Baikan

Sudah lima hari aku dan suamiku tanpa tegur sapa. Tiap hari aku tetap melakukan aktivitasku.

Setelah sehat, aku kembali bekerja. Oh iya, aku adalah seorang karyawan di sebuah kantor kecamatan, umurku saat ini 35 tahun, memiliki dua anak.

Suamiku kalau orang menyebutnya adalah touke. Mungkin itu disebabkan karena ekonomi kami agak sedikit keatas dibandingkan tetangga sekitar kami

Suamiku memiliki usaha di bidang sawit, sering membeli dan mengirimkan bibit sawit keluar kota bahkan luar propinsi, juga suamiku seorang pedagang, khusus perdagangan barang plastik dalam jumlah besar, gudang barangnya bahkan ada tiga, memiliki dua ruko dan pegawai toko kami ada lima belas orang, selain itu juga suamiku memiliki kolam ikan yang luas.

Aku terus fokus melakukan pekerjaanku, apalagi bagianku adalah dalam bidang umum kemasyarakatan

Seperti hari ini aku mengurusi pembuatan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.

Setelah mengurus segala surat menyuratnya, aku membawa berkas tersebut ke kabupaten

Handphone dalam tas yang ku selempangkan berdering

Suami

Tumben dia nelpon pikirku

"Ya yah?"

"Dimana?"

"Jalan, mau kekantor disdukcapil"

"Jangan sore pulangnya, aku mau ke luar propinsi"

Aku diam, tumben pikirku

"Halo?"

"Oh, iya yah. Insha Alloh jam empat pulang"

"Ya sudah, kalau tiba-tiba aku pergi mendadak jangan tanya aku kemana, ngerti?"

"Iya, ngerti"

Tuuuuutttt....

Terputus. Aku menarik nafas dalam. Lalu kembali menghidupkan mesin motor matic ku lalu kembali mengegas motor

Hampir dua jam aku di kantor disdukcapil. Antrian cukup panjang belum lagi menunggu prosesnya. Sampai kegiliranku, aku segera menyerahkan berkas dan segera pulang karena proses untuk kartunya jadi baru minggu depan

Ketika sampai di kantor kecamatan sudah pukul dua siang. Aku segera mengeluarkan handphoneku lalu mengecek pesan instan yang masuk

Ada beberapa pesan dari Naya dan sebagian dari temanku. Sambil santai mengobrol dengan teman sekantor aku membalas chat yang masuk

"Eh, dengar berita nggak sih, itu suami si A kabarnya menikah lagi"

"Apa iya sih?"

Aku melirik sambil tersenyum simpul kearah ibu-ibu teman sekantorku yang bergosip

"Iya, nggak nyangka ya"

"Itulah laki-laki, berduit dikit aja sudah langsung deh bertingkah"

"Eh, Din, awas loh suami kamu"

Aku segera menoleh kearah mereka

"He eh Din, suami kamu kan beruang tuh, awas loh nanti jadi incaran pelakor"

Aku diam, dalam hati timbul juga rasa khawatirku. Terlebih mengingat mimpiku kemarin

"Semoga tidaklah buk"

Mereka menganggukkan kepalanya. Lalu aku membuka aplikasi sosial mediaku

Banyak sekali postingan tentang pelakor, bahkan temanku sewaktu SMA sampai membuat status memaki-maki tetangganya yang jadi pelakor

"Hadehhh nggak penting banget sih nih orang" kesalku dengan kelakuannya yang terlalu kepo urusan orang

Lalu aku membaca status teman-temanku yang lain. Terkadang aku memberikan jempol pada tulisan mereka yang bagus atau aku hanya skip saja kebawah bila tidak tertarik

Kegiatan berselancar ku di dunia maya terhenti ketika panggilan masuk dari suamiku

"Ya yah?"

"Aku pergi"

"Pulangnya kapan?"

"Belum tahu"

"Tumben ikut, biasanya anak buah yang ngantar"

"Sekalian cek lokasi"

"Oohh..."

