Bab 3. Salah Orang

Ben menatap 2 orang anak buahnya dengan tatapan tajam. Pria itu meraih senjata yang ada di atas meja dan menodongkannya ke arah keduanya.

"Apa kalian bilang?"

"Wanita tadi kabur, Tuan."

"Apa kalian semua bodoh, hah?" suara Ben menggelegar membuat kedua anak buahnya langsung menunduk dengan tubuh bergetar.

"Saya akan perintahkan tim ITE untuk melacak keberadaan wanita itu, Tuan."

"Tidak Perlu, aku akan menghubungi Iriana untuk menanyakan keberadaan wanita itu," ujar Ben.

"Pergilah!" lanjut Ben sembari mengibaskan tangannya pada kedua anak buahnya.

Dia meraih ponsel di atas meja dan hendak menghubungi sang Mucikari yang bekerja di Klub malam milik sahabatnya itu. Namun, rupanya ponselnya telah lebih dulu bergetar. Ben segara mengangkat panggilan dari Iriana itu.

"Apa kau tahu kesalahanmu, Iriana?"

("I-iya, Tuan. Orangku lari sebelum melaksanakan tugasnya. Maafkan aku, aku akan ganti uangmu, Tuan.")

Alis Ben mengernyit dalam, alisnya yang tebal kini bertaut.

"Apa yang kau katakan?"

("Maafkan aku, orangku pergi sebelum melakukan tugasnya. Aku juga sudah memecatnya. Secepatnya aku akan kembalikan uangmu itu.")

Ben lantas mematikan sambungan teleponnya begitu saja. Ramos merasakan perubahan aura atasannya yang berubah kelam.

"Apa ada yang salah, Tuan?"

"Apakah kau memilih orang-orang bodoh itu tanpa menyeleksi nya terlebih dahulu?" sarkas Ben. Ramos tak mengerti apa maksud bosnya itu. Dia mencoba menerka-nerka apa yang terjadi hingga membuat mood bosnya begitu buruk.

"Maaf, Tuan, tapi saya tidak mengerti."

"Tanyakan pada anak buahmu, siapa yang tadi mereka bawa ke kamarku. Bisa-bisanya mereka mengelabuhiku dengan membawa wanita lain. Aku tidak akan membiarkan benih-benihku tumbuh di sembarangan wanita. Panggil mereka semua kemari."

Benjamin mengusap wajahnya kasar. Baru kali ini dia merasa bodoh. Dia pergi meninggalkan ruang laboratoriumnya dan masuk ke dalam kamar. Ben melihat selimut yang tadi membungkus tubuh wanita itu terongok di lantai. Ben menyalakan lampu utama kamarnya. Bercak darah yang ada di bedcover menandakan bahwa wanita itu benar-benar masih murni. Bahkan aroma lembut parfum wanita itu kini menggelitik indra penciuman Ben.

"Siapa kamu sebenarnya?" desis Ben. Jujur terbesit rasa bersalah di hati pria itu. Bagaimana tidak? wanita itu menjadi pelampiasan naf*sunya disaat dia tergolek tak berdaya.

Tiba-tiba Emosi kembali menguasai hati dan pikiran Ben. Dia berjalan keluar dan kembali ke ruang laboratoriumnya.

"Di mana mereka, Ramos?"

"Mereka semua sedang menuju kemari, Tuan."

Ramos tidak berani bersuara lagi saat melihat wajah tak bersahabat atasannya itu. Bahkan untuk menguap pun rasanya Ramos tak berani. Hari sudah hampir kembali terang, tapi dia masih harus bersikap selalu siap sedia.

Ketujuh anak buah Ben berdiri di depan bosnya dengan tatapan terus menunduk ke bawah.

"Siapa wanita yang kalian bawa ke kamarku?"

Salah satu dari ketujuh orang itu langsung maju dan berlutut di depan Ben.

"A-ampuni kami, Tuan. Kami tidak tahu siapa dia, kami memang salah menangkap orang malam itu."

"Enteng sekali kamu bilang? Kau tidak berpikir efeknya?" Ben melempar hiasan meja ke tubuh pria yang sedang berlutut itu.

"Apa kau berpikir untuk membodohiku, hah?"

"Kami bersalah, Bos. Ampuni kami." Keenam orang lainnya ikut berlutut di depan Benjamin.

Benjamin mengusap wajahnya kasar. "Pergi kalian! dan jangan pernah tunjukkan wajah kalian lagi di hadapanku."

"Ma-af, Tuan. kami memang bersalah tapi Ricco tidak terlibat. Biarkan dia bekerja di sini. Dia butuh banyak biaya untuk pengobatan ayahnya," ujar Pria pertama yang berlutut di depan Ben tadi.

