Chapter III (Naura Khairunnisa)

Hari ini Kafe sepi, jadi tutup lebih awal.

Promo Special

Menu baru. Mi Bancir Katsu.

Hanya Rp. 17.000,- bisa mendapatkan sepaket dengan Es Jeruk.

Hadir selama Bulan Agustus di outlet :

-Kayutangi : Jl. Brigjen Hasan Basri. Ruko no. 7

-Banjarbaru : Jl. Panglimabatur Timur. Ruko no. 40.

Setiap hari (Khusus makan di tempat).

Hatiku panas melihat promosi di akun Instagram @miebancir_khasbanjar. Sial, ideku untuk mengkolaborasikan mi bancir dengan menu lain sudah didahuluin Chef Agusta. Benar kata orang, kalau punya ide itu langsung eksekusi. Jangan ditunda, nanti ditikung orang.

Oke, aku nggak boleh kalah. Aku coba ubek-ubek internet untuk mencari resep baru dan bisa dikolaborasikan dengan mi bancir. Namun, sayangnya tiga puluh menit berlalu nggak ada satu pun masakan yang pas. Bahkan buka Instagtam pun, juga nggak menemukan menu baru.

"Arrrgh ... aku harus ciptakan menu baru apa biar nggak kalah sama warung Mi Bancir Chef Agusta," omelku sambil mengacak rambut frustrasi.

"Oh, jadi Rafly mau liburan ke Banjar sambil nyari kerja gitu? Wah, boleh banget. Bener nih, kada ngerepotin? Kalau gitu, aku nitip minta belikan Bandeng Presto Semarang aja gin."

Dari kamar terdengar suara Mama yang entah mengobrol dengan siapa. Yang pasti ketika mendengar kata 'Bandeng Presto' bola lampu di otakku langsung menyala. Aha, akhirnya aku menemukan menu baru.

Aku menyambar jaket karena ingin pergi ke supermarket buat mencari bahan baku menu baru di kafe besok. Harusnya tugas Athiyah yang belanja, tapi baru aja kafe tutup. Nggak enak menyuruh Athiyah kerja lagi. Walau jam kerjanya masih ada empat jam lagi. Siapa tahu sekarang dia lagi sibuk jaga adeknya di rumah. Kalau aku bisa kerjakan sendiri, kenapa harus menyuruh orang?

Aku keluar kamar. Tiba-tiba Mama menghampiriku. "Eh, mau ke mana? Rapi bener."

"Mau ke supermarket, Ma. Buat belanja menu esok di kafe."

"Sama Athiyah?"

"Sorangan. (sendirian) Baru aja pulang kerja, masa Athiyah disuruh kerja lagi? Siapa tahu wahini (sekarang) Athiyah lagi sibuk jaga adeknya di rumah."

"Ya udah. Hati-hati di jalan."

...***...

Menu baru yang aku maksud adalah Mi Bancir Bandeng. Bandengnya sendiri hanya digoreng menggunakan tepung dan dilumuri bumbu air jeruk nipis, bawang putih serta ketumbar.

Setelah satu jam memasak Bandeng Prestonya, akhirnya matang juga. Zaman sekarang, masakan matang bukannya dicicipi malah difoto terlebih dahulu. Lalu diposting di Instagram @kafenaura_masakankhasbanjar.

Aku tulis dengan caption, 'Menu baru di kafe kami yakni Mi Bancir Bandeng. Harga spesial Rp. 15.000,- jika beli 2 gratis 1 porsi. Promo berlaku sampai tanggal 16 September 2020'

"Harumnya iwak Bandeng. Siapa nih yang masak Bandeng?" Athiyah baru datang langsung heboh.

"Nah, pas banar nyawa (banget kamu) datang. Coba nyawa rasa'i (kamu cicipi) menu baru yang unda olah. Mi Bancir Bandeng."

Athiyah mencicipi menu baru yang aku bikin. Ekspresinya merem melek. Entah karena terlalu enak atau ancur rasanya.

"Gimana? Enak?" Aku memastikan Athiyah.

"Gila, ini masakan terenak yang pian olah (kamu bikin). Jar Chef Bona tuh maknyusss."

Rasa percaya diriku meningkat drastis. Aku yakin 100% menu baru ini mampu mengalahkan menu baru mi bancir warung depan. Chef Naura dilawan!

...***...