"Ya sudah, hati-hati ya yah"

"Iya"

Lalu aku log out dari aplikasi sosial mediaku, memasukkan handphone kedalam saku baju seragam ku dan mendengarkan obrolan ibu-ibu tadi yang sepertinya kian seru

Obrolan kami diselingi dengan tawa bahkan kadang diselingi dengan saling pukul. Biasalah perempuan itu kalau bicara bukan hanya mulut yang bergerak, kaki tangan bergerak semua.

...****************...

Sudah dua hari suamiku belum pulang, timbullah rasa khawatir dan curiga dalam hatiku. Apalagi tak biasanya dia begini.

Biasanya jikapun dia ikut mengantarkan bibit sawit paling sehari pulang, lah ini kok dua hari bahkan mau tiga malam belum juga pulang

Ku hubungi handphonenya, tersambung tapi tak diangkat.

Kubuka aplikasi what's app, aktif lima menit yang lalu

Lalu aku mengetik pesan

*Di mana yah? kok belum pulang

kasih kabar lah sama kami yang di rumah biar tidak khawatir*

Centang dua tapi belum dibaca. Aku lalu meletakkan handphone di atas meja.

Dari luar rumah pintu diketuk, aku berdiri dan membuka pintu

Reni, kasir toko suamiku berdiri di luar

"Masuk Ren"

"Terima kasih bu"

Lalu Reni masuk dan duduk

"Mau nyetor uang bu"

Aku menganggukkan kepalaku

"Tiga hari ini?"

"Iya bu"

Lalu aku masuk ke kamar dan keluar lagi dengan membawa laptop

"Ibu cek disini ya" ucapku

Karena catatan keuangan kasir bisa aku akses di laptopku, begitu juga dengan kamera pengawas

"Kasir satunya mana?"

"Tadi toko satunya belum tutup bu"

Aku menganggukkan kepalaku

"Oh, ada barang masuk ya Ren?" tanyaku karena aku melihat melalui rekaman cctv

"Iya bu, kemarin"

"Tunai?"

"Kredit bu, kalau urusan sales bapak yang turun langsung"

"Oh..."

Lalu aku terus mengecek transaksi penjualan tiga hari ini.

"Totalnya 156" ucapku

Reni lalu menyerahkan bungkusan plastik hitam ke arahku

"Bantu ibu menghitungnya"

Lalu Reni dan aku duduk di lantai, aku segera membagi dua gepokan uang lalu kami langsung fokus menghitung uang yang masuk

"Assalamualaikum"

Aku dan Reni sama-sama menoleh, Siska kasir toko satunya masuk

"Kamu duduk sini, bantu ngitung juga" ucapku

Siska segera ikutan duduk dan menghitung uang yang belum selesai kami hitung

Aku mengikat tiap sepuluh juta dengan karet lalu meminggirkannya untuk memudahkan ku dalam mengeceknya.

Setelah selesai menghitungnya lalu aku menghitung jumlah tumpukan nya

"Pas" ucapku

Wajah Reni tampak lega karena total uang tidak ada yang kurang

"Sini punya kamu" ucapku pada Siska

Lalu aku mengecek penjualan toko kedua

"Agak sepi ya sis?"

"Nggak juga sih bu, lumayan rame"

Aku terus mengecek setiap transaksi dan juga mengecek kamera pengawas

"Saatnya jam istirahat, jika masih ada yang mau belanja kalian suruh tunggu"

"Nggak berani bu" jawab mereka

"Loh kenapa?"

"Takut bapak marah" jawab mereka takut-takut

Aku mengalihkan perhatianku pada laptop lalu memandang mereka yang menunduk

"Jadi setiap hari kalian makannya telat?"

Mereka mengangguk dengan pelan

"Mulai besok, makannya gantian. Biar ada yang stay jaga toko, ya?"

"Iya bu"

Lalu aku kembali mengecek pemasukan

"138 sis"

"Iya bu"

Lalu aku membuka kantong kresek hitam yang tadi diletakkan Siska. Kembali membuka ikatan karetnya

"Yuk bantu ibu"

Dengan cepat Reni dan Siska kembali membantuku menghitung uang

"Pas semuanya" ucapku sambil tersenyum kearah mereka

"Kalau begitu kami pulang dulu bu" pamit keduanya

"Tunggu disini sebentar ya" ucapku sambil masuk membawa dua bungkusan uang masuk

Lalu keluar kembali

"Untuk jajan" ucapku memberikan mereka masing-masing selembar uang biru

"Terima kasih banyak bu" ucap mereka dengan mata berbinar bahagia

...****************...

