Zakia telah berkumpul bersama para rekan kerjanya yang lain. Setelah memeriksa berkas yang dibawa oleh Zakia, dia terdiam sejenak.
Mengingat berkasnya yang tertinggal di rumahnya, Zakia lalu membuka ponselnya mencari nomor yang ingin dia hubungi namun dia tidak bisa menemukannya.
"Benar juga, aku belum bertukar nomor dengannya!" gumam Zakia bingung.
Karena tidak memiliki nomor ponsel dari Syah, Zakia mendapatkan ide untuk mencari akun sosial media milik Syah.
Hanya saja, akun yang dicarinya tidak ditemui olehnya. Bukan tidak dia temukan, hanya saja Zakia terus melihat akun dengan popularitas yang rendah.
Sedangkan akun milik Syah memiliki pengikut sebanyak empat ratus ribu orang pengikutnya.
Zakia terlalu meremehkan Syah bukan?
Saat Zakia hendak berdiri, ponselnya pun berdering melihat layar ponselnya bahwa nomor yang menghubungi Zakia adalah nomor yang tidak dikenali.
Setelah menerima panggilan telpon itu, Zakia terkejut karena mendengar suara dari ponselnya yang dia kenali itu.
"Kia, aku akan—" belum sempat selesai berbicara, Zakia langsung memotongnya.
"Kamu! Cepat ambilkan berkas yang ada di meja kerjaku, map berwarna merah aku membutuhkannya segera! Bawakan kemari, ke perusahaan Irmansyah!" seru Zakia.
Syah menghela nafas di tempat dia berada, dia bahkan tidak diberikan kesempatan untuk berbicara.
"Baiklah!" jawab Syah patuh.
Zakia duduk kembali melanjutkan rapat kecil sebelum kedatangan manager dari perusahaan Incode, Manager Lanlan.
Sedangkan Syah saat ini sedang berada di parkiran taman, saat akan menaiki motornya.
Orang yang memanggil Syah dengan sebutan Tuan Muda itu kembali berbicara kepada Syah.
"Tuan Muda! Jika anda tidak menerima kartu ini aku takut ketika aku kembali ke kediaman besar, aku dimarahi Tuan Besar!" seru orang itu memang sedikit resah.
"Bagaimana pun dia tidak bersalah, aku tidak mungkin membuat dia menderita" pikir Syah menyadari ke khawatiran orang di depannya itu.
"Baiklah aku terima!" jawab Syah dingin.
"Selain itu, sebenarnya Tuan Besar memberikan satu perusahaan kecil untuk Tuan Muda, karena Tuan Besar tahu bahwa Tuan Muda tidak akan mau menerima perusahaan besarnya."
"Perusahaan apa itu?" tanya Syah penasaran.
"Perusahaan di kota ini, perusahaan Incode adalah milik Tuan Muda, Anda bisa segera pergi kesana karena sekarang Anda adalah dari perusahaan itu dan—" belum saja selesai berbicara, Syah sudah memotongnya dan berkata mengerti kepada orang itu.
"Baiklah, aku pergi dulu." kata Syah yang langsung menaiki motornya dan pergi meninggalkan taman itu.
Syah tidak pergi ke perusahaan Incode, dia segera pulang ke kediaman Irmansyah untuk mengambil berkas yang ditinggalkan oleh istrinya tersebut.
Baru saja sampai, mata sinis dari anggota keluarga lainnya itu menandakan bahwa mereka tidak menyukai Syah.
Syah tetap ramah, menyapa mereka dan melewati orang-orang itu dengan santai.
Sampailah dia di kamarnya, melihat meja kerja isterinya, Syah langsung mengambil berkas yang diminta oleh istrinya itu untuk segera di bawa ke perusahaan Irmansyah.
"Mau kemana Kau!" seru seorang gadis kepada Syah.
"Ehh, Yaya. Ada apa? Kakakmu ini mau ke perusahaan Irmansyah!" jawab Syah.
Yaya, memiliki nama asli Haya Irmansyah. Adik dari Zakia Irmansyah, biasa dipanggil dengan sebutan Yaya. Dia masih sekolah di jenjang SMA.
"Siapa Kakakku? Untuk apa sebenarnya Kakakku memiliki pria sampah sepertimu? Dasar menjengkelkan, segera enyahlah dari hadapanku!" ketus Yaya dengan kesal.
"Sampah? Baiklah, aku memang sampah di mata kalian, tidak apa!" batin Syah tabah.
Syah pun berlalu keluar dari kediaman Irmansyah dengan mengendarai motornya itu dan menuju ke perusahaan Irmansyah.
Saat setelah tiba disana, saat akan memasuki gerbang perusahaan dia ditahan oleh dua petugas keamanan.
