Bab 13. Kekhawatiran Martha

Albern pulang ke rumah tanpa mampir ke rumah Thomas dan Martha. Tujuannya hanya satu yaitu mencari keberadaan Giani secepatnya.

Selain khawatir dengan kondisi Giani, dia juga harus bisa memberikan jawaban yang tepat pada kedua orangtua yang mungkin sedang menanti kedatangan Giani dengan cemas.

Albern menyalakan laptopnya. Dia segera meretas seluruh CCTV yang ada di dalam mall itu. Albern memang seorang Hacker yang terkenal dan sangat handal. Dan sebenarnya dia bekerja dibawah perintah Ramon. Albern adalah orang kepercayaan Ramon yang diminta untuk menjaga Thomas dan Martha.

Tanpa kendala, Albern berhasil menemukan tangkapan CCTV di lokasi di mana tadi dia meninggalkan Giani. Mata elang Albern menatap tajam ke layar laptopnya. Alisnya yang tebal bertaut dalam. Dia sepertinya pernah melihat pria itu, tapi dimana? Albern tidak begitu ingat.

Albern mulai mengamati pergerakan pria itu. Pria tadi ternyata membawa Giani lewat pintu lain. Pantas saja dia tidak menemukan Giani.

Namun, saat Albern berusaha mencari tahu plat mobil pria itu, tiba-tiba laptopnya mati.

"Oh, ****," umpat Albern. Dia mencolokkan kabel charger laptopnya. Namun, laptop itu rupanya tak bekerja.

"Ah, sial. Siapa sebenarnya pria tadi?" gumam Albern frustasi. Ia yakin laptopnya diserang Virus buatan sehingga langsung mati begitu saja.

"Apa yang harus aku katakan pada Nyonya Martha dan Tuan Thomas? ah mereka pasti akan memarahiku."

Di saat Albern sedang pusing memikirkan apa yang akan dia katakan pada kedua lansia itu, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk. Jantung Albern berdebar tak karuan. Dia bingung harus memberikan jawaban apa.

Albern menarik napas panjang. Dahinya berkeringat, dia segera membuka pintu rumahnya. Matanya langsung bersiroboh dengan tatapan kecemasan Martha.

"Albern, mana Giani. Ini sudah sangat larut. Kenapa tidak langsung kau antar dia pulang?"

"Martha, maafkan aku. Aku terpisah dengan Giani?"

"Apa!" seru Martha. Wanita tua itu langsung memegangi dadanya setelah mendengar ucapan Albern. Albern dengan sigap membawa Martha duduk sebuah kursi.

"Kau tenanglah, dia pasti baik-baik saja. Tadi ada yang membawanya karena Giani sepertinya akan melahirkan. Dan karena aku panik, aku malah gegabah meninggalkan dia."

"Oh, ya Tuhan. Anak yang malang. Semoga dia baik-baik saja dan segera memberikan kabar," ujar Martha. Albern mengantarkan Martha kembali ke rumahnya. Thomas juga tampak terkejut, akan tetapi pria yang sudah berumur itu bisa lebih tenang dalam menyikapi masalah Giani.

***

Sementara itu, di ruangannya Giani menatap kedua bayinya dengan tatapan penuh kekaguman. Giani tak menyangka, kedua bayinya tampak sangat begitu sehat padahal mereka lahir belum cukup bulan.

Tadi saat Giani mulai memberi ASI pada kedua bayinya, Ben keluar dari ruangan itu. Meski dalam hatinya dia sebenarnya ingin melihat kedua bayinya meny*su.

Saat Giani hendak menyerahkan bayinya pada perawat, ia tersentak kaget. Mengingat bahwa dirinya tadi meninggalkan Albern di mall. Pria itu dan juga Thomas dan Martha pasti kebingungan sekarang.

"Suster Elena, bisakah kau membantuku?"

"Apa nona?"

"Tolong tanyakan pada tuan Ben, di mana tasku? Aku belum memberi kabar pada keluargaku."

"Baiklah, sebentar aku akan tanyakan dulu."

Suster Elena keluar dari kamar perawatan Giani. Dia segera mencari keberadaan sang majikan. Elena tahu di mana harus mencari tuannya.

Dia memasuki sebuah pintu di mana di sana terdapat lorong yang cukup gelap. Tanpa rasa takut Elena melewati lorong itu. Hingga tibalah ia di depan sebuah pintu lagi. Elena mengetuknya seperti membuat sebuah kode.

