Bertemu lagi

Setelah berolahraga Rigel pun kembali kerumahnya bersama Ben,di perjalanan Ben menatap Wajah bosnya yang sepertinya memikirkan sesuatu.

Nggak biasanya pak dokter ngelamun begitu,apa jangan-jangan dia....akh nggak mungkin kan dia suka sama gadis dapur itu.

Batin Ben.

Mobil sampai di halaman rumah Rigel,dia pun langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya sedangkan Ben kembali kerumahnya menggunakan mobilnya sendiri yang telah terparkir di garasi rumah Rigel.

Rigel langsung menuju kamar mandi di kamarnya membiarkan air hangat yang turun dari shower membasahi seluruh badannya.

Segar dirinya merasa segar saat ini setelah mandi dan sudah memakai piama tidurnya.dirinya menyandarkan diri di kasurnya dan membuka buku seperti biasa.tapi tiba-tiba dia teringat kembali dengan Starla.

"Seberat itukah hidupnya?kasian pantas dia sangat ketakutan bila di Pecat ck aku jadi merasa bersalah"gumamnya.

Saat sedang berguman sendiri tiba-tiba ponselnya berdering dan dia pun segera mengangkat telpon tersebut karena yang menelpon adalah ibunya.

"Iya bu..."ucapnya lembut.

"Rigel bagaimana kapan kau akan mengajak Starla ke rumah nak?ibu dengar dari Reva tadi kau berpelukan dengannya di kantor mu"

Rigel langsung menepuk jidatnya karena adiknya mengadu kepada ibunya tentang kejadian tadi siang di kantornya.

"Hemmm sebenarnya tidak begitu bu kejadiannya"Rigel mencoba berkilah.

"Lantas?"ibu bertanya lagi.

Rigel sendiri pun bingung harus bagaimana karena dia sudah terlanjur mengenalkan pada ibunya bahwa Starla adalah kekasihnya.

"Igel kan sudah bilang pada ibu nanti akhir pekan aku akan mengajaknya ke rumah,karena itu hari libur sabar lah bu..."bujuk Rigel.

"Baiklah ibu tunggu kalian ya..."

Sambungan telpon pun berakhir.

Rigel langsung menghempaskan tubuhnya kekasur sudah tidak ada minat lagi untuknya membaca.

"Aku harus bagaimana ya...ck...apa aku teruskan saja sandiwara ini sebab kalau tidak ibu pasti ngomel lagi heuhhh dan kenapa sih waktu itu momen nya pas benget pas dia disana pas ibu telpon dan pas dia disana pas Reva datang arrrgggghhh...."Rigel kesal sendiri.

Ke esokan harinya.

Starla bekerja seperti biasa siang ini dirinya sedang membagikan makan siang kepada pasien di ruang anak.

Saat Rigel sedang visit ke sebuah ruangan anak yang di operasi kemarin Rigel melihat Starla yang sedang mendorong kotak besi beroda yang di dalamnya berisi makanan untuk pasien.

Rigel tertegun melihatnya entah perasaan apa yang melanda dadanya seolah sangat sedih melihat Starla melakukan pekerjaan itu.

Rigel masuk ke ruangan pasiennya dan memeriksa anak yang dia operasi kemarin.

Tak lama.

"Permisi..."Starla masuk membawa nampan berisi makanan lengkap dengan sayur dan lauk pauknya.

Starla melihat Rigen sedang memeriksa pasien.

"Anak Bima...ini makan siangnya"ucap Starla kepada penunggu pasien disana.

"Dan ini makanan untuk penunggunya"Starla pun menaruh semua makanan itu di meja yang ada disana. Di ruangan VVIP anak penunggu pasien pun mendapatkan jatah makanan.

Rigel selesai memeriksa pasien dan dia melihat menu makanan yang di sediakan Starla untuk Pasien kecilnya.

"Ini untuk anak ini?"tanya Rigel dingin.

"Iya dok dari buku diet pasien tertulis menunya ini"Jawab Starla memberanikan diri berbicara meski masih ada rasa takut.

"Ck...kau bawa semua ini kembali dan ganti dengan yang lebih halus dan cair"Rigel protes.

"Ooo baiklah"Starla pasrah.

Dia pun membawa nampan berisi makanan lengkap tersebut untuk menggantinya.

"Setelah tugas mu selesai datang ke ruangan ku ada yang harus saya sampaikan"ucapnya pelan.

"Baik dok"Starla ketakutan lagi sepertinya sejak kemarin dirinya harus senam jantung karena harus berdapan terus dengan penguasa rumah sakit ini.

"Oia sekalian kau bawa teh hangat madu untuk ku"pinta Rigel.

