menit berjalan akhirnya laksmi dan aji tiba di warung terlihat masih ada beberapa ibu ibu yang juga sedang memilih milih untuk di beli.
" eh ada bak laksmi.... " ucap salah satu ibu ibu.
" iya buk. " balas laksmi lembut dan santun.
" ini aji kan...
wah sudah besar rupanya ganteng pula seandainya anak saya perempuan kita mungkin bisa jadi besan. " celetuk ibu yang lainnya.
laksmi hanya memberikan senyuman sedangkan aji sendiri dengan tampang polosnya seperti tidak mengerti apa apa.
" laksmi apa kamu tidak berniat mencari pendamping lagi saya lihat kamu masih muda jadi tidak masalah untuk menikah lagi. "
" iya benar laksmi kamu cantik dan muda saya rasa pemuda kampung juga akan mau dengan kamu. "
" jika bak laksmi tertarik saudara saya ada yang masih belum menikah pekerjaannya juga sudah menetap sehingga penghasilannya sudah pasti jadi bak laksmi tidak perlu khawatir untuk kedepannya. "
" terimakasih buk sudah baik terhadap saya tapi saya masih tidak memikirkan itu saya hanya fokus untuk aji saja. entah saya di takdir memiliki pendamping lagi saya pasrahkan kepada Allah saja buk. " ucap laksmi.
" buk saya beli garam sama gula satu kilo. " lanjut laksmi.
sedangkan ibu ibu itu hanya diam saja setelah mendengar jawaban dari laksmi.
" ini nak laksmi gula sama garamnya totalnya 12.000 . " ucap ibu pemilik warung.
" ini buk uannya. " ucap laksmi menyerahkan uang pecahan 20.000.
" ini kembaliannya nak laksmi terimakasih. " ucap ibu pemilik warung.
" iya terimakasih juga buk.
mari ibu ibu saya duluan. " ucap laksmi
" iya.... iya... iya...... silahkan. " ucap para ibu ibu bergantian menyahuti laksmi.
setelah laksmi pergi para ibu ibu itu kembali membicarakan perihal laksmi yang menolak penawaran dari salah satu ibu ibu itu. mereka juga membahas tentang masa lalu laksmi yang memang bukan asli orang kampung cimanggis.
karena memang benar laksmi merupakan pendatang yang dulu datang ke desa cimanggis karena ada tugas dari tempatnya belajar hingga singkatnya akhirnya bertemu dengan trisna kemudian memutuskan menikah dan tinggal di kampung cimanggis.
di jalan dalam perjalanan pulang laksmi tidak sengaja bertemu dengan mang ujang salah satu warga desa tampak mang ujang sedang terburu buru.
" mau ke mana mang. " tegur laksmi
" eh dek laksmi....
ini saya mau ke rumah abah di minta sama pak kades karena istrinya pak kades tiba tiba saja seperti orang kesakitan yang mengeluhkan sakit di kepala dan perutnya. " jelas mang ujang.
" eh terus kenapa panggil abah kenapa tidak ke dokter saja mang. " tanya laksmi.
" itu dek laksmi pak kades sudah membawa ke dokter tapi di bilang bu kades tidak ada penyakitnya " jelas mang ujang.
" oh seperti itu rupanya ya sudah atu mang mangga cepat kasian bu kades jika terlalu lama. "
" iya dek laksmi. saya permisi ya. " ucap mang ujang.
" iya kang. "
laksmi meneruskan perjalanannya untuk pulang terlebih dahulu baru setelah itu laksmi akan pergi ke rumah pak kades untuk melihat keadaan bu kades.
" ayo aji kita cepat pulang, ibu masih mau menjenguk bu kades. " ucap laksmi
" iya bu...
memangnya bu kades sakit apa bu....
kenapa harus kakek yang di panggil apa kakek juga biasa mengobati orang sakit seperti dokter. " ucap aji dengan polosnya karena begitu penasaran.
laksmi tidak segera menjawab, laksmi masih memilah kata yang tepat untuk di katakan pada aji agar mudah di pahami.
" iya kakek juga bisa mengobati seperti dokter. aji dengar ibu penyakit itu banyak jenis nya ada yang bisa di sembuhkan dengan obat ada pula yang di sembuhkan dengan doa. " ucap laksmi terpotong karena aji sudah menimpalinya.
" itu berarti kakek bisa mengobati orang dengan doa ya bu. " ucap aji.
" benar sekali anak ibu memang pintar. " ucap laksmi.
" lalu kenapa dulu ayah tidak kakek doakan bu. " ucap aji membuat laksmi berhenti dan mematung beberapa detik.
" aji dengarkan ibu. sama seperti dokter kakek juga tidak bisa menyembuhkan segalanya nak. ayah itu sudah di jemput untuk kembali karena Allah sayang pada ayah. nanti entah ibu atau aji akan sama seperti ayah jika Allah sudah ingin kita pulang maka kita akan pulang sayang. dan Allah memiliki caranya sendiri untuk menjemput kita pulang. " jelas laksmi sesederhana mungkin
" seperti ayah ayah di jemput Allah dalam ke adaan sedang beribadah yaitu sholat walau ayah sakit. jadi tugas aji sekarang mendoakan ayah apa aji mengerti nak. " lanjut laksmi menjelaskan.
" iya bu aji mengerti. " ucap aji mulai mencerna apa yang di katakan laksmi. tentu saja aji adalah seorang anak dengan tingkat pemahaman tinggi jadi sedikit di jelaskan aji akan mencernanya dengan cepat.
" anak pintar....
sini peluk ibu nak.. " ucap laksmi sangat bersyukur selain di berikan suami yang sangat baik walau sudah tiada kemudian di berikan seorang anak yang begitu baik juga membuat laksmi bahagia di tengah tengah rasa kehilangan sosok trisna suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments