Kisah Imel

Dalam sebuah rumah tangga, kita wajib membentengi intensitas kita berhubungan dengan lawan jenis walau niat kita hanya berteman akan tetapi pembicaraan yang terlalu dalam sesama teman antara pria dan wanita sering kali berujung mengarah pada hal negatif daripada positifnya. Kecuali jika keduanya dalam status single.

Seringkali berawal dari curhat pribadi bisa berujung malapetaka jika keduanya tak kuat iman. Dari empati sesama teman hingga menimbulkan rasa kagum lalu berujung pada desir terlarang hingga cinta terlarang. Seperti halnya yang terjadi antara Revan dan Imel.

Ketika Jessy tengah gundah gulana akan kondisi kesehatan sang buah hati, justru suaminya tengah asyik mendengar curhat dari wanita lain yang notabene istri bosnya. Seorang suami bukan hanya bekerja mencari nafkah tapi dalam rumah tangga alangkah baiknya bisa saling terbuka dan saling mendengarkan curhat atau keluhan masing-masing. Bukan keluhan dan curhat tersebut lari pada pihak lain terutama lawan jenis di luar rumah tangga kita.

Imel yang awalnya malu-malu dan ia mendengarkan keluhan Revan bahwa pria ini banting tulang sendirian menghidupi kedua orang tuanya, kedua anak dan istrinya. Tetapi jarang ia mendapat perhatian dari sang istri.

Gayung bersambut Imel pun akhirnya membuka aib rumah tangganya kepada Revan bahwa pernikahannya dengan suaminya yang sudah berjalan dua puluh tahun terasa hambar sejak lama terutama sejak menjalani kehidupan LDR dengan sang suami.

Awalnya Imel dan suami tinggal di Sumatera namun usaha pertama mereka kurang berhasil di sana. Memutuskan pindah ke ibukota Jakarta yang dikenal keras kehidupan di sana. Mereka berdua cukup lama bertahan di Jakarta hingga usahanya menampakkan hasil cukup baik hingga memiliki anak pertama laki-laki yang bernama Viandra. Imel sering ditinggal suaminya sibuk dengan pekerjaan sehingga ia hanya berdua dengan sang putra yang masih kecil.

Saat Viandra sudah masuk sekolah taman kanak-kanak, Imel ingin melanjutkan kuliah namun Rian suaminya tak menyetujuinya karena ia ingin Imel fokus pada rumah tangga dan mengurus anak saja. Bagi Rian wanita cukup hidup dengan slogan dapur dan kasur. Imel cukup kecewa hingga sempat jatuh sakit karena keinginan kuliah yang lama terpendam dan dijanjikan suaminya dahulu kala saat sebelum menikahinya kini janji tersebut tak ditepatinya.

Imel memutuskan kembali ke Bandung kota kelahirannya, setelah ia melahirkan anak kedua mereka yang berjenis kelamin perempuan bernama Viona.

Hubungan LDR antara keduanya berjalan cukup baik setiap satu bulan sekali, Rian pulang ke Bandung bertemu keluarganya. Tentu sebagai pria dewasa yang normal ia rindu Imel untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya.

Biasanya jika di Jakarta ia bisa menyalurkan kebutuhan testosteronnya pada sang istri seminggu tiga kali namun karena jarak membentang akhirnya sebulan sekali mereka bertemu.

Rumah tangga bak sebuah kebun, jika lama tak disiram oleh pemiliknya maka bisa menjadikan orang lain yang masuk ke pekarangannya guna menyiraminya.

Sudah beberapa tahun terakhir ini bisnis suaminya meningkat tajam sehingga makin sibuk dan jarang pulang ke Bandung. Boleh dibilang setahun hanya dua kali pulang ke Bandung.

Ladang Imel pun kini gersang seperti hatinya yang kesepian. Awalnya ia mencoba bertahan namun sejak kedatangan pemuda supel, kocak dan sering menggoda dirinya dengan kata-kata serta beberapa gestur berupa perhatian yang intens pada Imel akhirnya dinding karang itu mulai goyah.

"Aku kesepian Van, suamiku jarang pulang bahkan telepon memberi perhatian untukku pun sudah hampir tak pernah lagi" ucap Imel.

"Kok bisa begitu Mam? Apa Mam Imel kurang mantap melayani suami untuk urusan di bawah perutnya?" tanya Revan tanpa basa basi.

"Jangan panggil aku Mam dong, jadi berasa tua nih. Panggil Imel aja Van" ucap Imel.

"Siap Imel yang harumnya mewangi sepanjang hari dan jago masak mantap goyang pastinya" ucap Revan sambil tertawa.

"Eh goyang apa Van?" tanya Imel menggoda.

"Goyang tanpa musik yang bikin mata buka tutuplah Mel" ucap Revan.

"Lama gak goyang itu jadi aku agak lola alias loading lama. Maaf ya hehe..." ucap Imel sambil senyum-senyum sendiri dalam kamarnya.

Sejak mulai hari itu keduanya makin akrab bahkan hampir setiap hari Revan bertandang ke rumah Imel baik untuk makan secara gratis hingga asyik bercengkerama bersama.

🍁🍁🍁

"Gimana Jes? Apa kata Revan soal kelanjutan periksa kesehatan Gisella?" tanya ibu mertuanya.

"Mas Revan bilang belum ada uang karena belum gajian Bu, sementara Gisella disuruh minum obat klinik atau puskesmas terlebih dahulu nanti jika gajian langsung di transfer karena pekerjaan di Bandung sedang banyak jadi belum bisa balik Jakarta" ucap Jessy.

"Ini ibu ada sedikit tabungan, pakai saja dahulu tapi tak perlu memberitahu Revan. Ibu khawatir kondisi Gisella makin parah nanti berobatnya akan lebih mahal jika terlambat" ucap ibu mertuanya.

Jessy bimbang antara menerima uang mertuanya apa tidak karena dari dulu Revan selalu memberitahunya agar mandiri jangan menyusahkan kedua orang tuanya. Sungguh serba dilema posisi Jessy sekarang harus menurut apa kata suami atau saran ibu mertuanya.

🍁🍁🍁

Selingkuh atau Pengkhianatan adalah dosa terindah antara Kamu dan Dia.

Penyesalan akan selalu datang terlambat ketika kita menyadari hal yang berharga dari hidup kita sudah pergi.

Terpopuler

Comments

Hulatus Sundusiyah

Hulatus Sundusiyah

kereen thor...
lanjut

2024-08-27

1

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

betul sekali

2024-07-15

0

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔

2024-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!