Tak lama pintu terbuka. Pemandangan di hadapan Elena sudah sering dia lihat. Elena menunduk di depan Ben.

"Ada apa?" tanya Ben tegas.

"Nyonya Giani mencari tasnya. Dia khawatir dengan orang rumah."

"Baiklah, sebentar lagi aku akan segera kesana untuk mengantarkan tasnya. Apa Giani sudah selesai menyus*i?"

"Sudah, Tuan."

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Elena keluar dari ruangan itu, Ramos menatap perawat itu dengan intens. Senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Ramos, pastikan semuanya aman. Aku mau kau perketat penjagaan di rumah mereka. Pastikan anak-anakku dan Giani tetap terjaga keselamatannya."

"Kenapa anda tidak mengatakan pada nona Giani tentang masalah waktu itu, Tuan?"

"Aku juga ingin mengatakannya, tapi aku perlu memikirkan keselamatan Giani dan juga Jarret dan Jackson. Kau tahu di luar sana banyak musuh yang sedang mencaritahu kekuranganku. Lagi pula aku belum siap dengan respon Giani. Terlebih lagi, saat itu aku langsung meninggalkannya setelah melampiaskan hasratku. Aku tidak mau dia menganggapku sebagai seorang biadab yang tak punya hati.

"Memang," batin Ramos.

"Apa kau bilang?" tanya Ben menatap tajam ke arah asistennya.

"Aku tidak mengatakan apa-apa, Tuan."

"Jangan mengelabuhiku, dari sorot matamu kau ingin mengatakan jika aku memang biadab kan?"

"Aku tidak berani, Tuan."

"Ya sudah lah. Aku akan melihat Giani dan kedua putraku dulu. Aku ingin memakai kesempatan ini sebaik-baiknya untuk bisa menyentuh kedua putraku."

Ben segera berdiri dan meninggalkan ruangan itu, Ruangan di mana Ben selalu menyiksa penghianat dalam kelompoknya. Dan kali ini Ben terlihat lebih kejam dari sebelumnya karena sekarang Ben memiliki orang-orang yang harus dia jaga keselamatannya, terutama kedua putra juga Giani.

Ben memasuki kamar Giani sembari menenteng Handbag yang harganya mungkin tak seberapa bagi Ben.

"Siapa yang ingin kau hubungi? apakah ayahmu?" tanya Ben sembari menyerahkan handbag Giani.

Giani menggeleng sembari tersenyum getir. "Dia bahkan tidak tahu, putrinya telah dihamili orang, Dan yang lebih buruknya lagi, dia juga tidak tahu selama ini aku membohonginya," tutur Giani dengan suara tercekat.

"Dan aku harap, anda tidak membocorkan masalah ini padanya. Aku tidak mau membuatnya bersedih," sambung Giani. Ben menganggukkan kepalanya.

"Boleh aku melihat bayi-bayimu?" tanya Ben, dia mencoba mengalihkan pikiran Giani. Jujur saja dia tidak suka melihat wanita itu bersedih.

"Tentu saja, tapi jangan mengganggunya atau anda harus keluar lagi dari ruangan ini," ujar Giani. Ben tersenyum lebar. Elena yang ada di sana mengerjap berulangkali. Ia tak percaya tuannya bisa memiliki ekspresi seperti itu. Elena berpikir jika Giani mampu membuat gunung es itu mencair.

Ben mendekati tabung yang menyerupai inkubator itu. Tempat dimana kedua bayinya terlelap. Ben tersenyum saat melihat tangan jarret menggenggam tangan Jackson seolah keduanya takut dipisahkan.

Giani mengambil ponselnya dan mulai menghubungi nomor rumah Thomas. Tiga kali deringan, Panggilan Giani baru tersambung. Gadis itu tersenyum saat mendengar suara Thomas.

"Thomas, ini aku. Maaf aku baru mengabari kalian. Kedua putraku sudah lahir dan katakan pada Martha dia tidak perlu mencemaskan aku. Aku akan segera pulang nanti."

Setelah mendengar jawaban Thomas, Giani memutus sambungan teleponnya. Ben tersenyum samar menatap kedua bayinya. Pria itu mengenal baik siapa yang baru saja dihubungi oleh Giani. Dan jujur saja, ia bahagia, karena Giani tinggal di sana."

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓

2024-09-21

0

ecin kuraesin

ecin kuraesin

/Curse//Curse/

2024-09-18

0

Evelina Rose

Evelina Rose

ternyata oh ternyata, thomas dan martha itu kakek neneknya ben

2024-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Giani yang Malang
2 Bab 2. Serum Gagal
3 Bab 3. Salah Orang
4 Bab 4. Benjamin Alexander
5 Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6 Bab 6. Meminta Ijin
7 Bab 7. Giani Resign
8 Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9 Bab 9. Thomas & Martha
10 Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11 Bab 11. Giani Hilang
12 Bab 12. Jarret & Jackson
13 Bab 13. Kekhawatiran Martha
14 Bab 14. Kembali Ke Rumah
15 Bab 15. Baru Tahu
16 Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17 Bab 17. Giani In Action.
18 Bab 18. Kamera Pengintai
19 Bab 19. Aib
20 Bab 20. Melbourne
21 Bab 21. Kenyataan
22 Bab 22. Apa Kakek Marah?
23 Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24 Bab 24. Memberitahu
25 Bab 25. Dawson & Aluna
26 Bab 26. Meminta Kesempatan
27 Bab 27. Diintai
28 Bab 28. Berpamitan
29 Bab 29. Takdir
30 Bab 30. Ke Rumah Sakit
31 Bab 31. Pemakaman
32 Bab 32. Ada Aku.
33 Bab 33. Ingin Sendiri
34 Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35 Bab 35. Nanti Malam
36 Bab 36. Acara
37 Bab 37. Saling Terbuka.
38 Bab 38. Bertemu Zoro
39 Bab 39. Pillow Talk
40 Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41 Bab 41. Takut Kehilangan
42 Bab 42. Harus Dibalas
43 Bab 43. Bolehkah?
44 Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45 Bab 45. Mandi Bersama?
46 Bab 46. Menuju Dinner
47 Bab 47. Dendam
48 Bab 48. Menolong
49 Bab 49. Penasaran Giani
50 Bab 50. Berbeda
51 Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52 Bab 52. Mendatangi Dawson
53 Bab 53. Menyebalkan
54 Bab 54. Ingin Adik
55 Ban 55. Permintaan Si Kembar
56 Bab 56. Gegar Otak
57 Bab 57. Anak-anak Hilang
58 Bab 58. Diculik?
59 Bab 59. Berbohong
60 Bab 60. We Love You
61 Bab 61. Hari Pembalasan
62 Mempermudah
63 Bab 63. Pertama dan Terakhir
64 Bab 64. Terkuaknya Misteri
65 Bab 65. Kenapa?
66 Bab 66. Malas
67 Bab 67. Hamil?
68 Bab 68. Jack Demam
69 Bab 69. Bahagia
70 Bab 70. Pembalasan Ben
71 Bab 71. Mommy Kelelahan
72 Bab 72. Gulat
73 Bab 73. Khawatir
74 Bab 74. Joscelin Alexander
75 Bab 75. Kenakalan Joscelin
76 Bab 76. Diana
77 Bab 77. Diana (2)
78 S2. Mencari Giani
79 S2. Apa Kita Aman?
80 S2. Siapa Mereka?
81 S2. Dingin
82 S2. Berasal Dari Mana?
83 S2. Cerita Diana
84 S2. Rindu Mommy
85 S2. Mencarinya Sampai Dapat
86 S2. Apa Kau Pecandu?
87 S2. Pasrah
88 S2. Pria Pemaksa
89 S2. Terlihat Menyedihkan
90 S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91 S2. Iri
92 S2. Jadi Ingin Menciummu
93 S2. Karena Kasihan?
94 S2. Ada Apa Denganmu?
95 S2. Menghentikan Rapat
96 S2. Mencari tahu
97 S2. I Don't Know Why
98 S2. Jadilah Kekasihku
99 S2. Apa Aku Pantas?
100 S2. Bisa Membuatku Gila
101 S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102 S2. Mengganggu Konsentrasi
103 S2. Ayo Kita Menikah
104 S2. Kekhawatiran Diana
105 S2. Bukan Orang Lemah
106 S2. Bicara Empat Mata
107 S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108 S2. Menemui Alexson
109 S2. Jared VS Alexson
110 S2. Rencana Jared
111 S2. Nasehat Jared
112 S2. Hari Terakhir Alexson
113 S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114 S2. Rencana Benjamin
115 S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116 S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117 S2. Melebihi Ekspektasi
118 Final Part 1
119 Final Part 2
120 Extra Part
121 Extra Part 2
122 Extra Part
123 Extra part 4
124 Extra part
125 Extra Part
