Sindi lalu memutar balik tubuhnya kemudian menoleh kearah belakang dan melihat jika kini Bu Intan berada tepat dibelakangnya sambil bertolak pinggang.
Seketika jantung Sindi berdegub sangat kencang, ia takut Bu Intan tau jika dirinya tadi sedang menirukan dirinya jika sedang mengajar.
"Iy... iy... iya Bu" Jawab Sindi terbata-bata sangking kagetnya.
"Kamu kenapa Sin, kayak lihat hantu aja" Ucap Remon melihat Sindi yang ketakutan karena Bu Intan sekarang ada dihadapannya.
"Reeemooonnn" Jawab Bu Intan penuh penekanan, mengisyaratkan kepada Remon untuk diam.
"Iya bu" Jawab Remon singkat, menutup rapat-rapat bibirnya kemudian melanjutkan kembali mengerjakan tugas yang Bu Intan berikan.
"Sindi" Panggil Bu Intan dengan ciri khas suaranya yang besar, membuat siapapun akan mengira jika dia sedang marah karena suaranya yang meledak-ledak.
"Iy...iya bu" Jawab Sindi sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kalo lonceng istirahat berbunyi, kumpul semua tugas yang teman-temanmu sudah kerjakan terus bawa keruangan ibu" Ucap Bu Intan memberikan perintah pada Sindi.
"Baik bu" Jawab Sindi sambil menganggukkan kepalanya, sedangkan Bu Intan berjalan keluar dari ruangan kelas.
"Huuffttt.... selamat" Ucap Sindi sambil mengelus dadanya, merasa lega karena Bu Intan tak melihat dirinya yang sedang menirukan gaya Bu Intan jika sedang mengajar.
Setelah memberikan perintah pada Sindi, Bu Intan kemudian berjalan untuk segera pergi meninggalkan ruangan kelas tempat ia mengajar. Namun saat berada diambang pintu, ia kemudian berbalik lagi menuju kearah Sindi.
"Sindi, Ibu tadi melihat kamu sedang memperagakan sesuatu, memangnya itu goyangan apa?" Tanya Ibu Intan yang penasaran.
"Mampus, matilah aku, aku harus jawab apa, tidak mungkin jika aku mengatakan kalau aku tadi sedang menirukan Ibu Intan kalo lagi mengajar, bisa tamat riwayatku jika Bu Intan Tau" Gumam Sindi dalam hati.
Kini Sindi sedang membayangkan wajah Bu Intan yang sedang marah akan berubah sangat menakutkan. Pikirannya membayangkan tentang hukuman yang akan diberikan kepada dirinya jika Bu Intan tau yang sebenarnya.
Sindi mulai membayangkan dirinya yang sedang dijemur ditengah lapangan bola basket, menyapu halaman sekolah yang daunnya tak pernah berhenti berjatuhan, membersihkan wc, mengepel seluruh lantai ruangan yang ada disekolah. Membuat Dinda benar-benar khawatir jika benar dirinya akan mendapatkan salah satu hukuman yang tadi ia bayangkan.
"Akkkhhhhh" Teriak Sindi membuat semua siswa yang ada didalam kelas kaget lalu memandang kearahnya.
"Kamu kenapa Sin?" Tanya Dinda yang tak kalah kagetnya karena teriakan Sindi membuat gendang telinganya seperti akan pecah.
"Sadar Sin, sadar" Ucap Remon sambil memukul-mukul pundak Sindi.
"Apaan sih, kamu kira aku ini sedang kesurupan kamu suruh sadar" Ucap Sindi sambil menahan tangan Remon yang terus saja memukul pundaknya.
"Terus kenapa kamu berteriak" Sekarang giliran Ibu Intan yang bertanya pada Sindi membuat dirinya mulai frustasi.
"Emmm itu Bu, Anu..." Jawab Sindi sambil memikirkan alasan apa yang akan dia berikan kepada Bu Intan.
"Ohh itu tadi, Sindi lagi menirukan goyangan di tiktok bu, katanya lagi buming-bumingnya" Ucap Dinda memberi alasan sambil memperagakan gaya yang tadi Sindi lakukan.
"Masa sih, kok gerakannya agak aneh ya menurut Ibu?" Jawab Bu Intan tak percaya dengan apa yang Dinda katakan.
"Iy... iya betul bu, tadi itu aku lagi menirukan gaya di tiktok, masa Ibu gak tau, ibu kurang update sih" Ucap Sindi membenarkan apa yang Dinda katakan.
"Kan sekarang gerakan di tiktok kalo aneh bakalan jadi viral bu, beneran deh, nanti coba ibu tiruin terus diupload, siapa tau ibu beneran bakalan ikut viral" Ucap Dinda berusaha meyakinkan Bu Intan jika apa yang ia katakan memang benar.
"Ya sudah kalo gitu, sekarang selesaikan tugas yang tadi Ibu berikan, kalo semua sudah terkumpul bawa keruangan ibu" Ucap Bu Intan yang sepertinya mulai percaya dengan apa yang Dinda katakan.
"Siap Bu" Jawab Sindi sambil memberi hormat kepada Bu Intan.