"Kau cukup berani untuk menginterupsiku rupanya."

"Kalian berlima pergi dari sini dan kau Ricco tetap tinggal di sini, begitu juga denganmu."

Kelima anak buah Ben itu langsung pergi. Beruntung nyawa mereka tidak melayang. Mereka sangat berterima kasih pada Paolo yang menyelamatkan nyawa mereka semua.

Setelah kelima anak buahnya pergi, Ben menatap kedua bawahannya. Sesaat ia menghela napas panjang.

"Siapa namamu?"

"Paolo, Tuan."

"Kau tahu apa kesalahanmu?"

"Tahu, Tuan. Saya siap menerima semua konsekuensinya."

"Cari wanita itu dan jadilah mata untukku," ujar Benjamin. Paolo mengangguk dengan mantap.

"Baik, Tuan."

"Pergilah!" Paolo langsung bergegas pergi. Dia harus bisa membuktikan pada atasannya jika dia masih bisa diandalkan.

"Ricco, apa kau juga menyadari apa kesalahanmu?"

"Ya, Tuan."

"Kali ini aku memaafkan dirimu karena kau anak yang berbakti. Aku tidak suka ada orang yang melakukan kesalahan. Aku paling benci ketidaksempurnaan. Kau tahu, seharusnya hari ini aku membunuh kalian semua yang sudah berani menipuku."

"Ma-maaf, Tuan," ujar Ricco sembari menundukkan kepalanya.

"Ramos, kau ajari dia bagaimana agar bisa menjadi orangku dan cepat cari pengganti orang-orang tadi. Aku mau mereka yang sudah terlatih bukan anak kemarin sore."

"Baik, Tuan." Ramos dan Rico langsung keluar dari ruangan Ben.

***

Sementara itu, Giani kini tiba di rumahnya setelah berhasil lolos dari kejaran orang-orang tadi. Giani tidak langsung turun dari mobilnya. Dia menelungkupkan wajahnya di stir mobil.

Air mata Giani seketika mengalir dengan deras. Dadanya terasa sesak. Entah kesalahan apa yang dia buat. Dia tidak merasa menyinggung siapapun, tapi dia ingat jika siang tadi dia sempat mengatai pemilik laboratorium. Apa hanya karena itu dirinya pantas diperlakukan begitu? tapi benarkah begitu? atau ini hanya kebetulan belaka?

Kepala Giani terasa berdenyut, dia pun akhirnya tertidur di dalam mobilnya hingga pagi menjelang. Wanita itu tersentak kaget saat kaca mobilnya di gedor dari luar. Dia tampak linglung. Namun, tak berselang lama, Giani tersadar. Dia menurunkan kaca mobilnya.

"Bagus, ya? semalaman tidak pulang. Apa kau diam-diam punya kekasih?" tanya Gilbert, ayah Giani.

"Semalam aku lembur dan kecapekan, Pah."

"Kalau begitu sekarang keluarlah dan mandi.".

"Hmm, ya. Baiklah."

Giani dengan malas keluar dari mobilnya. Dia mengikuti langkah cinta pertamanya itu masuk ke rumah.

"Papa belum berangkat?"

"Bagaimana bisa papa berangkat kerja sedang kamutidak ada kabar sama sekali," sahut Gilbert. Pria paruh baya itu menuang susu ke gelas kosong di depan putrinya.

"Apa papa tidak ingin cari pengganti mama?" tanya Giani. Gilbert menggelengkan kepalanya.

"Dalam hati papa sudah tidak ada tempat lain lagi untuk dimasuki orang baru. Papa sudah tua, di sisa umur papa, papa hanya ingin melihatmu bahagia dengan pria pilihanmu."

"Jangan bicara yang bukan-bukan. Papa pasti akan panjang umur dan bisa melihat cucu-cucu papa tumbuh dewasa."

Giani berdiri memeluk papanya. Air matanya kembali tumpah. Dia merasa sangat bersalah pada papanya karena tidak bisa menjaga kesuciannya.

"Maafkan aku, Papa," batin Giani.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒌𝒂𝒔𝒊𝒂𝒏 𝑮𝒊𝒂𝒏𝒊 𝒋𝒅 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏

2024-09-21

0

Ledis Elits

Ledis Elits

semuga giani nya hmil

2023-10-27

2

Angel Dee

Angel Dee

Ben hrs dikapok in.

