Sore itu Rigel mengajak Starla kesebuah tempat,untuk melihat sunset sebuah gedung tinggi di kota itu,Starla pun bingung kenapa dirinya di ajak kesana oleh Rigel.
"Pak kenapa kita kesini?"tanya Starla polos.
"Di sini matahari tenggelamnya terlihat indah"ucapnya lembut.
Starla masih saja bingung.
"Kau bingung ya?"tanyanya.
Starla hanya mengangguk polos.
Rigel tersenyum dan tertawa kecil.
Starla tertegun melihat senyum dan tawa Rigel sebab baru kali ini dia melihat senyum dan tawa tulus dari Rigel sebab selama dia mengenal Rigel,pria yang satu ini selalu ketus dan dingin padanya.
Rigel duduk di sebuah kursi yang ada disana,sementara Starla mengirim pesan kepada mas Arif untuk menjaga bapaknya sampai dia pulang karena sepertinya dia akan pulang terlambat.
Rigel memperhatikan gadis itu mengutak atik ponselnya sedari tadi.
"Kenapa kau bermain ponsel saja?"nadanya mulai ketus lagi.
Starla langsung takut lagi padahal baru saja dia melihat sisi lembut Rigel.tapi laki-laki itu berubah lagi dalam sekejap.
"Kemarilah"Perintah Rigel.
Starla pun melangkah ragu menghampiri Rigel.
"Duduklah"Rigel menyuruh Starla duduk di kursi sebelahnya dan dia pun ragu-ragu duduk disana.
Mereka hanya terdiam saja entah kenapa Rigel betah sekali terdiam seperti ini.dan akhirnya Starla mengeluarkan buku yang tadi dia beli di toko buku.
Rigel melihat sampul buku tersebut ternyata sebuah graphic novel.
"Kau suka membaca buku seperti itu?"tanya Rigel.
"Hehe iya pak isi ceritanya lucu buat hiburan"Starla tersenyum tulus rambutnya sebagian berantakan karena terkena angin.
Rigel tersenyum lagi saat melihat hal itu.
"Oia apa bapak suka datang kesini?"tanya Starla tiba-tiba.
"Jarang kadang-kadang saja"
"Apa bapak datang kesini bersama teman bapak?"
"Tidak aku selalu sendiri bila kesini"
"Ooo"Starla hanya ber oh...saja.
Mereka pun terdiam lagi.
Dan Starla pun akhirnya melanjutkan membaca bukunya sesekali terlihat tawa di wajahnya Rigel senang memperhatikan itu,sambil menikmati sunset di sore itu.
"Apa bapak tidak suka membaca buku seperti ini?"tanya Starla tiba-tiba.
"Hemmm"hanya itu jawaban Rigel.
"Sesekali bacalah untuk hiburan agar tidak terlalu stress menghadapi pekerjaan dan hidup yang keras ini pak"Starla memberi saran.
"Kami pun kadang suka menghibur diri kala di dapur di sela istirahat,Bayu kadang suka menyetel musik dari ponselnya dan Mono suka berjoget bila mendengar musik yang di stel oleh Bayu aku dan Jono hanya tertawa melihat mereka yang konyol,kadang Jono juga suka menirukan seseorang bernyanyi suaranya mirip anak band loh pak seru deh pokoknya"Starla cerita panjang lebar dia tak sadar kalau kecanggungannya bersama bos nya ini hilang akibat dia bercerita,tapi Rigel.menyukai itu.
"Boleh aku pinjam dan membacanya sebentar?"Rigel menunjuk buku yang di pegang Starla dan Starla pun memberikannya.
Rigel mulai membaca sesekali terlihat senyum di wajahnya Starla pun memperhatikan itu,dia senang bosnya terhibur dengan buku yang di belinya,dia akhirnya mengeluarkan buku komik dari tasnya yang dia beli juga di toko buku tadi dan membacanya dan baru beberapa lembar dia membaca tiba-tiba terdengar tawa pecah dari mulut Rigel.
"Buahahaha ah...gila ini lucu banget bisa ya penulisnya Punya pengalaman selucu ini?"katanya setelah tawanya yang pecah itu.
Starla tersenyum lebar dia senang melihat tawa pecah dari sang bos yang terkenal dingin dan ketus itu.
Rigel yang asik tertawa tiba-tiba melihat ke arah Starla yang tersenyum padanya.