Bu Intan keluar dari kelas, kemudian melangkah menuju keruangannya. Namun langkahnya terhenti mengingat kembali apa yang tadi Dinda katakan.
Bu Intan kemudian melihat kesekelilingnya apakah ada orang atau tidak. Namun syukurnya karena memang jam pelajaran yang belum selesai, sehingga para siswa dan guru masih berada didalam kelas.
Setelah yakin jika benar-benar tak ada orang, Bu intan mulai menirukan gaya yang tadi Sindi Lakukan. Awalnya Bu Intan merasa aneh namun lama-kelamaan dirinya mulai merasa senang menirukan gaya yang Dinda dan Sindi maksud.
Akhirnya Bu Intan memutuskan akan merekam dirinya sambil bergoyang seperti gaya yang ditirukan Dinda dan Sindi, lalu akan menguploadnya di tiktok. Bu intan sangat berharap jika dirinya benar-benar bisa viral.
Sedangkan didalam kelas, Dinda dan Sindi malah tertawa terbahak-bahak sangking senangnya bisa mengerjai Bu Intan.
"Untung ada kamu Din, aku gak bisa membayangkan jika tidak ada dirimu dihidupku. Bisa mati berdiri aku dapat hukuman dari Bu Intan" Ucap Sindi begitu senangnya sambil memegang kedua tangan Dinda.
"Alahhhh lebay, bisanya cuma nyusahin Dinda aja" Ucap Remon sinis mendengar kata-kata Sindi yang menurutnya sangat berlebihan.
"Mulai lagi deh, ini orang gak pernah ada senang-senangnya lihat orang lain bahagia" Ucap Sindi berbalik menoleh kearah Remon yang berada dibelakangnya.
Juna hanya tersenyum melihat tingkah Dinda dan Sindi, sedangkan Rangga tetap setia dengan mode diamnya. Sama sekali tak memperdulikan apa yang terjadi, bahkan sama sekali dirinya tidak merasa terganggu dengan perdebatan antara Sindi dan Remon.
"Yaelah aku tidak sejahat itu juga kali, mending sekarang kamu selesaikan tugas dari Bu Intan, bentar lagi jam pelajaran selesai, kalo memang benar kamu tidak ingin dapat hukuman" Ucap Remon sambil mengerjakan tugasnya tak mempedulikan lagi Sindi yang kini mulai resah karena tugas yang diberikan Bu Intan belum selesai ia kerjakan.
"Astaga benar, aku sampai lupa" Ucap Sindi sambil menepuk jidatnya. "Tapi ada benarnya juga kata manusia purba satu ini" Ucap Sindi lagi dengan maksud meledek Remon, namun hanya dibalas gelengan kepala olehnya.
Teng....teng....teng....
Lonceng istirahat pun berbunyi, menandakan jika waktu pelajaran telah selesai.
Para murid satu persatu mulai keluar dari kelas masing-masing. Ada yang kekantin, keperpustakaan, dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilalukan setelah jam istirahat dimulai.
Jika murid lain kebanyakan akan sibuk mengantri dikantin untuk mengisi perut mereka, berbeda dengan Rangga yang akan menghabiskan waktunya hanya di perpustakaan.
"Kita kekantin yuk" Ucap Remon menghampiri Juna yang masih sibuk ditempat duduknya.
"Bentar, dikit lagi" Jawab Juna tanpa menoleh kearah Remon.
"Dinda, Sindi, kantin yuk" Ucap Remon sambil menghampiri Sindi yang lagi tidur ditempat duduknya, dan Dinda yang sedang sibuk menulis sesuatu.
"Ngantuk" Jawab Sindi singkat membuat Remon geleng-geleng kepala melihat tingkah Sindi.
"Aku masih kenyang Mon" Jawab Dinda lalu kembali fokus ketulisannya.
Jadilah Remon hanya duduk menunggu Juna ditempat duduknya, karena hanya Juna yang akan kekantin dengan dirinya.
"Jun, kamu lagi apa sih" Tanya Remon penasaran ingin mengetahui apa yang Juna lakukan, Namun Juna sepertinya tak ingin memberitahu apa yang sedang ia lakukan.
"Mau tau aja, atau mau tau banget" Ucap Juna membuat Remon semakin penasaran.
"Ahhh terserah kamu aja dah" Jawab Remon tak peduli lagi dengan apa yang Juna lakukan.
"Selesai juga, yuk kekantin"
"Gitu dong, cacing diperutku sudah meronta-ronta ingin diberi makan" Ucap Remon sambil mengelus perutnya yang sejak tadi merasa lapar karena menunggu Juna.
"Bawel" Jawab Juna kemudian berlalu meninggalkan Remon dibelakangnya.
"Jun tunggu aku, ini malah ditinggal pergi gitu aja. Dasar sahabat tidak punya akhlak"
"Jun tunggu jun"
***
Disebuah rumah merah dikediaman keluarga Gunawan sedang terjadi perdebatan sengit antara Ayah dan Anak.
"Aku ingin jika Rangga segera menikah, dan aku sendiri yang akan memilih calon istri yang terbaik untuk cucuku satu-satunya" Ucap Kakek Gunawan dengan lantangnya. Keputusannya sudah final, tak bisa diganggu gugat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments