Bab 6. Meminta Ijin

Waktu berlalu sangat cepat. Ben selalu memantau perkembangan kondisi Giani. Namun, sepertinya wanita itu tidak pernah terlihat sakit atau apapun yang menunjukkan gejala orang hamil. Ben berpikir mungkin serumnya benar-benar gagal. Dia menarik Paolo untuk tidak lagi mengikuti Giani.

Lain halnya dengan apa yang dipikirkan oleh Ben, Giani saat ini sangat resah karena ketakutannya semakin menjadi. Selama 3 bulan sejak kejadian itu dirinya tidak mengalami menstruasi.

"Bagaimana kalau papa sampai tahu, dia pasti akan sangat kecewa dan marah besar padaku," gumam Giani lirih.

Meskipun dia mengalami gejala morning sickness, tapi itu hanya terjadi benar-benar di pagi hari dan ketika dia berada di laboratorium, Dia akan kembali bersemangat dan terlihat sehat. Dalam kesehariannya, Giani selalu memakai baju yang memang oversize. perut bawahnya mulai menyembul jika dia memakai pakaian yang ketat. Bahkan sekarang Giani jarang memakai celana Jeans. Dia memilih membeli beberapa celana berbahan jersey.

"Bagaimana ini?" Giani menggigit bibir bawahnya resah. Tiba-tiba ponsel Giani menyala, ada pemberitahuan dari E-mailnya. Wajahnya seketika berbinar. Ini adalah jawaban dari segala doanya.

"Ah, ini benar-benar kebetulan yang sangat bagus. Aku bisa memakai ini sebagai alasan. Papa pasti mau mengerti."

Sejak dipanggil oleh Ramos, tiga bulan yang lalu, Erick kini mulai jarang berbicara dengan Giani. Namun, pria itu sesekali masih mengawasi Giani dari tempatnya.

Saat jam makan siang, Giani pergi ke ruangan papanya. Dia mengetuk pintu sesaat, sampai suara papanya terdengar mempersilahkannya masuk.

"Apa papa sibuk?"

"Ya, Sayang, papa harus segera menyerahkan berkas ini pada tuan Benjamin."

"Aku hanya akan bicara 5 menit saja, Pah."

"Baiklah, katakan ada apa?" Gilbert menatap putrinya teduh.

"Aku akan melanjutkan studiku di Sidney."

"Apa kau bilang? apa universitas di sini buruk? kenapa mengambil study jauh-jauh ke sana?"

"Please, Pah. Aku benar-benar ingin melanjutkan studiku di sana," ujar Giani dengan tatapan memelas. Gilbert mendesah panjang.

"Nanti kita bicarakan lagi di rumah. Papa masih ada urusan dengan tuan Benjamin."

Gilbert segera pergi dari ruangannya meninggalkan Giani sendirian. Giani menatap punggung papanya dengan tatapan sendu.

"Maafkan aku, Pah," lirih Giani, setitik air mata menetes membasahi pipi gadis itu.

Gilbert memasuki ruangan Benjamin dengan wajah yang kalut. Giani adalah putri satu-satunya, dia bukan tak ingin Giani berkembang, tapi Gilbert khawatir akan ada yang menjahati putrinya saat ia berada jauh darinya.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Ben dengan suara beratnya.

"Ah, tidak ada, Tuan. Maafkan aku sedikit melamun."

Ben dapat menangkap raut kesedihan di wajah Gilbert. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu dengan putrinya. Atau Giani sudah menceritakan kejadian 3 bulan yang lalu?

"Katakan saja kalau kau ada masalah."

"Tidak, ini bukan masalah di sini. Aku hanya sedang ada masalah dengan putriku. Dia ingin melanjutkan studinya di Sidney, tapi aku berat melepaskannya. Bagaimana jika ada yang menjahatinya, apalagi sekarang kasus pemerkosaan sedang marak terjadi."

Ben baru tahu, keresahan seorang ayah yang memiliki anak perempuan. "Bagaimana jika kau melarangnya pergi?"

"Dia akan mendiamkanku sampai aku mengijinkannya. Ah, maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud untuk curhat pada anda."

"Santai saja," ujar Ben dengan nada datar. Dia menyeringai tipis, Gilbert malah justru ngeri melihat seringai tuannya itu.

***

Sementara itu, Giani ke kantin saat jam makan siang tinggal 15 menit. Dia sudah mengajukan ijin pulang lebih awal.

Giani memilih semua menu daging. Entah mengapa akhir-akhir ini air liurnya terasa semakin melimpah. Sampai-sampai Giani selalu membawa tisu dan kantong plastik kemana-mana.

Giani tak berani periksa ke dokter kandungan. Ia khawatir akan ada yang memergokinya. Dia hanya secara sembunyi-sembunyi mengkonsumsi tablet penambah darah dan asam folat. jika di tanya dari mana dia tahu, dia tahu dari go*gle.

Tanpa disadari oleh Giani, naluri keibuannya mulai muncul. Bahkan dadanya pun kini semakin mengembang.

Seusai makan, Giani mulai melajukan mobilnya membelah jalanan kota Melboune. Dirinya mampir ke apotik untuk membeli tespek dan susu untuk ibu hamil. Dia mungkin minim ilmu tentang kehamilan, tapi bukan berati dia bodoh. Giani adalah tipe wanita yang mau berusaha, Seperti saat ini, dia memasukkan semua barang-barang yang dia beli dari apotik tadi ke dalam kamarnya.

Setelah memasukkan semua benda-benda tadi ke dalam tempat yang aman, Giani merebahkan tubuhnya dan tak lama kemudian ia sudah terlelap.

Akhir-akhir ini Giani selalu merasa kepayahan dengan kondisi tubuhnya sendiri. Dia sering merasa mudah lelah dan selalu ingin tidur. Giani mulai merasakan perubahan itu sejak dia tidak datang bulan selama 2 bulan.

Giani tak tahu sudah sejak kapan dia tertidur. Ia terbangun saat merasakan sentuhan lain di keningnya.

"Apa kau sakit?"

"Tidak, Papa. Aku hanya lelah."

"Papa semakin tidak yakin melepaskanmu pergi sejauh itu. Apalagi papa tidak ada waktu untuk menjengukmu karena kerjaan papa tidak bisa ditinggalkan."

"Papa lebih menyayangi pekerjaan papa daripada aku?" tanya Giani dengan mata berkaca-kaca.

"Bukan begitu, Sayang."

"Please, Pah. Aku mau berkembang. Aku mau menjadi profesor sama seperti papa." Gilbert sesaat terdiam dan lalu mengangguk lemah.

"Baiklah, lakukan apapun yang kau mau, tapi ingat untuk selalu mengirimi kabar pada papa."

Giani mengangguk dan lalu memeluk papanya. Sekuat mungkin dia menahan air mata yang sudah berdesakan di pelupuk matanya.

"Terima kasih, Pah." Gilbert segera keluar dari kamar putrinya. Dia pun merasa sangat sedih harus berpisah dengan putri semata wayangnya, tapi pekerjaannya mengharuskan dia untuk tetap tinggal di Melbourne.

Profesor Gilbert sudah dipercaya Benjamin untuk menjadi penanggungjawab laboratorium medis milik pria yang terkenal sangat kejam itu. Namun, sejauh ini beruntungnya Gilbert tidak pernah merasakan kekejaman Benjamin.

Setelah papanya menghilang dari pandangan, Giani menelungkup di atas ranjangnya dan menangis. Dia juga sebenarnya tak ingin jauh dari papanya. Bagaimana pun juga Papanya adalah satu-satunya keluarga yang Giani miliki. Andaikan ibunya masih hidup. Mungkin sekarang Giani akan berkeluh kesah pada ibunya mengenai apa yang dia alami dan apa yang dia rasakan sekarang.

Giani bangkit dan mengambil satu alat tes kehamilan yang tadi dibelinya di apotik. Dia akan mencobanya sekarang.

Sesaat saat alat itu terkena kencingnya, Giani terus mengamati alat itu hingga saat dua garis biru tergambar jelas Giani menutup matanya. Meskipun sejak awal dia sudah mengira jika dirinya hamil, tapi tetap saja kenyataan itu sangatlah menyakitkan. Terlebih lagi, Giani tak tahu siapa yang telah menghamili dirinya.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒌𝒂𝒔𝒊𝒂𝒏 𝑮𝒊𝒂𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝑩𝒆𝒏 𝑮𝒊𝒂𝒏𝒊 𝒋𝒅 𝒉𝒓𝒔 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒑𝒂 𝒏𝒚𝒂

2024-09-21

0

Oi Min

Oi Min

ikut syedih aq....... karna aq jga sangat mencintai bapak q...... love you bapak...... maaf blm bsa buat bapak bahagia dan bangga..... sehat2 selalu buat bapak tercinta q, panjang umur dan selalu dalam lindungan Tuhan

2023-09-02

2

Defrin

Defrin

seru sekali thor....

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Giani yang Malang
2 Bab 2. Serum Gagal
3 Bab 3. Salah Orang
4 Bab 4. Benjamin Alexander
5 Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6 Bab 6. Meminta Ijin
7 Bab 7. Giani Resign
8 Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9 Bab 9. Thomas & Martha
10 Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11 Bab 11. Giani Hilang
12 Bab 12. Jarret & Jackson
13 Bab 13. Kekhawatiran Martha
14 Bab 14. Kembali Ke Rumah
15 Bab 15. Baru Tahu
16 Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17 Bab 17. Giani In Action.
18 Bab 18. Kamera Pengintai
19 Bab 19. Aib
20 Bab 20. Melbourne
21 Bab 21. Kenyataan
22 Bab 22. Apa Kakek Marah?
23 Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24 Bab 24. Memberitahu
25 Bab 25. Dawson & Aluna
26 Bab 26. Meminta Kesempatan
27 Bab 27. Diintai
28 Bab 28. Berpamitan
29 Bab 29. Takdir
30 Bab 30. Ke Rumah Sakit
31 Bab 31. Pemakaman
32 Bab 32. Ada Aku.
33 Bab 33. Ingin Sendiri
34 Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35 Bab 35. Nanti Malam
36 Bab 36. Acara
37 Bab 37. Saling Terbuka.
38 Bab 38. Bertemu Zoro
39 Bab 39. Pillow Talk
40 Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41 Bab 41. Takut Kehilangan
42 Bab 42. Harus Dibalas
43 Bab 43. Bolehkah?
44 Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45 Bab 45. Mandi Bersama?
46 Bab 46. Menuju Dinner
47 Bab 47. Dendam
48 Bab 48. Menolong
49 Bab 49. Penasaran Giani
50 Bab 50. Berbeda
51 Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52 Bab 52. Mendatangi Dawson
53 Bab 53. Menyebalkan
54 Bab 54. Ingin Adik
55 Ban 55. Permintaan Si Kembar
56 Bab 56. Gegar Otak
57 Bab 57. Anak-anak Hilang
58 Bab 58. Diculik?
59 Bab 59. Berbohong
60 Bab 60. We Love You
61 Bab 61. Hari Pembalasan
62 Mempermudah
63 Bab 63. Pertama dan Terakhir
64 Bab 64. Terkuaknya Misteri
65 Bab 65. Kenapa?
66 Bab 66. Malas
67 Bab 67. Hamil?
68 Bab 68. Jack Demam
69 Bab 69. Bahagia
70 Bab 70. Pembalasan Ben
71 Bab 71. Mommy Kelelahan
72 Bab 72. Gulat
73 Bab 73. Khawatir
74 Bab 74. Joscelin Alexander
75 Bab 75. Kenakalan Joscelin
76 Bab 76. Diana
77 Bab 77. Diana (2)
78 S2. Mencari Giani
79 S2. Apa Kita Aman?
80 S2. Siapa Mereka?
81 S2. Dingin
82 S2. Berasal Dari Mana?
83 S2. Cerita Diana
84 S2. Rindu Mommy
85 S2. Mencarinya Sampai Dapat
86 S2. Apa Kau Pecandu?
87 S2. Pasrah
88 S2. Pria Pemaksa
89 S2. Terlihat Menyedihkan
90 S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91 S2. Iri
92 S2. Jadi Ingin Menciummu
93 S2. Karena Kasihan?
94 S2. Ada Apa Denganmu?
95 S2. Menghentikan Rapat
96 S2. Mencari tahu
97 S2. I Don't Know Why
98 S2. Jadilah Kekasihku
99 S2. Apa Aku Pantas?
100 S2. Bisa Membuatku Gila
101 S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102 S2. Mengganggu Konsentrasi
103 S2. Ayo Kita Menikah
104 S2. Kekhawatiran Diana
105 S2. Bukan Orang Lemah
106 S2. Bicara Empat Mata
107 S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108 S2. Menemui Alexson
109 S2. Jared VS Alexson
110 S2. Rencana Jared
111 S2. Nasehat Jared
112 S2. Hari Terakhir Alexson
113 S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114 S2. Rencana Benjamin
115 S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116 S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117 S2. Melebihi Ekspektasi
118 Final Part 1
119 Final Part 2
120 Extra Part
121 Extra Part 2
122 Extra Part
123 Extra part 4
124 Extra part
125 Extra Part
126 Extra Part
127 Final part 1
128 Final Part 2
129 Happy End
130 Karya Baru Sudah Terbit
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Giani yang Malang
2
Bab 2. Serum Gagal
3
Bab 3. Salah Orang
4
Bab 4. Benjamin Alexander
5
Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6
Bab 6. Meminta Ijin
7
Bab 7. Giani Resign
8
Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9
Bab 9. Thomas & Martha
10
Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11
Bab 11. Giani Hilang
12
Bab 12. Jarret & Jackson
13
Bab 13. Kekhawatiran Martha
14
Bab 14. Kembali Ke Rumah
15
Bab 15. Baru Tahu
16
Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17
Bab 17. Giani In Action.
18
Bab 18. Kamera Pengintai
19
Bab 19. Aib
20
Bab 20. Melbourne
21
Bab 21. Kenyataan
22
Bab 22. Apa Kakek Marah?
23
Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24
Bab 24. Memberitahu
25
Bab 25. Dawson & Aluna
26
Bab 26. Meminta Kesempatan
27
Bab 27. Diintai
28
Bab 28. Berpamitan
29
Bab 29. Takdir
30
Bab 30. Ke Rumah Sakit
31
Bab 31. Pemakaman
32
Bab 32. Ada Aku.
33
Bab 33. Ingin Sendiri
34
Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35
Bab 35. Nanti Malam
36
Bab 36. Acara
37
Bab 37. Saling Terbuka.
38
Bab 38. Bertemu Zoro
39
Bab 39. Pillow Talk
40
Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41
Bab 41. Takut Kehilangan
42
Bab 42. Harus Dibalas
43
Bab 43. Bolehkah?
44
Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45
Bab 45. Mandi Bersama?
46
Bab 46. Menuju Dinner
47
Bab 47. Dendam
48
Bab 48. Menolong
49
Bab 49. Penasaran Giani
50
Bab 50. Berbeda
51
Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52
Bab 52. Mendatangi Dawson
53
Bab 53. Menyebalkan
54
Bab 54. Ingin Adik
55
Ban 55. Permintaan Si Kembar
56
Bab 56. Gegar Otak
57
Bab 57. Anak-anak Hilang
58
Bab 58. Diculik?
59
Bab 59. Berbohong
60
Bab 60. We Love You
61
Bab 61. Hari Pembalasan
62
Mempermudah
63
Bab 63. Pertama dan Terakhir
64
Bab 64. Terkuaknya Misteri
65
Bab 65. Kenapa?
66
Bab 66. Malas
67
Bab 67. Hamil?
68
Bab 68. Jack Demam
69
Bab 69. Bahagia
70
Bab 70. Pembalasan Ben
71
Bab 71. Mommy Kelelahan
72
Bab 72. Gulat
73
Bab 73. Khawatir
74
Bab 74. Joscelin Alexander
75
Bab 75. Kenakalan Joscelin
76
Bab 76. Diana
77
Bab 77. Diana (2)
78
S2. Mencari Giani
79
S2. Apa Kita Aman?
80
S2. Siapa Mereka?
81
S2. Dingin
82
S2. Berasal Dari Mana?
83
S2. Cerita Diana
84
S2. Rindu Mommy
85
S2. Mencarinya Sampai Dapat
86
S2. Apa Kau Pecandu?
87
S2. Pasrah
88
S2. Pria Pemaksa
89
S2. Terlihat Menyedihkan
90
S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91
S2. Iri
92
S2. Jadi Ingin Menciummu
93
S2. Karena Kasihan?
94
S2. Ada Apa Denganmu?
95
S2. Menghentikan Rapat
96
S2. Mencari tahu
97
S2. I Don't Know Why
98
S2. Jadilah Kekasihku
99
S2. Apa Aku Pantas?
100
S2. Bisa Membuatku Gila
101
S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102
S2. Mengganggu Konsentrasi
103
S2. Ayo Kita Menikah
104
S2. Kekhawatiran Diana
105
S2. Bukan Orang Lemah
106
S2. Bicara Empat Mata
107
S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108
S2. Menemui Alexson
109
S2. Jared VS Alexson
110
S2. Rencana Jared
111
S2. Nasehat Jared
112
S2. Hari Terakhir Alexson
113
S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114
S2. Rencana Benjamin
115
S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116
S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117
S2. Melebihi Ekspektasi
118
Final Part 1
119
Final Part 2
120
Extra Part
121
Extra Part 2
122
Extra Part
123
Extra part 4
124
Extra part
125
Extra Part
126
Extra Part
127
Final part 1
128
Final Part 2
129
Happy End
130
Karya Baru Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!