Baru Menyadarinya!

Tepat pukul 21.00 Vio menutup tokonya dan di depan toko, ia sudah ditunggu oleh ojol pesanannya.

Tanpa semangat dalam dirinya, Vio yang terlihat malas itu segera membonceng motor si abang ojol.

Jarak dari toko ke kos tidaklah terlalu jauh, setelah 15 menit, sekarang Vio sudah sampai di depan pagar kosnya.

Tanpa Vio sadari, di sana sudah ada duda kesepian yang sedang menunggu di mobil.

Sam yang sedang bermain game online itu menyudahi permainannya, pria berpenampilan santai itu turun dari mobil.

"Vio!" Seru Sam saat melihat Vio sedang menutup pintu pagar kosnya.

Vio melihat kearahnya dan dirinya teringat dengan mencuci mobil Sam. Vio sudah berpikir kalau Sam akan menyuruhnya untuk mencuci mobilnya malam ini juga.

"Bapak? Malam-malam begini cari saya ada apa?" tanya Vio dari balik pagar.

"Kemana aja lu? Kenapa enggak cuci mobil lagi? Mau kabur?" tanya Sam seraya menatap Vio yang juga menatapnya.

"Kalau dilihat-lihat, ternyata cantik dan manis," batin Sam, tanpa sadar pria berambut lurus itu masih memperhatikan Vio.

"Tenang aja, saya enggak akan kabur, saya cuma...," jawab Vio dengan menggantungkan ujung kalimatnya.

Vio hampir menangis ketika dirinya ingin menjelaskan apa yang terjadi dan apa yang dirasakan.

Sementara itu, Sam masih belum sadar dari lamunannya dan itu membuat Vio merasa malu karena ditatap oleh Sam.

"Pak!" seru Vio dan Sam pun tersadar.

"Ah... iya. Ada apa? Kenapa teriak?"

"Bapak ke sini mau ngapain? Nanti kalau saya udah sehat dan baikan, semua urusan saya udah kelar, saya cuci mobil bapak lagi!" kata Vio. Setelah itu, Vio pun beranjak meninggalkan Sam.

"Loh... loh, kok gue ditinggal masuk, gue udah nunggu lama loh!" protes Sam.

Vio yang masih berada di teras itu melihat ke belakang.

"Kan itu kemauan bapak, kenapa protes?"

Dan setelah itu, Vio benar-benar masuk, meninggalkan Sam yang tak percaya, tak percaya ada seorang wanita yang mengabaikannya.

"Arrgghh, terlalu, terlalu bikin gue gemash!" kata Sam, setelah itu Sam kembali ke mobilnya. Ia mengendarai dengan kecepatan sedang.

****

Di rumah Adiba, gadis itu masih memikirkan Vio. Ia sedang menonton televisi bersama ibunya, tetapi pandangannya kosong. Ibunya pun bertanya, "Diba, kamu sakit?"

Diba menoleh ke arah kanannya dan menjawab, "Tidak."

"Diba masih kepikiran sama Vio, kasian dia, Bu!"

"Kamu kasihan boleh, tapi jangan sampai seperti itu, kita bisa ap buat bantu dia, mau bantu juga enggak ada duit sebanyak itu!" jawab ibunya. Lalu, Ibunya itu kembali menonton televisi, tidak ingin tertinggal sinetron kesayangannya.

"Bu, kan cuti Diba masih banyak, Diba mau liburan ya, bu."

"Terserah, siapa tau pulang liburan nanti dapat jodoh!" jawab ibunya dengan pandangan tetap lurus ke depan, menatap layar televisi.

Setelah itu, Adiba bangun dari duduknya, gadis yang sudah mengenakan piyama tidur itu masuk ke kamar, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang.

Adiba menghubungi Vio.

****

Di kos, Vio yang baru saja selesai bersih-bersih itu mengambil ponselnya yang terus bergetar di atas meja.

"Halo," jawab Vio setelah menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"kamu udah pulang, Vi?"

"Udah, kenapa Ba?"

"Nanti aku mau cuti, kita liburan, yuk. Aku yang bayar!" ajak Adiba.

Vio sendiri masih malas, ia tidak ingin ke mana-mana, yang ia inginkan menemukan Surya lalu mencekiknya.

"Tapi kan aku sibuk, Ba. Nyuci mobil, ngurus perceraian, sibuk nyari pinjaman juga," jawab Vio dengan lemasnya.

"Iya, kita jalannya kalau semua urusan kamu udah kelar aja, gimana? Mau, ya! Biar enggak stres, sesekali butuh liburan, kan!"

