Jika biasanya kafe itu buka seminggu full, kafeku justru ada liburnya satu hari. Bagiku istirahat untuk menjaga stamina karyawan itu penting. Hari yang kupilih libur adalah Jumat. Sesuai saran Abah. Beliau mengatakan Jumat Hari Raya Umat Islam.
Biasanya setiap libur kayak gini, aku seharian rebahan di kamar. Apalagi hari ini lagi biasalah cewek. Libur salat. Ekspetasi ingin bangun siang, sialnya di luar kamar ribut entah ada apa. Rasa penasaran membikin aku yang malas gerak menjadi keluar kamar.
Di sofa ternyata ada cowok bertubuh cungking, tinggi, kulit kecokelatan, gundul, dan sekilas mirip Uus. Berasa familier lihat dia, tapi di mana?
"Eh, udah bangun," sapa Mama.
"Hello, Kak Naura. Apa kabar?"
"Kamu siapa?" tanyaku heran.
"Masa lupa sih sama aku? Aku Rafly."
Aku melongo. Pangling. Ingat sih Rafly itu adik sepupuku. Anaknya Om Amat dan Tante April. Mereka tinggal di Semarang dan lama banget nggak pulang kampung ke Banjar. Terakhir kuingat mereka pulang kampung sepuluh tahun lalu. Rafly saat itu masih berisi dan putih. Kok sekarang beda banget?
"Oi, kok bengong?"
"Aku pangling aja. Secara sepuluh tahun lalu kamu masih berisi dan putih. Kok sekarang ..." Ucapanku menggantung. Nggak enak ngomongnya. Takut kena pasal body shaming.
"Sekarang aku makin tampan dan mirip Mikha Angelo ya?"
Aku melempar bantal sofa ke Rafly. "Mikha Angelo, gundulmu. Yang ada kamu itu mirip Uus. Hahaha."
Rafly hanya memanyunkan bibir ketika aku bilang mirip Uus. Melihat ekspresinya seperti itu, aku jadi ingat masa kecil. Dulu dia sering melakukan hal yang sama saat aku ledekin.
"Oh iya, Rafly ke sini mau liburan sekaligus nyari kerja. Baru lulus kuliah soalnya," jelas Mama.
"Nah, bener banget, Kak."
"Ngapain nyari kerja di Banjar? Di Jawa kan banyak."
"Mau cari suasana baru aja sih. Sekaligus mau mengenal kampung halaman orang tua lebih dalam. Kata Acil (Tante) Aida, Kak Naura punya kafe masakan khas Banjar ya? Mau dong aku kerja di kafe Kak Naura!"
"Kamu mau kerja di kafeku? Jadi apa ya?" Aku berpikir keras posisi yang cocok untuk Rafly. "Aha, ada sih posisi yang pas buat kamu."
"Posisi jadi apa?" Rafly menatapku antusias.
"Jadi tukang cuci piring. Hahaha."
"Ih, jahat deh. Masa adek sepupunya yang tampan ini mau dijadiin tukang cuci piring?"
"Kalau nolak, gimana kalau sementara jadi satpam aja?"
Wajah Rafly berbinar. "Nah, itu lumayan lah. Bisa sekalian tebar pesona ke cewek-cewek cantik yang datang ke kafe Kak Naura.
Dasar cowok sama aja. Di pikirannya selalu cewek cantik nomor satu.
"Eh, Kak. Mi bancir itu gimana sih bentuknya? Mau dong dimasakin mi bancir. Masa bakal kerja di kafe yang jual mi bancir, tapi aku nggak tau bentuknya."
"Bentar."
Aku melangkah ke dapur. Ternyata kosong melompong. Seketika menepuk jidat sendiri. Baru ingat bahan-bahan masakan untuk menu kafe yang belanja si Athiyah. Nggak pernah dibawa pulang. Nggak sempat masak di rumah.
"Yah, Raf. Di dapur nggak ada bahan-bahan masak mi bancir. Gimana kalau kita makan mi bancirnya di luar aja?"
"Akur!" (setuju) jawab Rafly bersemangat.
"Ya, udah. Aku mandi dulu kalau gitu.
"Oke. Jangan lama-lama."
...***...
Aku membawa Rafly ke Mi Bancir Chef Agusta. Setelah Rafly memilih menu agak lama, pilihannya tertuju pada Mi Bancir Katsu. Aku pun malas cari menu lain, jadi samakan dengan pilihan Rafly saja.
Sembari menunggu karyawannya mengantar menu makanan, aku memanfaatkan untuk mengobrol dengan Rafly.
"Raf, warung mi bancir ini adalah saingan berat kafeku. Jadi kamu harus hati-hati." Aku memberitahu Rafly dengan nada pelan. "Kalau kamu kerja sama aku, bantuin aku ngalahin warung ini," lanjutku lagi.
