Chapter XI (Nurul Athiyah)

Hari kedua kerja di Ayu Shop.

Hal pertama yang kulakukan adalah menyalakan tablet yang diberikan Ayu. Belum sampai lima menit. Satu per satu masuk notifasi. Hingga totalnya ada 45 chat Whatsapp, 99 lebih inbox di Shopee, 100 lebih memberitahuan orang sudah checkout barang di Shopee.

Aku mencoba melemaskan jari-jari terlebih dahulu. Sudah dipastikan jari-jariku bakak keriting membalas satu per satu chat. Aku balasnya dari Whatsapp serta urutan paling bawah dulu.

082148354299

Min, aku udah tf ya. Ditunggu barangnya. Nggak pake lama. 

Aku mengetik balasan untuknya.

Siap, Sista. Kirimnya besok ya. Ditunggu resinya.

Aku membalas seramah mungkin ala CS online shop.

Detik demi detik terus bergulir. Tanpa terasa sudah dua jam, akhirnya kelar juga membalas semua chat yang masuk. Aku istitahat sejenak sebelum lanjut packing. Huft, kerja jadi admin online shop sangat melelahkan. Lebih enak kerja di Kafe Naura. Tugasku di sana hanya belanja bahan makanan, memikirkan menu dan mengkonsep agar kafe semakin laris. Ah, aku jadi kangen Naura. Namun, aku nggak mungkin balik ke sana selagi CEO-nya masih Rafly. Aku berdoa matanya Naura terbuka lebar atas kesalahannya dan melupakan dendamnya ke Chef Agus.

Tiba-tiba pintu terbuka. Muncullah Ayu. Aku pikir dia pulang untuk makan siang di rumah atau mengecek kerjaanku.

"Oi, Athiyah. Tadi tuh unda dapat komplen dua ikung. Yang order baju pas dibuka malah isinya tas. Yang order tas isinya baju. Nyawa tuh bisa begawi kada sih?"

Aku tertunduk merasa bersalah. "Maaf, kan masih baru."

"Maaf-maaf. Baru bukan alasan salah kirim paket. Nyawa jua ai yang bungul kada di cek dulu. Kalau terus-terusan kayak ini, unda bisa bangkrut!"

Tanpa terima butiran bening keluar dengan sendirinya dari pelupuk mataku. Sumpah, aku sakit hati banget dimaki-maki. Heran aku tu udah minta maaf masih aja maki-maki. Lagi-lagi ingat Naura. Sesalah apa pun aku dalam bekerja tempat dia, dia nggak pernah maki-maki aku. Bahkan orang tuaku pun nggak pernah maki-maki kayak gini.

"Terus mau pian apa? Mecat ulun?"

Belum sempat menjawab pertanyaanku, tiba-tiba ...

Tok ... tok ... tok

Ada seseorang yang mengetuk pintu. Ayu berjalan untuk membukakan pintunya. Ternyata yang datang Zaini.

"Eh, Zaini. Ada apa ya ke sini?"

"Gini, Kak. Ini kan sudah jamnya makan siang. Boleh nggak aku minjem Athiyah buat diajak maksi di luar?"

"Oh, boleh banget. Kebetulan Athiyah udah beres sama kerjaannya."

Dasar, muka dua. Tadi aja wajahnya bak setan sekarang di depan Zaini menjelma seperti peri yang baik hati. Ada baiknya aku maksi sama Zaini dulu, agar nggak disemprot nenek sihir di depanku ini.

...***...

Zaini membawaku maksi di Tudungsaji Mama Lita. Mama Lita itu jebolan ajang Master Chef Indonesia tahun 2018 kalau nggak salah. MCI adalah acara tandingan ICI.

Menu di Warung ini masakan lokal seperti sate, soto ayam, capcay dan lain-lain. Dari yang murah sampai yang mahal ada. Menu andalannya perkedel. Konon perdekel ini yang membuat Mama Lita menang tantangan waktu di MCI.

Uniknya warung ini pelanggan ambil sendiri. Ala prasmanan kayak di undangan pernikahan. Tadi aku meilih mengambil sate memakai lontong. Zaini memilih makan nasi salek. Lalu kami makan di meja nomor 7. Sisa meja itu yang kosong. Maklum baru buka, masih rame-ramenya.

Aku mencicipi sate yang di piringku. Hmmm ... enak. Bumbu sambal kacangnya terasa banget. Namun, seenak apa pun rasa sate ini, aku tetap nggak semangat makannya. Efek hati lagi nggak enak abis dimaki-maki Ayu.

"Kamu kenapa? Kok kayak nggak semangat gitu?"

Mau bilang nggak apa-apa, nggak bakal bisa. Zaini peka kalau aku memang ada apa-apa.

"Lagi kangen Naura aja sih." Aku terpaksa bohong. Kalau aku jawab jujur Zaini akan bertengkar dengan Ayu. Aku nggak mau tali saudaraan mereka retak gara-gara aku.

