6. Pertemuan Yang Tak Diharapkan, Part 1.

Pertemuan Yang Tak Diharapkan, Part 1.

Butuh waktu lebih dari dua belas jam untuk tiba kembali di singapura.

memahami apa yang diinginkan Andre, Bima segera menghubungi detektif kepercayaan Andre, untuk segera mengumpulkan informasi sebanyak banyak nya mengenai Mely, kali ini Andre berpesan ia ingin semua nya, tak boleh ada yang terlewat.

“Besok pagi, Aku mau semua informasinya sudah terkumpul.”

Bima tak bersuara, ia hanya mengangguk paham.

Padahal sebelumnya Andre berniat langsung pulang ke jakarta, karena ia sudah sangat merindukan mommy Stella dan daddy Alex, dan lagi Emira bilang Kevin sudah kembali ke jakarta Setelah menghilang selama lima tahun.

Tapi masalah ini benar benar membuatnya tak bisa memejamkan mata sedetik pun, ingin marah tapi siapa yang hendak ia marahi, percuma saja, toh selama ini ia sendiri yang ngotot mempertahankan Mely, bahkan mommy Stella dan Emira terang terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada mely, tapi ia abai.

Semangat hidupnya seakan tiba tiba musnah, dan kini dikala ia lagi lagi patah hati, orang yang ia ingat hanya satu, dia yang selalu ada, dan dia yang selalu mendengar keluh kesahnya, Bella.

Tapi pertengkaran terakhirnya dengan Bella membuatnya tak lagi punya nyali untuk menunjukkan wajah di hadapan Bella, ia sungguh menyesali perbuatannya pada Bella, padahal baru sekali ia melihat mely beradegan cabul.

Mungkinkah Bella sudah sering melihatnya? lalu kenapa Bella tak pernah mengatakannya secara langsung?

Andre memejamkan kedua matanya, kini ia benar benar merasa sudah dihancurkan sampai ke dasar jurang yang paling dalam.

***

Bella berlari lari kecil menuju studio musik tempat yang ia tuju saat ini, hari ini jadwal ia bermusik bersama teman temannya, dan kini sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Seperti biasa, ia selalu berpenampilan casual, sangat jarang seorang Belinda berpenampilan modis, padahal ia berprofesi sebagai desainer perhiasan.

“Hah para pria itu pasti sudah mulai berlatih sejak tadi.” gerutu bella, ia terlambat karena harus menyelesaikan desain perhiasan seri terbaru Jewelry Star, perusahaan tempat yang kini menaunginya.

Dalam rangka ulang tahun Jewelry Star, direktur memintanya mendesain perhiasan dengan tema cinta pertama, dan bukan hanya desain miliknya yang diminta direktur perusahaan tersebut, melainkan beberapa rekannya juga diminta membuat desain tema cinta pertama versi mereka, setelah itu direktur akan memilih desain siapa yang layak untuk dibuat dan dijual dalam edisi terbatas, Bella sudah lama menyimpan desain perhiasan baru miliknya, perhiasan yang sengaja ia desain ketika perasaannya pada cinta pertamanya masih sangat meluap luap, selalu berdebar bila berhadapan dengannya, tapi kini perasaan itu menguap sudah, cinta yang ia pupuk sejak lama, mati begitu saja, laksana bunga mengharap hujan yang tak pernah turun.

Dan desain yang terpilih, akan mendapatkan lima kali bonus normal tahunan, tentulah kesempatan ini tak akan Bella sia siakan, belum lagi ia mendapat 5% uang hasil penjualan perhiasan tersebut.

Sayup sayup ia mendengar suara musik bernada keras mengalun dari dalam studio musik, “haish … siapa yang telah berani mengambil bagianku,” gerutu Bella.

karena ia mendengar suara drum ditabuh dengan sangat ahli, bahkan hentakan demi hentakan bassnya mampu membuat gendang telinganya hampir pecah. “pastilah ia sedang dalam masalah yang berat, hingga ia begitu bersemangat memukul drum.” Bella hanya tersenyum, "apakah Lucas, atau Bernard yang kali ini menggantikan nya menjadi drummer, "tak mungkin jika itu Howie kan?" Bella masih terus bergumam seorang diri.