Eps.2

"Akhirnya ada makanan gratis juga."Ian yang tidak sabar untuk mendapatkan makanan gratis dari seseorang yang mengundang Yohan ke rumah nya.

Sampai di salah satu kediaman rumah. Aku yang mengemudikan mobil mulai melajukan berlahan untuk ku memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah. Sebelum beranjak turun dari dalam mobil.

Aku dan Ian berjalan ke pintu utama rumah ini. Ian menekan tombol bel lebih dulu karena tidak sabar akan mendapatkan makanan gratis.

Ceklek.....Kedua pintu kupu-kupu ini terbuka berlahan-lahan.

"Tuan Yohan?".

"Iya."Balas ku singkat.

"Mari masuk Tuan dan Nyonya sekeluarga menunggu di meja makan."Aku dan Ian di persilahkan masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, Aku dan Ian di persilahkan langsung ke ruang makan.

"Selamat malam Yohan."Sapa pria tua yang duduk di kursi makan kebesaran nya.

"Malam om."

"Yohan, eh bawah siapa nak."

Ian bersemangat memperkenalkan dirinya,"Ian Tante."

"Anak Kenji."

"Om kenal ayah saya?".Ian yang langsung mengambil posisi duduk di samping Yudha.

Iya, Keluarga yang mengundang ku untuk makan malam hari ini adalah keluarga Kurniawan. Keluarga jauh dari Om ku.

Menyadari kedatangan kedua putra pertama nya,"Kenal mereka berdua?".

"Ma."Nada suara yang tidak asing untuk ku dengar. Aku langsung berpaling ke arah sumber suara.

Nana. Pria tertua yang baru datang langsung melepas jas kerja nya untuk menutup celana pendek adiknya.

Nana yang baru ingat kalau ada tamu, langsung berlari meninggalkan ruang makan dengan tetap membawa jas kerja kakaknya yang menutupi sebagian tubuhnya.

Menghela nafas,"Putri mu."Nyonya Alyah geleng-geleng.

"Iya, bukan dia mirip dengan mu."Kata Yudha.

"Mereka siapa?".Tanya pria tertua. Atau Nazil dan Fazil saudara kembar Nana.

"Yohan kalian lupa?".

"Hmm."Dehem Nazil,"Mau apa kesini?".Fokus pada lawan bicara.

"Sekolah."

"Bukankah kau sudah lulus."

"Tidak ada hukum yang melarang ku untuk kembali bersekolah."Balas Yohan di mau kalah Savage.

"Cik."Umpat pelan Nazil.

"Cukup Nazil hormati tamu ayah."

Sementara adik kembarnya hanya terdiam menikmati drama saudara kembarnya.

Sesaat kemudian acara makan malam di mulai. Semua anggota keluarga juga sudah berkumpul di ruang makan.

Malam malam berjalan dengan baik. Walaupun ada sedikit kekurangan yaitu berubah sifat Nana yang terlihat pendiam jauh berbeda dari Nana yang di sekolah. Akan tetapi aku tidak perduli, tujuan ku ke sini hanya untuk mengunjungi keluarga ku. Selanjutnya adalah permainan balas dendam ku.

Saat aku dan Ian hendak pergi. Nazil dan Fazil menatap ku dingin seakan-akan kedua kakak Nana sangat tidak menyukai kehadiran ku.

+++++

Keinginan akan balas dendam ku terlalu kuat. Aku yang sudah hancur sejak kecil, sulit untuk memaafkan mereka yang sudah merebut semuanya dari ku.

Iya, aku memang sudah memiliki semuanya. Warisan harta di mana-mana, perusahaan-perusahaan besar keluarga ku, rumah-rumah, dan villa mewah keluarga. Sayangnya itu semua tidak pernah membuat ku puas. Sama sekali.

Justru semakin hari rasa dendam yang aku pendam sekuat tenaga semakin hari semakin bertambah. Sepertinya memang aku harus melakukannya. Walaupun aku pernah gagal di awal.

Aku dapat memakluminya karena waktu itu usiaku masih cukup belia, dan wawasan ku masih kurang luas.

Dan menurutku. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk ku membalas dendam. Dengan bekal ilmu-ilmu dan wawasan yang luas aku akan memulai permainan anonim ku.

+++++

++++++++++

Tiga hari selepas makan malam. Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap di ruang tamu. Ian yang baru akan berangkat sekolah baru beranjak menuruni tangga.

Melihat pakaian berbeda yang aku kenakan,"Kita tidak sekolah?".

"Tidak."

"Lu kenapa tidak bilang ke gue."Nada suara tidak bersahabat Ian.

"Bukan urusan lu, lu sekolah saja gue ada urusan bentar."

"Urusan apa?".Ian mencengkeram pergelangan tangan ku menghentikan langkah kaki ku yang hendak pergi.

"Gue harus kekantor, jika gue mengambil kerja online terus-menerus kakek dan ayah mu akan curiga."

Menyadari ada kebenaran di dalam kalimat Yohan. Sahabat yang memegang beberapa hari ini mengambil kerja di rumah,"Benar juga."

"Lu jangan bawa motor."Ian sedikit berteriak.

"Tidak."Balas ku dari kejauhan.

Next......