126 Extra Part
127 Final part 1
128 Final Part 2
129 Happy End
130 Karya Baru Sudah Terbit
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Giani yang Malang
2
Bab 2. Serum Gagal
3
Bab 3. Salah Orang
4
Bab 4. Benjamin Alexander
5
Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6
Bab 6. Meminta Ijin
7
Bab 7. Giani Resign
8
Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9
Bab 9. Thomas & Martha
10
Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11
Bab 11. Giani Hilang
12
Bab 12. Jarret & Jackson
13
Bab 13. Kekhawatiran Martha
14
Bab 14. Kembali Ke Rumah
15
Bab 15. Baru Tahu
16
Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17
Bab 17. Giani In Action.
18
Bab 18. Kamera Pengintai
19
Bab 19. Aib
20
Bab 20. Melbourne
21
Bab 21. Kenyataan
22
Bab 22. Apa Kakek Marah?
23
Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24
Bab 24. Memberitahu
25
Bab 25. Dawson & Aluna
26
Bab 26. Meminta Kesempatan
27
Bab 27. Diintai
28
Bab 28. Berpamitan
29
Bab 29. Takdir
30
Bab 30. Ke Rumah Sakit
31
Bab 31. Pemakaman
32
Bab 32. Ada Aku.
33
Bab 33. Ingin Sendiri
34
Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35
Bab 35. Nanti Malam
36
Bab 36. Acara
37
Bab 37. Saling Terbuka.
38
Bab 38. Bertemu Zoro
39
Bab 39. Pillow Talk
40
Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41
Bab 41. Takut Kehilangan
42
Bab 42. Harus Dibalas
43
Bab 43. Bolehkah?
44
Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45
Bab 45. Mandi Bersama?
46
Bab 46. Menuju Dinner
47
Bab 47. Dendam
48
Bab 48. Menolong
49
Bab 49. Penasaran Giani
50
Bab 50. Berbeda
51
Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52
Bab 52. Mendatangi Dawson
53
Bab 53. Menyebalkan
54
Bab 54. Ingin Adik
55
Ban 55. Permintaan Si Kembar
56
Bab 56. Gegar Otak
57
Bab 57. Anak-anak Hilang
58
Bab 58. Diculik?
59
Bab 59. Berbohong
60
Bab 60. We Love You
61
Bab 61. Hari Pembalasan
62
Mempermudah
63
Bab 63. Pertama dan Terakhir
64
Bab 64. Terkuaknya Misteri
65
Bab 65. Kenapa?
66
Bab 66. Malas
67
Bab 67. Hamil?
68
Bab 68. Jack Demam
69
Bab 69. Bahagia
70
Bab 70. Pembalasan Ben
71
Bab 71. Mommy Kelelahan
72
Bab 72. Gulat
73
Bab 73. Khawatir
74
Bab 74. Joscelin Alexander
75
Bab 75. Kenakalan Joscelin
76
Bab 76. Diana
77
Bab 77. Diana (2)
78
S2. Mencari Giani
79
S2. Apa Kita Aman?
80
S2. Siapa Mereka?
81
S2. Dingin
82
S2. Berasal Dari Mana?
83
S2. Cerita Diana
84
S2. Rindu Mommy
85
S2. Mencarinya Sampai Dapat
86
S2. Apa Kau Pecandu?
87
S2. Pasrah
88
S2. Pria Pemaksa
89
S2. Terlihat Menyedihkan
90
S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91
S2. Iri
92
S2. Jadi Ingin Menciummu
93
S2. Karena Kasihan?
94
S2. Ada Apa Denganmu?
95
S2. Menghentikan Rapat
96
S2. Mencari tahu
97
S2. I Don't Know Why
98
S2. Jadilah Kekasihku
99
S2. Apa Aku Pantas?
100
S2. Bisa Membuatku Gila
101
S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102
S2. Mengganggu Konsentrasi
103
S2. Ayo Kita Menikah
104
S2. Kekhawatiran Diana
105
S2. Bukan Orang Lemah
106
S2. Bicara Empat Mata
107
S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108
S2. Menemui Alexson
109
S2. Jared VS Alexson
110
S2. Rencana Jared
111
S2. Nasehat Jared
112
S2. Hari Terakhir Alexson
113
S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114
S2. Rencana Benjamin
115
S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116
S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117
S2. Melebihi Ekspektasi
118
Final Part 1
119
Final Part 2
120
Extra Part
121
Extra Part 2
122
Extra Part
123
Extra part 4
124
Extra part
125
Extra Part
126
Extra Part
127
Final part 1
128
Final Part 2
129
Happy End
130
Karya Baru Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!