20.

"Hari ini, temani aku kerja, dari pada kamu menghabiskan waktu sia sia di tempat kerjamu, toh kamu juga tidak akan dibayar lembur kan?."

"Lalu apa yang akan aku kerjakan di sana?" Tanya Bella bersungut sungut.

"Duduk dan tunggu aku selesai bekerja, simpel kan?"

Bella menarik nafas sebal, "justru itu lebih membosankan," gerutunya.

"Bawa saja perlengkapan kerjamu, kamu bisa membuat desain di sana."

"Semua perlengkapan kerjaku ada di loker kantor, jadi aku tetap harus ke kantor,"

Andre menangkap kejujuran di mata Bella, ia pun tak tega untuk melanjutkan niatnya.

“Baiklah, hanya hari ini saja, mulai besok kamu harus memanfaatkan hari yang seharusnya menjadi hari liburmu,”

Sebuah anggukan membuat Andre bisa bernafas lega.

Sebenarnya selama beberapa bulan jauh dari Bella, Andre justru penasaran dengan gadis itu, maka ia pun meminta detektif kepercayaannya untuk menyelidiki apa saja yang Bella lakukan, termasuk bagaimana Bella di tempat nya bekerja, dan Andre cukup terkejut, ternyata di tempatnya bekerja pun Bella mendapat perlakuan yang tidak adil, dua tahun yang lalu, salah seorang rekan kerjanya mencuri desain yang seharusnya menjadi tonggak awal Bella untuk naik jabatan, akhirnya Bella masih tetap di posisinya saat ini, sementara si pencuri desain sudah jadi general manager, sejak saat itu lah Andre terus memantau Jewelry Star, termasuk membeli 20 % saham Jewelry Star untuk berjaga jaga jika ada situasi tidak mengenakkan.

“Baiklah, pergilah bersiap lebih dulu, aku akan mengantarmu ke tempat kerja,”

“Aku bisa pergi sendiri,”

“Aku sudah meminta Bima untuk menggunakan mobilmu,”

Bella terbelalak tak percaya, “kyaaaaa … sejak kemarin aku berusaha tak bersuara keras padamu, tapi kali ini kamu sangat keterlaluan, apa kamu benar benar ingin mengikat tangan dan kakiku?” teriak Bella Emosi, kali ini ia sungguh sungguh kesal pada suaminya, sejak kemarin pria ini bersikap seenaknya, Awalnya Bella ingin mengabaikan semua sikapnya, tapi kali ini dia tak bisa lagi diam, mengambil mobilnya sama dengan membatasi ruang geraknya, dan bagi Bella yang terbiasa mandiri sejak kecil, ini seperti ada yang mengikat tangan dan kakinya.

“Tidak, justru sebaliknya, aku ingin menjaga dan memastikan keselamatanmu, jadi mulai sekarang manfaatkan aku sebagai sopir pribadi dan bodyguard mu.”

“Bukankah ini terlihat kamu ingin selalu memata matai ruang gerakku? aku tak suka di mata matai.”

“Kalau begitu dari sekarang kamu harus suka dan terbiasa, karena kini aku akan selalu ada di dekatmu.”

Bella sungguh kesal dengan sikap arogan sang suami, “baru juga tiga hari aku menikah dengannya, ia sudah bersiap seenaknya, bagaimana jika seminggu, sebulan, mungkin tahun depan aku akan masuk pusat rehabilitasi orang orang tidak waras,” sepanjang jalan menuju kamarnya, Bella terus menggerutu kesal.

Seingat nya dulu Andre tak punya sifat posesif, Bella sungguh tak mengerti, kini ia merasa seperti sedang berhadapan dengan Kevin, bahkan Andre terlihat lebih menyebalkan daripada Kevin.

Sementara itu di ruang makan, Andre masih lah termenung seorang diri, ia bukannya tak tahu, jika Bella selalu mengerjakan semua hal seorang diri, tapi pengalamannya selama menjalin Hubungan dengan Mely, membuatnya harus merubah sikap, kali ini ia tak akan membiarkan pasangannya terlalu bebas, agar kejadian yang menimpa hubungannya dengan Mely tak lagi terulang, Andre ingin Bella terbiasa dengan keberadaannya, menjadikannya satu satunya orang yang akan dimintai pertolongan jika sedang kesulitan, termasuk menjadikan dirinya satu satunya pria yang Ia cinta.

Selama menjalin hubungan dengan Mely, Andre terlalu memberi kebebasan pada nya, hingga Mely berhianat pun Andre tak tahu, bahkan tak mau tahu, yang ia percaya saat itu hanya lah Mely seorang, ia terlalu mencintai Kekasihnya hingga memberi Mely kebebasan berkarir, bahkan memberinya banyak materi berlimpah, walau Mely baru berstatus sebagai kekasih, dan ternyata semua berakhir mengecewakan, sampai sekarang ia tak pernah lagi bertemu dengan Mely, karena terlalu marah dan muak pada wanita itu, Andre takut jika dia bertemu Mely, ia tak akan bisa menahan emosinya, hingga berakhir pada hal hal yang tak diinginkan.

Sementara itu, di sebuah apartemen mewah, seorang wanita tengah termenung dengan sebuah gelas berisi anggur di tangannya, dia merenungi nasib nya yang tak sebaik dulu, penghasilannya sebagai model tak mampu mencukupi gaya hidupnya yang serba mewah, bahkan pekerjaan tambahannya di situs prostitusi online, yang juga menghasilkan nominal tak sedikit, belum mampu memuaskan rasa cintanya pada barang barang mewah, apalagi kekasihnya kini tak seperti kekasihnya dahulu, kekasihnya kini memang selalu membuatnya terrbang melayang diatas ranjang, tapi secara materi ia tidaklah sebanding dengan kekasihnya dahulu.

Yah, dialah Mely, kini ia mulai merasa kehilangan tambang uangnya, dulu ia begitu menikmati semua materi yang Andre berikan untuknya, uang, kemewahan bahkan cinta, satu satunya yang tak Mely dapatkan dari Andre hanyalah kehangatan diatas ranjang, hingga membuatnya mencari kehangatan bersama pria lain, terlebih para pria tersebut bersedia membayar dengan harga yang mahal, membuat Mely semakin menikmati pekerjaan sampingannya tersebut.