Pergaulan Bebas?

"Yang jadi bininya pasti makan hati mulu!" kata Vio dalam hati.

Dan apakah Sam akan melupakan janjinya untuk berhenti bermain perempuan?

Sedangkan Sam, sekarang sedang menggombali Adiba.

"Saya harus panggil apa? Bapak, om atau siapa?" tanya Adiba yang sedang merasa grogi.

"Boleh panggil om, Om Sam. Berapa usiamu?"

"25 tahun, Om" jawab Adiba.

"Masih muda. Sudah menikah? Om takut kena sleding suamimu."

Adiba menggelengkan kepala, ia merasa kalau Sam adalah pria yang selama ini ia cari, tampan, matang dan sepertinya dewasa.

Sam pun melirik pada Vio, Vio yang seperti menjadi obat nyamuk diantara keduanya.

"Apa liat-liat?" tanya Vio seraya menatap Sam.

"Astaga, Vio. Galak banget sih kamu!" protes Adiba seraya mengusap punggung tangan Vio yang berada di atas meja.

Sam tidak mempermasalahkan itu, justru Sam menanyakan kapan baju seksinya akan diambil.

"Gaun malam lu, masih ada di rumah gue, kapan mau diambil?" tanya Sam.

Pertanyaan itu membuat Adiba salah paham, ia mengira kalau Vio ada main dengan Sam.

"Vio, kamu selingkuh?" tanya Adiba.

"Aku kalau mau selingkuh liat-liat dulu orangnya, Ba!" jawab Vio.

"Jangan salah, gini-gini banyak yang antri!" timpal Sam dengan pedenya.

"Gimana enggak antri, habisnya om ganteng, sih!" puji Adiba dan pujian itu membuat Sam semakin kepedean.

"Uueeek!" Vio merasa mual mendengar pujian dari Adiba.

"Udah... udah, kalian ini kenal di mana? dari mana? Setau ku Vio enggak punya teman lain selain aku? Terus apa itu gaun malam? Emangnya Vio pernah pakai rok, kamu kan tomboi, kayanya lucu kalau liat kamu pakai rok."

"Jangan bahas ini," kata Vio yang tak ingin teringat dengan kejadian malam itu, dirinya merasa malu di depan Sam.

Sam pun berbisik di telinga Adiba, "Temanmu sensitif!"

"Kalian kalau mau gibahin orang itu tunggu orangnya enggak ada!" kata Vio.

"Kan apa aku bilang," kata Sam pada Adiba.

"Giliran sama Diba aja bisa aku dan kamu, giliran ke aku, lu... gue dah kaya apaan tau!" protes Vio dalam hati.

"Kalian kayanya cocok, aku pulang aja, ya!"

"Eh, kemana, kan kita mau jalan habis ini!" kata Adiba.

"Biarin, jalan sama om aja, gimana?" ajak Sam.

Dan Adiba menjadi bingung, di saat itu juga Vio memilih pergi, ia memilih untuk pulang ke kos.

"Siapa tau mereka jodoh, tapi kalau aki-aki itu udah ada bini gimana? Nanti Diba jadi yang ke dua dong." Vio berbicara sendiri dalam hati, ia berjalan keluar dari kafe, menunggu taksi di tepi jalan.

****

"Tapi, nanti istri om marah enggak? Diba takut dilabrak sama istri orang."

"Aman, om duda, bebas mau sama siapa aja," jawab Sam seraya menatap Adiba.

Apakah Adiba kan menjadi sasaran Sam untuk menjadi teman bermalamnya?

"Pacar, ada?"

"Enggak ada, om baru putus," jawab Sam dan setelah itu Sam segera memesankan minum dan makanan untuk Adiba, keduanya semakin akrab.

Selesai dengan makan malam, Sam mengantarkan Adiba pulang, di perjalanan pulang, Sam menanyakan alasan kenapa gadis secantik Adiba belum menikah.

"Belum mau aja, masih pengen bebas, takut kaya Vio," jawab Adiba seraya melihat Sam yang sedang fokus mengemudi.

"Kenapa sama temanmu itu?" Sam mulai penasaran.

"Suaminya gila, sekarang Vio lagi ngurus perceraiannya."

"Oh calon janda toh dia," kata Sam.

"Astaga, ngomong apa aku ini, ngapain juga ceritain soal Vio, entar Vio ngambek gimana," gumam Adiba dalam hati, ia merasa tidak enak dan mulai menggigit ujung jari telunjuknya.

"Tapi kamu udah pernah main? Masa gadis seumur kamu masih polos di kota sebesar ini?" tanya Sam seraya melirik Adiba.

"maksud om?"

Adiba melihat ke arah Sam, ia tidak mengerti maksud pria itu.