2023-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Giani yang Malang
2 Bab 2. Serum Gagal
3 Bab 3. Salah Orang
4 Bab 4. Benjamin Alexander
5 Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6 Bab 6. Meminta Ijin
7 Bab 7. Giani Resign
8 Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9 Bab 9. Thomas & Martha
10 Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11 Bab 11. Giani Hilang
12 Bab 12. Jarret & Jackson
13 Bab 13. Kekhawatiran Martha
14 Bab 14. Kembali Ke Rumah
15 Bab 15. Baru Tahu
16 Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17 Bab 17. Giani In Action.
18 Bab 18. Kamera Pengintai
19 Bab 19. Aib
20 Bab 20. Melbourne
21 Bab 21. Kenyataan
22 Bab 22. Apa Kakek Marah?
23 Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24 Bab 24. Memberitahu
25 Bab 25. Dawson & Aluna
26 Bab 26. Meminta Kesempatan
27 Bab 27. Diintai
28 Bab 28. Berpamitan
29 Bab 29. Takdir
30 Bab 30. Ke Rumah Sakit
31 Bab 31. Pemakaman
32 Bab 32. Ada Aku.
33 Bab 33. Ingin Sendiri
34 Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35 Bab 35. Nanti Malam
36 Bab 36. Acara
37 Bab 37. Saling Terbuka.
38 Bab 38. Bertemu Zoro
39 Bab 39. Pillow Talk
40 Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41 Bab 41. Takut Kehilangan
42 Bab 42. Harus Dibalas
43 Bab 43. Bolehkah?
44 Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45 Bab 45. Mandi Bersama?
46 Bab 46. Menuju Dinner
47 Bab 47. Dendam
48 Bab 48. Menolong
49 Bab 49. Penasaran Giani
50 Bab 50. Berbeda
51 Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52 Bab 52. Mendatangi Dawson
53 Bab 53. Menyebalkan
54 Bab 54. Ingin Adik
55 Ban 55. Permintaan Si Kembar
56 Bab 56. Gegar Otak
57 Bab 57. Anak-anak Hilang
58 Bab 58. Diculik?
59 Bab 59. Berbohong
60 Bab 60. We Love You
61 Bab 61. Hari Pembalasan
62 Mempermudah
63 Bab 63. Pertama dan Terakhir
64 Bab 64. Terkuaknya Misteri
65 Bab 65. Kenapa?
66 Bab 66. Malas
67 Bab 67. Hamil?
68 Bab 68. Jack Demam
69 Bab 69. Bahagia
70 Bab 70. Pembalasan Ben
71 Bab 71. Mommy Kelelahan
72 Bab 72. Gulat
73 Bab 73. Khawatir
74 Bab 74. Joscelin Alexander
75 Bab 75. Kenakalan Joscelin
76 Bab 76. Diana
77 Bab 77. Diana (2)
78 S2. Mencari Giani
79 S2. Apa Kita Aman?
80 S2. Siapa Mereka?
81 S2. Dingin
82 S2. Berasal Dari Mana?
83 S2. Cerita Diana
84 S2. Rindu Mommy
85 S2. Mencarinya Sampai Dapat
86 S2. Apa Kau Pecandu?
87 S2. Pasrah
88 S2. Pria Pemaksa
89 S2. Terlihat Menyedihkan
90 S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91 S2. Iri
92 S2. Jadi Ingin Menciummu
93 S2. Karena Kasihan?
94 S2. Ada Apa Denganmu?
95 S2. Menghentikan Rapat
96 S2. Mencari tahu
97 S2. I Don't Know Why
98 S2. Jadilah Kekasihku
99 S2. Apa Aku Pantas?
100 S2. Bisa Membuatku Gila
101 S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102 S2. Mengganggu Konsentrasi
103 S2. Ayo Kita Menikah
104 S2. Kekhawatiran Diana
105 S2. Bukan Orang Lemah
106 S2. Bicara Empat Mata
107 S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108 S2. Menemui Alexson
109 S2. Jared VS Alexson
110 S2. Rencana Jared
111 S2. Nasehat Jared
112 S2. Hari Terakhir Alexson
113 S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114 S2. Rencana Benjamin
115 S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116 S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117 S2. Melebihi Ekspektasi
118 Final Part 1
119 Final Part 2
120 Extra Part
121 Extra Part 2
122 Extra Part
