"Terima kasih, pak. Sudah diantar pulang" ucap Lia...
"Sama-sama Bu. Oh, iya. Apa saya boleh meminta nomer telepon ibu. Agar saya bisa memberitahu keadaan Cecil jika tidak sempat saya ke sekolah" kata Darlen...
"Oh, boleh pak. Dengan senyum yang hangat Lia memberikan secarik kertas yang bertuliskan nama dan nomer teleponnya (Ibu Guru Lia, Wali Kelas 1 SD xxxxx. No Telp: xxxxx)
"Baiklah. Saya permisi" kemudian Darlen berlalu dengan mobilnya...
Lia melangkah memasuki halaman rumahnya dan disambut oleh mama Retha... "Baru pulang, sayang? tanya mama Retha. " Ayo, makan sing dulu"...
"Iya, ma. Lia mandi dulu, biar segar. Baru Lia makan" ucap Lia sambil mencium pipi mamanya...
Setelah Mandi dan membersihkan dirinya. Lia segera turun dari kamarnya menuju ruang makan. Di sana ada mama Retha yang sedang menunggu Lia...
"Mama ambilkan makan ya" kata mama Retha...
"Bir Lia aja, ma. Mama duduk gih" jawab Lia...
Dengan senyum dan suara lembutnya mama Retha bertanya kepada Lia "Siapa yang mengantar Lia tadi?"...
" Itu salah satu orang tua siswa, ma. Kebetulan tadi anaknya sakit di sekolah dan meminta Lia untuk sama-sama mengantarnya pulang" jawab Lia...
"Sepertinya papa kenal dengan mobil itu" suara pap Sam yang tiba-tiba muncul dari pintu belakang...
"Iya, pa. Dia, pak Darlen. Yang tempo hari papa ketemu waktu jemput Lia di halte bus itu. Ternyata dia adalah ayah dari salah satu siswanya Lia di kelas 1" kata Lia menjawab papa Sam...
"Yang istrinya meninggal 2tahun lalu karena mengalami kecelakaan saat suaminya sedang bertugas di daerah P ya, pa? tanya mama Retha kepada papa Sam...
" Iya, ma. Namanya Kapten Darlen Maichel Ween" kata papa Sam...
"Ya, mama ingat sekali. Istrinya adalah salah satu istri perwira yang tak pernah absen dalam setiap kegiatan istri-istri tentara. Dan orangnya begitu humble" imbuh mama Retha...
"Papa masih ingat ketika dia ditugaskan bersama batalyonnya melakukan tugas di daerah A. Dan harus melakukan berbagai macam latihan ketangkasan, dia adalah orang yang begitu displin dan tegas bagi anak buahnya" kata papa bangga terhadap salah satu perwira kebanggaannya itu...
"Termasuk Bram juga yang saat itu bertugas bersama dia" imbuh kak Bram yang keluar dari kamarnya...
Kak Bram sedang libur dinas, karena dia sedang mempersiapkan dirinya untuk latihan mengikuti pertandingan menembak antar kesatuan. Jadi setelah latihan, dia akan pulang beristirahat di rumah. Walau sebenarnya dia memiliki rumah dinas sendiri di asrama. Karena kak Bram belum mau menikah...
"Hanya saja, takdir berbicara lain kepadanya. Dia harus kehilangan istrinya saat kecelakaan
itu. Dia begitu mencintai istrinya. Papa bisa melihat cinta dan kesedihan di mata Darlen ketika papa harus menyampaikan berita duka itu lewat sambungan telepon video, saat itu" kata papa dengan wajah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata...
Ya, Darlen Maichel Ween. Seorang Perwira Tentara, Seorang Ayah dan Juga Seorang Duda... Guman hati Aurelia...
Ditempat lain, tepatnya dirumah omanya Cecil..
"Pa, bisakah ibu Lia menjadi mamanya Cecil?" pertanyaan Cecil itu membuat Darlen tersedak kopi yang sedang diminumnya...
"Mama liat, bu guru Lia begitu baik dan lembut sama anak-anak didiknya. Apa kamu tidak mau berkenalan dengan dia, nak?“ kata mama Irma...
Darlen hanya diam memandang kedua orang yang begitu dia sayangi itu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Anna Susiana
lanjut terus ceritanya
2022-06-24
0
el-es
hhhmmm modus nih... minta no hp demi anak 🤣🤣🤣
2021-02-26
4
Taz
Karena sayang sama anak dan Ibu. Darlen bgm selanjutnya?
2021-01-30
2