TUAN KEJAM

"Kau seorang budak." sentagnya membuat Karin menganga.

"Ayahku dimana?" Karin, menahan satu tangan Maid, yang ia rasa adalah pelayan tuan Daru. Dia masuk ke kamarnya, menemuinya yang Karin rasa, ini adalah kamar pengantinnya dengan Daru.

Maid itu menoleh, dengan ulasan senyum hangat, tepatnya Karin rasa dia orang baik yang bisa menjadi teman Karin disini.

"Tenang nyonya, ayah nona sudah ada dikamar khususnya."

"Lalu, kamar khusus aku dimana? bisakah aku meminta bantuan, aku ingin bertemu ayahku. Aku mohon!" ucap Karin, memohon pada Maid yang ia rasa, dia datang atas suruhan tuan Daru, yang amat baik karena terlihat dari wajahnya kelihatan baik.

"Maaf nona, Tuan Daru melarang semua orang untuk, membagikan informasi kepada siapapun, mandilah .. sebentar lagi tuan Daru, akan ke kamar ini." balas Maid, senior itu sembari membungkuk badannya, mundur lalu keluar kamar.

Karin pun melihat tubuhnya, penuh luka dan pasti perih, bila luka luka ini terkena air. Tapi bila dirinya tidak mandi, bisa jadi dia akan menghukum ayahnya.

Mandi?!

Sekali lagi, Karin melihat tubuhnya yang pasti akan amat perih, tapi semua tingkah patuh dan tidaknya pasti akan berimbas pada keluarganya. Sejenak ia ingat keluarga Arga, mantan suaminya yang telah meninggal dunia.

"Mama .. Papa .. Apa mereka akan membenciku sekarang?" gumamnya.

Karin, masih berdiri di samping ranjangnya. Handuk besar yang sudah siap di depan pintu kamar mandi, tidak ia sentuh sama sekali karena bingung. Tidak ada baju lain yang bisa ia pakai selain handuk itu, kebaya dan pakaian dalamnya pun tidak layak untuk di pakai lagi.

"Kau belum mandi, gadis bodoh?"

Suara itu, Karin membalikan tubuhnya mendapati sudah ada yang berdiri dibelakangnya. Sejak kapan pria kejam seperti iblis itu masuk ke dalam kamar ini? apa pintu kamar ini bisa terbuka sendiri?!

"Ternyata melamun seperti orang gila itu, kesukaanmu ya?" ucap Daru menyeringai, ia lihat Karin dari yang kaki sampai rambut bak pria hidung belang mendekatinya.

Karin bergerak mundur, ketika Daru mendekat. Gerak kakinya sudah tidak bisa bergerak mundur, karena sudah tidak ada ruang untuk menjauh lagi.

Daru, raih kancing kebaya yang Karin pakai, menarik paksa sampai kancing itu terpental, terlepas membuat bola mata Karin membola. Hingga kebaya itu robek tidak berharga, dan menampilkan kulit putih sempurna. Karin silangkan kedua tangannya, kini hanya tersisa pakaian dalam atasannya dibalik tangan itu, sebagai penutupnya.

"Kau mau apa orang jahat?"

"Aku mau apa .. Hahahaha .. Pertanyaan sangat bodoh! dari gadis murahan dan budak sepertimu, kita sudah menikah dan tentu saja malam ini .. kau paham kan?" seringai Daru.

Karin, menggelengkan kepalanya. Merapatkan kedua tangan yang tengah, menyilangkan di depan. Berharap tuan Daru, tidak benar benar melakukan hal itu.

"Jika kau menghindar terus dariku, ku pastikan rok mu itu terlepas juga."

"Berhenti, jangan mendekat." Pinta Karin, mengangkat satu tangannya.

Daru tidak berhenti, ia terus mendekat dan tidak memberi ruang bagi Karin untuk melarikan diri. Ia tarik paksa tangan Karin, ketika gadis itu mulai berlari menahan kuat dengan satu tangan bebas lainnya. Yang mana mulai terulur menyentuh ujung lilitan pola kebaya Karin.

Daru tarik sampai menyisakan, legging pendek Karin yang terpampang tipis di sana, Daru menyeringai dan tertawa puas disana, tidak salah jika Dirga bicara, ia akan terpedaya dan body Karin amatlah menggiurkan.

"Jangan Tuan, aku mohon!" pinta Karin.

Masa bodoh, dengan panggilan apapun yang Karin harap, pria itu tak menyentuhnya, berharap dengan memanggil itu, dia melunak.

"Ahahaha, kau memanggilku Tuan?" tajam Daru, mendekati Karin yang ketakutan.

TBC.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***