Chapter XV (Naura Khairunnisa)

Aku sudah sampai di rumah. Masih ada waktu cuti satu hari lagi. Aku manfaatkan untuk mencari keberadaan Rafly melalui sosial media.

Siapa tahu ada yang melihat.

Langkah pertama aku buka aplikasi Canva. Lalu bikin banner bertuliskan 'Dicari Orang Bahaya. Bernama Rafly. Ciri-ciri fisik mirip Uus Komika. Dia membawa kabur sertifikat Kafe Naura. Jika ada yang menemukan/melihatnya hubungi WA 082148354299. Nanti akan ada imbalan sepantasnya. Tertanda Naura.' Tak lupa membubuhkan foto Rafly.

Selesai membikin banner, beralih buka Instagram. Lalu posting dengan caption 'Gaesss, mohon bantuannya ya. Share aja ke mana-mana biar cepet ditemukan.'

Selang beberapa menit para akun gosip ikut merepost postinganku. Usaha sudah. Tinggal berdoa agar Rafly cepat ditemukan.

...***...

Aku ketiduran satu jam. Ketika buka Whatsapp, ternyata ada ratusan chat masuk. Dengan semangat aku baca satu per satu dari bawah.

Chat pertama

Hai, cantik. Kenalan yuk.

Chat kedua

Masih jomlo nggak?

Chat ketiga

Kita jodoh sama-sama kehilangan. Kalau aku kehilangan hatiku. Mungkin kamu adalah hatiku yang hilang.

Aku mendengkus kesal. Gini-gini risiko menyebarkan nomor di sosial media. Ada aja orang yang iseng mengerjai. Namun, hal itu nggak membikin aku patah semangat. Aku terus scroll chat. Di chat paling bawah aku menemukan sesuatu yang kucari.

Orang itu mengirimkan foto Rafly.

Tadi gue liat orang di banner keluar dari PT. Insan Mulia. 

Aku balas chat dari dia.

Wah, makasih banget ya informasinya. Minta norek nanti aku transfer kalau benar tadi Rafly ada ke tempat yang sebutin.

Aku beralih membuka lama Google. Di kolom pencarian aku isi PT. Insan Mulia Kalimantan Selatan. Muncul banyak artikel. Aku memilih membaca artikel paling atas.

PT. Insan Mulia adalah perusahaan di bidang pegadaian. Bedanya dengan pegadaian lain, di sini bunga rendah. Hanya 5%.

Dari paràgraf pertama, aku sudah tahu bahwa Rafly menggadaikan sertifikat Kafe Naura ke PT. Insan Mulia. Aku menyambar jaket dan kunci motor. Lalu bergegas ke perusahaan tersebut.

...***...

"Maaf, Pak. Saya numpang nanya, orang di foto ini benar pernah ke sini ya?" tanyaku sambil menunjukkan foto Rafly.

"Oh iya, Benar, Mbak. Lima hari yang lalu dia datang ke sini meminjam uang dengan jaminan sertifikat kafe."

"Pak, bisa nggak sertifikatnya saya tebus lagi? Saya bayar deh utangnya Rafly."

Orang di depanku mengetik sesuatu di komputernya. "Menurut data di komputer, hutangnya sadara Rafly mencapai seratus juta rupiah."

Buset, hutangnya sampai 100 juta? Gimana caraku dapatin duit sebanyak itu?

...***...

Hari ini aku sudah bisa masuk kerja lagi. Mungkin terakhir kalinya aku di Warung Mi Bancir Chef Agus. Baru saja masuk, aku melihat sosok Mas Agus di meja kasir.

"Bagus kamu sudah datang. Ikut ke ruanganku. Ada sesuatu yang harus kamu jelaskan ke saya."

Deg!

Apa dia sudah tahu soal niatku? Aku pun membuntuti langkahnya. Sesampai di ruangannya, jantungku semakin berdegup kencang. Butiran keringan bercucuran, seolah-olah AC di ruangan ini nggak berfungsi.

