"Kalian mau sampai kapan di situ?" tanya Sarah seraya menatap Sam yang sedang salah tingkah.
Visual Samantha.
Visual Viona.
Visual Darren.
Mendengar pertanyaan itu, Sam tak menjawab, tetapi pria narsis tersebut membukakan pintu untuk Vio.
"Terimakasih," ucap Vio.
Setelah itu, Sam pun kembali masuk ke mobil, Sam yang melihat Vio tak memasang sabuk pengaman itu memasangkan sabuk pengaman untuk Vio.
Melihat itu, Sarah yang duduk di bangku belakang merasa kegerahan, ia mengipasi lehernya menggunakan tangan kanannya.
"Gerrraahh banget, sih. AC nyalain dong!" protes Sarah yang sebenarnya sedang cemburu berat.
"Masuk freezer aja sono, dingin!" jawab Sam tanpa melihat ke belakang.
Mendengar itu, Sarah mengerucutkan bibirnya, sedangkan Vio sedikit menahan tawa.
"Emang tuh tante frozen food masuk freezer, ada-ada aja nih aki-aki!" gumam Vio dalam hati.
Setelah itu, Sam mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kamu udah sarapan?" tanya Sam seraya melirik Vio.
Vio menjawab dengan menggelengkan kepala.
"Kasian, lagian tadi kenapa enggak mau sarapan bareng?" tanya Sam, tentu saja itu semua adalah pura-pura di depan Sarah.
"Aku maunya makan di restoran, terus di suapin!" jawab Vio, padahal dalam hati, Vio merasa mual saat dirinya harus berpura-pura mesra dengan Sam.
"Bilang dong, kan aku bukan dukun, enggak tau apa yang kamu mau!"
"Uueee!" Sarah merasa mual mendengar ke gombalan keduanya.
Dan sesampainya di depan komplek, Sam menyuruh Sarah untuk turun.
"Udah sampai, turun kamu!" kata Sam seraya melihat kebelakang.
Mau tak mau, Sarah pun turun, menutup pintu mobil Sam dengan kesal.
"Pelan-pelan, woi!" protes Sam setelah menurunkan kaca mobilnya.
"Bodo amat!" jawab Sarah.
"Rese banget lu!" gerutu Sam.
Setelah itu Sam melanjutkan laju mobilnya dan Vio pun bertanya akan mendapatkan potongan berapa banyak.
"Kemarin lu bolos berapa hari? Anggap itu aja itu potongannya, enggak usah ganti hari!" jawab Sam dengan pandangan tetap lurus ke depan.
"Apa? Jadi cuma segitu potongannya?" protes Vio seraya menatap Sam.
"Lah, mau gimana lagi, masa cuma pura-pura gitu aja mau dibayar mahal! Dasar matre!"
"Stop. Udah saya turun di sini aja!" ucap Vio dengan sebalnya. Gadis itu merasa semakin sebal pada Sam.
"Dih, masih muda udah emosian! Lihat nih gue, udah om-om tapi masih mulus!" kata Sam dengan pedenya seraya menepikan mobilnya.
Mendengar itu Vio menaikkan sudut bibirnya.
"Dasar om-om narsis!" gumam Vio seraya turun dari mobil Sam.
****
Di tempat lain, Surya sedang bersama Luky, sahabatnya.
"Makasih bro, lu udah traktir gue jalan-jalan beneran!" kata Luky yang sedang menyantap sarapannya.
Keduanya sedang berlibur di pulau Dewata, Bali.
"Lagian mana seru gue jalan-jalan sendiri!" jawab Surya.
"Btw, lo bisa gitu jual rumah bini lo?"
"Jangan lupa. Nih, gue Surya, pintar! Punya akal bulus!" jawab Surya yang membanggakan dirinya sendiri.
Surya pun menjelaskan kalau dirinya pernah meminta tanda tangan Vio waktu rumah tangganya baik-baik saja. Surya menggunakan tanda tangan itu untuk membuat surat kuasa.
"Wah, gila. Lo bener-bener akal bulus, berarti dari dulu lu udah ngincer rumah Vio?"
"Yah, gimana. Gue kan enggak punya apa-apa. Vionya aja yang bodoh. Gue kan cuma cinta monyet sama dia."
"Enggak takut karma lu?"
"Kalau gue kena karma, lu juga kena, kan lu ikut makan duitnya. Lagian entar gue mau tobat kalau udah tua!" jawab Surya dengan santai.
Luky hanya bisa menggelengkan kepala.
****
Jam istirahat, Adiba membaca pesan dari Vio, Vio mengajaknya untuk makan siang bersama, Vio ingin meminta pendapat dari Adiba.
Adiba mengiyakan dan akan menjemput Vio di toko. Setelah hampir 15 menit, sekarang, Adiba sudah sampai di depan toko.
Keduanya makan soto surabaya yang tempatnya tidak jauh dari toko Viona.
"Ada apa? Tumben kamu ngajak makan bareng?" tanya Adiba seraya memarkirkan motornya.
