Sarifah, Sam dan Darren sedang dalam perjalanan, ia sedang berada di taksi dan Sarifah yang duduk di belakang bersama Darren itu melihat ke kerumunan, ia sempat melihat wajah Viona yang sedang dijambak oleh seorang pria.
"Astaga, itu kan Vio!" kata Sarifah seraya menurunkan kaca mobilnya.
"Berhenti, Pak!" perintah Sarifah pada sopir taksi tersebut.
"Ngapain sih, Bu. Biar ajalah, itu urusan rumah tangga mereka, di jalan berantem ntar di kamar hotel juga mesra lagi!" kata Sam seraya melihat kebelakang, ternyata Sam juga sempat melihat Vio juga Surya.
"Kamu ini, ada kekerasan gitu kok biarin aja! Kasian tau! Kalau kamu enggak mau nolongin Vio, biar ibu aja!" kata Sarifah, kemudian Sarifah membuka pintu mobil itu lalu turun dan wanita yang sudah berjalan dibantu dengan tongkat itu di bantu oleh Darren.
Mau tak mau, akhirnya, Sam pun turun dari mobil. "Kok ibu bisa kenal tuh cewek?" tanyanya pada diri sendiri.
Sam mulai mendekat dan melihat tangan Surya sudah melayang, Sam menahan tangan itu sebelum mendarat ke pipi Vio.
"Jangan beraninya sama cewek, lo!" kata Sam seraya menurunkan tangan Surya dengan kasar.
"Siapa lo, ngapain ikut campur!" geram Surya seraya mendorong dada Sam.
"Urusan kamu sama aku!" Vio menahan lengan Surya dan Surya mengibaskan tangan Vio.
Kali ini, Surya benar-benar tersudutkan.
"Ini urusan rumah tangga, lo enggak usah ikut campur!" kata Surya pada Sam.
"Enggak usah bawa-bawa rumah tangga! Kita udah cerai dan sekarang balikin rumah ibu aku yang kamu jual enggak usah ngelak lagi atau kabur lagi kamu!" kata Vio seraya kembali menarik lengan Surya.
"Kan udah Sam bilang ini urusan rumah tangga!" kata Sam pada Sarifah yang ada di belakangnya.
Sementara Darren, ia terus menatap Vio yang sedang berjuang, Apakah Darren terpana dengan kecantikan Viona?
****
Dalam hati Surya, ia ingin segera melarikan diri.
Dan benar saja, pria tak tau malu itu mendorong Viona ke arah Adiba dan membuat keduanya terjatuh.
"Kejar dia!" kata Viona yang menatap Sam.
Sam yang sedang berdiri itu bertanya pada Vio, "Gue?"
"Astaga, ya siapa lagi, Pak!" gerutu Vio seraya bangun dari jatuhnya, Vio segera berlari mengejar Surya.
Sementara itu, Surya sudah sedang berkelahi dengan Darren yang lebih dulu mengejarnya.
Vio yang terengah itu berjongkok dan memperhatikan keduanya yang sedang berkelahi.
Dengan susah payah, akhirnya Darren dapat melumpuhkan Surya.
Darren membuat Surya berlutut di depan Viona yang masih berjongkok.
Plak! Viona menampar Surya.
Sudah babak belur dihajar oleh Darren, sekarang, Surya mendapatkan tambahan dari Viona.
Sementara itu, Luky sudah tidak terlihat lagi.
"Bawa ke kantor polisi aja, Vi! Jelas dia melakukan penipuan saat jual rumah kamu!" usul Adiba yang ada di samping Viona.
"Percuma mau lo bawa gue ke polisi atau pengadilan, rumah itu sah gue jual, lo lupa pernah tanda tangan di atas kertas kosong?" tanya Surya dan Vio mengingat-ingat dan benar saja, Vio pernah menandatangani kertas kosong yang Surya maksud.
Vio merasa bodoh karena pernah menandatangani kertas kosong tersebut.
Vio merasa sakit kepala dan dirinya tidak mau rugi, Surya harus mengembalikan uangnya untuk menebus kembali rumah itu.
"Kalau gitu, balikin uang hasil jual rumah atau-" ucap Vio terpotong.
"Atau apa?" Surya menantang Vio, pria keriting yang sudah berdarah di wajahnya itu masih tidak dapat berkutik, sementara orang yang berkerumun itu sudah dibubarkan oleh Adiba. Tersisa keluarga Sam yang masih setia menonton.
Dan Sarifah yang sudah tau apa permasalahannya itu memukul punggung Surya menggunakan tongkatnya.
"Dasar pria tidak bertanggung jawab!" kesal Sarifah pada Surya.
"Dasar tua bangka, udah bau tanah aja rese!" gerutu Surya dan Darren yang masih memelintir lengan Surya itu tidak diam saja. Darren semakin memelintir lengannya dan itu membuat Surya kesakitan meminta ampun.
"Cepat kembalikan uang aku!" kata Vio yang masih berjongkok.
"Gimana caranya kalau cowok ini masih melintir tangan aku!" jawab Surya.
"Lepas dulu, baru aku bisa balikin!" kata Surya.
"Kamu janji bakal balikin uang aku?" tanya Vio dan Adiba meminta pada Vio untuk tidak mempercayai mantan suaminya itu.
"Terus aku gimana jalannya, uangnya ada di kos aku! Enggak percayaan banget jadi orang!" kesal Surya pada Adiba.
"Iya udah, lepasin dia!" perintah Vio pada Darren.
"Yakin?" tanya Darren sebelum melepaskan Surya.
Sementara Sam yang melipat tangannya di dada itu memiliki firasat lain, hatinya mengatakan kalau Vio akan tertipu oleh mantan suaminya itu.
"Yakin!" jawab Vio dengan yakin. Vio berdiri dan menahan lengan Surya.
"Makasih, ya. Kamu udah nolongin aku!" ucap Vio pada Darren.
"Sama-sama," jawabnya singkat.
Vio menganggukkan kepala pada Sarifah, dalam hatinya bertanya, dari mana nenek itu mengenalnya.
Setelah itu, Vio mengajak Surya untuk mengambil uang tersebut.
"Kami permisi!" kata Vio dan Adiba membantu menahan lengan Surya sebelahnya, berjaga agar Surya tidak melarikan diri.
Apakah Surya benar-benar akan mengembalikan uang tersebut?
"Kasian dia, masih muda udah jadi janda!" kata Sarifah seraya berjalan ke taksinya kembali.
Sam dan Darren hanya mendengarkan. Bingung akan menjawab apa, keduanya adalah pria yang tidak pandai bergosip.
Setelah itu, keluarga Sam kembali melanjutkan perjalanan menuju hotel.
****
Sementara Surya yang diapit oleh dua wanita itu enganggap remeh keduanya. Surya mengibaskan tangannya dengan sekuat tenaga lalu mendorong punggung Vio dan Adiba.
Keduanya tersungkur, lutut dan telapak tangannya harus mencium aspal.
Surya mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri.
"Udah susah payah gue dapatin uang itu dan sekarang lo minta, oh tidak bisa!" kata Surya dalam hati.
Pria itu berlari diantara keramaian supaya Vio tak mudah menemukannya, benar saja, Vio kehilangan jejak Surya.
"Astaga," ucap Vio seraya mata terus mencari keberadaan Surya.
Adiba yang baru tiba itu terengah, menepuk bahu Vio.
"Gimana?" tanya Adiba seraya mengatur nafasnya.
Vio tak menjawab.
"Aku sumpahin kamu mati ketabrak!" ucap Vio dalam hati, baru kali ini Vio mengatakan hal buruk untuk orang lain dan setelah itu segera mengucap istighfar.
"Astaghfirullah!"
Vio mengusap dadanya.
Setelah lelah berlarian, sekarang Vio dan Adiba sedang berada di kafe, keduanya memesan minuman untuk menghilangkan dahaganya.
****
Surya yang baru saja sampai di kos itu menggerutu pada Luky yang tidak membantunya.
Dengan mulut yang terus mengoceh, Surya mengemasi barang berharganya. Surya ingin pergi dari Bali, di mana ada Vio, ia harus melarikan diri.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen ya, all.
Difavoritkan, Bintang lima juga, ya.
Yang punya vote gratis, yuk dukung karya ini dengan Vote/giftnya. Terimakasih bagi yang sudah mendukung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
BODOH..YG ADA DIA MALAH KABUR KALO DI LEPASIN..
2024-05-13
1
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Smoga aja Sam mengikuti diba sama vio
2023-04-02
0
@✹⃝⃝⃝s̊Sᵇʸf⃟akeoff🖤 k⃟K⃠
makin gregetan aku, klo aku d.sna udh ku bejek² dia.. 😑
2022-11-30
1