Daren pergi dari rumah

Setelah sampai di kantor, Daren langsung menuju ruang kerjanya dan mulai sibuk dengan tumpukan dokumen yang harus dia periksa.

Dia mendengkus menatap tumpukan dokumen yang sudah menjadi makanannya selama 2 tahun ini.

Ya, begitulah kerjaan Daren setiap hari, memeriksa berbagai dokumen, bertemu dengan dewan direksi perusahaan lain baik itu perusahaan dalam negeri ataupun luar negeri, dan berbagai pekerjaan lainnya.

bahkan dalam satu bulan dia bisa pergi ke berbagai negara beberapa kali, belum lagi mengurus urusan kakak pertamanya, Dafi.

bila ada orang yang menginginkan hidup seperti Daren, mungkin dengan senang hati dia akan menukarnya.

Tok tok tok!

Tok tok tok!

"masuk." ucap Daren tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen itu.

seorang pria bertubuh tinggi tidak jauh berbeda dengannya langsung masuk dan dengan santainya merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangan itu.

Daren melirik sebentar, dia kembali sibuk mengecek dokumen di depannya, dia sudah terbiasa dengan kelakuan sesuka hati sahabatnya itu.

"ayo makan!" ajak pria itu yang sudah mengubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk tegap.

"aku sibuk." tolak Daren tanpa melihat kearah pria itu.

"Aish! aku ini paman kamu, berlakulah sopan sedikit." cibir pria yang bernama lengkap Krisna Arya Narendra itu.

Daren hanya memutar bola matanya, apa pria yang berdiri di depannya ini sadar dengan apa yang baru saja dia ucapkan? memintanya berlaku sopan sedang dia sendiri? Daren tidak habis pikir

kenapa tantenya itu bisa menikah dengan pria yang menyebalkan seperti Krisna.

Krisna adalah kakak tingkat Daren di Universitas saat mereka kuliah dulu. Usia mereka memang terpaut cukup jauh lima tahun. Namun, karena Daren memiliki otak yang pintar dia bisa menyelesaikan SMP-nya hanya dalam kurun waktu satu tahun, sedangkan untuk SMA dia hanya

membutuhkan waktu dua tahun saja. Sedangkan Krisna sempat menunda kuliahnya beberapa tahun karena memilih bekerja dahulu.

Dan, ya, sekarang dia telah berganti status menjadi pamannya. Krisna menikahi Aura dua tahun yang lalu.

Saat itu memang Daren yang mengenalkan Krisna pada tantenya. namun, Daren tidak menyangka bahwa perkenalan itu akan berlanjut sampai ke jenjang pernikahan.

meskipun Krisna adalah pria menyebalkan dalam kacamatanya, tapi dia lega tante kesayangannya menikah dengan orang yang tepat. Daren yakin Krisna akan membahagiakan Aura, dan jarang melupakan perhatian Aura padanya.

"Aish! percuma saja aku mengajak manusia robot ini." gerutu Krisna menatap jengkel keponakannya. entah sudah berapa kali dia mengajak Daren makan, Daren hanya mengatakan iya dan nanti.

Krisna merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, sepertinya dia harus menelpon pawangnya langsung.

hanya dua kali suara getaran, seseorang di seberang sana sudah mengangkatnya dan Krisna langsung mengadu padanya.

Krisna tersenyum penuh arti sambil memberikan ponselnya pada Daren, sedangkan Daren menatapnya dengan kesal karena dia sangat tahu arti dari senyuman itu.

"Daren, ikut Mas Krisna makan! kamu ini kebiasaan banget." ucap Aura sedikit berteriak seperti seorang ibu yang sedang memarahi putra kecilnya yang nakal.

Daren melirik tajam ke arah pamannya yang sekarang sedang menahan tawanya seperti seekor elang yang siap mencabik-cabik mangsanya.

"Iya." hanya tiga huruf dan Daren langsung mematikan sambungan telponnya.

"Ayo!" Krisna langsung menarik tangan Daren untuk meninggalkan ruangan kerjanya agar ikut makan siang bersamanya di kafetaria kantor.

seakan tidak pernah lelah membuat seorang Krisna kesal, Daren kembali berulah dengan tidak memesan makanan. dia hanya memesan segelas kopi espresso untuk waktu makan siangnya.

"kenapa aku harus memiliki ponakan yang menyebalkan seperti kamu." ucap Krisna mengeluh sambil menatap pria yang ada di depannya.

"ceraikan saja." ucap Daren yang langsung mendapat toyoran darinya.

Dingin, galak, bermulut tajam, itulah Daren.

"aku dengar Dafi melamar Linsay, apa itu benar?" tanya Krisna ragu, karena dia yakin Daren tidak menyukai pertanyaan ini. namun, mau bagaimana lagi rasa penasarannya sudah diambang batas.