Rafly mengacungkan jari jempolnya. "Beres, Kak."
Tiba-tiba pandanganku tertuju pada brosur yang menempel di dinding warung mi bancir. Aku bangkit dari tempat duduk demi melihat tulisan yang ada di brosur dengan jarak yang lebih dekat.
Lowongan Kerja di Warung Mi Bancir Chef Agusta.
Posisi : Manager
Syarat dan ketentuan :
-Pria/wanita berusia maksimal 25 tahun.
-Lulusan S1. Diutamakan jurusan Tataboga.
-Memiliki sim c
-Bisa bekerja dengan tim
-Jam kerja dari 09.00-23.00 WITA
Pengiriman CV dan surat lamaran ke email mibancirchefagusta2014@gmail.com.
Aku senyum-senyum sendiri membaca isi brosurnya. Baru kemarin aku pusing memikirkan cara bisa masuk ke warung mi bancir ini, eh sekarang terjawab. Tuhan memang selalu tahu apa yang diinginkan umatnya. Namun, aku nggak menyangkan secepat ini Tuhan membuka gerbang rencanaku. Sepertinya aku bisa memanfaatkan Rafly untuk memuluskan rencanaku.
Karyawan datang membawa menu yang kami pesan. Aku balik ke tempat duduk untuk menikmati hidangannya.
...***...
Sepulang dari Mi Bancir Chef Agusta.
"Kak, aku ke kamar dulu ya. Capek. Mau bobo siang dulu."
Aku menarik tangannya. "Tunggu! Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."
Dahi Rafly berkerut. "Bicara apa? Kayaknya serius banget."
"Kamu mau nggak jadi CEO di kafeku gantiin aku?"
"Hah? Aku nggak salah denger nih? Emang Kak Naura mau ke mana?" Rafly memandangku dengan tatapan bingung.
"Kalau aku kasih tau sesuatu sama kamu, kamu bisa janji nggak bakal bocor ke siapapun?"
"Janji." Rafly mengangkat dua jari tanda berjanji.
"Jadi gini, aku tu mau mau masuk jadi manager Warung Mi Bancir Chef Agus biar bisa menghancurkan dari dalam. Abis gara-gara dia bangun di depan Kafe Naura jadi sepi. Gimana mau nggak sementara gantiin aku jadi CEO Kage Naura? Bentar aja kok. Setidaknya sampai Warung Chef Agus tutup permanen karena bangkrut. Kalau kamu mau, besok juga aku kenalin karyawan-karyawan kafe dan ngajarin kamu mengelola kafe."
"Aku sih mau aja. Kapan lagi coba dapat jabatan keren. CEO. Biar kayak CEO di ******* yang kerjaannya pacaran sama cewek. Siapa tau makin banyak yang naksir aku. Hahaha. Satu sisi aku nggak pede dan takut. Takut ngecewain Kak Naura. Apalagi belum berpengalaman ngurus kafe."
"Soal itu kamu tenang aja. Nanti aku ajarin sampai hebat. Yang penting kamu mau dulu."
"Okelah, kalau Kak Naura maksa. Makasih ya udah percayain posisi CEO ke aku."
...***...
Curriculum Vitae.
Nama : Naura Khoirunnisa
Tempat Tanggal Lahir : Martapura, 11 September 1992.
Agama : Islam
No. Telepon : 085654910277
Email : naurasyantik1992@gmail.com
Aku membaca sekali lagi Curriculum Vitae yang baru selesai aku bikin. Setelah dirasa pas, nggak ada tipo jariku menggeser kursor membuka email. Klik sent. Dalam hitungan detik sudah terkirim ke email Mi Bancir Chef Agusta. Aku berharap diterima kerja di sana agar rencanaku mendapatkan resep mulus.
Aku beralih membuka Whatsapp grup yang penghuninya ada Athiyah, Gina dan Siti.
Oiii, besok kalian datang ke kafe lebih awal ya. Kita meeting. Ada yang mau aku bahas sama kalian.
Ting!
Gawaiku berdenting sering. Satu per satu penghuni grup itu membalas chat yang aku kirimkan.
Gina : Bahas apa tuh?
Athiyah : Dih, gaya. Pake bahasa meeting segala. Biasanya juga kalau mau ngomong, tinggal ngomong aja di kafe.
Siti : Tau nih, bikin penasaran aja.
Aku sengaja nggak balas chat mereka lagi biar mereka semakin penasaran tentang apa yang akan aku bahas besok. Semoga apa yang aku sampaikan ke mereka, bisa diterima dengan baik.
...***...
Kamus Bahasa Banjar
-Acil : Tante
-Akur : Setuju
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments