Bibi Aisyah mendekati Fatimah yang bertubuh kurus. Sangat kurus hingga seperti tinggal kulit dan tulang saja. Wajahnya pun juga tirus, kulitnya kasar dan hitam, mungkin karena tersengat sinar matahari sepanjang hari.
Saat Bibi Aisyah melihat wajahnya untuk lebih jelas, ia melihat memar di pipi Fatimah, dan saat ia memegang rambutnya, banyak rambut yang rontok bahkan kepalanya juga terluka, mungkin akibat jambakan yang cukup keras. Melihat hal itu, Bibi Aisyah tidak tega, ia menitikkan air mata melihat penderitaan wanita yang ada di hadapannya itu.
Namun Bibi Aisyah tidak punya waktu banyak untuk meratapi nasib wanita yang ada di hadapannya ini. Karena kini ia harus segera memandikan Fatimah sesuai perintah majikannya.
Saat ia membuka baju, lagi-lagi ia melihat tubuh itu banyak luka. Bahkan perutnya ada warna kebiruan seperti habis kena tendangan keras. Bahkan di dadanya pun ada banyak memar. Saat ia melihat punggungnya, ia juga melihat ada banyak luka di sana, ada yang masih baru, ada yang sudah kering dan meninggalkan bekas.
Lagi-lagi, air mata turun tanpa bisa dicegah. Dengan tangan gemetar, ia juga membuka celananya dan lagi-lagi ia di buat terkejut, bukan hanya pipi, kepala, perut, dada dan punggungnya saja yang terluka tapi betis dan pahanya pun sama. Sedangkan telapak kaki Fatimah juga ada banyak retakan di sana, seperti orang yang suka perjalanan jauh tanpa alas kaki.
"Sebenarnya apa yang sudah di lalui anak ini, kenapa kulitnya kasar dan hitam. Kenapa tubuhnya penuh luka gini? Penderitaan apa yang sudah ia jalani sepanjang hidupnya?" gumam Bibi Aisyah dalam hati.
Bibi Aisyah sendiri, adalah pembantu yang sudah bekerja hampir tiga puluh tahun lamanya. Dulu ia bekerja pada orang tua Tuan Ray. Namun sejak orang tuanya meninggal, akhirnya Tuan Ray meminta Bibi Aisyah kerja di bawah pimpinannya. Bibi Aisyah pun hanya bisa menyetujuinya saja, toh jika pun dia pergi keluar dari mension ini, ia tidak punya tempat tinggal.
Bibi Aisyah adalah seorang janda yang di cerai oleh suaminya, Bibi Aisyah di cerai karena Bibi Aisyah tidak bisa memberikan anak karena dirinya merupakan wanita mandul, rahimnya bermasalah sehingga sulit buat mempunyai anak, bahkan kemungkinan untuk bisa punya anak pun hanya sepuluh persen saja, sangat kecil sekali. Akhirnya setelah suaminya menceraikannya, Bibi Aisyah pun memilih merantau dan bekerja di mension Keluarga Abraham Alexander.
Bibi Aisyah bekerja saat umurnya bahkan masih dua puluh empat tahun. Dia menikah saat umur dua puluh satu tahun dan di cerai saat umurnya dua puluh empat tahun. Satu bulan setelah di cerai, barulah Bibi Aisyah memberanikan diri merantau ke kota J.
Saat Bibi Aisyah berada di kota J, ia tak sengaja menolong orang yang hampir saja di tabrak mobil dan dari sanalah Bibi Aisyah kenal dengan Nyonya Besar Anita Abraham Alexander. Nyonya Anita, meminta Bibi Aisyah untuk bekerja di mensionya dan Bibi Aisyah pun tak menolaknya karena ia sendiri baru tiba di kota J, dan belum tau mau kemana.
Saat itu Nyonya Anita sudah menikah dan sudah punya anak yang berumur satu tahun. Anaknya bernama Rayyan Abraham Alexander Danendra.
Nyonya Anita memberikan kepercayaan buat Bibi Aisyah untuk menjaga dan merawat Tuan Ray, tentu Bibi Aisyah sangat senang sekali. Dia yang belum pernah merasakan menjadi seorang Ibu pun, langsung mencurahkan segala cinta dan kasih sayangnya untuk Tuan Muda Ray.
Nyonya Anita sangat senang sekali saat melihat Bibi Aisyah sangat menyayangi putra satu-satunya itu.
Nyonya Anita sendiri, tidak bisa dua puluh empat jam ada di rumah karena ia mempunyai banyak kesibukan begitupun dengan sang suami yang bahkan jarang pulang karena harus pergi keluar kota, kadang juga keluar negeri.