Karena Syah membawa sebuah map dan dengan motor supranya, dia ditahan dengan alasan bahwa perusahaan Irmansyah saat ini sedang tidak membuka lowongan pekerjaan.
"Aku bukan untuk melamar pekerjaan disini, aku sedang membawakan berkas istriku yang tertinggal!" seru Syah dengan kesalnya.
"Hey! Coba kulihat!" pinta salah seorang petugas keamanan.
Karena di dalam berkas ini merupakan rencana kerjasama dengan perusahaan Incode, itu artinya berkas ini adalah sebuah rahasia yang tidak bisa diperlihatkan kepada sembarang orang.
Syah menolak permintaan dari petugas keamanan, "Kalo begitu, memangnya siapa istrimu? Kami kenal dengan banyak karyawan disini!" seru salah seorang petugas keamanan.
Tiba-tiba sebuah mobil akan melewati gerbang perusahaan, ketua petugas itu membukakan pintu gerbangnya dengan ramah.
Karena melihat seseorang yang tidak asing, mobil itu berhenti terlebih dahulu.
Seseorang yang berada di mobil melihat foto yang dia simpan di ponselnya itu untuk memastikan benar atau tidaknya orang yang dia rasa tidak asing itu.
Karena benar, seseorang yang berada di dalam mobil itu keluar dari mobil menghampiri Syah.
"Bos!" sapa dari manager Lanlan.
Syah terkejut, mendengar kata 'Bos' itu membuat dirinya mengerti.
"Eh, kita ketemu lagi! Sudah ku katakan, tidak perlu memanggilku Bos!" seru Syah dengan langsung mengatakan bahwa dia pernah bertemu sebelumnya.
Karena hal itu, Manager Lanlan tentu saja kebingungan karena itu adalah kali pertamanya mereka saling bertemu.
"Jangan ungkap identitasku!" bisik Syah kepada Manager Lanlan yang membuat dia mengerti.
"Oh, baiklah jika begitu aku akan panggil kamu, Syah? Begitu boleh?" tanya Manager Lanlan dengan dipaksakan.
"Pasti kamu akan datang untuk berdiskusi dengan istriku tentang proyek ya? Aku sedang membawa berkasnya apakah bisa menitipkannya padamu! Nanti sore kita bertemu lagi!" ujar Syah langsung menyerahkan berkas itu kepada Manager Lanlan.
"Baiklah, saya mengerti Tu— Syah!" jawab Manager Lanlan yang hampir memanggil Syah dengan sebutan tuan muda.
Karena urusannya telah selesai, Syah mengirimkan pesan teks kepada Zakia, istrinya itu.
"Tadi aku tidak bisa masuk ke dalam perusahaan karena ditahan oleh kedua petugas keamanan, jadi aku menitipkannya kepada seseorang yang katanya dia mengenalmu!" isi pesan teksnya.
"Jangan ungkap identitasku juga kepada istriku nanti, aku akan menjelaskannya nanti padamu!" bisik Syah kembali kepada Manager Lanlan.
Syah pun pamit, pergi meninggalkan perusahaan Irmansyah dan Manager Lanlan dari sana.
Manager Lanlan pun memasuki ruang rapatnya, Zakia terkejut melihat pesan teks yang dikirim oleh suami tidak bergunanya itu.
"Sialan! Manager Lanlan sudah tiba, sedangkan berkasnya belum ada padaku? Bagaimana ini?" batin Zakia panik.
Rapat pun dimulai, para rekan kerja Zakia memaparkan rencana proyek kepada manager Lanlan sedangkan manager Lanlan sibuk membaca proyek yang ada ditangannya itu.
Proyek itu adalah rencana dari Zakia, istri dari tuan mudanya.
"Proyek yang kalian paparkan memang cukup menarik!" ujar Manager Syah yang membuat para karyawan yang ingin mendapatkan kerjasama dengan perusahaan Incode menjadi bergembira, berbeda dengan Zakia yang sedari tadi resah karena berkasnya tertinggal.
"Haha! Kamu tidak akan mendapatkan proyek ini, sepupuku!" seru seorang pria dengan meledek dan dengan nada yang rendah sehingga tidak ada siapapun yang mendengarnya kecuali Zakia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Tik tok
Nahloh Nahkan
2022-12-19
0
Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ
justru orang yg di remehkan bisa jadi orang yg akan membantumu di masa depan zakia
2022-12-09
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
Jangan selalu menindas suamimu, bagaimanapun ia tetaplah seseorang yang patut kamu hormati dan dia adalah kepala keluargamu. walaupun dia tak memiliki apa-apa..
2022-12-09
0