"Iya udah kalau kamu sabar nunggu!" jawab Vio.

"Iya udah, sekarang kamu udah makan malam belum?" tanya Adiba. Ia benar-benar mengkhawatirkan sabatnya.

"Udah, kamu tenang aja!" jawab Vio berbohong.

"Iya udah, sekarang kamu istirahat, ya!" kata Adiba dan setelah itu, Adiba mengakhiri obrolannya.

"Teman yang baik juga rejeki, kan?" tanya Vio dalam hati. Vio menjatuhkan dirinya di ranjang. Kepalanya sakit dan terasa hampir pecah saat terus teringat dengan masalah yang ada.

"Astaghfirullah," ucap Vio untuk mengurangi sedikit kegelisahannya.

Setelah dirasa tenang, sekarang Vio memejamkan mata. Ia tidur dengan menyimpan kebencian pada Surya.

****

Di rumah Sam. Pria yang baru menyadari kecantikan dari Viona itu menjadi terbayang.

Dari saat pertama bertemu dengannya dan saat ia memperhatikan Vio yang mencuci mobilnya.

"Kenapa gue baru sadar, ya!" ucap Sam yang sedang berbaring di ranjang.

"Astaga, ngapain juga gue mikirin dia!" kata Sam yang kemudian memejamkan mata.

****

Keesokan paginya, Sam yang akan berangkat bekerja itu melihat kalau mobilnya sudah bersih.

"Seharusnya kalau kecapean itu ya jangan subuh-subuh juga nyuci mobilnya!" kata Sam seraya membuka pintu mobil. Pria yang sudah rapih itu mulai melajukan perlahan mobilnya.

Dan rupanya, Vio masih ada di depan rumah Sam. Sam yang baru keluar itu membunyikan klaksonnya.

"Nunggu siapa?" tanya Sam setelah menurunkan kaca mobilnya, Sam menatap Viona.

"Nunggu ojek, tapi tumben... lama enggak datang-datang."

"Masuk! Biar gue antar!" kata Sam.

"Enggak usah, nanti ngerepotin, Bapak kan mau kerja," jawab Vio, ia menolak dengan halus.

Dan ternyata, Sam juga Vio diperhatikan oleh Sarah. Sarah mengerucutkan bibirnya dan mulai penasaran dengan Vio yang ke rumah Sam di setiap pagi.

Sarah yang tak suka melihat itu menghampiri Sam.

"Mas. Aku boleh enggak sekalian ikut ke depan, mobil aku mogok," kata Sarah yang berdiri di samping pintu mobil Sam.

"Enggak, nanti pacar gue marah!" kata Sam seraya melirik Vio, matanya berkedip memberikan kode dan Vio sama sekali tak mengerti maksud Sam.

"Bukannya kamu jomblo, Darren yang bilang!"

"Anak itu tau apa," jawab Sam seraya turun dari mobil, ia membukakan pintu mobil untuk Vio dan memaksanya masuk.

"Pak, saya enggak mau ngerepotin!" kata Vio yang tak mau diantar oleh Sam.

"Masa sama pacarnya manggil bapak," cibir Sarah seraya melengos. Ia tetap masuk juga ke mobil Sam dan Sam berbisik di telinga Vio.

Jarak yang begitu dekat membuat Vio dapat mencium aroma wangi dari parfum Sam, begitu juga dengan Sam yang dapat mencium aroma wangi dari rambut Vio yang terurai.

"Bantu gue, nanti gue potong hutang lu!" bisik Sam dan itu membuat Vio tersenyum, ia merasa senang karena akan mendapatkan potongan.

"Serius?" tanya Vio dan kedua mata itu saling menatap untuk beberapa detik.

"Astaga, kenapa aku merasa grogi!" kata Vio dalam hati.

Dan kedekatan itu membuat Sarah iri. Selama ini ia mengejar Sam dan tak pernah sama sekali Sam menatapnya seperti itu.

Dengan sengaja, Sarah membuka pintu mobil lalu menutupnya kembali dengan kencang membuat Vio dan Sam tersadar. Vio segera menundukkan kepala sedangkan Sam mengusap belakang kepalanya.

Keduanya menjadi salah tingkah.

Bersambung

Jangan lupa like dan komen, ya. Difavoritkan juga.

Maafkan typonya y 😁😁

Terpopuler

Comments

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Awas Sam kebablasan loh

2023-04-02

0

⸙ᵍᵏTITIAN

⸙ᵍᵏTITIAN

sam sudah mulai terpesona sm vio

2022-11-24

0

🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀

🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀

Tanda tanda mulai ada rasa🎶🎶🎶

2022-11-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!