Akhirnya Tuan Ray pun lebih dekat dengan Bibi Aisyah karena Nyonya Anita jarang ada waktu untuk Tuan Muda Ray. Ia cuma sesekali melihat putranya dan memastikan putranya hidup dengan baik. Dan setelah itu, ia seakan tidak memperdulikannya.
Saat Tuan Ray umur lima tahun, ia pernah merengek untuk di gendong oleh Nyonya Anita, namun sayangnya, Nyonya yang punya kesibukan yang padat itu malah mengabaikannya bahkan tidak menghiraukannya sama sekali. Melihat hal itu, Bibi Aisyah pun merasa sedih. Ia langsung memeluk Tuan Muda Ray dan mencoba untuk menghiburnya.
Sejak saat itu, Tuan Muda Ray menjadi seorang pendiam. Apalagi saat tiba-tiba Kakeknya datang dan membawa Tuan Muda Ray pergi dari mension itu membuat Bibi Aisyah patah hati. Namun ia yang hanya seorang pembantu tidak bisa berbuat apa-apa.
Setiap seminggu sekali, Tuan Muda Ray akan pulang ke rumah dan menemui Bibi Aisyah. Dan setiap kali ketemu, tubuh Tuan Muda Ray, selalu penuh dengan luka dan berat badannya yang awalnya gemuk, mendadak kehilangan berat badannya. Setiap kali Bibi Aisyah tanya, Tuan Muda Ray hanya diam saja dan memeluk Bibi Aisyah.
Bertahun-tahun berlalu, sampai akhirnya Tuan Ray berumur tujuh belas tahun. Ia selalu mendapatkan latihan keras dari Kakeknya. Pernah beberapa kali Tuan Ray mengeluh pada orang tuanya, namun Mama dan Papanya seakan tidak peduli dan meminta Tuan muda Ray mematuhi latihan yang Kakeknya berikan.
Saat itu, Tuan Muda Ray cukup frustasi dan menghancurkan semua barang yang ada di kamarnya.
Bibi Aisyah hanya bisa menangis melihat hal itu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia tidak punya kekuatan untuk bisa menolong anak majikannya itu.
Setelah Tuan Muda Ray lulus SMA. Kakek Abraham kembali dan kini ia membawanya dalam waktu yang cukup lama. Bahkan Tuan Ray hanya bisa pulang satu tahun sekali. Dan setiap kali pulang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tubuhnya selalu penuh dengan luka dan kali ini, Tuan Muda Ray tak lagi menangis. Ia hanya diam dan masuk kamar, Tuan Muda Ray bahkan sudah tak lagi manja terhadap Bibi Aisyah dan berubah menjadi sosok pendiam dan menakutkan.
Bahkan Tuan Muda Ray juga tak lagi memperdulikan orang tuanya, sama seperti mereka yang tidak memperdulikan Ray selama ini.
Tahun-tahun berlalu, Tuan Ray, sudah lulus S2. Dan ia di paksa untuk menjadi pemimpin perusahan yang hampir jatuh bangkrut. Di saat seperti itu, mental Tuan Ray seakan dipaksa untuk berfikir keras mengeluarkan krisis ekonomi keluarganya.
Saat itulah, Tuan Ray mengangkat Rio yang merupakan sahabatnya untuk menjadi asistennya dan tangan kanannya sekaligus. Sebenarnya Tuan Ray punya satu sahabat lagi namanya Alfian, namun kini Alfian menetap di luar negeri dan jarang pulang.
Tuan Ray kerja siang malam, ia bahkan sampai jarang istirahat dan lupa makan. Ia terus di paksa seperti anjing untuk memulihkan ekonomi keluarganya dan membuat perusahaan Abraham Alexander bangkit dan jaya kembali.
Hingga pada akhirnya setelah berbulan bulan lamanya bekerja siang malam, sedikit demi sedikit Tuan Ray akhirnya bisa membuat Perusahaan itu normal kembali, hanya saja untuk menuju kejayaan membutuhkan waktu lebih lama. Namun tiba-tiba saja Tuan Ray pingsan karena tubuhnya kurang asupan gizi, ia juga terlalu kelelahan dan dipaksa untuk berfikir keras.
Tuan Ray pingsan selama beberapa hari, anehnya tidak ada orang tua atau kakeknya yang datang menjenguknya, hanya ada Bibi Aisyah dan asisten Rio yang datang untuk menjenguk keadaan Tuan Ray.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Tuan Ray menjdi kejam krn pola asuh yg salah...tetap lnjut thor pembelajaran untk kita
2022-12-03
1