13.

13.

tok

tok

tok

terdengar suara pintu diketuk, namun Bella sungguh malas beranjak, karena semalam ia nyaris tak bisa memejamkan mata.

“Bellaaa …” suara Andre terdengar di depan pintu.

Namun hal itu justru membuat Bella semakin malas beranjak.

tok

tok

tok

“Bella, aku tahu kamu mendengarku, ayo keluarlah, sejak kemarin kamu belum makan.”

“Apa pedulimu dengan keadaanku,” gumam Bella, entah kenapa mendengar kekhawatiran Andre, ia semakin senang.

Bella kembali memeluk bantal dan guling nya.

“Ayolah keluar, apa kamu tak ingin ke pemakaman Jonathan?” sekali lagi Andre mencoba membuat Bella bersedia membuka pintu.

Nihil, Bella tak ada tanda tanda akan membuka pintu. “saatnya menggunakan cara terakhir.” gumam andre.

“Baiklah, kalau kamu tak ingin membuka pintu, aku akan membuka paksa pintu ini,” ancam Andre. 

“Satu,”

“Dua,”

“Ti … “ 

Belum sampai hitungan ke tiga, akhirnya Bella membuka pintu, penampilannya ala kadarnya, wajah kusut, matanya merah, dan rambut masih berantakan. 

“Berisik banget, pagi pagi sudah mengganggu orang tidur,” sembur Bella.

“Maaf, tapi mommy menunggu kita sarapan …” jawab Andre.

Bella terkejut, “kenapa tak bilang sejak tadi jika ada mommy,” gerutu Bella, sejenak ia melongok ke ruang makan, mencari cari mommy Stella.

Andre hanya diam mengulum senyuman, menikmati wajah Bella yang kikuk, karena mengira ada mommy Stella di ruang makan.

Bella mendengus kesal, melihat Ekspresi Andre yang tampak nya menikmati kebingungannya. “mana mommy?” tanya nya.

“Memangnya aku bilang kalo mommy ada di sini, aku bahkan belum selesai bicara, kamu sudah buru buru mengira mommy ada di sini.” jawab nya tanpa rasa berdosa.

"Ish menyebalkan,” gerutunya, “awas minggir aku mau ambil minum.” Bella mendorong dada Andre yang masih berdiri di depan pintu.

“Mommy menunggu kita di hotel,” 

“Pergilah, aku langsung ke pemakaman saja, lagipula aku tidak lapar.” jawab Bella, sikap nya kembali dingin seperti hari sebelumnya.

“Tidak ku izinkan kamu ke pemakaman seorang diri,” balas Andre, ketika mengingat kembali sikap kurang menyenangkan yang diterima Bella dari Keluarga Jonathan.

"Aku bukan anak kecil, aku punya kaki dan tangan, jadi aku bisa kemana mana seorang diri.”

Andre yang tak suka mendapat bantahan, kini berdiri tepat di hadapan Bella, kedua tangannya terkepal di dalam saku celana, “tidak ada bantahan,” tatapan mereka bertemu, “kamu berhak marah padaku, tak masalah, tapi setidaknya tunjukkan rasa hormatmu pada kedua orang tuaku, dan aku pun akan melakukan hal yang sama pada kedua orang tuamu, paham?”

Bella mengangguk pelan, dengan susah payah ia menelan air yang masuk ke mulutnya.

*

*

*

Bella merasa sedang berjalan dengan super model, tampilan pria di sebelahnya memang sungguh sempurna tanpa celah, walaupun hanya kemeja Hitam dan celana bahan dengan warna senada, tapi jangan salah, semua yang melekat di tubuhnya adalah barang limited edition, sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang hanya memakai jeans dan kemeja hitam milik Gadisya, Syukurlah ada kacamata hitam jadi Bella bisa menyembunyikan kedua matanya yang masih sembab kemerahan.

Kedatangan mereka disambut hormat oleh beberapa Staf hotel yang kebetulan berada di lobi utama Twenty Five Hotel.

“Selamat pagi tuan dan nyonya,” sapa tuan Zein, sang manager hotel, pria berkebangsaan malaysia itu sudah berpakaian rapi dan siap menyambut direktur muda mereka, yang hari sebelumnya melangsungkan pernikahan, tentu saja kabar pernikahan itu langsung tersebar luas, karena Alex ingin memastikan tak ada sandiwara pernikahan dalam kehidupan anak anaknya. “saya mewakili seluruh Staf Twenty Five Hotel, mengucapkan selamat untuk pernikahan anda berdua.”

“Selamat pagi juga tuan Zein, dan terima kasih untuk ucapan selamatnya.”  balas Andre dengan senyumnya yang menawan, tentu saja hal itu membuat beberapa staf hotel wanita, semakin terpesona, tak peduli bahwa di samping Andre ada seorang wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.

“Mari ikuti Saya, tuan Alex dan Nyonya Stella sudah menunggu anda di ruang makan.” 

Bella yang masih tertegun dengan panggilan dan status barunya, tak menyadari bahwa Andre sudah berjalan mendahuluinya mengikuti Tuan Zein. 

Menyadari istrinya masih tertinggal di belakang, Andre pun berbalik, ia menggenggam tangan Bella kemudian membawanya berjalan mengikuti tuan Zein.

“Jangan terkejut, Lama lama kamu akan terbiasa,” bisik Andre selagi mereka berjalan menuju ruang makan.

Seketika para wanita yang sesaat lalu terpesona, kini patah hati melihat perlakuan manis Andre pada wanita beruntung yang baru saja ia nikahi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***