Seakan tidak mendengar apapun, Daren meneguk kopi espressonya dengan santai, tapi sangat jelas sekali sorot matanya yang awalnya cerah berubah seketika menjadi redup tidak bercahaya.

Krisna hanya bisa menghela napasnya prihatin. "itu artinya k--"

"waktu istirahat aku sudah habis, permisi." potong Daren dan langsung pergi meninggalkan Krisna.

"aish!" anak itu entah berapa puluh kali Krisna mengerutu hari ini, dia sengaja meninggalkan urusan kantornya karena Aura terus menghubunginya untuk membujuk serta mengajak ponakan kesayangannya itu makan siang. Dan sekarang apa yang terjadi? ponakannya itu malah membuatnya kesal sepanjang hari.

Daren sudah tiba di ruang kerjanya, dia terus berkutat dengan pikirannya sendiri. berbanding terbalik dengan apa yang dia ucapkan pada Krisna yang mengatakan masih banyak pekerjaan.

potongan-potongan memori itu kembali bermunculan di kepalanya, membuat rasa nyeri itu kembali menyapa.

"Argh!"

Daren menjambak rambutnya kuat-kuat dan tidak terasa lelehan kristal itu kembali jatuh membasahi pipinya.

Daren marah, kenapa takdir tidak mau berpihak padanya? kenapa dia dilahirkan seperti ini?

Daren kembali menatap lurus ke depan serta menyeka air matanya dengan kedua tangannya. dia tidak boleh seperti ini! dia seorang pria, seorang pria tidak boleh menangis.

Aura sedikit terkejut karena melihat mobil ponakan kesayangannya sudah terparkir di depan rumah. sampai-sampai dia mengucek-ngucek matanya untuk memastikan penglihatannya tidak salah.

"Daren." gumam Aura seperti orang linglung.

Pria itu memberengut sambil mengecek penampilannya sendiri? apa ada yang salah dengan pakaiannya hari ini? sepertinya tidak.

karena dari tadi kakak pertamanya Dafi hanya diam menatapnya. Daren kembali melangkahkan kakinya berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Sesampainya di kamar, Daren langsung merapikan pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam koper yang cukup besar. Niatnya sudah bulat, dia akan tinggal di apartemen miliknya.

Dafi yang tidak sengaja melihat adiknya yang sedang membereskan pakaiannya melenggang masuk ke dalam kamar.

"perjalanan bisnis lagi?" tanya Dafi tampak tidak suka.

Jujur saja pria itu iri pada adiknya yang bisa kapan saja pergi ke berbagai negara tanpa mendapatkan larangan, sedangkan dirinya tidak bisa jauh dari rumah dan rumah sakit.

Tuhan memang tidak adil, pikirnya.

Daren hanya melirik kakaknya sekilas lalu kembali memasukkan pakaian dan sebuah kotak kecil misterius ke dalam koper.

"biar aku bantu." ucap Dafi sambil berjongkok dan berniat mengambil beberapa helai baju dari lemari pakaian milik Daren.

Namun, matanya malah tertuju pada kotak kecil misterius yang ada di atas koper. baru saja tangannya ingin mengambilnya, dengan refleks Daren langsung mengambil kotak itu dan menjauhkannya.

"Aish! pelit sekali." cibir Dafi, dan seperti biasa Daren tidak menanggapi.

"kali ini ingin pergi ke negara mana?" tanya Dafi lagi.

"apartemen." jawab Daren.

Seketika membuat kening Dafi mengerut, apa telinga adiknya ini rusak? kenapa tidak nyambung? pikir Dafi.

"aku akan tinggal di apartemen." ucap Daren mengulang.

mata Dafi terbuka lebar, mungkin jika mata itu bukan ciptaan Tuhan, benda itu sudah lepas dari tempatnya.

"kenapa? terus aku berbagi cerita sama siapa kalau kamu tidak ada?" tanya Dafi lagi.

"itu sebabnya aku pergi." balas Daren dalam hati.

Daren sudah siap dengan kopernya, untuk sementara waktu dia akan tinggal di apartemen setidaknya sampai dia bisa mengontrol perasaannya lagi.

langkahnya terhenti ketika Aura berlari ke arahnya diikuti oleh Zora yang berjalan di belakangnya.

"kamu apa-apaan mau meninggalkan rumah." marah Aura sekaligus khawatir.

Bagaimana dia tidak khawatir, di rumah saja ponakannya itu sering melupakan makannya, apalagi kalau dia tinggal sendiri? dan lagi dia sangat tahu keponakannya itu tidak pandai memasak. Lantas siapa yang akan menyiapkan makanannya? tidak Dafi, tidak Daren selalu saja membuatnya khawatir, kesal Aura.

"banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan sedangkan jarak rumah ke kantor terlalu jauh, akan sangat melelahkan kalau harus menempuh jarak jauh setiap hari." ucap Daren beralibi dan berhasil membuat Aura percaya.

"baiklah, tapi jangan lupa makan kamu, ya." ucap Aura lagi.

"Ya." jawab Daren yang langsung mendapat pelukan hangat dari tantenya.

"kenapa, kamu selalu membuat tante kamu khawatir." gumam Aura disertai suara isakan.

Daren hanya membalas pelukan tantenya, sedangkan sepasang matanya menatap sendu ke arah wanita yang juga sedang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

Daren melepaskan pelukannya dan menarik napas panjang saat rasa sesak di dadanya datang.

"aku pergi." ucap Daren berpamitan.

baru beberapa langkah dia berjalan, Zora memanggil putra bungsunya dan saat Daren berbalik wanita itu memeluk erat.

"maafkan Mami." ucap Zora dengan suara bergetar.

Daren hanya memejamkan matanya rapat-rapat, hatinya sedih saat Mami mengatakan kata maaf padanya. ini lebih menyakitkan dibanding rasa sakit hatinya sekarang.

Episodes
1 mengikhlaskan
2 hukuman untuk Jaira
3 Daren pergi dari rumah
4 mencari pekerjaan
5 pertemuan
6 pernikahan
7 menyakitkan
8 pembuat masalah
9 kambuh
10 perlakuan manis Daren pada Jaira
11 perhatian Linsay (bagian 1)
12 perhatian Linsay (bagian 2)
13 salah paham
14 rahasia Dafi
15 naik jabatan
16 tugas pertama
17 surat ancaman
18 berkorban lagi
19 perhatian Daren
20 seperti tikus dan kucing
21 permintaan
22 pernyataan cinta Ares pada Jaira
23 antara dua pilihan
24 khawatir
25 pernikahan diujung tanduk
26 kehilangan
27 permohonan
28 Rencana
29 berpacaran
30 transplantasi sumsum tulang belakang
31 semakin dekat
32 sekretaris baru
33 adopsi
34 demo
35 hadirnya wanita penggoda
36 hal buruk terjadi
37 terbongkarnya rahasia
38 marah besar
39 CEO baru
40 penculikan
41 dalam bahaya
42 pertemuan tidak terduga
43 misi penyelamatan
44 antara hidup dan mati
45 penyesalan
46 memaafkan
47 terbongkar
48 keluarga baru
49 amarah Zora
50 bertahan atau menyerah
51 sebuah perasaan
52 selamat tinggal
53 wanita terhebat
54 hati yang tersakiti
55 kabar baik
56 balas dendam
57 perjanjian
58 perpisahan
59 potongan puzzle terakhir
60 saling memberi pujian
61 janji suci
62 akhirnya sah
63 tidak ada harapan
64 seusai malam resepsi
65 menjadi pengantin baru
66 membayar janji
67 rumah baru
68 perjalanan ke Paris
69 keluarga baru
70 teka teki
71 menyapa via virtual
72 bullying
73 part 1 bulan madu ke Jepang
74 part 2 bulan madu ke Jepang
75 gagal romantis
76 milikku, tapi bukan milikku
77 Chidorigafuchi
78 akhir dari sebuah penantian
79 kabar bahagia
80 teka teki baru
81 merenggut kehormatan istriku
82 rahasia Ares
83 depresi
84 wanita kejam
85 melawan trauma
86 flashback part 1
87 flashback part 2
88 ada apa dengan Daren?
89 kemarahan Daren pada Jaira
90 di kecewakan lagi
91 kami tak sama
92 perubahan hormon
93 kehamilan Linsay
94 Arestyo
95 Quality time
96 ajakan kencan
97 bertepuk sebelah tangan
98 salah sangka
99 prahara rumah tangga
100 orang ketiga
101 apapun aku maafkan, tapi tidak perselingkuhan!
102 semakin rumit
103 jangan tinggalkan aku
104 hampir kehilangan
105 anugerah terindah
106 part 1 ngidam gak wajar
107 part 2 ngidam gak wajar
108 inilah jalan yang kupilih
109 menjemput takdir
110 kabar mengejutkan
111 selamat jalan
112 berjuang bersama
113 ucapkan selamat tinggal pada keluarga kecilmu
114 curahan hati seorang teman
115 bagimu pernikahan ini hanyalah status
116 terbongkar
117 perpisahan
118 selamat tinggal
119 manusia
120 kadang kita lupa
121 akankah semuanya kembali
122 siapa pelaku dan siapa korbannya
123 tidak ada yang berubah hanya kembali ke tempat seharusnya
124 menjadi kuat itu sulit
125 jangan bohongi hati kecilmu
126 jujur pada dirimu sendiri
127 rindu serindu-rindunya
128 selamat tinggal
129 perjuangan seorang ibu
130 jangan tinggalkan aku
131 kehadiran yang dinanti
132 nama untuk si kembar
133 Tolong Aku!
134 Kutitipkan Dia Padamu
135 Akhir Kisah Cerita Ini
136 Akhir Kisah Cerita Ini (bagian 2 )
137 Akhir Kisah Cerita Ini ( bagian 3 ) END!
138 Promo Novel Baru
139 PROMO NOVEL BARU ON GOING
140 PROMO NOVEL BARU PERNIKAHAN BEDA KASTA
141 PROMO
Episodes

Updated 141 Episodes

1
mengikhlaskan
2
hukuman untuk Jaira
3
Daren pergi dari rumah
4
mencari pekerjaan
5
pertemuan
6
pernikahan
7
menyakitkan
8
pembuat masalah
9
kambuh
10
perlakuan manis Daren pada Jaira
11
perhatian Linsay (bagian 1)
12
perhatian Linsay (bagian 2)
13
salah paham
14
rahasia Dafi
15
naik jabatan
16
tugas pertama
17
surat ancaman
18
berkorban lagi
19
perhatian Daren
20
seperti tikus dan kucing
21
permintaan
22
pernyataan cinta Ares pada Jaira
23
antara dua pilihan
24
khawatir
25
pernikahan diujung tanduk
26
kehilangan
27
permohonan
28
Rencana
29
berpacaran
30
transplantasi sumsum tulang belakang
31
semakin dekat
32
sekretaris baru
33
adopsi
34
demo
35
hadirnya wanita penggoda
36
hal buruk terjadi
37
terbongkarnya rahasia
38
marah besar
39
CEO baru
40
penculikan
41
dalam bahaya
42
pertemuan tidak terduga
43
misi penyelamatan
44
antara hidup dan mati
45
penyesalan
46
memaafkan
47
terbongkar
48
keluarga baru
49
amarah Zora
50
bertahan atau menyerah
51
sebuah perasaan
52
selamat tinggal
53
wanita terhebat
54
hati yang tersakiti
55
kabar baik
56
balas dendam
57
perjanjian
58
perpisahan
59
potongan puzzle terakhir
60
saling memberi pujian
61
janji suci
62
akhirnya sah
63
tidak ada harapan
64
seusai malam resepsi
65
menjadi pengantin baru
66
membayar janji
67
rumah baru
68
perjalanan ke Paris
69
keluarga baru
70
teka teki
71
menyapa via virtual
72
bullying
73
part 1 bulan madu ke Jepang
74
part 2 bulan madu ke Jepang
75
gagal romantis
76
milikku, tapi bukan milikku
77
Chidorigafuchi
78
akhir dari sebuah penantian
79
kabar bahagia
80
teka teki baru
81
merenggut kehormatan istriku
82
rahasia Ares
83
depresi
84
wanita kejam
85
melawan trauma
86
flashback part 1
87
flashback part 2
88
ada apa dengan Daren?
89
kemarahan Daren pada Jaira
90
di kecewakan lagi
91
kami tak sama
92
perubahan hormon
93
kehamilan Linsay
94
Arestyo
95
Quality time
96
ajakan kencan
97
bertepuk sebelah tangan
98
salah sangka
99
prahara rumah tangga
100
orang ketiga
101
apapun aku maafkan, tapi tidak perselingkuhan!
102
semakin rumit
103
jangan tinggalkan aku
104
hampir kehilangan
105
anugerah terindah
106
part 1 ngidam gak wajar
107
part 2 ngidam gak wajar
108
inilah jalan yang kupilih
109
menjemput takdir
110
kabar mengejutkan
111
selamat jalan
112
berjuang bersama
113
ucapkan selamat tinggal pada keluarga kecilmu
114
curahan hati seorang teman
115
bagimu pernikahan ini hanyalah status
116
terbongkar
117
perpisahan
118
selamat tinggal
119
manusia
120
kadang kita lupa
121
akankah semuanya kembali
122
siapa pelaku dan siapa korbannya
123
tidak ada yang berubah hanya kembali ke tempat seharusnya
124
menjadi kuat itu sulit
125
jangan bohongi hati kecilmu
126
jujur pada dirimu sendiri
127
rindu serindu-rindunya
128
selamat tinggal
129
perjuangan seorang ibu
130
jangan tinggalkan aku
131
kehadiran yang dinanti
132
nama untuk si kembar
133
Tolong Aku!
134
Kutitipkan Dia Padamu
135
Akhir Kisah Cerita Ini
136
Akhir Kisah Cerita Ini (bagian 2 )
137
Akhir Kisah Cerita Ini ( bagian 3 ) END!
138
Promo Novel Baru
139
PROMO NOVEL BARU ON GOING
140
PROMO NOVEL BARU PERNIKAHAN BEDA KASTA
141
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!