"Cari tempat duduk dulu, yu!"
Adiba menganggukkan kepala dan setelah mendapatkan tempat duduk juga memesan makanan, Vio mulai mengatakan apa yang mengganjal di hati.
"Begini, Ba. Kan aku udah usaha kemana-mana, tapi aku tetep enggak dapat uangnya, sebenernya ada harapan terakhir, tapi... aku enggak yakin dia bakal minjemin," lirih Vio seraya menatap Adiba.
"Siapa? Kalau kamu kepikiran sama dia, coba aja. Siapa tau di pinjemin," usul Adiba.
"Dia Pak Sam. Orang yang nyebelin itu."
"Astaga, coba aja dulu! Keliatannya dia orangnya enggak pelit."
"Emang enggak pelit, sih. Dia aja mau nolongin aku walau enggak kenal, tapi dia itu nyebelin, sekali nyebelin tetep nyebelin!" kata Vio.
"Awas, nanti lama-lama demen loh!"
"Dih, ogah. Kaya enggak laki-laki lain aja!" kata Vio.
Dan orang yang sedang mereka bicarakan itu harus tersedak saat sedang menikmati makan siangnya.
Sam segera mengambil air putih yang ada di mejanya.
"Siapa nih yang ngomongin gue?" tanya Sam pada dirinya sendiri.
Setelah aman, Sam melanjutkan makan siangnya. Pria itu makan sendirian di ruangannya.
****
Selesai dengan jam kuliah, Darren memanggil Rosi yang sedang duduk di bawah pohon depan kampus.
Yang dipanggil pun menoleh.
"Ada apa?" tanya Rosi.
"Soulmate lo udah datang, gue pergi dulu, ya!" kata Salsa yang kemudian bangun dari duduk.
Ia berpapasan dengan Darren dan menanyakan keberadaan Akmal.
"Tadi sih sama Justin, mungkin ke kantin," jawab Darren.
"Ok.ya udah, gue nyusul mereka, ya. Bye!"
"Bye," jawab Darren, setelah itu, Darren menghampiri Rosi.
"Gue mau main motor trail, ikut enggak?" tanya Darren seraya ikut duduk di bawah pohon.
"Di mana?"
"Temen-temen sih ngajaknya yang deket aja, di depok, ikut enggak? Gue mau berangkat sekarang!"
"Ikut," jawab Rosi seraya bangun dari duduk.
Rosi mengulurkan tangannya pada Darren, membantunya bangun dari duduk. Darren menerima uluran tangan itu lalu merangkul Rosi.
Keduanya terlihat sangat akrab, Darren menganggap Rosi adalah sahabatnya, sahabat sedari kecil, sedangkan Rosi, ia sudah lama menyimpan rasa pada pria itu.
Tak mau merusak persahabatan itu, Rosi memilih untuk memendam perasaannya.
****
Di warung soto.
"Apa aku lepas aja? Dari pada jadi beban pikiran dan hutang aku, Ba?"
"Yakin bisa ikhlas?" tanya Adiba yang kemudian menyeruput es jeruknya.
"Ikhlas pasti berat, tapi mau gimana lagi?"
"Lagian kok bisa dia jual rumah kamu?"
"Aku juga enggak tau, Mana kepikiran aku dia mau jual rumah ibuku." Vio masih bersedih.
"Udah dong, jangan berlarut, nanti kamu sakit gimana?"
"Huft!" Vio menarik nafas.
****
Di kantor, Sam kedatangan tamu, tamu itu adalah mantan kekasihnya.
Tak mudah baginya untuk menemui Sam. Ia terhalang oleh satpam yang menahannya.
"Saya ini calon istri pemilik perusahaan ini, kalian berani kurang ajar, ya!" kata si wanita yang berpenampilan seksi, ia tidak terima di perlakukan seperti itu.
"Panggil bos kalian, bilang kalau saya mengandung anaknya!" ucapnya.
Dan semua karyawan yang melihat itu mulai berbisik, membicarakan Sam dan wanita tersebut.
Sam yang baru keluar dari lift itu bertepuk tangan. Semua orang pun melihat ke arahnya dan satpam yang bertugas itu membubarkan kerumunan.
"Pinter sandiwara juga lu, ya!" kata Sam.
"Gue enggak bohong! Gue hamil beneran!" kata wanita itu seraya menyerahkan tespek.
Sam menerima tespek itu dan tersenyum smirk.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen ya, all.
Difavoritkan juga bintang lima nya. Terimakasih yang setia mengikuti cerita ini.
Sampai jumpa di episode selanjutnya.
Maafkeun typonya, ya 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Semoga Surya mendapatkan KARMA nya..🤲🤲🤲 Jangan bikin Surya kelamaan bersenang-senang nya thor..
2024-05-13
0
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Awas kalau kamu meninggal sebelum taubat .... Makan tuh duit haaram
2023-04-02
0
⸙ᵍᵏTITIAN
wah mantannya hamil sama siapa tuh ngakunya sama sam🤔🤣🤣
2022-11-24
0