Sam berbisik di telinga Adiba.

"Main di atas ranjang."

"Astaga, Adiba masih suci, om. Adiba mau kasih kesucian Diba buat suami Diba nanti," jawab Adiba.

"Oh, untung gue nanya dulu, kalau gue yang bobolin bisa repot entar kalau dia minta tanggung jawab," batin Sam.

"Baguslah," jawab Sam.

Tak terasa, sekarang Sam sudah sampai di depan rumah Adiba. Rumah sederhana yang tidak jauh dari rumah Vio.

"Makasih, Om," kata Adiba yang sudah turun dari mobil Sam.

Sam menganggukkan kepala.

Setelah itu, Sam melajukan mobilnya perlahan. Meninggalkan perumahan sederhana itu.

"Ya ampun, Vio bisa kenal sama cowok se keren itu di mana coba, mana enggak cerita dia sama aku! Vio harus jelasin pokoknya!" kata Adiba, setelah mobil Sam tidak terlihat, Adiba pun masuk ke rumahnya.

Adiba mulai penasaran dengan Sam.

****

Di perjalanan, Sam yang kesepian itu ingin membelokkan mobilnya ke sebuah kelab malam.

"Persetan ama janji, lagian Darren enggak tau juga!" kata Sam yang benar-benar membelokkan ke kelab malam.

Di sana, Sam hanya memesan minuman, banyak wanita cantik, seksi dan montok yang menghampirinya, tetapi, Sam tidak tergoda, ucapan Darren seolah terngiang di telinganya.

"Papi mau sakit? Kalau udah sakit, menyesal pun enggak ada gunanya!"

"Benar juga kata Darren!" ucap Sam seraya menenggak minumannya.

Tak berlama-lama, Sam yang duduk di kursi mini bar itu mulai bangun dari duduknya, ia membayar lalu pergi ke rumah sakit.

Ia ingin memeriksakan kesehatannya.

****

Di vila

Anak-anak muda itu baru selesai dengan pesta barbeque, Darren yang sedang kebelet buang air itu berjalan cepat ke salah satu kamar mandi.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Darren langsung membukanya.

tak disangka, ternyata ada Salsa dan Akmal yang sedang saling memagut, bahkan tangan Akmal berada di dada Salsa.

"Astaga!" teriak Darren dan Darren secepat kilat menutup kembali pintu kamar mandi itu.

Dan yang di dalam pun menghentikan ciuman panas itu. Salsa segera merapikan kembali pakaian dan rambutnya yang sudah mulai berantakan.

Lalu, pintu kamar mandi itu terbuka kembali, Darren yang membukanya.

"Kalian ini apa-apaan?" tanya Darren.

Darren adalah pria yang lurus, itu didikan dari neneknya, Darren tidak menyukai pergaulan bebas dan sekarang memprotes temannya.

"Kalau tau kalian mau berbuat, mending gue enggak usah ikut!" kata Darren seraya meninggalkan kamar mandi.

Dan suara ribut dari Darren itu mengundang teman yang lainnya datang.

"Ada apa ini?" tanya Rosi pada Darren.

Darren tidak menjawab, ia terus berlalu, Darren ingin pulang, tidak ingin ikut terbawa dosa, begitu lah pikir Darren.

"Kami kepergok!" kata Akmal seraya menggaruk tengkuknya.

"Kepergok ngapain?" tanya teman yang lain, sedangkan Rosi mengejar Darren.

"Ciuman," lirih Akmal seraya cengengesan.

"Haha, kalian udah kebelet kenapa enggak nikah aja, nanti hamil duluan gimana? Kan malu!"

"Masa ciuman doang bikin hamil!" timpal Salsa.

"Awalnya ciuman, Sa. Lama-lama jadi buka-bukaan!" timpal Lea, teman Salsa.

"Kaya tau aja lo!" Akmal menoyor kepala Lea.

"Udah bubar... bubar, awas kalian, jangan lanjut di kamar, ya!" kata Justin, teman Akmal, pacar Lea.

"Kaya kalian enggak pernah aja!" protes Akmal.

Justin dan Lea pun tersenyum.

"Kami kan cuma mengingatkan, lagian kami enggak sampai buka-bukaan, iya enggak, yank?" tanya Justin pada Lea.

Dan benar, Justin menjalin hubungan bersama Lea sejauh ini hanya mengecup kening dan pipi.

Bersambung.

Jangan lupa like dan komen, ya ☺.

Terpopuler

Comments

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

bener bener ya kumpul kebonigu namanya ckckck

2023-04-02

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Awal mulainya dia. tuh kecelakaan nabrak Mobil 🤣🤣🤣

2023-04-02

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Dia kan Duda bisa bisa Adiba keponvit sama Darren 🤣🤣

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!