Realita memang nggak sesuai ekspetasi. Sampai sore pun nggak ada satu pun pengunjung yang datang ke kafe ini.

"Kok nggak ada yang datang ya, warung seberang makin lama makin rame," celetuk Gina, waiters di kafe ini. Ucapannya semakin membuat hati panas.

Aku melirik Athiyah. "Eh, Athiyah. Yang unda (aku) suruh semalam sudah nyawa (kamu) lakukan balum?"

"E ... anu ... Sudah kok." Athiyah gelagapan menjawab ucapanku. Aku yakin dia bohong.

Dia memang nggak menolak permintaanku, tapi aku tahu ilmu agamanya kuat. Nggak mungkin dia mampu melakukan perbuatan licik. Salah aku juga menyuruh dia. Harusnya suruh karyawan lain saja. Ya sudahlah. Masih ada cara lain.

Aku bangkit dari tempat duduk. Lalu keluar dari kafe. Satu jam kemudian aku datang membawa banyak brosur promo terkait menu baru serta toa hasil meminjam di langgar nggak jauh dari kafe ini.

Athiyah terheran-heran melihatku. "Astaga, ini buat apaan toa masjid?"

"Buat bangunin nyawa." Aku tahu Athiyah itu *****. Nempel bantal sedikit langsung molor. "Ya buat promo lah," lanjutku lagi.

"Oiii ... ayo ngumpul. Unda andak (aku mau) bagi-bagi tugas ke nyawa berataan (kalian semua)."

Gina, Siti dan Athiyah pun mendekatiku. "Tugas Siti dan Gina sebar brosur promo ini. Sedangkan unda (aku) dan Athiyah koar-koar di jalan. Kalau ini berhasil membuat menu baru ludes, kalian berataan dapat bonus harian."

"Horeee."

Mendengar bonus aja mereka langsung senang. Manusiawi. "Semangat untuk kita berataan. (semua)."

Kami bergerak menjalankan tugas masing-masing.

"Oiii ... Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Mas, Adek atau siapapun, di Kafe Naura ada menu baru loh. Menu baru di kafe kami yakni Mi Bancir Bandeng. Harga spesial cuma lima belas ribu. Jika beli dua gratis satu porsi. Boleh dibawa pulang. Promo berlaku sampai tanggal 16 September 2020!" teriakku semangat promosi.

Dalam hitungan sekitar lima belas menit, satu per satu orang datang. Bahkan yang dari warung Chef Agusta pindah ke kafeku ini. Yes, berhasil. Senangnya hatiku.

...***...

Pukul 21.00

Walau nggak seramai warung depan, tapi lumayan hari ini menu baru ludes 35 porsi. Balik modal buat memberi bonus ke karyawan yang sudah pulang duluan. Kini aku dan Athiyah siap-siap menutup kafe.

Tiba-tiba aku melihat mobil berhenti di warung depan. Ternyata itu mobilnya Chef Agusta. Dua hari warung itu buka, baru kali ini melihat pemiliknya langsung. Aku ke sana ah buat pendekatan. Siapa tahu bisa dapat resepnya.

"Oi, Athiyah. Nyawa aja gin (kamu ajalah) yang nutup kafe. Unda (aku) ada urusan dadakan."

Dengan hati-hati aku menyebtang ke kafe depan.

"Malam, Chef Agusta. Apa kabar?" sapaku ramah.

Orang yang kusapa membalikkan badan. Lalu menatapku dengan pandangan kaget. "Loh, Chef Naura. Kok bisa ada di sini? Mau makan ke warung saya?"

"Oh, nggak makasih. Cuma mau nyapa aja. Kafe saya di depan." Aku menunjuk kafeku.

"Wah, nggak nyangka kita tetanggaan. Nanti deh saya kapan-kapan mampir makan di sana. Saya mau pamit dulu, mau meeting dengan tim."

Sial, secara nggak langsung dia mengusirku. "Tunggu, aku boleh minta no WA? Siapa tahu kita bisa saling share resep."

"Boleh. Nomor WA saya 085654910277."

Dengan cepat aku mengetik nomornya di gawai. Setelah itu, aku mengulang nomor yang dia ucapkan memastikan nggak ada angka yang ketinggalan. "Yup, bener itu nomornya."

Aku simpan nomornya dengan nama kontak 'Tukang Masak Menyebalkan'

Aku coba miscall nomor Chef Agusta. Benar, gawainya berbunyi. "Nah, itu nomorku. Save ya. Aku pamit pulang dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

...***...