Chef Agus menatapku tajam. Lalu dia mengeluarkan HP dari saku celanannya.

Dia memutarkan rekaman video live Instagramku yang tadi malam. Mampus, ketahuan.

Chef Agus kembali memencet HP-nya. Nggak tau ngapain.

"Kalau aku kasih tau sesuatu sama kamu, kamu bisa janji nggak bakal bocor ke siapapun?"

"Janji." Rafly mengangkat dua jari tanda berjanji.

"Jadi gini, aku tu mau mau masuk jadi manager Warung Mi Bancir Chef Agus biar bisa menghancurkan dari dalam. Abis gara-gara dia bangun di depan Kafe Naura jadi sepi. Gimana mau nggak sementara gantiin aku jadi CEO Kage Naura? Bentar aja kok. Setidaknya sampai Warung Chef Agus tutup permanen karena bangkrut. Kalau kamu mau, besok juga aku kenalin karyawan-karyawan kafe dan ngajarin kamu mengelola kafe."

Aku melotot mendengar rekaman dari HP Chef Agus. Ah, sial. Pasti ulah Rafly. Maunya apa sih sudah bawa sertifikat kabur, dia juga membocorkan rahasiaku.

"Aku heran sama kamu, salahku apa sih sampai kamu berniat menghancurkan usahaku sedemikian rupa?"

"Hmmm ... anu ..." Lidahku kelu mau ngomong apa.

"Okelah, mungkin secara nggak sengaja aku pernah menyakiti kamu. Namun, apa yang kamu lakukan di live Instagram ini bukan cuma aku yang kena. Seluruh warung mi bancir di Kalsel bakal sepi."

Astaga, aku nggak mikirin efeknya sejauh itu. Dendam memang membutakan pikiran bersih.

Chef Agus tiba-tiba berdiri.

"Ayo, ikut aku."

"Ke mana?"

"Ke kantor polisi. Perbuatanmu itu merugikan orang dan kena pasal."

Aku langsung bersimpuh di kaki. "Mas Agus, maafin aku. Aku tau aku salah. Namun, tolong jangan laporin aku ke polisi." Aku nangis-nangis. Siapa tahu air mataku mengubah pendiriannya yang melaporkan aku ke polisi.

"Bangun. Mau sukarela ikut ke kantor polisi atau aku panggil polisi biat nyeret kamu?"

Pilihannya nggak enak banget. Akhirnya aku memilih ikut suka rela. Kalau sampai polisi datang ke sini untuk menyeretku maka malunya nggak tanggung-tanggung.

...***...

Chef Agus ternyata nggak bawa aku ke kantor polisi. Melainkan ke sebuah tempat gelap. Entah tempat apa. Aku semakin cemas. Takutnya Chef Agus balas dendam dan berbuat jahat kepadaku.

Tiba-tiba lampu menyala. Yang membikin aku semakin heran ada Mama, Abah, Athiyah, Zaini sampai makluk paling laknat si Rafly.

"Surprise, Happy Birthday, Naura."

Aku masih melongo mencerna apa yang mereka lakukan. "Jadi kalian ..."

Rafly maju mendekatiku. "Iya, apa yang aku lakukan itu hasil kongkalikong sama Ortu kamu buat kasih kejutan ulang tahunmu. Keren kan kejutannya?"

Astaga, aku sama sekali nggak menyangka. Skenarionya serapi ini.

Mama mendekatiku. "MaafkN kami udah bedusta lawan nyawa. Kami tahu niat jelek nyawa ke Chef Agus dari Athiyah. Maka dari itu kami menyusun rencana membuat mata hati nyawa terbuka bahwa apa yang nyawa lakukan ke Chef Agus itu salah."

Pantas saja Mama Abah itu santai banget ketika sertifikat kafeku hilang. Ternyata eh ternyata. 