"Ups sorry kamu kaget ya dengar suara aku?"tanya Rigel langsung menghentikan tawanya.
"Nggak kok pak aku senang lihat bapak tertawa seperti itu"jawab Starla polos.
"Serius?"tanya Rigel ragu.
Starla tersenyum dan mengangguk.
Mereka pun akhirnya mengobrol dan sudah tak ada kecanggungan di antara mereka hingga tak terasa waktu sudah malam.
"Sudah malam kita pulang yuk"ajak Rigel.
Dan Starla pun mengikutinya berjalan menuju pintu yang akan menuju lift lantai bawah,tapi saat Rigel menggerakan handle pintu pintu tak mau terbuka.
"Ah sial terkunci"gumam Rigel.
"kenapa pak?"tanya Starla polos.
"Pintunya terkunci sepertinya di kunci oleh petugas keamanan disini"Rigel terlihat panik.
"Aduh...bagaimana dong?"Starla juga mulai teihat panik.
"Kamu tenang ya aku akan mencoba menghubungi Ben agar kesini dan memberi tahu petugas keamanan gedung ini kita terjebak di atap gedung ini"jelas Rigel dan Starla mulai tenang tapi ketenangan itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba Rigel mengatakan batre ponselnya habis dan ponselnya mati.
"coba kau hubungi teman-teman mu beri tahu kita terjebak di gedung ini"Rigel menyuruh Starla menghubungi teman-temannya dia pun mengeluarkan ponsel dari tasnya dan sama ponsel dirinya pun mati total.
"HAAAA....bagaimana ini pak?"Starla merengek dan hampir menangis dia ketakutan.
"Kamu tenang ya jangan panik"
"Bapak sih ngapain juga sih ngajakin aku kesini hiks bapak ku pasti khawatir sekarang huwwaaàa"tangis Starla pecah Rigel bingung di buatnya dia tidak mengerti membujuk Starla dengan cara apa agar Starla berhenti menangis.
"Lala lala...jangan menangis tenanglah kita tunggu sampai pagi petugas keamanan pasti membuka pintu ini saat pagi"perkataan Rigel bukan membuat Starla diam malah membuat tangisnya semakin menjadi.
"Huwaaaaaaaa bapak nyebelin coba bapak nggak ajak saya kesini kita tidak akan terjebak,lagian hobi bapak itu aneh banget sih pak cuma lihat sunset ajah harus ke atas gedung begini hiks..hiks...."Starla sudah seperti anak kecil matanya basah dan akhirnya dia melepas kaca matanya karena menghalangi dia mengelap air mata yang menetes deras dari matanya.
Starla berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di balik lipatan kedua tangannya yang bertumpu pada lututnya,Rigel bingung harus berbuat apa memang semua ini salahnya,dia lalu berjongkok juga di hadapan Starla memegang lengan gadis itu,tapi di tepis olehnya.
"Jangan pegang-pegang"Sentak Starla
"Awas kalau bapak pegang-pegang"ancam Starla kini matanya menunjukan kemarahan.
Rigel melihat wajah Starla yang tanpa menggunakan kaca mata saat ini wajahnya nampak jelas tidak seperti saat waktu di dapur saat itu dirinya hanya melihat wajah Starla dari samping tapi saat ini dirinya melihat wajah Starla sungguh dari dekat.
Cantik...
Rigel makin gemas melihat kemarahan di wajah Starla hingga timbul ide gila seperti biasa di kepalanya.
Rigel bukan menjauh dari Starla malah semakin mendekat,membuat gadis itu ketakutan dan jatuh terduduk di lantai Rigel makin mendekat padanya terlihat wajah ketakutan di wajah Starla semakin semangat Rigel menggodanya,Starla menyeret dirinya agar menjauh dari Rigel tapi Rigel terus mengejarnya dan kini berada di atas badannya,Starla semakin terlihat ketakutan.
"Pak bapak mau apa?jangan macam-macam"Sentak Starla.
Tapi tak membuat Rigel berhenti mengerjainya,malah Semakin mendekati wajahnya ke wajah Starla,Starla yang ketakutan hanya memejamkan matanya saja dan kini jarak wajah mereka hanya berapa senti saja,tubuh Starla pun sudah tidak bisa bergerak karena di kunci oleh Rigel.
"Hiks...pak saya mohon jangan apa-apain saya hiks...hiks..."Starla menangis di bawah Rigel.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments