#5

*

*

*

Walaupun terdapat bekas tamparan yang nampak jelas di kedua pipinya Daisy tetap berangkat bekerja. Wanita itu tidak bisa tidak bekerja hanya karena insiden kecil seperti itu. Daisy membutuhkan banyak biaya untuk kuliah dan juga biaya hidupnya.

Daisy sampai di cafe tempatnya bekerja pada pukul tujuh malam. Begitu sampai Daisy langsung di sambut oleh temannya pemilik cafe itu sendiri bernama Clara.

" Kau sudah datang Sy,. Oh no! Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Clara sedikit memekik.

" Biasa, ada dua nenek lampir yang menggangguku tadi." Sahut Daisy sembari sibuk mengelap gelas-gelas kaca.

" Ini sudah tindakan penganiayaan Sy dan mereka sudah melakukan ini bertahun-tahun kurasa ini harus dilaporkan ke polisi!" Kata Clara yang memang sudah tahu jika temanya itu di perlakukan begitu buruk di rumah itu.

" Kau pikir aku mampu melakukan itu Ra? Mereka punya uang untuk menutup kasus ini jika aku melaporkannya dan setelah itu hidupku semakin jaih menderita lagi karena di ganggu keluarga Toxic itu." Sahut Daisy.

" Oh my god! Ini sungguh tidak adil bagimu!" Geram Clara.

" Sudahlah jangan menguatirkan ku lagi. Aku tidak akan diam saja mulai saat ini."

Tanpa kedua wanita itu sadari sedari tadi ada pria tampan telah mendengar pembicaraan keduanya. Pria itu menatap kearah Daisy yang sedikit menunduk tapi masih terlihat jelas wajah cantiknya yang terdapat bekas samar telapak tangan akibat tamparan. Pria itu adalah Marchel.

Saat itu Marchel sedang bertemu dengan temanya yang juga sedang tinggal di Islandia bersama Mike dan Rayden. Saat ingin memesan minuman Marchel tak enak hati harus memotong pembicaraan yang terlihat penting kedua wanita itu akhirnya Marchel tetap berdiri diam tanpa berkata dan secara tidak sengaja mendengar pembicaraan yang seharusnya tak ia dengar itu.

" Apa kau sudah memesannya? Kenapa lama sekali?" Tanya Mike yang menyusul Marchel karena temannya itu terlalu lama hanya untuk memesan sebuah minuman.

Mendengar suara pria yang sudah di pastikan seorang pelanggan itu Daisy segera mengahiri obrolannya dengan Clara.

" Maafkan saya Tuan, Ada yang bisa saya bantu?" Kata Daisy sopan dengan menampilkan senyum termanisnya.

Deg.....

Jantung Marvel terpacu dengan cepat dan ini baru pertama dirinya merasakan debaran aneh seperti ini dengan hanya melihat senyum seorang gadis pelayan.

" Berikan dua Ice Americano Dan Kau mau minum apa Chel?" Kata Mike menyenggol lengan Marchel.

" Samakan saja." Sahut Marchel yang masih memandang Daisy.

" Baik. Ice Americano tiga.?Anda boleh menunggu di kursi anda nanti kami yang membawakan kesana, Tuan." Kata Daisy.

Mike dan Marchel lalu menghampiri Rayden yang sudah duduk Terlebih dahulu.

" Gadis barista tadi Cantik juga yah." Celetuk Mike.

" Jangan coba-coba mendekatinya Mike dia tidak bisa kau samakan dengan perempuan yang pernah kau kencani." Sahut Marchel. Entah mengapa Marchel tak suka saat Mike memuji gadis barista tadi rasanya tidak rela saja ada orang lain yang memujinya.

"Kau tertarik dengan gadis pelayan itu?" Tanya Mike.

" Kuperingatkan sekali lagi jangan coba-coba kau mendekati nya atu kau akan habis di tanganku!" Kata Marchel dingin.

" Wow! Calm Down Dude! Aku tidak akan mengambil wanita yang sudah membuat pria datar seperti mu tertarik padanya," Sahut Mike.

" Oh my! Kurasa Marchel sudah menemukan wanita pujaannya, Fell in love in Islandia, Sangat romantis sekali." Kata Rayden yang bermaksud menggoda Marchel tapi pria yang bersangkutan tak bereaksi apapun dan hanya cuek.

Tak lama pun seorang pelayan lain mengantarkan pesanan ketiga pria tampan dan mapan itu lalu ketiganya berfokus pada obrolan tentang pekerjaan tapi selama obrolan berlangsung sesekali Marchel melihat kearah Dimana Daisy sedang berada dan hal itu diketahui Mike dan Rayden kedua sahabat Mike itu hanya tersenyum ikut senang jika pria kaku seperti Marchel akhirnya bisa tertarik dengan wanita juga.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***