BAB 2

Cuitan burung mulai menelusup masuk menerobos gendang telinga, seolah hewan kecil itu mingingatkan kita untuk selalu bahagia. Yara tak lupa berharap pada sang ilahi untuk memberikan ia kekuatan. Yara selalu ingat akan pesan abah yai saat mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Beliau berkata.

"Jika kamu dalam kesulitan, maka bacalah surah Al Baqarah ayat 186 maka Allah akan memberimu ketenangan, berdoalah dengan hati yang lapang"

Yara bersujud di pertigaan malam. Ia tak lupa mengadu pada Allah Azza Wa Jalla agar mendapat petunjuk dari sang ilahi. Dengan suara lirih Yara melantunkan kalam ilahi agar ia mendapatkan ketenangan dari pemilik hati yang hakiki. Ia baca setiap huruf yang terukir indah pada surah Al Baqarah ayat 186.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Yang artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

(Al Baqarah ayat 186.)

Air matanya terus merosot membasahi pipi tirus Yara Harisman. Suaranya mulai bergetar disetiap lantunannya. Hingga gadis itu tak menyadari jika fajar telah menyongsong. Yarapun bergegas menunaikan solat fardu subuh. Selesai solat Yara mendekat ke ranjang Hana. Terlihat mamanya tengah membuka mukenah.

"Pagi ma..!"

"Pagi sayang..!"

Hana memelukYara, gadis itupun menyambut hangat pelukan sang mama.

"Ma..Yara pulang dulu ya. Yara harus bekerja. Mama ditemani mbok Nah di sini, gak papakan..?"

"Gak papa sayang, mama sudah mulai enakkan kok, kamu jangan hawatir, nak...!"

Yara berpamitan,gadis itu tak lupa mencium kening Hana untuk mendapat berkah dari sang ibu. Sesampainya di kantor Yara disambut Kinan.

"Assalamualaikum Ra..!"

"Waalaikumussalam"

Sahut Yara lembut.

"Ra, gimana keadaan mama..?"

Tanya Kinan ingin tau.

"Alhamdulillah Ki, sudah mendingan..! bantu doa ya Ki..!"

"Iya Ra, insya Allah. Aku doain yang terbaik untuk mama Hana..!"

"Makasi Ki..!"

Mereka ngobrol sambil melangkah menyusuri koridor, sampai di ruangannya Yara segera membuka laptop untuk mulai bekerja, tak lupa gadis itu mengucap basmallah, agar setiap pekerjaanya mendapat ridha dari Allah.

Saat istirahat makan siang, Yara tak bergeming dari ruangannya, ia ingin semua pekerjannya cepat selesai, bahkan gadis itu hanya meluangkan waktunya untuk solat saja.

Setahun bekerja kehidupan Yara aman,namun jelang tahun kedua, hidup Yara mulai berantakan, ia harus menerima kenyataan bawasannya orang tua satu-satunya yang ia punya menderita sakit serius. Ibunya yang bernama Hana menderita kangker. Yara mulai bekarja lebih keras untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Namun sayang penghasilan yang ia dapat tetap tak mencukupi untuk pengobatan dan biaya oprasi Hana. Gadis itu terpaksa harus mencari talangan dana dari kantor tempatnya bekerja, untuk biaya oprasi sang ibu. Namun hal itu tak semudah yang Yara bayangkan. Ia hanya mendapa tiga puluh juta saja dari atasannya.

Tengah khusyuk mengerjakan laporan, datang Kinan menghampirinya.

"Ra, ada panggilan untuk kamu, kamu di minta menemui pak Erlangga..!"

Ucap Kinan menyampaikan pesan pada Yara.

"Ooh iya, makasih Ki..!"

Kinan bergegas menuju ruangan atasannya.

"Permisi pak..!"

"Apa bapak memanggil saya..!"

Tanya kinan sopan dengan pandangan tertunduk.

"Iya, silahkan duduk..!"

Pinta Erlangga. Kinan menuruti perintah atasannya, ia duduk di kursi tepat di hadapan pria berjambang itu.

"Ini, uang untuk berobat ibumu, di dalamnya ada tiga puluh juta, kamu bisa memakainya. Kamu tak perlu menggantinya..!"

Mendengar ucapan Erlangga, mata gadis itu berbinar.

