DUDA CEO YANG MERESAHKAN

DUDA CEO YANG MERESAHKAN

PROLOG

Mei membulatkan kelopak matanya. Pemandangan indah tersuguhkan di hadapannya.

Hamparan rumput hijau, birunya gunung Fujiyama serta pepohonan bunga Sakura yang indah di musim semi jadi background views yang dinikmati panca indera penglihatannya.

Mei terpukau, terpesona.

Namun seketika netra indahnya memicing lalu membulat.

"Apa itu?"

Sebuah cahaya putih mirip bintang jatuh tiba-tiba melintas di angkasa biru nan indah.

Mei berlari ketakutan, setelah tahu cahaya itu rupanya mengarah ke arahnya.

"Huaaa... Tolooong!!!"

Ia berteriak minta bantuan. Namun tak seorang pun datang menolong hingga terdengar suara dentuman yang besar dari arah belakangnya.

Mei menahan nafas. Ia menoleh dan terkesiap.

Sebuah telur raksasa telah jatuh dari langit.

Ia terhentak dan langsung melompat mencari tempat sembunyi.

Krek krek krek

Mei terkejut setengah mati. Telur itu tiba-tiba mengeluarkan suara seperti retakan. Semakin lama semakin keras terdengar di telinga Mei.

Tiba-tiba telur itu pecah dan...

Seorang pria berwajah tampan keluar dari cangkang dengan keadaan tanpa sehelai benang.

Mei terbelalak kaget.

"Ry-Ryo? Ryo Yoshizawa???"

Treeet treeet treeet...

Treeet... Treeet... Treeet...

Handphonenya di atas nakas samping ranjang berdering beberapa kali.

Mei yang terbangun dari tidurnya dengan malas meraihnya. Mimpi yang indah melihat pria tampan keluar dari cangkang telur seketika sirna. Berganti dengan kenyataan yang super kejam menyita mimpi saat itu juga.

Shiiit! Bisa-bisanya aku memimpikan cowok brengsek itu lagi! Makinya dalam hati.

Mei menatap layar ponselnya.

...Hikari is calling...

...[Halo? Mei? Hei... Ini sudah jam berapa? Apa kau lupa kalau hari ini ada wawancara lamaran pekerjaanmu di perusahaan Kobane Kinba Co.?]...

"What??? O my God, aku lupa! Oke, oke, aku siap-siap dahulu!"

Mei cepat-cepat bangkit dari tempat tidur. Meloncat langsung masuk kamar mandi dan bergegas mencuci muka tanpa mandi lebih dulu.

Waktunya tinggal setengah jam lagi. Jarak gedung perkantoran perusahaan yang Hikari sebutkan tadi membutuhkan waktu dua puluh lima menit dari apartemen sewaannya.

"Waduh! Aku lupa! Hari ini wawancara pertamaku di kantor itu! Gawat, kalau sampai aku gagal diterima di sana! Hancur sudah masa depanku jikalau sampai tidak lulus dan peluangku jadi pegawai kantoran pupus karena kelalaianku sendiri."

Gadis itu menggerutu seorang diri. Sibuk dengan pakaian serta riasan yang akan dia pakai.

Sebuah kemeja putih dengan kerah lebar berbahan dasar brokat dipadu padankan celana panjang berwarna krem membuat Mei terlihat lebih rapi.

"Oke, aku siap memulai hari ini! Ganbatte kudasai!"

Mei meluncur ke gedung perkantoran dengan naik subway demi mempercepat perjalanannya.

Dadanya berdebar. Ini hari pertama ia wawancara kerja setelah tujuh tahun tinggal di kota Osaka mengurus kakek neneknya.

Mei Nagano memang lahir dan besar di Tokyo. Ayah Ibunya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas hingga ia terpaksa hijrah ke Osaka untuk tinggal dengan Kakek Nenek sekaligus mengurus mereka yang sudah tua.

Setelah Kakek meninggal dan setahun kemudian Nenek menyusul berpulang kepangkuan Tuhan, Mei kembali ke Tokyo untuk menggapai mimpi serta angannya mencari pekerjaan tetap di sana.

Nyatanya, angannya tak seindah kenyataan yang ada. Tokyo yang notabenenya adalah kota besar pun sangat sulit untuk Mei taklukan, padahal ia asli warga Tokyo.

Mendapatkan pekerjaan yang bagus di sana, tak semudah membalikkan telapak tangan. Mei butuh tenaga ekstra untuk bisa taklukan Ibu Kota Negeri Matahari Terbit itu.

Setelah hampir sebulan ia luntang-lantung mencari lowongan pekerjaan, akhirnya ada juga kabar yang cukup menggembirakan. Perusahaan besar Kobane Kinba Co. membuka lowongan pekerjaan di seluruh bagian divisinya.

Mei berhasil mendapatkan nomor antrean panggilan wawancara berkat bantuan teman sekolah menengah atasnya yang sudah lebih dulu menjadi karyawan tetap. Hikari telah bekerja hampir dua tahun lamanya di sana. Kini Mei pun tengah berjuang mengambil kesempatan yang ada.

Sepatu pantofel hitamnya ternyata sudah tidak enak lagi dipakai.

Tapi apa boleh buat, waktu berjalan begitu cepat. Tak ada waktu lagi buat Mei mengganti sepatunya.

Namun, ditengah perjalanan memasuki wisma gedung perkantoran yang mewah, tiba-tiba sol sepatunya lepas.

"Kyaaa!" Mei memekik dengan raut wajah kesal. Beberapa pekerja kantor menoleh padanya, tapi tiada yang peduli.

Hanya ada satu orang yang melihat dari kejauhan seraya menepuk dahinya.

"Hhh... Dasar! Bagaimana bisa perusahaan ini maju dengan pesat, kalau karyawannya teledor dan bodoh seperti itu?" gumam pria berjas rapi itu sebelum memasuki lift khusus petinggi perusahaan.

Rupanya pria itu bukan orang sembarangan! Siapakah dia?

...🍀BERSAMBUNG🍀...

Terpopuler

Comments

sarifull_bian

sarifull_bian

walahhh .. inii nihh visual sesuai nama asli 😁

2023-02-04

3

Ara Aulia

Ara Aulia

keren

2023-01-01

1

Lee

Lee

Ceritanya lucu kak..
q favoritin ya..
slam dri Beauty..😍

2022-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!