Aera jadi sedih

Memasuki musim dingin, Aera sungguh tidak siap. Ketika dia terbangun ditengah malam, suhu kamarnya terasa beku. Dia menjadi sulit bernapas karena begitu kedinginan.

Pintu kamarnya terbuka, Gustav tergopoh-gopoh masuk dan menyalakan penghangat ruangan, dimana hal itu tidak dimengerti sama sekali oleh Aera karena dia tidak memahami kalau musim dingin telah tiba. Gustav terbangun ketika dia juga tidak menyalakan pemanas ruangan. Dia teringat Aera yang tak mungkin mengerti bagimana menyalakannya.

"Anda sudah merasa lebih hangat, Nona?"

"Hmm, t-terima kasih."

Suara Aera masih sedikit gemetar. Gustav jadi merasa bersalah melihat keadaanya yang sudah menggigil kedinginan.

"Maaf, saya lupa memberitahu Anda untuk menyalakan pemanas karena minggu ini mendekati pergantian musim."

"Hmm, Air... Gustav air." lirih Aera.

Dia tidak tahu sejak kapan musim berganti. Yang dia tahu, dia tiba-tiba terbangun dengan kaki yang terasa mati rasa dan sudah dalam keadaan menggigil. Tenggorokannya terasa sangat kering dan sedikit sakit.

Paginya, Aera tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Audric duduk di sisinya dan memperhatikan dokter memasang impus dan memeriksa suhu tubuhnya. Dia bersikap seperti kakak yang baik ketika adiknya sedang sakit.

"Dia akan segera sembuh. Dia hanya mengalami demam dan flu ringan."

Audric mengangguk singkat dan mengucapkan terima kasih ketika dokter itu selesai menjelaskan situasi Aera.

"Apa kamu sudah merasa hangat? Gustav bilang padaku kamu menggigil sejak tengah malam." tanya Audric setelah semua orang keluar.

"Aku tidak terbiasa dengan perubahan suhu sedrastis itu."

Aera sudah tidak kedinginan, namun tangan dan kakinya terasa seperti es. Karena itu, pack berisi air hangat diletakkan di bawah kakinya. Sementara tangannya digenggam oleh Audric sejak tadi.

"Mereka semua sudah pergi... Kamu bisa melepaskan tanganku, Kakak." sindir Aera, dia merasa tidak nyaman sama sekali. Ada sesuatu yang terasa hangat mengalir ke pipi dan telinganya.

"Bukankah aku menyuruhmu menggunakan bahasa Jerman saat bersamaku atau Gustav."

Aera merengut, dia lupa karena sedang sakit, tapi bisa-bisanya Audric masih memarahinya. Melihat wajah Aera yang seperti itu, dia menarik sudut bibirnya.

"Kamu jadi lebih cocok menjadi adikku dibanding Luisa." ujarnya.

"Hah! Terima kasih. Aku lebih suka keluar dari rumah ini dan hidup bebas." sahut Aera.

Mendengar jawaban itu, senyum tipis itu menghilng. Audric tampaknya tidak menyukai jawaban itu. Audric melepaskan genggaman tangannya, lalu meraih ponsel di meja kecil disebelah tempat tidur yang terus bergetar.

"Aku harus pergi. Aku akan kembali ketika makan siang. Jadwal belajarmu semua dibatalkan, jadi istirahatlah lebih lama dan jangan melakukan hal yang memperlambat kesembuhanmu."

Aera meliriknya sekilas. Dia merasa Audric seperti kakek-kakek yang menghawatirkan cucunya yang nakal. Padahal dia sudah usia dewasa, bagaimana bisa Audric memperlakukannya seolah dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri?

"Aku mengerti pak tua. Pergilah cari uang yang banyak untuk adikmu ini."

Setelah mengatakannya, dia pura-pura batuk untuk menunjukkan betapa buruknya dia terdengar ketika mengucapkan bahasa Jerman dengan dialek yang sangat parah.

Audric tidak terlalu merespon. Dia fokus pada ponselnya. Tampaknya ada masalah terjadi dalam bisnisnya. Dia segera keluar tampa mengatakan apapun lagi.