"Baik dok"Starla hanya mengangguk dan menunduk tidak berani menatap wajah Rigel,hingga dia tak tahu Rigel tersenyum kepadanya.

Starla kembali ke dapur untuk mengganti makanan pasien dan mengantarkannya lagi ke ruangannya,kemudian membuat teh hangat madu pesanan yang mulia.

"Untuk siapa teh itu La?"tanya ibu Tanti kepala dapur,di melihat Starla membuat teh dengan menggunakan cangkir khusus untuk para petinggi rumah sakit.

"dokter Rigel bu,tadi dia minta teh hangat madu di bawakan ke ruangannya"ucap Starla pelan.

"Ooo biar saya saja yang antar kamu lanjutkan pekerjaan mu"ucap bu Tanti.

Bu Tanti mengambil kesempatan ini untuk mencari perhatian sang penguasa sebenarnya,bukan tulus untuk membantu Starla.

Starla pun mengiyakan permintaan ibu Tanti dia bersyukur karena tidak harus berhadapan dengan Rigel lagi.

Starla pun menulis laporan diet pasien bagian anak,karena dirinya saat ini bagian membagikan makanan di ruang anak.

Saat dirinya sedang menulis laporan tiba-tiba temannya yang lain memanggilnya.

"La...di suruh keruangan dr. Rigel"ucap Aila teman Starla.

Starla bingung saat Aila mengatakan hal tersebut.

"Cepeten dr.Rigel nungguin tuh"Aila membangunkan lamunan Starla.

"Oo iya aku kesana dulu ya"Starla pun langsung berjalan keluar dapur dan menuju ke ruangan Rigel.

Starla tak tahu Rigel marah karena yang seharusnya mengantarkannya teh adalah Starla kenapa Tanti yang mengantarkannya.

Starla mengetuk pintu ruangan Rigel dan Rigel pun menyuruhnya masuk,Starla muncul dari balik pintu melihat wajah Rigel yang sudah nampak kesal.

Ah sial kenapa sih dia marah-marah terus sama aku...

"Bukankah aku sudah menyuruh mu mengantarkannya ke ruangan ku?kenapa jadi dia yang mengantar?"bentak Rigel.

Starla hanya menunduk.

"Mulai hari ini dia bertugas untuk mengantarkan makanan,minuman dan semua yang aku butuhkan ke ruangan ku mengerti?"Rigel berucap kepada Tanti.

"Baik dok"Tanti pun gemetar karena kamarahan Rigel.

"Baik sekarang pergilah"Rigel mengibaskan tangannya.

Tanti dan Starla ingin meninggalkan ruangan Rigel.

"Mau kemana kau Lala?"panggil Rigel.

Starla pun menoleh.

"Tetap disini urusan mu dengan ku belum selesai"ucap Rigel ketus.

Starla akhirnya diam di tempatnya.

Bu...tolong bu...dokter ini pasti mau memarahi ku hiks...

Tanti melihat Starla dengan pasrah dia tak bisa menolong Starla karena dia pun hanya bawahan disana bukan petinggi yang memiliki kekusaan di rumah sakit ini.

Tanti sudah meninggalkan ruangan Rigel dan Rigel menyuruh Starla duduk di sofa berhadapan dengannya.

Starla duduk dengan perlahan karena takut dia hanya menunduk.

"Siapa yang membuat teh ini?"tanya Rigel.

"Sa...saya pak"Starla gugup.

Rigel langsung menyeruput teh tersebut setelan Starla mengatakan bahwa dirinya lah yang membuat teh tersebut.

Setelah menaruh cangkir teh tersebut di atas meja Rigel mulai berbicara serius dengan Starla.

"Baiklah Lala...dengarkan ini baik-baik"nada Rigel tegas.

Starla hanya mengangguk.

"Akhir pekan ini ikutlah kerumah ku dan katakan kalau kau kekasih ku"

Jederrrŕr.

Bagai tersambar petir Starla sangat terkejut mendengar perkataan Rigel.

Saat Starla ingin protes Rigel langsung mencegahnya.

"Jangan protes bila kau tak ingin kehilangan pekerjaan mu"

Starla langsung bungkam seribu bahasa setelah mendapat ancaman dari Rigel.

Kenapa harus aku dok...bukankah masih banyak wanita di rumah sakit ini yang bisa anda jadikan pacar hiks...

"Ingat kau hanya pacar pura-pura jadi jangan salah faham karena kemarin adik dan ibu ku telanjur melihat mu"Rigel tetap ketus.

Starla hanya mengangguk.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

fee2

fee2

mau gak mau harus mau...

2023-03-09

0

Gina

Gina

🥰

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!