Pukul 24.00

Aku sudah salat isya, bersih-bersih badan, dan gegoleran di pulau kapuk. Ritual sebelum tidur adalah baca-baca chat di grup Whatsapp. Ternyata nggak ada yang menarik.

Iseng cek nomor Chef Agusta. Ada tulisannya 'Tukang Masak Menyebalkan Online' aku coba chat dia.

Aku : Hello, Chef Agusta. Belum tidur?

Tukang Masak Menyebalkan : Baru nyampe rumah nih. Lagi nulis resep aja.

Aku : Wah, sama dong. Gimana kalau kita saling share. Aku nanya dong, resep mi bancir yang pian olah (yang kamu bikin) tu apa aja? Soalnya nyamannya liwar.

Tukang Masak Menyebalkan : Wah, bisa aja nih memuji. Kalau resep mi bancir punyamu apa?

Sial, dia malah nanya balik. Cerdas dia nggak segampang itu membocorkan rahasia resepnya. Gagal, mencari tahu langsung lewat orangnya itu artinya aku harus mencari resep Chef Agusta dengan cara lain. Masuk ke warungnya. Namun, gimana caranya masuk ke sana?

...***...

Kamus bahasa Banjar

Sorangan : sendirian

Wahini : sekarang

Ading : Adik

Episodes
1 Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2 Chapter II (Nurul Athiyah)
3 Chapter III (Naura Khairunnisa)
4 Chapter IV (Agusta Wimala)
5 Chapter V (Naura Khairunnisa)
6 Chapter VI (Agusta Wimala)
7 Chapter VII (Nurul Athiyah)
8 Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9 Chapter IX (Nurul Athiyah)
10 Chapter X (Naura Khairunnisa)
11 Chapter XI (Nurul Athiyah)
12 Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13 Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14 Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15 Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16 Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17 Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18 Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19 Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20 Chapter XX (Yoga Pratama)
21 Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22 Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23 Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24 Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25 Chapter XXV (Agusta Wimala)
26 Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27 Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28 Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29 Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30 Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31 Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32 Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33 Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34 Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35 Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36 Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37 Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38 Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39 Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Babak I: Masa Kini. Chapter I (Naura Khairunnisa)
2
Chapter II (Nurul Athiyah)
3
Chapter III (Naura Khairunnisa)
4
Chapter IV (Agusta Wimala)
5
Chapter V (Naura Khairunnisa)
6
Chapter VI (Agusta Wimala)
7
Chapter VII (Nurul Athiyah)
8
Chapter VIII (Naura Khairunnisa)
9
Chapter IX (Nurul Athiyah)
10
Chapter X (Naura Khairunnisa)
11
Chapter XI (Nurul Athiyah)
12
Chapter XII (Naura Khairunnisa)
13
Chapter XIII (Naura Khairunnisa)
14
Chapter XIV (Nurul Athiyah)
15
Chapter XV (Naura Khairunnisa)
16
Babak II: Masa lalu Chapter XVI (Kinta Adriana Agatha)
17
Chapter XVII (Kinta Adriana Agatha)
18
Chapter XVIII (Agusta Wimala)
19
Chapter XIX (Adeena Sasikirana Arundati)
20
Chapter XX (Yoga Pratama)
21
Chapter XXI (Kinta Adriana Agatha)
22
Chapter XXII (Kinta Adriana Agatha)
23
Chapter XXIII (Adeena Sasikirana Arundati)
24
Chapter XXIV (Yoga Pratama)
25
Chapter XXV (Agusta Wimala)
26
Chapter XXVI (Adeena Sasikirana Arundati)
27
Chapter XXVII (Kinta Adriana Agatha)
28
Chapter XXVIII (Agusta Wimala)
29
Chapter XXIX (Yoga Pratama)
30
Chapter XXX (Adeena Sasikirana Arundati)
31
Babak III: Otw Menikah Chapter XXXI (Naura Khairunnisa)
32
Chapter XXXII (Nurul Athiyah)
33
Chapter XXXIII (Naura Khairunnisa)
34
Chapter XXXIV (Agusta Wimala)
35
Chapter XXXV (Naura Khairunnisa)
36
Chapter XXXVI (Agusta Wimala)
37
Chapter XXXVII (Adeena Sasikirana Arundati)
38
Chapter XXXVIII (Nurul Athiyah)
39
Chapter XXXIX (Naura Khairunnisa)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!