"Ya ampun, si maniak kerja itu. Yah, semakin kamu kaya maka waktu santaimu juga akan semakin sedikit. Jadi kaya itu tidak selamanya enak." omel Aera.

Dia tidak menyadari Gustav telah masuk bersama guru bahasa Jermannya.

"Bagimana kabar Anda?"

"Nah, aku sakit seperti yang kamu lihat. Aku pikir jadwal belajar dibatalkan seluruhnya."

Lisa tertawa, "Saya hanya menjenguk Anda, Nona. Gustav bilang Anda sedang sakit."

Aera melirik Gustav yang hanya memasang wajah datarnya. Aera tersenyum pada Lisa dan mengucapkan terima kasih. Meski begitu, dia sangsi tujuan Lisa hanya untuk menjenguknya. Lihat saja dandanannya yang sangat sempurna itu. Apa pesona Audric yang membuat tingkahnya begini?

Aera ingin tertawa ketika memikirkannya. Namun entah mengapa, dia merasa tidak nyaman ketika tebakannya benar bahwa Lisa mencoba menarik perhatian Audric.

'Aku kan jadi adiknya, mungkin aku hanya waspada pada wanita jahat yang mungkin akan mendekati kakakku kan, pasti begitu!'

Aera kembali sibuk dengan pikirannya, berperang antara tidak suka atau tidak peduli guru bahasa Jermannya menyukai kakak palsunya.

"Ah, terserah! Aku tidak peduli." ujarnya, tampa sadar mengeluarkan bahasa Indonesia.

"Apa yang anda katakan? Saya tidak mengerti bahasa apa itu?"

Gustav terlihat waspada. Aera juga terkejut pada tingkahnya sendiri, tapi dia dengan baik bisa menutupinya.

"Hahaha... Mencoba bahasa alien," dia tertawa pelan, lalu menoleh pada Gustav. "Apa salju sudah turun? Aku mau lihat keluar." Pintanya.

Bukannya dia tidak tahu kalau Audric tidak mengizinkannya keluar, dia hanya sedang mengalihkan pembicaraan.

Sementara itu, Lisa yang sebenarnya tahu bahasa apa yang diucapkan Aera tadi, juga berpura-pura melupakannya. Meski begitu, sangat jelas dia terlihat mencurigai sesuatu.

"Tidak boleh, Nona. Tuan memerintahkan saya mengawasi Anda untuk istirahat penuh hari ini."

"Tapi itu hanya..."

"Apa dirumah ini tidak ada kursi roda? Dia bisa duduk disana Gustav. Jangan terlalu kejam pada adik kecil ini." potong Lisa.

'Aku sudah 19 tahun! Adik kecil apaan!'

Aera memprotes dalam kepalanya, tapi bibirnya menyunggingkan senyum lebar dan kepalanya mengangguk. Gustav menghembuskan napas, karena Lisa mendukungnya, tampaknya dia tidak bisa menolak kali ini.

Aera sangat senang melihat timbunan salju dimana-mana. Ini adalah pertama kalinya dia melihat salju secara langsung. Selama ini dia hanya melihnya lewat layar TV atau ponselnya.

"Seandainya aku tidak sakit," keluhnya.

"Anda ingin main kesana? Tenang saja, besok ketika Anda sembuh kita bisa belajar di taman."

"Wah, benarkah? Terima kasih Lisa. Tapi tolong panggil aku Lui saja. Aku tidak suka dipanggil dengan formal begitu. Kamu adalah guruku."

"Baiklah, Lui. Kamu sangat rendah hati. Jadi apakah kita teman sekarang?"

"Huh? Oh, ten__"

"Nona, pakai selimut anda dengan benar."

Gustav memotong sesuai waktu. Jelas sekali dia tidak ingin dua orang ini berteman. Aera tertawa dalam hati. Menertawakan ketakutan Gustav yang menurutnya sangat lucu.

Gustav memperbaiki selimutnya dan meletakkan pack air hangat dibawah kedua kakinya. Baru saja Aera akan mulai mengobrol lagi, Gustav lagi-lagi menyela. Bunyi telepon dan panggilan Tuan membuat Aera menoleh.

"Nona, kakak Anda ingin bicara dengan Anda."

Gustav memberikan ponselnya, lalu mendorong kursi roda Aera sedikit jauh dari Lisa.

"Kenapa, Kakak?"

Aera melirik Lisa yang masih menoleh padanya, wanita itu sepertinya berusaha mencuri dengar.

"Aku baik-baik saja."

"Masuk kembali ke kamarmu dan jangan bicara terlalu banyak diluar pelajaran dengan Lisa."

Sebuah perintah, Aera cukup kesal bagaimana Audric melarangnya bicara pada semua orang diluar kediaman Luisa ini.

"Apa kamu takut aku mengacaukan rencana? Kamu sepertinya mengira aku sangat bodoh."

Aera berbicara sepelan mungkin, namun ada emosi yang kuat dalam suaranya.

"Kalau kamu tahu harusnya kamu tidak membuatku kawatir. Kamu tahu apa yang akan terjadi pada orang-orang yang menyadari kamu bukan adikku?"

Aera melebarkan matanya, seketika dia teringat bagaimana gambaran orang luar tentang keluarga Martell dan segala rumor yang tersebar. Meskipun Aera tidak tahu kebenarannya, tapi dia benar-benar melupakan hal itu karena sikap Audric yang biasa saja padanya. Apalagi sikap Gustav dan semua orang disini. Seperti tertampar kenyataan, Aera sadar bahwa sikap orang-orang baik padanya karena mengira dia adalah Luisa.

"Apa... Apa yang akan kamu lakukan kalau ada yang tahu?"

"Aku bukan orang yang bermurah hati, Aera. Aku tidak masalah mengotori tanganku dengan darah jika itu perlu. Tentu saja, menutup mulut mereka dengan uang lebih aman. Tapi aku akan menjadikannya sebagai hutang untukmu karena melanggar kontrak. Sebaiknya kamu kembali membaca isi kontraknya dan pahami dengan baik."

Audric mematikan sambungan telepon. Aera menunduk, menatap ponsel ditangannya dengan wajah yang suram. Dia menyodorkan ponsel Gustav ketika pria tua itu berdiri di hadapannya. Kesedihan dan sakit hati tiba-tiba menusuknya begitu kuat.

"Saya sudah menyuruh guru Nona pulang, sekarang sebaiknya kita kembali ke kamar."

Aera tahu Gustav adalah orang yang melaporkannya. Sikapnya saat ini sungguh membuatnya sakit hati. Tapi Aera sadar Gustav tidak sepenuhnya bersalah. Dia hanya menjalankan perintah Audric.

Sesampainya dikamar, Gustav meninggalkannya. Tentu saja dia bisa melihat perubahan raut wajah Aera setelah menerima telepon dari Audric. Tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak, dia juga tidak bisa membiarkan rahasia ini bocor. Kehormatan keluarga Martell, dan hubungan keluarga Martell dengan calon suaminya tidak boleh hancur. Audric tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Begitu pula dengan dirinya, orang yang telah mengurus Luisa sejak kecil.