"Terima kasih pak...! Semoga Allah membalas kebaikan bapak...!"

Doa Kinan tulus pada Erlangga.

"Aamiin...! terima kasih doannya."

Sahut Erlangga tegas.

Kinan keluar dari ruangan Erlangga. Gadis itu menatap amplop berwarna coklat hatinya bahagia mendapat bantuan cuma cuma dari bosnya. Namun Yara masih harus memutar otak untuk mendapatkan kekurangannya.

Kinan tengah asyik berjalan dengan sejuta pemikira, tiba tiba langkahnya terhenti, tepat di hadapannya berdiri wanita cantik dengan tas mahal di tangannya.

"Maaf ucap Yara, sopan"

"Tidak, apa apa...!"

Ucap wanita cantik itu sembari tersenyum. Yara kembali melanjutkan langkahnya.Namun langkah nya kembali terhenti saat wanita cantik itu berucap pelan namun cukup jelas didengar.

"Saya tau, masalah yang sedang kamu alami..jika kamu bersedia, saya bisa membantu perobatan ibumu...!"

Seketika Yara membalikkan badan. Yara mendekat ke arah wanita itu.

"Apakah saya tidak salah mendengarnya..?"

Tanya Yara penuh pengharapan.

"Tentu saja tidak...saya akan membantu kamu..!"

"Benarkah..?"

Yara masih belum percaya. Dengan ucapan wanita cantuk itu.

"Tentu..ucapan saya bukan hanya bualan..! jika kamu bersedia kamu bisa temui saya di cafe Cendana..!"

Jelas wanita cantik itu meyakinkan.

"Siapa ibu sebenarnya, kenapa ibu mau membantu saya..?"

Mendengar pertanyaan Yara. Wanita itu tersenym sembari memegang pundak gadis di hadapannya.

"Kamu tidak perlu tau siapa saya..! yang kamu butuhkan biaya perobatan ibumu bukan..?"

Ucap wanita itu dengan jelas. Kinan menatap wanita cantik di hadapannya, pandangannya menyelidik untuk mencari kebenara.

"Bagai mana..apa kamu berkenan menerima bantuan saya..? kamu tak perlu mengembalikannya..."

Wanita itu kembali berbicara pada Yara. Namun belum sempat menjawab henponnya berdering. Di layar datar itu tertulis Mbok Nah.

"Sebentar ibu, saya angkat telpon"

Ucap Kinan sopan. Wanita cantik nan berkelas itu mengangguk lembut. Terdengar Yara mengucap salam pada sambungan telponnya.

"Iya mbok..?"

"Mbak Yara, ibu...mbak..!"

"Iya mbok, ada apa..? bicara yang tenang..?"

Ucap Yara mengingatkan.

"Mbak, ibu demam tinggi, sekarang ibu gak sadarkan diri, ibu ngedrop lagi..!"

"Ya sudah, mbok tenang ya, saya akan segera ke sana!"

Yara berusaha menenagkan ART nya. Padahal kenyataannya Yara sendiri gelisah mendengar kabar yang disampaikan mbok Nah, tubuh Yara bergetar ia kembali dihantui rasa takut kehilangan sang mama. Yara memejamkan matanya sejenak,untuk mencari ketenangan. Namun saat mata itu terpejam, Yara dikagetkan dengan suara lembut dari belakangnya. Ia lupa jika ia tak sedang sendiri.

"Ada apa..?"

Tanya wanita cantik itu ingin tau. Yara menarik nafasnya sejenak.

"Mama saya, ngedrop lagi bu.."

"Jadi bagai mana, apa kamu tega melihat ibumu menderita...begitu..?"

Yara terdiam sembari menatap langit yang mendung.

"Baiklah saya menerima bantuan ibu..!"

Wanita cantik itu tersenyum sumringah.

"Saya senang mendengarnya, kamu bisa temui saya di cafe Cendana pukul dua puluh...!"

Pinta wanita cantuk itu, lalu ia pergi meninggalkan Yara sendiri.Kinan begitu bahagia ada orang dermawan yang membantu kesulitannya. Sungguh gadis itu begitu polos, ia tak sedikitpun curiga jika ia sedang masuk dalam perangkap Amira.

Terpopuler

Comments

Dedi Pedi

Dedi Pedi

lanjut k ceritanya seru

2022-11-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!