Revan dan Imel pun akhirnya masuk ke dalam rumah yang tampak sepi bahkan malam itu yang kebetulan menjelang akhir pekan bertepatan pada hari Jumat, salah satu pembantu Imel meminta ijin datang ke hajatan di kampung sebelah dan akan pulang malam sedangkan yang satunya sengaja disuruh Imel menemani putrinya bimbel. Alhasil kini hanya ada Revan dan Imel yang tengah bersantap malam.
Saat denting sendok garpu beradu dengan piring dan mangkuk pun mata jelalatan Revan tak lepas dari wanita di depannya ini. Walau usia diantara keduanya berjarak 10 tahun di mana Imel lebih tua daripada Revan namun bila kucing diberi ikan pasti tak akan menolak.
Revan sampai berusaha menelan masakan Imel yang memang rasanya enak namun buah semangka yang membusung di depannya yang berada dibalik gaun tidur putih tipis yang dipakai Imel tentu lebih menarik minatnya.
"Gimana masakan aku Van?" tanya Imel dengan matanya yang terus melihat Revan di depannya. Pria ini begitu tampan, gagah karena usianya lebih muda dari dirinya maupun suaminya. Usia Revan masih tiga puluh tahun (30 tahun) sedangkan Imel berusia empat puluh tahun (40 tahun) dan Rian suami Imel berusia empat puluh delapan tahun (48 tahun).
"Ehm, enak Mam Imel. Anda pinter masak juga ya ternyata" ucap Revan dengan senyum khas playboynya.
"Istrimu di rumah juga pasti sama saja pinter masak ya? Semua wanita dominan jago masak dan jago yang lain juga pastinya untuk menyenangkan suaminya" ucap Imel sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Istriku bisa masak cuma masih kalah jauh sama Mam Imel, lebih enak dan variatif masakannya Mam Imel bikin nagih nih" ucap Revan menggoda.
"Dasar tukang gombal, lanjutin gih makannya" ucap Imel dengan penuh senyum.
Revan yang melihat ada sisa nasi di ujung bibir Imel langsung jiwa playboynya semakin terbuka dengan sigap mengambil tisu di depannya dan membersihkan mulut Imel tersebut dan sontak hal itu membuat Imel terkejut dan ada suatu desiran hangat dalam dirinya. Perhatian kecil yang jarang ia dapatkan dari suaminya kala mereka bersantap bersama.
"Maaf Mam Imel tadi ada sisa nasi jadi saya bersihkan. Maaf jika dirasa kurang sopan. Kebetulan saya pecinta kebersihan jadi melihat hal tadi tangan saya jadi gatal" ucap Revan sambil sedikit tertawa dan senyum ala iklan pasta gigi merk terkenal yang suka nongol di TV.
"Ah, gak apa-apa kok. Makasih ya kamu mau makan malam masakan buatanku yang biasa ini, hanya makanan rumahan saja bukan makanan restoran" ucap Imel serasa kini jantungnya berdetak kencang akibat sentuhan Revan tadi yang masih membekas. Padahal hanya sentuhan singkat saja yang hanya sepersekian detik namun sudah membuatnya berdesir hebat.
Imel telah lama tak dapat sentuhan dari suaminya sehingga terkena ujung jari Revan sedikit tadi sudah seperti tersengat aliran listrik sekian juta voltase.
Setelah selesai bersantap malam akhirnya Revan pamit pulang karena jam sudah mendekati sang putri Imel dan pembantunya akan pulang ke rumah. Ia tak mau nanti ada salah paham lebih lanjut karena ia juga belum mengenal keseharian keluarga Bosnya.
"Revan tunggu" panggil Imel ketika Revan hendak memakai helm dan akan menyalakan gas motornya maka ia hentikan saat terdengar suara Imel memanggilnya.
"Iya Mam Imel, ada apa?" tanya Revan.
"Nomor ponsel kamu berapa? Biar mudah kita komunikasi. Kamu kan anak baru di sini mungkin belum paham daerah sini jadi sewaktu-waktu aku siap membantu dengan senang hati" tanya Imel.
Lalu mereka berdua saling bertukar nomor ponsel. Setelah Revan pulang, Imel membereskan meja makan dan tak lama putrinya pulang bersama pembantunya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam dan Imel belum bisa tidur karena kepikiran terus akan pesona brondong tampan yang kabarnya di kenal playboy tapi Imel yakin Revan pemuda yang baik namun memang tipe yang ceria dan mudah bergaul pikiran positif dari seorang Imel begitu.
Akhirnya setelah beberapa saat menatap ponselnya, Imel memberanikan diri untuk mengirim pesan via aplikasi chatting dengan Revan dan gayung bersambut mereka saling bertanya satu sama lain mulai dari sedang apa bahkan hingga berujung keduanya saling curhat masalah rumah tangga mereka masing-masing.
Awalnya saling bertukar pesan via chat lalu diubah ke mode telepon untuk lebih enak berbincang lebih dekat. Putri Imel sudah tidur dengan kedua pembantunya hingga mereka leluasa di kamar utama Imel dengan kondisi pintu tertutup dan cukup jauh dari kamar putri dan pembantunya itu untuk bertelepon ria.
Ketika Revan tengah sibuk berteleponan dengan Imel, di kota yang berbeda Jessy kesusahan menghubungi suaminya. Jessy berusaha berpikiran positif antara suaminya sudah tertidur apa sinyal di sana yang sedang tak bersahabat sehingga susah menghubungi suaminya. Akhirnya niat tersebut ia tunda besok untuk menghubungi Revan guna membicarakan tentang kondisi kesehatan Gisella.
Di saat Jessy resah akan kondisi putrinya dan suami yang tak bisa ia hubungi justru berbanding terbalik dengan Revan dan Imel yang asyik berbincang via telepon bahkan keduanya tak sadar sudah mengobrol hingga pukul dua dini hari baru keduanya pamit tidur dan menutup teleponnya.
Jessy tengah mengompres dahi Gisella yang demam tinggi dan putrinya terus mengingau memanggil nama Papanya.
"Mas Revan kamu kemana? Mengapa perasaanku tak enak begini. Ada apa ini ya Tuhan. Semoga Mas Revan baik-baik saja di sana" ucap Jessy penuh cemas sambil berdoa dalam hatinya.
🍁🍁🍁
Istri orang tampak menggoda
*Suami orang tampak rupawan dan gagah
Rumput milik tetangga akan selalu tampak hijau dan segar bila Rumput rumah sendiri tak pernah di pelihara dengan baik agar tampak menarik*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
yg satu kurang belaian yg satu playboy lusuh... buaya sama ular lagi maen api rupa yaa
2025-01-30
0
Hulatus Sundusiyah
kasihan jessy... smg gisel segera sembuh
2024-08-27
1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga gisel selamat ya.
2024-04-17
2