Suara mobil membangunkan ku. Aku segera bangun membukakan pintu untuk suamiku

"Mau makan atau minum teh?"

"Tidur saja, aku ngantuk"

Lalu aku melongok kan kepalaku keluar, melihat anak buah suamiku memarkirkan mobil truk ke halaman

Aku berjalan kearah halaman. Kedua anak buah suamiku menoleh padaku

"Tumben lama?"

"Anu yuk, lokasi kebunnya jauh"

Aku diam memandang penuh selidik pada mereka

"Yakin?"

"Sumpah yuk, masa kami bohong"

Aku menarik nafas dalam lalu memutar tubuhku masuk kedalam rumah setelah menerima kunci mobil dari salah seorang dari mereka

Aku melihat suamiku telah tidur dengan pulasnya

"Mungkin dia lelah" gumamku sambil membaringkan tubuh di sebelah suamiku

Saat aku hendak memejamkan mataku, aku seperti mencium bau minyak telon bayi dari baju suamiku

Aku terus mengendus-endus kan hidungku, dan benar bau minyak telon begitu melekat dari tubuh suamiku

"Minyak telon bayi, nggak mungkinkan jika dia yang makainya? gumamku

Aku memiringkan tubuhku menghadap kearah suamiku yang sudah nyenyak

"Astaghfirullah" ucapku sambil mengusap wajahku ketika pikiran buruk melintas di kepalaku

Episodes
1 Mimpi
2 Musuhan
3 Baikan
4 Ketemu Mantan
5 Dikerjain Bestieku
6 Kembali Curiga
7 Sales Datang
8 Meminta Adi Cepat Pulang
9 Alasan
10 Tomi Kena Begal
11 Donor
12 Kembali Berulah
13 Bukti Baru
14 Menyusul Adi
15 Ketahuan
16 Hancur
17 Terpuruk
18 Memecat Mas Toro Dkk
19 Adi Pulang
20 Harus Sadar Diri
21 Rencana Ku
22 Blokir
23 Mencoba Menenangkan Diri
24 Fakta Mengejutkan
25 Menemani Para Pemborong
26 Serasa Dejavu
27 Perjanjian Dengan Pak Bara
28 Naya Mengamuk
29 Kejutan Dari Tomi
30 Surprise Di Kantor
31 Kembali Adi Harus Shock
32 Lagu Untuk Dinda
33 Adi Mengamuk
34 Ancaman
35 Adi Pergi
36 Pak Bara Menagih
37 Hutang Yang Menumpuk
38 Tomi Datang Disaat Yang Tepat
39 Tomi Yang Ambil Alih
40 Konsultasi
41 Ditagih Lagi
42 Yesa Kesal, Adi Kalut
43 Kue Cinta
44 Maafkan Aku Tom....
45 Surat Gugatan
46 Tamu Tak Diundang
47 Fix, Berpisah
48 Melepaskan Dengan Ikhlas
49 Marah
50 Sidang Pertama
51 Adi Sedih
52 Sidang Kedua
53 Putusan
54 Penjelasan Untuk Sahabatku
55 Bicara Dengan Karyawan
56 Sidang Lagi
57 Mila Kalap
58 Hadiah Untuk Yesa
59 Yesa Masih Saja Kesal
60 Kata Cinta Dari Tomi (Lagi)
61 Kembali Berlima
62 Kebaikan Pak Endro cs
63 Adi Pulang Kerumah
64 Bertengkar
65 Kritis
66 Orang-Orang Baik
67 Tertangkap
68 Kena Batunya
69 Masih Belum Sadar
70 Sadar
71 Pulang
72 Kepergok
73 Pengakuan Mila
74 Perhatian Tomi
75 Bucin
76 Ini Maksudnya Apa?
77 Ternyata......
78 Kembali Tomi Yang Menolongku
79 Tak Ada Nominal Dalam Cinta
80 Baper
81 Sidang Perkara
82 Mila Mengamuk Kembali
83 Ucapan Telak Untuk Yesa
84 Rahasia Tomi
85 Terbongkarnya Rahasiaku
86 Lega
87 Harapan
88 Lawan Yang Tepat
89 Shock
90 Ingin Papa Baru
91 Insiden
92 Ternyata.....???!
93 Melamar
94 Kejutan
95 Cepat Tanggap Semua
96 Kaget Semua
97 Sah
98 Dan Itu Terjadi
99 Resepsi
100 Area 21+
101 Pulang Ke Rumah
102 Pergi Liburan
103 Welcome To The Pink Beach
104 Mahar Kedua
105 Kejutan Lagi
106 Kepergok Mertua
107 Rumah Baru
108 Rumah Impian
109 Transferan
110 Ohhh.... Ternyata....
111 Rumahku
112 Adi Sakit
113 Karma
114 Full Ancaman
115 Permintaan Tak Masuk Akal
116 Sang Penyelamat
117 Kejutan Buat Tomi
118 Positif
119 Over Protective
120 KEJUTAN BERTUBI-TUBI
121 POSITIF
122 Fix Blokir
123 Kontraksi
124 Malam Yang Panjang
125 Air Mata Tomi
126 Namanya Siapa?
127 Hebohnya
128 Yusuf Alkahfi
129 Oke, Kita Setuju Ide Pak Burlian
130 Hamil Lagi
131 Emosi Naya
132 Kembali Ke Lembah Hitam
133 Mencoba Memaafkan
134 Penelepon
135 Salah Faham
136 Kecewa
137 Semakin Pelik
138 Mood Yang Berantakan
139 Bahagia Dengan Caraku Sendiri
140 Tragedi
141 TERPAKSA DIGUGURKAN
142 AKU HARUS PERGI
143 Hidup dan Mati
144 Kesempatan Ketiga
145 Nasihat Untuk Tomi
146 Bukti Video Dari Arik
147 Koma
148 Adi Datang
149 Penjelasan Adi
150 Dinda Sadar
151 Maafkan Aku Din…..
152 Mila Harus Mengalahkan Egonya
153 Setengah Amnesia
154 Mulai Ingat Walau Sedikit
155 Definisi Luka Tak Berdarah
156 Kembali Ke Rumah Orang Tuaku
157 Kecewa Itu Tingkatnya Diatas Marah
158 Video
159 Meminta Bantuan Putri
160 Keputusanku
161 Niatku
162 Gugatan
163 Surat Panggilan
164 Sidang Perdana
165 Dalam Persidangan
166 Sidang kedua
167 Seseorang Yang Tak Pernah Kuduga Datang
168 Kedatangan Nanda dan Lisa
169 Keputusan Pengadilan
170 Ikhlas
171 Thank you Readers
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Mimpi
2
Musuhan
3
Baikan
4
Ketemu Mantan
5
Dikerjain Bestieku
6
Kembali Curiga
7
Sales Datang
8
Meminta Adi Cepat Pulang
9
Alasan
10
Tomi Kena Begal
11
Donor
12
Kembali Berulah
13
Bukti Baru
14
Menyusul Adi
15
Ketahuan
16
Hancur
17
Terpuruk
18
Memecat Mas Toro Dkk
19
Adi Pulang
20
Harus Sadar Diri
21
Rencana Ku
22
Blokir
23
Mencoba Menenangkan Diri
24
Fakta Mengejutkan
25
Menemani Para Pemborong
26
Serasa Dejavu
27
Perjanjian Dengan Pak Bara
28
Naya Mengamuk
29
Kejutan Dari Tomi
30
Surprise Di Kantor
31
Kembali Adi Harus Shock
32
Lagu Untuk Dinda
33
Adi Mengamuk
34
Ancaman
35
Adi Pergi
36
Pak Bara Menagih
37
Hutang Yang Menumpuk
38
Tomi Datang Disaat Yang Tepat
39
Tomi Yang Ambil Alih
40
Konsultasi
41
Ditagih Lagi
42
Yesa Kesal, Adi Kalut
43
Kue Cinta
44
Maafkan Aku Tom....
45
Surat Gugatan
46
Tamu Tak Diundang
47
Fix, Berpisah
48
Melepaskan Dengan Ikhlas
49
Marah
50
Sidang Pertama
51
Adi Sedih
52
Sidang Kedua
53
Putusan
54
Penjelasan Untuk Sahabatku
55
Bicara Dengan Karyawan
56
Sidang Lagi
57
Mila Kalap
58
Hadiah Untuk Yesa
59
Yesa Masih Saja Kesal
60
Kata Cinta Dari Tomi (Lagi)
61
Kembali Berlima
62
Kebaikan Pak Endro cs
63
Adi Pulang Kerumah
64
Bertengkar
65
Kritis
66
Orang-Orang Baik
67
Tertangkap
68
Kena Batunya
69
Masih Belum Sadar
70
Sadar
71
Pulang
72
Kepergok
73
Pengakuan Mila
74
Perhatian Tomi
75
Bucin
76
Ini Maksudnya Apa?
77
Ternyata......
78
Kembali Tomi Yang Menolongku
79
Tak Ada Nominal Dalam Cinta
80
Baper
81
Sidang Perkara
82
Mila Mengamuk Kembali
83
Ucapan Telak Untuk Yesa
84
Rahasia Tomi
85
Terbongkarnya Rahasiaku
86
Lega
87
Harapan
88
Lawan Yang Tepat
89
Shock
90
Ingin Papa Baru
91
Insiden
92
Ternyata.....???!
93
Melamar
94
Kejutan
95
Cepat Tanggap Semua
96
Kaget Semua
97
Sah
98
Dan Itu Terjadi
99
Resepsi
100
Area 21+
101
Pulang Ke Rumah
102
Pergi Liburan
103
Welcome To The Pink Beach
104
Mahar Kedua
105
Kejutan Lagi
106
Kepergok Mertua
107
Rumah Baru
108
Rumah Impian
109
Transferan
110
Ohhh.... Ternyata....
111
Rumahku
112
Adi Sakit
113
Karma
114
Full Ancaman
115
Permintaan Tak Masuk Akal
116
Sang Penyelamat
117
Kejutan Buat Tomi
118
Positif
119
Over Protective
120
KEJUTAN BERTUBI-TUBI
121
POSITIF
122
Fix Blokir
123
Kontraksi
124
Malam Yang Panjang
125
Air Mata Tomi
126
Namanya Siapa?
127
Hebohnya
128
Yusuf Alkahfi
129
Oke, Kita Setuju Ide Pak Burlian
130
Hamil Lagi
131
Emosi Naya
132
Kembali Ke Lembah Hitam
133
Mencoba Memaafkan
134
Penelepon
135
Salah Faham
136
Kecewa
137
Semakin Pelik
138
Mood Yang Berantakan
139
Bahagia Dengan Caraku Sendiri
140
Tragedi
141
TERPAKSA DIGUGURKAN
142
AKU HARUS PERGI
143
Hidup dan Mati
144
Kesempatan Ketiga
145
Nasihat Untuk Tomi
146
Bukti Video Dari Arik
147
Koma
148
Adi Datang
149
Penjelasan Adi
150
Dinda Sadar
151
Maafkan Aku Din…..
152
Mila Harus Mengalahkan Egonya
153
Setengah Amnesia
154
Mulai Ingat Walau Sedikit
155
Definisi Luka Tak Berdarah
156
Kembali Ke Rumah Orang Tuaku
157
Kecewa Itu Tingkatnya Diatas Marah
158
Video
159
Meminta Bantuan Putri
160
Keputusanku
161
Niatku
162
Gugatan
163
Surat Panggilan
164
Sidang Perdana
165
Dalam Persidangan
166
Sidang kedua
167
Seseorang Yang Tak Pernah Kuduga Datang
168
Kedatangan Nanda dan Lisa
169
Keputusan Pengadilan
170
Ikhlas
171
Thank you Readers

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!