Bab 5. Boss Sombong

Jeamy berjalan meninggalkan parkiran menuju ke perusahaan itu dengan sejuta harapan. Wajah tampannya menjadi pusat perhatian para karyawan wanita yang sedang bekerja di sana.

Saat jam istirahat mereka terlihat santai dan saling mengobrol satu sama lain. Mengingat perusahaan ini masih baru, kantin untuk para karyawan belum begitu memadai. Mereka menikmati makan siang di mana saja, termasuk di lobi dan ruang tunggu perusahaan.

Jia Mei sedang berpikir untuk memperbaiki segala kekurangan dan terus berbenah. Banyak produk-produk dari perusahaannya yang meledak di pasaran. Ke depannya dia juga akan merambah ke produk-produk kecantikan dan perawatan diri.

"Selamat siang," sapa seorang resepsionis menyambut kedatangan Jeamy.

"Selamat siang. Bisakah saya bertemu dengan Direktur Perusahaan ini. Aku dengar perusahaan ini masih memerlukan beberapa peneliti. Oh, iya, aku profesor Jeamy." Jeamy memperkenalkan dirinya.

"Oh, Anda Profesor Jeamy yang sering masuk pemberitaan itu, ya? Sebentar saya sampaikan dulu ke asisten Nona Jia." Resepsionis itu tersenyum ramah pada Jeamy. Dia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu dengannya secara langsung.

Para karyawan wanita saling berbisik menggunjingkan ketampanan Jeamy. Meskipun jarang bermain sosmed tetapi dia cukup populer di kalangan gadis-gadis. Mereka tidak peduli dengan sikap acuh Jeamy yang mengabaikan sapaan mereka.

Resepsionis itu mempersilakan Jeamy untuk pergi ke lantai lima belas. Dia menjelaskan di mana letak ruangan Jia Mei selaku pemilik perusahaan ini.

'Awal yang bagus. Biasanya seorang Direktur Utama sangat sulit untuk ditemui dan harus membuat janji terlebih dahulu. Semoga saja aku bisa mendapatkan posisi yang bagus di perusahaan ini. Pekerjaanku sebelumnya tidak memberiku gaji yang sesuai.' Jeamy berpetualang dengan angannya.

Di ruangan Jia Mei,

Jia Mei memutar kursi kerjanya memunggungi pintu masuk. Dia melihat pantulan wajahnya di dalam cermin dan merasa jika penampilannya sudah sempurna. Tangannya terasa dingin karena detak jantungnya tidak stabil.

Meskipun telah memiliki seorang anak, wajah Jia Mei masih terlihat sangat cantik. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu tidak memperlihatkan jika dirinya seorang ibu yang pernah melahirkan.

'Sudah sangat lama kita tidak bertemu, Jeamy. Aku merasa sangat gugup. Semoga saja kamu tidak mengenaliku. Dia juga tidak boleh tahu jika aku memiliki seorang anak laki-laki darinya.' Jia Mei memainkan ponsel ditangannya untuk mengurangi kegugupannya.

Semua yang terjadi hari ini di luar angan-angannya. Dia tidak menyangka jika orang yang diidolakannya tujuh tahun lalu datang untuk menawarkan penemuannya padanya.

Sebagai seorang mantan mafia, Jia Mei tidak bisa langsung percaya begitu saja pada Jeamy. Dia selalu waspada dan berhati-hati dalam bertindak.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Jia Mei.

"Masuk!" seru Jia Mei.

Dari pantulan dinding kaca terlihat Anna membukakan pintu untuk Jeamy dan mempersilakannya masuk.

Jia Mei masih dalam posisi memunggungi mejanya sehingga Jeamy belum melihatnya.

"Duduklah!" seru Jia Mei.

"Baik, Nona." Jeamy menarik kursi lalu duduk di sana.

'Dari suaranya, wanita ini sangat tegas. Apakah dia galak? Huft! Ya, Tuhan, aku gugup sekali.' Jeamy menahan nafasnya saat melihat kursi Jia Mei berputar perlahan.

Keduanya saling bertatapan untuk beberapa saat. Mereka merasakan sebuah getaran aneh yang mengalir di tubuh mereka masing-masing. Perasaan akrab seperti pernah saling mengenal satu sama lain sebelumnya.

"Perkenalkan nama saya Profesor Jeamy Xu." Jeamy mengulurkan tangannya sambil berdiri setengah duduk.

"Aku Jia Mei. Langsung saja!" Jia Mei tidak membalas uluran tangan Jeamy dan terlihat begitu sombong.

Jeamy mengangguk dan menarik kembali tangannya lalu kembali duduk dengan benar.

'Wanita ini begitu sombong. Aku tidak yakin penemuanku akan dihargai olehnya. Jika bukan karena aku sedang butuh uang, rasanya aku ingin pergi dari tempat ini sekarang juga.' Jeamy kehilangan harapannya.

Apa yang telah dimulai harus diselesaikan dengan baik tidak peduli seperti apa hasilnya nanti. Begitulah kiranya prinsip Jeamy.

Meskipun dirinya menerima perlakuan kurang menyenangkan dari Jia Mei, dia tetap melakukan presentasi untuk menawarkan hasil dari penemuannya. Dia mengabaikan sikap congkak Jia Mei dan berusaha menyajikan yang terbaik.

Ada tiga buah penemuan yang ditawarkan oleh Jeamy, tetapi Jia Mei terlihat biasa-biasa saja dengan penemuan itu karena hasil dari penelitian Jack lebih sempurna dari itu.

"Apakah hanya ini saja yang Anda tawarkan?" tanya Jia Mei.

Tubuh Jeamy seketika menjadi lemas ketika mendengar kata 'hanya'. Dia merasa jika hasil penemuannya itu dianggap kecil oleh Jia Mei. Ingin rasanya dia marah dan membalas kesombongan Jia Mei, tetapi lagi-lagi dia berpikir bahwa saat ini dirinya sangat membutuhkan pekerjaan.

Jia Mei menangkap ekspresi kecewa di wajah Jeamy. Sebenarnya dia tidak tega tetapi di dalam berbisnis dia tetap harus tegas dan mengesampingkan urusan perasaan.

"Saya hanya membawa tiga penemuan saja karena saya pikir inilah yang paling berharga selama penelitian. Nona bisa meminta penemuan seperti apa maka saya akan membawakannya untuk Anda," Jeamy tidak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja meskipun sikap Jia Mei kurang menyenangkan.

Jia Mei terlihat berpikir. Dia memiliki rencana untuk memproduksi parfum mahal yang tidak sama dengan yang ada dipasaran. Namun, ingin Jeamy meraciknya di laboratorium khusus di perusahaannya, dengan kata lain dia harus bekerja di perusahaan ini.

"Aku akan melebarkan sayap ke bidang kecantikan dan perawatan tubuh. Untuk saat ini aku tidak membutuhkan penemuan dalam bidang kesehatan karena sudah ada yang melakukan riset untuk ini. Jika kamu mau, kamu bisa bekerja untukku maka aku akan memberimu gaji yang besar." Jia Mei membuat penawaran.

"Selama pekerjaan itu sesuai dengan bidang saya, saya bersedia, Nona." Mendengar iming-iming gaji, Jeamy mencoba menurunkan harga dirinya dan menerima pekerjaannya.

"Tentu saja. Aku berencana memproduksi parfum, produk kecantikan dan perawatan tubuh. Jika kamu setuju, aku akan meminta Anna untuk mengantarkan kontrak kerjanya." Jia Mei berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.

Jeamy tidak peduli dengan sikap sombong calon atasannya itu. Membuat produk kecantikan lebih mudah ketimbang obat-obatan yang membutuhkan riset panjang. Dia setuju untuk bekerja di perusahaan ini dan melakukan penelitian untuk Jia Mei.

Anna mengantarkan berkas yang diminta oleh Jia Mei. Belum puas dia menatap wajah tampan Jeamy, Jia Mei sudah mengusirnya keluar.

Dalam surat kontrak itu belum dituliskan berapa kesepakatan gaji di antara mereka. Jia Mei sengaja membiarkannya kosong agar Jeamy bisa mengisinya sendiri. Baginya uang bukanlah masalah karena produk yang akan diluncurkannya menyasar pada kalangan menengah ke atas.

"Di sini tidak dituliskan berapa gaji yang saya terima setiap bulannya. Mungkin Anda lupa, Nona." Jeamy mendorong kertas itu kehadapan Jia Mei.

"Tulis saja gaji yang kamu inginkan," jawab Jia Mei dengan begitu enteng.

Jeamy tercengang mendengar jawaban Jia Mei. Mulutnya menganga tidak percaya dan merasa wanita di hadapannya itu sedang bermain-main.

****

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

SEPTi

SEPTi

mama kamu terlalu kaya Jack jadi bisa meng gajih papa kamu 😁

2022-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!