Nggak sengaja pandanganku tertuju di Panti Asuhan AT Press terletak di seberang Tudungsaji ini. Yang menarik perhatianku adalah Chef Agus turun dari mobil dan masuk ke panti asuhan tersebut. Ngapain Chef Agus ke sana? Muncul rasa kepo luar biasa di otakku.

"Bentar. Aku ke sana dulu. Kamu tunggu di sini aja ya." Aku minta izin ke Zaini. Beranjak dari tempat duduk, lalu berjalan ke panti asuhan.

Beruntung ada seorang ibu berdaster sedang menyapu teras panti asuhan. Jadi aku bisa tanya ke beliau ngapain Chef Agus ke sini.

"Maaf, Bu, saya mau numpang tanya. Yang barusan masuk ke panti asuhan ini Chef Agus kan ya? Ngapain dia ke sini?"

"Chef Agus memang rutin datang ke panti ini untuk sekadar bagi-bagi makanan atau uang ke anak yatim."

Sekarang aku tahu rahasia sukses Chef Agus. Bukan terletak di resepnya yang beda dari yang lain, tapi karena dia rajin beramal ke anak yatim. Naura harus tahu hal ini.

"Maaf, Bu, saya nanya lagi. Biasanya Chef Agus datang ke panti asuhan ini setiap hari kah?"

"Biasanya sih setiap hari Jumat jam dua sampai tiga siang."

"Oh gitu ya, Bu. Terima kasih informasinya."

Aku mengeluarkan gawai dari saku celana. Jari-jariku mengetik pesan Whatsapp untuk Naura.

Naura, kalau pian andak tahu rahasia sukses Chef Agus, datangi ke Panti Asuhan AT Press seberang Warung Tudungsaji Mama Lita.

Setelah itu aku kembali ke Warung Tudungsaji. Zaini sudah habis melahap nasi saleknya.

"Ikam ngapain sih ke panti asuhan itu?"

"Tadi aku kira Naura yang masuk ke panti asuhan, eh sekalinya lain." Lagi-lagi aku berbohong.

Dalam hati aku mengucap astagfirullah berulang-ulang karena hari ini aku banyak berbohong sama Zaini.

...***...

Jam kerja di Ayu Shop hanya dari jam 09.00-17.00 Wita. Kini aku sudah ada di rumah. Langsung ke kamar dan buka laptop.

Aku mengetik surat pengundiran diri lagi. Aku itu punya prinsip jika sudah sakit hati dengan seseorang, maka aku akan meninggalkan orang itu. Daripada tiap hari sakit hati, mending pergi. Masih banyak kerjaan lain yang membikin nyaman. Menganggur dulu sepertinya nggak masalah. Toh, selama ini Mama Abah nggak pernah menuntutku harus cari uang. Soal Zaini nanti aku mengatakan nggak cocok kerja di online shop. Dia pasti mendukung keputusanku.

"Loh, ngundurin diri lagi? Baru juga dua hari kerja. Ada masalah di tempat kerja yang baru?"

Mama tahu-tahu muncul di belakangku.

"Nggak ada masalah kok, Ma. Aku cuma merasa nggak cocok aja kerja di online shop. Jiwaku kayak lebih nyaman kerja di berbau kuliner atau makanan."

Astagfirullah, ketiga kalinya aku berbohong hari ini. Ampuni aku, Ya Allah.

...***...

Kamus Bahasa Banjar

Ikung \= orang

Begawi \= kerja

Bungul \= bodoh

Episodes
1 Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2 Chapter II (Nurul Athiyah)
3 Chapter III (Naura Khairunnisa)
4 Chapter IV (Agusta Wimala)
5 Chapter V (Naura Khairunnisa)
6 Chapter VI (Agusta Wimala)
7 Chapter VII (Nurul Athiyah)
8 Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9 Chapter IX (Nurul Athiyah)
10 Chapter X (Naura Khairunnisa)
11 Chapter XI (Nurul Athiyah)
12 Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13 Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14 Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15 Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16 Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17 Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18 Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19 Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20 Chapter XX (Yoga Pratama)
21 Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22 Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23 Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24 Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25 Chapter XXV (Agusta Wimala)
26 Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27 Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28 Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29 Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30 Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31 Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32 Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33 Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34 Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35 Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36 Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37 Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38 Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39 Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2
Chapter II (Nurul Athiyah)
3
Chapter III (Naura Khairunnisa)
4
Chapter IV (Agusta Wimala)
5
Chapter V (Naura Khairunnisa)
6
Chapter VI (Agusta Wimala)
7
Chapter VII (Nurul Athiyah)
8
Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9
Chapter IX (Nurul Athiyah)
10
Chapter X (Naura Khairunnisa)
11
Chapter XI (Nurul Athiyah)
12
Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13
Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14
Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15
Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16
Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17
Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18
Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19
Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20
Chapter XX (Yoga Pratama)
21
Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22
Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23
Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24
Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25
Chapter XXV (Agusta Wimala)
26
Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27
Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28
Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29
Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30
Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31
Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32
Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33
Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34
Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35
Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36
Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37
Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38
Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39
Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!