"Dasar ya kalian. Apa yang kalian lakukan itu jahat."

Aku melempar beberapa potongan kue ke mereka. Akhirnya kami pun tertawa terbahak-bahak. Aku bersyukur sertifikat kafe nggak jadi hilang.

Dari sini aku belajar bahwa sifat iri, dengki dan dendam pada akhirnya akan jadi bumerang untuk diri sendiri.

Aku menghampiri Chef Agus. "Mas Agus, sekali lagi aku minta maaf atas apa yang aku lakukan ke kamu. Sekarang aku sadar dan tahu rahasia suksesmu karena bumbu cinta ke anak yatim."

"Sama-sama. Maaf juga secara nggak langsung aku menyakiti hatimu dan membuat kamu menyimpan dendam selama bertahun-tahun. Kok kamu tahu sih?"

Nggak heran karier dan rezekinya semakin melimpah. Dia baiknya luar biasa. Pemaaf juga. Aku semakin malu sudah berbuat jahat ke dia.

"Aku nggak sengaja liat pian pas ke Panti Asuhan AT Press. Ya udah aku ajak aja Naura lihat sendiri." Kali ini Athiyah yang menimpali.

Kami pun berpelukan satu sama lain. Tiba-tiba Chef Agus mengeluarkan kotak kecil dari saku apronnya. Kotak itu dia buka di depanku. Waw. Cincin berlian. 

“Mau nggak nikah sama aku?”

Aku menutup mulut, nggak tau harus berkata apa lagi. Kaget, bingung dan Bahagia campur jadi satu. Aku jual mahal dulu sebelum jawab pertanyaannya. “Bukannya kamu udah tunangan sama Kinta atau Adeena? Dulu viral banget loh berita kalian sampe ke televisi nasional.”

Raut wajah Chef Agusta mendadak berubah sedih. “Udah lama putus. Nggak direstui mamaku karena Adeena bukan asli Banjar. Mungkin juga factor kamu yang ada di doaku.”

Aku tersipu malu. “Boleh diceritain dulu nggak kisah masa lalumu dengan Adeena, sebelum aku jawab lamaranmu?”

“Yakin mau dengar ceritanya?”

Aku menangguk pasti. “Sebelum melangkah ke arah serius, aku butuh tahu masa lalumu dulu. Karena masa lalu sepaket dengan masa depan.”

“Oke, aku cerita. Jadi gini ceritanya …”

Episodes
1 Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2 Chapter II (Nurul Athiyah)
3 Chapter III (Naura Khairunnisa)
4 Chapter IV (Agusta Wimala)
5 Chapter V (Naura Khairunnisa)
6 Chapter VI (Agusta Wimala)
7 Chapter VII (Nurul Athiyah)
8 Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9 Chapter IX (Nurul Athiyah)
10 Chapter X (Naura Khairunnisa)
11 Chapter XI (Nurul Athiyah)
12 Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13 Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14 Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15 Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16 Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17 Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18 Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19 Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20 Chapter XX (Yoga Pratama)
21 Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22 Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23 Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24 Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25 Chapter XXV (Agusta Wimala)
26 Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27 Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28 Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29 Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30 Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31 Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32 Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33 Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34 Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35 Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36 Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37 Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38 Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39 Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2
Chapter II (Nurul Athiyah)
3
Chapter III (Naura Khairunnisa)
4
Chapter IV (Agusta Wimala)
5
Chapter V (Naura Khairunnisa)
6
Chapter VI (Agusta Wimala)
7
Chapter VII (Nurul Athiyah)
8
Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9
Chapter IX (Nurul Athiyah)
10
Chapter X (Naura Khairunnisa)
11
Chapter XI (Nurul Athiyah)
12
Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13
Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14
Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15
Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16
Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17
Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18
Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19
Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20
Chapter XX (Yoga Pratama)
21
Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22
Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23
Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24
Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25
Chapter XXV (Agusta Wimala)
26
Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27
Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28
Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29
Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30
Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31
Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32
Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33
Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34
Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35
Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36
Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37
Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38
Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39
Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!