Seperti kegiatan ku biasanya. Melakukan rutinitas membosankan di kantor. Melakukan kegiatan yang sangat membosankan. Seperti mengerjakan berkas-berkas, merekap, menyalin, dan TTD setumpuk bekas baik official atau online.

Belum lama kemudian. Jam yang aku tunggu-tunggu telah tiba, jam istirahat. Aku duduk sedikit mendongak ke atas menatap langit-langit ruang kerja ku yang polos. Membosankan sekali, lantas aku beranjak dari sana.

Langkah kaki ku berjalan keluar kantor. Banyak karyawan yang menyapa ku. Akan tetapi tidak ada satupun niatan untuk ku membalas sarapan ramah dari mereka. Seperti aku terlalu dingin, dan aku nyaman dengan sikap ku yang ini. Karena dengan begini aku jauh lebih baik.

Next......

Sampai di restoran terdekat. Aku yang tengah menunggu makanan pesanan ku tiba-tiba di hampir oleh dua orang pria.

Cukup asing namun aku mengenal mereka berdua. Mereka berdua adalah kakak Nana. Nazil dan Fazil.

"Siang."Sapa ku.

Sudah duduk di kursi kosong depan Yohan,"Jauhi adik ku. Kau duduk sebangku dengannya di sekolah. Jauhi dia jangan pernah dekati dia."Kata Nazil.

"Aku tidak mau adik ku terlibat dalam rumit nya kehidupan mu."Kata Fazil,"Akan jauh lebih baik adik ku dekat dengan rakyat jelata yang jelas status nya dari pada orang kaya yang tidak jelas status nya."

Aku sangat tersinggung, akan tetapi sebisa mungkin aku tetap berlaku tenang. Karena aku tau betul emosi ku tidak akan menyelesaikan masalah ku.

"Melihat seseorang bukan dari cover depan nya memang bagus. Aku sangat setuju dengan ucapan mas Fazil."Kata ku,"Akan tetapi, buah mangga yang terlihat menggiurkan di luar terkadang berbelatung di dalam."Sambung ku.

"Sampul novel yang menarik, hancur dan koyak di setiap lembarnya."

Setelah banyak obrolan memanas ini. Melihat ekspresi geram kedua pria ini tidak menggerakkan hati ku untuk merasa takut,"Gilang. Kalian berdua tidak asing dengan nama itu?".Tanya ku.

"Pemuda yang kalian siksa karena kesalahan fahaman kalian. Dan karena kesalahan kalian adik kalian hampir pergi meninggalkan kalian."Kata ku menceritakan sedikit informasi masalah yang telah kudapatkan,"Apa kalian mau mengulangi kesalahan yang sama, menghancurkan adik kalian untuk yang kedua kalinya."

"Perlu kalian ketahui kalau Gilang masih hidup dan dia cacat seumur hidup. Bagaimana reaksi adik kalian jika mengetahui itu. CK mungkin Nana akan sangat membenci kalian."

Slemp.....Nazil beranjak dari tempat duduknya cepat. Ia bergerak cepat mencengkeram kerah pakaian Yohan sampai tubuhnya sedikit terangkat.

Aku tersenyum tipis melihat tindakan Nazil,"Tidak perlu repot-repot mengotori tangan mu. Aku tidak akan mengatakan apapun pada Nana."

"Asal kalian tidak menghalangi kebebasan nya bertema dengan siapapun. Maksud ku?Melindungi boleh namun sewajarnya saja."

Mencoba melepaskan cengkraman tangan Nazil,"Cukup mas kita pergi, jangan buat keributan di sini."Fazil yang mengetahui betul kalau meja ini sedang menjadi pusat perhatian.

Nazil melepaskan kasar kerah pakaian Yohan. Sebelum akhirnya ia berlalu pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga Fazil yang bergegas menyusul saudara kembarnya.

Selepas kepergian mereka berdua, aku mengalihkan perhatian ku dengan merapikan kerah pakaian ku yang sedikit berantakan.

++++++

"Yohan."Panggil Ian pada ku.

"Hmm?".Aku yang baru saja pulang dan baru akan naik ke lantai atas rumah.

"Makan malam dulu. Bibi udah siapkan."

"Duluan saja, gue mau mandi."Aku melanjutkan langkah ku naik ke lantai atas rumah.

Next.....

Ceklek.....Pintu kamar ku yang terbuka berlahan dari luar. Aku yang fokus di meja belajar berpaling ke arah sumber suara.

Ian masuk dengan membawa nampan makanan,"CK menyusahkan anak orang."Menaruh nampan itu di atas meja.

Selepas mandi tadi aku tidak kembali turun. Aku justru menyibukkan diri ku dengan pekerjaan ku yang menumpuk.

"Siapa suruh bawa makanan".

"Lebih baik susah di awal dari pada lu sakit makin nyusahin gue."

"Gue sakit juga bukan lu yang ngerawat."

"Iya, lu nyusahin mama gue."

"Dahlan cepat di makan gue harus lanjutkan tugas kuliah."Ian berlalu pergi meninggalkan kamar ku.

Aku hanya melihat sekilas nampan makanan itu tanpa ada niatan beranjak dari sana untuk segera memakannya.

Terpopuler

Comments

rakarayi

rakarayi

wah , ada masa lalu yang bikin penasaran...

2022-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!