Episodes
1 Tiba-tiba diculik
2 Permintaan Audric
3 Kontrak?
4 Tinggal bersama
5 Aera jadi sedih
6 Audric yang sulit dimengerti
7 Kunjungan Tak Terduga
8 Kesepakatan dengan Adolf
9 Memancing bersama tunangan palsu.
10 Tidak bisa marah pada adik kecil ini
11 Kedatangan Calon Mertua
12 Adolf pemain cinta yang tampan
13 Aera mabuk
14 Kamu menyukainya?
15 Audric yang plin-plan
16 Perkelahian para gadis
17 Masalah baru
18 Rumah keluarga Martell
19 Cemburu yang tak disadari
20 Hukuman selesai
21 Janji
22 Audric yang akhirnya tahu
23 Fakta tentang Luisa
24 Audric yang selalu manipulatif
25 Kebohongan yang terungkap
26 Kabur dari Audric
27 Audric jadi anak kucing
28 Simbiosis mutualisme?
29 Paman yang jahat
30 Mimpi buruk
31 Mulai membaik?
32 Luisa yang cemburu?
33 Status darah, pentingkah?
34 Tawaran Luisa
35 Akhirnya pergi
36 Keraguan?
37 Siasat cerdik Harald
38 Kemarahan Audric
39 Tertembak
40 Kesalahpahaman
41 Tugas untuk Friedrick
42 Tawaran kabur lagi
43 Gagal kabur
44 Ayah?
45 Anak yang dibuang
46 Bukti apa?
47 Mengakhiri kesalahpahaman
48 Dalang sesungguhnya
49 Ada apa dengannya?
50 Memulai balas dendam
51 Kematian Leonor
52 Siapa itu?
53 Orang baru
54 Kedatangan tamu tak diundang
55 Aera terluka
56 Rencana Luisa
57 Apa maunya Ivana?
58 Aera yang menangis
59 Sakit
60 Audric jadi serba salah
61 Diserang lagi
62 Akhirnya baikan...
63 Cemburu
64 Uwu bersama
65 Pesta
66 Rahasia keluarga yang terungkap
67 Run
68 Menyelamatkan penjahat?
69 Kemarahan Audric
70 H-1
71 Adolf yang bergabung
72 Yohanes kembali
73 Menghadapi perubahan
74 Aera diracun?
75 Luisa vs Aera
76 Recana Luisa vs rencana Aera
77 Dimitri
78 Raja itu bucin
79 Audric kenapa?
80 Pangeran!
81 Luisa kabur
82 Luisa tertangkap
83 Eksekusi
84 End
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Tiba-tiba diculik
2
Permintaan Audric
3
Kontrak?
4
Tinggal bersama
5
Aera jadi sedih
6
Audric yang sulit dimengerti
7
Kunjungan Tak Terduga
8
Kesepakatan dengan Adolf
9
Memancing bersama tunangan palsu.
10
Tidak bisa marah pada adik kecil ini
11
Kedatangan Calon Mertua
12
Adolf pemain cinta yang tampan
13
Aera mabuk
14
Kamu menyukainya?
15
Audric yang plin-plan
16
Perkelahian para gadis
17
Masalah baru
18
Rumah keluarga Martell
19
Cemburu yang tak disadari
20
Hukuman selesai
21
Janji
22
Audric yang akhirnya tahu
23
Fakta tentang Luisa
24
Audric yang selalu manipulatif
25
Kebohongan yang terungkap
26
Kabur dari Audric
27
Audric jadi anak kucing
28
Simbiosis mutualisme?
29
Paman yang jahat
30
Mimpi buruk
31
Mulai membaik?
32
Luisa yang cemburu?
33
Status darah, pentingkah?
34
Tawaran Luisa
35
Akhirnya pergi
36
Keraguan?
37
Siasat cerdik Harald
38
Kemarahan Audric
39
Tertembak
40
Kesalahpahaman
41
Tugas untuk Friedrick
42
Tawaran kabur lagi
43
Gagal kabur
44
Ayah?
45
Anak yang dibuang
46
Bukti apa?
47
Mengakhiri kesalahpahaman
48
Dalang sesungguhnya
49
Ada apa dengannya?
50
Memulai balas dendam
51
Kematian Leonor
52
Siapa itu?
53
Orang baru
54
Kedatangan tamu tak diundang
55
Aera terluka
56
Rencana Luisa
57
Apa maunya Ivana?
58
Aera yang menangis
59
Sakit
60
Audric jadi serba salah
61
Diserang lagi
62
Akhirnya baikan...
63
Cemburu
64
Uwu bersama
65
Pesta
66
Rahasia keluarga yang terungkap
67
Run
68
Menyelamatkan penjahat?
69
Kemarahan Audric
70
H-1
71
Adolf yang bergabung
72
Yohanes kembali
73
Menghadapi perubahan
74
Aera diracun?
75
Luisa vs Aera
76
Recana Luisa vs rencana Aera
77
Dimitri
78
Raja itu bucin
79
Audric kenapa?
80
Pangeran!
81
Luisa kabur
82
Luisa tertangkap
83
Eksekusi
84
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!