123 Extra part 4
124 Extra part
125 Extra Part
126 Extra Part
127 Final part 1
128 Final Part 2
129 Happy End
130 Karya Baru Sudah Terbit
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Giani yang Malang
2
Bab 2. Serum Gagal
3
Bab 3. Salah Orang
4
Bab 4. Benjamin Alexander
5
Bab 5. Kedatangan Adik Angkat
6
Bab 6. Meminta Ijin
7
Bab 7. Giani Resign
8
Bab 8. Curahan Hati Prof Gilbert
9
Bab 9. Thomas & Martha
10
Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?
11
Bab 11. Giani Hilang
12
Bab 12. Jarret & Jackson
13
Bab 13. Kekhawatiran Martha
14
Bab 14. Kembali Ke Rumah
15
Bab 15. Baru Tahu
16
Bab 16. Ulang Tahun Pertama
17
Bab 17. Giani In Action.
18
Bab 18. Kamera Pengintai
19
Bab 19. Aib
20
Bab 20. Melbourne
21
Bab 21. Kenyataan
22
Bab 22. Apa Kakek Marah?
23
Bab 23. Menghabiskan Waktu Bersama
24
Bab 24. Memberitahu
25
Bab 25. Dawson & Aluna
26
Bab 26. Meminta Kesempatan
27
Bab 27. Diintai
28
Bab 28. Berpamitan
29
Bab 29. Takdir
30
Bab 30. Ke Rumah Sakit
31
Bab 31. Pemakaman
32
Bab 32. Ada Aku.
33
Bab 33. Ingin Sendiri
34
Bab 34. Menikahlah Dengan Daddy!
35
Bab 35. Nanti Malam
36
Bab 36. Acara
37
Bab 37. Saling Terbuka.
38
Bab 38. Bertemu Zoro
39
Bab 39. Pillow Talk
40
Bab 40. Mulai Menyusun Rencana
41
Bab 41. Takut Kehilangan
42
Bab 42. Harus Dibalas
43
Bab 43. Bolehkah?
44
Bab 44. Tertinggal Satu Langkah
45
Bab 45. Mandi Bersama?
46
Bab 46. Menuju Dinner
47
Bab 47. Dendam
48
Bab 48. Menolong
49
Bab 49. Penasaran Giani
50
Bab 50. Berbeda
51
Bab 51. Tapi Aku Mencintaimu
52
Bab 52. Mendatangi Dawson
53
Bab 53. Menyebalkan
54
Bab 54. Ingin Adik
55
Ban 55. Permintaan Si Kembar
56
Bab 56. Gegar Otak
57
Bab 57. Anak-anak Hilang
58
Bab 58. Diculik?
59
Bab 59. Berbohong
60
Bab 60. We Love You
61
Bab 61. Hari Pembalasan
62
Mempermudah
63
Bab 63. Pertama dan Terakhir
64
Bab 64. Terkuaknya Misteri
65
Bab 65. Kenapa?
66
Bab 66. Malas
67
Bab 67. Hamil?
68
Bab 68. Jack Demam
69
Bab 69. Bahagia
70
Bab 70. Pembalasan Ben
71
Bab 71. Mommy Kelelahan
72
Bab 72. Gulat
73
Bab 73. Khawatir
74
Bab 74. Joscelin Alexander
75
Bab 75. Kenakalan Joscelin
76
Bab 76. Diana
77
Bab 77. Diana (2)
78
S2. Mencari Giani
79
S2. Apa Kita Aman?
80
S2. Siapa Mereka?
81
S2. Dingin
82
S2. Berasal Dari Mana?
83
S2. Cerita Diana
84
S2. Rindu Mommy
85
S2. Mencarinya Sampai Dapat
86
S2. Apa Kau Pecandu?
87
S2. Pasrah
88
S2. Pria Pemaksa
89
S2. Terlihat Menyedihkan
90
S2. Bolehkah Aku Memelukmu?
91
S2. Iri
92
S2. Jadi Ingin Menciummu
93
S2. Karena Kasihan?
94
S2. Ada Apa Denganmu?
95
S2. Menghentikan Rapat
96
S2. Mencari tahu
97
S2. I Don't Know Why
98
S2. Jadilah Kekasihku
99
S2. Apa Aku Pantas?
100
S2. Bisa Membuatku Gila
101
S2. Sebaiknya Kalian Menikah!
102
S2. Mengganggu Konsentrasi
103
S2. Ayo Kita Menikah
104
S2. Kekhawatiran Diana
105
S2. Bukan Orang Lemah
106
S2. Bicara Empat Mata
107
S2. Kepergian Jared Ke Brisbane
108
S2. Menemui Alexson
109
S2. Jared VS Alexson
110
S2. Rencana Jared
111
S2. Nasehat Jared
112
S2. Hari Terakhir Alexson
113
S2. Hak Yang Memang Seharusnya
114
S2. Rencana Benjamin
115
S2. Dinner Atau Uji Nyali?
116
S2. Maukah Kau Menikah Denganku?
117
S2. Melebihi Ekspektasi
118
Final Part 1
119
Final Part 2
120
Extra Part
121
Extra Part 2
122
Extra Part
123
Extra part 4
124
Extra part
125
Extra Part
126
Extra Part
127
Final part 1
128
Final Part 2
129
Happy End
130
Karya Baru Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!